"Hana!" panggil Umik.
"Iya, Umik," sahut Hana yang tadi memasak kini berjalan mendekat ke arah Umik.
"Tolong antarkan Arum ke mushollah tempat mengaji!" pinta Umik.
"Baik, Umik, Mari Mbak saya antar." Hana tersenyum melangkah sambil memberi isyarat agar Arum berjalan mengikutinya.
Hana berjalan menuju mushollah tempat mengaji, terlihat Hasan tengah mengajar membaca makna dan menjelaskan artinya.
'Aura seorang santri memang tak bisa di remehkan, mereka terlihat begitu mempesona meski hanya berbalut baju taqwa.' Batin Arum menatap lekat ke arah Hasan yang tengah mengajar.
Arum duduk di barisan paling belakang mendengarkan setiap materi yang di sampaikan oleh Hasan.
Sesekali Hasan melirik keberadaan Arum melihat betapa seriusnya dia dalam mendengarkan setiap materi yang di sampaikan.
"Sesungguhnya kiamat itu ada dua kiamat sugra dan kiamat kubro, kiamat sugra contohnya kematian, banjir atau bencana lainnya sedang kiamat kubro adalah kiamat besar penanda akhir zaman." Hasan menjelaskan kandungan dari kalimat yang baru saja di maknai.
Satu jam sudah berlalu waktu mengaji telah usai Arum masih betah menyelesaikan apa yang ingin dia tulis.
"Berasa kuliah lagi" gumam Arum yang merangkum setiap penjelasan Hasan.
"Hay Mbak, anak baru ya?" sapa seorang gadis dengan senyum ramah.
"Eh, iya," jawab Arum spontan.
"Kenalin namaku Sinta." Gadis itu mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya.
"Hay Sinta, namaku Arum." Arum menyambut jabatangan Sinta.
"Aku Desy," Gadis yang sejak tadi duduk di sebelah Sinta juga ikut memperkenalkan diri.
"Arum," jawab Arum tersenyum manis ke arah Desy.
"Kamu tinggal di asrama mana?" tanya Sinta.
"A~Aku sementara ada di rumah Umik,"jawab Arum polos tanpa mengerti apa penyebab dari ucapannya.
"Rumah Umik?" Sinta dan Desy saling berpandangan mendengar jawaban Arum.
"Iya, memang kenapa?" tanya Arum.
"Apa kamu saudara dari Umik?" tanya Desy
"Bukan, Aku hanya orang biasa seperti kalian," Arum mulai mengerti arah pembicaraan kedua teman barunya itu.
"Mungkin besok Aku sudah pindah ke asrama." Sambung Arum.
"Hebat ya kamu bisa menginap di ndalem, Aku juga mau kayak gitu." Ujar Sinta.
Arum hanya tersenyum menanggapi ucapan kedua yang tadi berkenalan dengannya.
"Kalian ada di asrama yang mana?" tanya Arum.
"Kami di D2," jawab Desy
"Kalian se kamar?" Arum kembali bertanya.
"Iya, kami memang se kamar, memangnya kenapa?" Desy dan Sinta kembali bertanya.
"Kalau Aku ikut sekamar dengan kalian apa boleh?" tanya Arum ragu-ragu.
"Pasti bolehlah, makin banyak Kan makin seru," ujar Kedua teman baru Arum.
"Kalau begitu besok Aku akan pindah ke kamar kalian, tapi saat ini Aku mau di rumah Umik." Arum berucap dengan penuh semangat, mengingat dirinya masih harus berada di rumah.
"Baiklah kita tunggu kedatanganmu Arum," pamit kedua gadis cantik yang kini berdiri hendak pergi meninggalkam Arum yang masih setia duduk melihat kepergian Arum.
"Maaf Mbak Arum!" panggil Hana dengan nada yang begitu lembut.
"Iya, ada apa Mbak?" tanya Arum
"Mbak Arum di panggil Umik, di suruh pergi ke ndalem, Umik menunggu Mbak Arum." Dengan sopannya Hani menyampaikan pesan Sang Umik.
"Baiklah, terima kasih Mbak Hani," Arum berdiri melangkah masuk ke dalam rumah Umik dan berjalan langsung masuk ke dalam dapur, terlihat semua keluarga telah siap di meja makan.
'Apa mereka menungguku?' batin Arum yang merasa tak enak hati.
-
-
-
-
-
Kakak2 maaf ya updatenya sedikit, author sakit perut seharian ini. minta do'anya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 303 Episodes
Comments
Rizka Hasanah
Hana itu anaknya kak Arif ya Thor
2021-10-07
0
hilman maulana
thor kok hana pangil UMIK???apa hana family uqi ?
2021-07-03
0
Dinda Lestiyana
thor q rindu uqi berdebat dengan arif ckckck ,, semoga uqi sama temen2 asrama dlu bisa reuni ,,
2021-06-22
2