MERAJUT SERPIHAN CINTA
Jika waktu yang selama ini kita miliki tak lagi memiliki makna bagimu, maka ku akan bertahan demi anak-anak. Kita akan mulai berjuang mencari kebahagiaan walaupun tidak lagi bersama.
Malam ini Citra berdandan dengan cantik. Segala wewangian sudah ia oleskan ke sekujur tubuhnya. Sudah hampir dua bulan ia dan Pram tidak melakukan ritual suami istri. Keduanya sama-sama sibuk. Kegiatan kantor telah menyita waktu Citra, apalagi sekarang jadwal mengikuti workshop serta seminar di luar kota begitu padat. Sedangkan Pram, semenjak menggantikan almarhum Prima Wijaya Santosa papanya sebagai Ceo di Antariksa Group membuat jadwalnya padat merayap, sehingga pulang ke rumah hari telah gelap dan semua penghuni telah terlelap dalam pelukan malam.
Citra merindukan kehangatan tubuh kekar suaminya. Bagaimana Pram memanjakan dirinya dengan sentuhan-sentuhan lembut dan mesra, menghujaninya dengan kata cinta, yang selalu membuat Citra melayang.
“Cukup Wid…” Pram mendorong tubuh Widya yang sudah berada di pangkuannya.
Walaupun ia mencintai kekasihnya, tapi ia tidak mungkin melampaui batas. Jemari Widya sudah menelusup ke bawah membuat Pram menggeram menahan gairah yang sudah hampir naik ke kepala.
“Bukankah mas akan segera menceraikan perempuan itu?” suara manja Widya mendesah syahdu.
“Kita hanya bisa melakukan sebatas ini. Aku menyayangimu. Aku tak akan menodaimu sebelum ijab kabul terjadi antara kita.” Pram mengecup mesra kening Widya.
Dengan cepat Pram merapikan blouse Widya yang acak-acakan akibat permainan jemarinya.
“Hari sudah malam, aku akan mengantarmu pulang.” Pram bangkit dari sopa yang menjadi saksi kemesraan antara ia dan sekretarisnya.
Jam di dinding berdentang 9 kali. Suara mobil Pram sudah terdengar memasuki garasi. Karena posisi kamar mereka di bawah, jadi Citra bisa mendengar dengan jelas. Ia menyemprotkan parfum di lehernya yang putih dan jenjang.
Pram memasuki kamar mereka. Ia terkejut melihat Citra yang belum tidur. Penampilan Citra begitu menggoda iman. Pram menelan ludah. Ia berjalan langsung ke kamar mandi, berusaha mengalihkan perhatian. Setelah membersihkan badan dan mengganti pakaiannya ia langsung merebahkan tubuhnya di pembaringan. Tak ia pedulikan Citra yang masih menyisir rambutnya yang panjang melewati bahu.
Melihat sikap Pram yang acuh, Citra segera beranjak mendekati suaminya dan berbaring di sisinya. Ia mulai melingkarkan tangannya ke tubuh Pram yang berbaring membelakanginya. Jemarinya yang lentik mulai membelai dada Pram yang bidang dan kokoh padat berisi. Ia mulai mengecup leher Pram sambil meniup-niupnya dengan hangat.
Pram mencekal tangan Citra dan menahannya dengan kuat. “Hari sudah malam. Aku benar-benar capek malam ini.”
“Sebentar aja, ya…” rayu Citra lembut mendayu. Ia mengendus-endus leher suaminya yang menghujaninya dengan kecupan-kecupan ringan.
Pram menggelengkan kepala cepat. “Besok pagi sekali aku akan berangkat ke Semarang. Aku nggak mau ngantuk di perjalanan.” Ia langsung menutup tubuhnya dengan selimut hingga ke kepala.
Citra terpaku melihat sikap Pram. Apa yang terjadi dengan suaminya. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja, dan Pram tidak pernah bersikap kaku dan kasar. Malam ini sikap Pram benar-benar lain.
Air mata Citra menetes tak terasa membasahi pipi sekaligus hatinya yang terdalam. Ia sedih dan terluka atas penolakan Pram. Ini yang kedua kalinya Pram menolak hubungan intim dengannya. Padahal ia sudah berusaha pulang lebih awal dari kantor, agar dapat mempersiapkan kebutuhan keluarganya di rumah, termasuk melayani suaminya.
Sebelum Pram terbangun dari tidurnya, Citra telah selesai melaksanakan salat Subuh juga membangunkan Kinar dan Damar untuk salat bersamanya. Ia tau Pram masih kelelahan, jadi ia tidak ingin mengganggu istirahat suaminya.
“Ma, saat SMA tahun depan mbak ingin melanjutkan di Solo aja, ” ujar Kinar sambil menikmati sarapan paginya.
“Aku tetap di sini aja, kasihan mama sendirian nggak ada temannya,” sela Damar.
“Papa kan nggak kemana-mana.” tukas Kinar cepat.
Pram tersedak. Ia merasakan sesuatu menggores hati kecilnya mendengar pembicaraan yang terjadi. Tapi tak dapat ia pungkiri, akhir-akhir ini ada yang lain pada hatinya. Pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 14 tahun terasa mulai dingin dan hambar belakangan ini.
Seseorang di kantor mulai mengganggu pikirannya. Sekretaris muda yang berpenampilan selalu segar diam-diam mulai mencuri hatinya. Sikapnya yang berani mendobrak kekakuan Pram. Suaranya yang merdu, merayu membuat hati kecil Pram merasakan sesuatu yang sudah lama tak pernah ia rasakan.
Citra termangu mendengar ucapan Damar, “Apakah Damar juga merasakan firasat yang kualami?” batin Citra lirih.
Ia berusaha menolak pemikiran negatif yang mulai mengganggu pikirannya. Ia menatap Pram yang tak acuh menikmati sarapan pagi itu. Biasanya Pram akan mulai berbincang-bincang seputar keseharian putra-putrinya. Tapi kini, hanya kekakuan yang terjadi di meja makan, walaupun Kinar dan Damarlah tetap tidak pernah merasa bosan berbicara tentang sekolah maupun teman main mereka.
“Cukup, Wid…” Pram menghentikan cumbuan Widya sekretarisnya yang masih bergelendot manja di pangkuannya.
“Ntar lagi dong, mas. Aku kan masih kangen.” Widya masih mengecup leher Pram sambil menjilatnya dengan mesra.
Darah Pram terasa naik ke kepala. “Cukup, Wid. Aku nggak ingin melakukan hal terlarang. Kita belum sah.” Ia menghentikan tangan Widya yang mulai merambah turun ke dadanya.
“Aku sangat mengagumimu…” desah Widya manja, sambil turun dari pangkuan Pram.
“Aku tau. Semua perlu proses.” Pram memeluk kekasihnya sambil mengecup kening Widya dengan mesra.
“Aku akan sabar menunggumu.” Widya mengeratkan pelukannya. Aroma parfum maskulin Pram benar-benar memabukkannya. Rasanya ia tak ingin melepas pelukan itu. Yang ia inginkan sekarang menarik Pram ke ranjang yang hangat, namun Pram bukanlah laki-laki yang sembarangan membawa perempuan untuk menghangatkan ranjangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
YuWie
hah..lelaki..14th pernikahan sdh merasa dingin.
2024-11-06
1
Sera
mampir thor...
2024-06-20
0
Ide'R
Mampir thor..sehat slalu
2022-03-22
0