BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~

Sejak Reana keluar dari rumah sakit, Nico mencoba bertahan untuk tidak menemuinya, tapi kerinduannya tak bisa di tahankan lagi. Nico bertekad menemui Reana di restoran, tapi mendapati restoran telah tutup, terlihat dari papan tandanya yang bertuliskan 'close'.

Apa yang terjadi, sekarang masih belum terlalu malam, apa terjadi sesuatu pada Reana, bisik hati Nico mulai panik.

Tak pedulikan tanda tutup, Nico masuk kedalam, mendapati restoran yang kosong. Nico berjalan lebih kedalam, matanya tertumpu pada satu meja, dimana seorang eksekutif muda duduk berhadapan dengan Reana. Nico terhuyung melangkah mundur.

Pemandangan yang sama sekali tak diharapkannya. Reana makan malam bersama seorang eksekutif muda. Dadanya sesak, mendadak oksigen hilang dari udara. Nico melangkah keluar dari restoran, disana Nico menarik nafas sedalam-dalamnya.

Tak kuat berdiri tegak Nico bersandar dibalik pohon yang tak jauh dari restoran. Wajahnya meringis menahan sakit di dadanya, baru kali ini dia merasakan hal seperti itu.

Siapa dia, apa hubungannya dengan Reana ? apa dia laki-laki yang ada di hati Reana ? jerit hati Nico.

Tak berapa lama kemudian terdengar langkah kaki dan pembicaraan beberapa orang yang keluar dari restoran. Terlihat Reana dan pak Gunawan mengantar tamu restoran.

Dilihat dari cara pak Gunawan yang begitu hormat, dapat dipastikan bahwa pelanggan kali ini adalah seseorang yang sangat istimewa. Reana berdiri menunduk di samping pak Gunawan.

Tiga orang laki-laki yang terlihat seperti pengawal bergerak meninggalkan teras restoran, dan seorang laki-laki muda yang jelas seperti seorang eksekutif muda menunggu, ditemani pak Gunawan dan Reana yang berdiri dibelakangnya.

Dua mobil mewah tiba didepan teras, seorang pengawal turun untuk membukakan pintu untuknya.

Eksekutif muda itu berbalik kebelakang, mendekati Reana, memegang tangan gadis itu, dan mendekatkan wajahnya. Nico melihat laki-laki itu mencium Reana.

Nico tak sanggup lagi memandang adegan itu, dia membalikkan badan mencoba berdiri tegak namun kakinya tak mampu, hingga akhirnya dia tersandar di pohon trotoar itu.

Karena pria itukah dia menolakku?

Karena pria itukah dia mengusirku?

Kenapa.., kenapa kau tak mengatakan apapun?

Kenapa kau tak bilang ada seseorang di hatimu?

Kenapa?

Kenapa?

Jerit hati Nico, begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab olehnya.

Entah berapa lama Nico tersandar dibalik pohon itu. Nafasnya terasa sesak, laki-laki itu tidak tau kenapa dadanya bisa sesakit itu.

Kenapa Reana tidak mengatakan apa-apa ?

Apa Reana sengaja mempermainkan perasaanku ?

Apa dia ingin membalasku karena menganggapku telah melecehkannya ?

Nico menekan dadanya yang sakit.

Kenapa rasanya begitu sakit ?

Kenapa aku merasa tidak rela ?

Reana bahkan tidak ada hubungannya denganku ?

Nico bertanya-tanya didalam hati, bimbang memilih apakah ingin mundur atau melanjutkan usahanya mendekati Reana. Laki-laki itu berdiri tertunduk hingga ia tak menyadari kehadiran Reana, yang hendak berjalan pulang.

Reana terkejut saat melihat ada seseorang berdiri dibalik pohon. Dan setelah diperhatikannya, ternyata orang itu adalah Nico, yang bersandar di pohon dengan wajah yang terlihat pucat.

"Kak Nico kenapa ? tanya Reana heran melihat sikap Nico yang hanya diam mematung.

Tak ada jawaban, Nico bergeming.

"Kak, apa kakak sakit ? tanya Reana lagi.

Tapi masih tak ada jawaban, jiwa Nico seperti tak berada ditubuhnya. Reana menyentuh lengan laki-laki itu dan menggoyangkannya. Nico terkaget menoleh kearah Reana. Tapi pandangannya terlihat kosong.

"Kakak kenapa ? apa kakak sakit ?" Reana mengulangi pertanyaannya

Gadis itu menatap wajah Nico yang terlihat pucat. Nico menggeleng pelan lalu melangkah kearah motornya yang diparkir tak jauh dari situ. Meninggalkan Reana begitu saja.

"Terimakasih karena telah menolong dan menjagaku dirumah sakit" jerit Reana mencoba memancing respon dari Nico.

Langkah Nico terhenti sesaat, lalu lanjut berjalan kearah motornya. Reana menatap Nico, laki-laki itu tak mempedulikannya.

Reana memutuskan untuk melanjutkan jalannya menuju halte namun beberapa langkah kemudian langkahnya terhenti, perasaan Reana tidak enak, laki-laki itu tak menjawab ucapannya sedikitpun. Dan tingkahnya terlihat aneh.

Reana tidak ingin terjadi sesuatu pada laki-laki itu. Apa mungkin dia bisa mengendara motor dengan kondisi seperti itu. Reana membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi jika Nico mengemudikan motornya dengan pikiran linglung seperti itu.

Reana membalik badannya dan melangkah cepat kearah Nico. Nico yang sudah siap berlalu dari tempat itu, terhenti, Reana menghentikannya.

Menatap mata Nico yang sama sekali tak mau melihat kearahnya. Laki-laki itu hanya menunduk. Reana mengarahkan wajahnya tepat di depan wajah Nico, namun laki-laki itu justru memalingkan wajahnya.

"Kenapa kakak kemari?" tanya Reana.

Panggilan kakak yang diucapkan Reana biasanya membuat hati Nico berbunga-bunga. Tapi tidak kali ini, bahkan Nico seperti tak ingin mendengarnya.

Nico tak menjawab, seperti tak ingin menjawab. Raut wajahnya terlihat, sedih, murung seperti kehilangan semangat. Nafasnya turun naik seperti menahan perasaan.

"Kenapa kakak kesini ?" tanya Reana masih mengulangi pertanyaan yang sama.

Nico masih diam membisu, Reana mulai panik, melihat sikap Nico yang seperti mengalami peristiwa yang membuat jiwanya syok.

"Ngapain kakak kesini" jerit Reana semakin panik melihat tingkah Nico yang aneh.

Gadis itu bahkan menghentakan kakinya karena kesal tak mendapat jawaban dari Nico. Gadis itu bahkan menggoyang-goyangkan tangan laki-laki itu.

Tak berapa lama kemudian Nico seperti tersadar, lalu melepas helmnya. Berdiri berhadapan dengan Reana, namun masih menghindar dari tatapan gadis itu.

Matanya memerah menatap kearah bawah masih menghindari tatapan mata Reana. Semua pertanyaannya yang tadi terlintas di kepalanya tak sanggup terucap, tak mampu diungkapkannya, Nico hanya diam.

Reana sendiri juga bingung harus bicara apa. Harus memulai dari mana, hingga dia teringat akan satu hal.

"Maafkan aku, atas ucapanku waktu itu" ucap Reana ragu-ragu.

Nico mengangkat wajahnya. Nico bingung memaafkan Reana atas ucapannya yang mana.

"Waktu itu, aku cuma ingin kak Nico pulang dan istirahat. Aku tidak bermaksud mengusir, selalu melihatmu sama kali tidak ada pengaruhnya dengan sakitku" ucap Reana mencoba menjelaskan maksudnya waktu itu.

Nico mulai mengerti dengan maksud ucapan Reana. Tiba-tiba Nico, teringat akan sesuatu yang ingin di tanyakannya.

"Bukan karena laki-laki itu?" tanya Nico pelan, suaranya terdengar serak.

Reana bingung, apa maksud pertanyaan laki-laki dihadapannya ini.

Laki-laki ? laki-laki mana ? siapa ? pikir Reana dalam hati.

"Eksekutif muda itu, dia sepertinya menyukaimu"

Akhirnya Nico mengungkapkan rasa penasarannya, tercium aroma cemburu disitu. Nico menarik nafas berat setelah mengatakan itu, laki-laki itu seperti tidak siap mendengar jawaban Reana.

"Maafkan aku, aku tidak tau kalau kamu sudah punya..."

Lanjut laki-laki itu namun terputus dia sama sekali tidak ingin mengucapkan kata-kata 'pacar'. Kata-kata itu tenggelam begitu saja, dia merasa tidak sanggup kalau ternyata akhirnya Reana mengiyakan dugaannya.

Namun Nico yakin Reana tau apa maksudnya dan laki-laki itu ingin segera pergi dari situ. Dia ingin mencoba menata hatinya. Dia ingin mencoba menerima kenyataan bahwa Reana tidak mungkin bisa dimilikinya.

"Nggak.., dia nggak ada hubungannya denganku, dia hanya seorang pelanggan" sahut Reana memutus ucapan Nico setelah ia menyadari arah pembicaraan laki-laki itu.

Nico menghembuskan nafas kencang.

"Apa pelanggan boleh mencium pelayan seperti itu" jawab Nico tak percaya.

Nico tertawa miring, tak percaya dengan jawaban Reana. Menurutnya jawaban Reana tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya. Ekspresi Nico tak lagi murung namun berubah marah.

Laki-laki itu menganggap Reana hanya berkilah tidak mau mengakui hubungannya sementara sikap mereka terlihat seperti pasangan atau setidaknya memiliki hubungan khusus.

"Kalau tidak ada hubungannya denganmu, kenapa dia memegang tanganmu dan menciummu ? bahkan berani melakukannya di depan atasanmu ?" tanya Nico bertubi-tubi, menandakan jiwa Nico sudah kembali sepenuhnya ke tubuhnya.

"Apa ?" tanya Reana heran.

Reana menoleh kearah restoran, Reana tersadar dari sini, Nico bisa melihat kejadian tadi. Saat tuan Malvin memegang tangannya dan bergerak mendekat kearahnya.

"Dia tidak menciumku, tapi hanya membisikkan sesuatu" teriak Reana kesal.

Kesal karena dituduh seperti itu, seperti gadis yang tidak memiliki moral melakukan hal seperti itu didepan atasan sendiri. Namun gadis itu akhirnya tercenung teringat kata-kata yang dibisikkan tuan Malvin.

Tolong jangan tanyakan, apa yang dibisikkan laki-laki itu, bisik hati Reana.

"Benarkah?" ucap Nico tak percaya.

"Aku paling tidak suka orang yang tidak mempercayai ucapanku, lagipula, apa kewajibanku memberikan penjelasan padamu" ucap Reana bertambah kesal.

Sekarang Reana bukan sekedar kesal tapi sudah mendekati marah, laki-laki itu berulang kali meragukan ucapannya. Reana beranjak pergi dengan perasaan kesal.

Nico menarik tangan Reana, menghentikan langkah gadis itu.

"Maafkan aku, bukannya aku tidak percaya padamu tapi, apa yang kulihat tadi sungguh-sungguh membuatku terkejut, aku juga tidak ingin percaya dengan penglihatanku, aku..." ucapan Nico terputus begitu saja.

.... cemburu melihat seorang laki-laki ada didekatmu, lanjut Nico dalam hati sambil tertunduk malu ditatap Reana.

Reana menunggu kelanjutan ucapan Nico, namun Nico hanya diam tak melanjutkan kata-katanya.

"Sungguh dia tidak ada hubungannya denganmu?" ulang Nico untuk meyakinkan hatinya.

Reana mengangguk pasti.

"Dia bukan siapa-siapa" jawab gadis itu percaya diri.

Gadis itu tidak ingin Nico salah paham, tak ingin siapapun salah paham terhadapnya. Mengakui memiliki hubungan dengan orang sehebat tuan Malvin, hanya akan membuat orang menertawakannya.

Nico langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya, Reana kaget. Sebutir airmata keluar dari sudut mata laki-laki itu, Nico tertawa senang, wajahnya kembali riang.

Hampir saja, hampir saja aku kehilanganmu karena pemikiranku sendiri, bisik hati Nico.

"Bolehkah aku mengantarmu pulang?" tanya Nico ragu-ragu, masih memeluk Reana.

"Mmm, tapi jangan sambil melamun" ucap Reana sambil mengangguk.

Nico tersenyum, memperketat pelukannya. Rasanya belum puas memeluk gadis yang hampir saja membuatnya menyerah dan putus asa.

...*****...

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

kok orang udah pelukan aja ya padahal baru pdkt

2024-02-27

0

Hera

Hera

bisa deh jalan be2an nih sepertinya moga awal yg baek ya buat mereka be2

2022-06-07

1

Alitha Fransisca

Alitha Fransisca

Yess... makasih lagi..

2021-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!