BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~

"Cukup sekian dulu kuliah hari ini. Makalah yang saya tugaskan minggu lalu silakan kumpul melalui ketua kelas" ucap dosen mengakhiri kuliahnya.

Hasbi berdiri di depan kelas, mahasiswa kelas itu mengantri menyerahkan tugasnya dan langsung meninggalkan kelas.

"Ini Bi, makasih" ucap seorang mahasiswa.

"Ok" jawab Hasbi singkat.

"Thank's Bi" ucap mahasiswi lain.

"Yo" sahut Hasbi sambil merapikan makalah-makalah yang mulai menumpuk.

Alika menyerahkan makalahnya pada Hasbi. Hasbi tersenyum menerima lalu menyatukan dengan makalah-makalah yang menumpuk ditangannya. Laki-laki itu terlihat kerepotan karena makalah yang mulai menumpuk tinggi. Alika mengambil sebagian dan membantunya merapikan di meja.

"Makasih Hasbi sayang" ucap seorang mahasiswi kecentilan, Hasbi mengacungkan jempolnya.

Alika hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Ini, Bi, makasih" ucap Reana bergetar pelan.

Hasbi mengambil makalah Reana tanpa menoleh sedikitpun. Hasbi merapikan makalah-makalah dengan wajah di tekuk, pura-pura tidak mendengar ucapan Reana. Gadis itu membalik badan dan pergi dengan wajah murung. Alika heran melihat sikap tak acuh Hasbi.

"Bi, kamu kenapa?" tanya Alika.

"Emang aku kenapa?" balas Hasbi.

"Reana? kamu nggak balas ucapan Reana" tanya Alika lagi.

"Emangnya harus?" jawab Hasbi singkat.

"Dia itu baru belajar bicara Bi" lanjut Alika sambil menampilkan wajah heran.

Hasbi tertawa sinis sambil memandang Alika.

"Emang dia anak kecil, baru belajar bicara" jawab Hasbi seenaknya.

"Kamu pasti paham maksudku, kamu harus hargai usahanya mengucapkan sesuatu. Kalau nggak, dia bakal diam lagi Bi" ucap Alika memberi nasehat.

Hasbi terdiam, terbayang kejadian yang dilihatnya tanpa sengaja kemaren. Apa yang dilihatnya membuat suasana hatinya tidak nyaman. Setiap kali melihat Reana, membuat Hasbi terbayang lagi kejadian kemarin.

Hasbi tidak suka dengan apa yang dilihatnya karena itu dia lebih memilih untuk menghindar dari Reana. Alika yang tidak mengetahui apa yang terjadi, merasa heran melihat perubahan sikap Hasbi.

Karena kuliah dibatalkan Alika segera pulang, dia memilih menemani mommy-nya ke bandara untuk menjemput si daddy yang baru pulang dari Singapore. Hingga dia tidak mengetahui kejadian yang menggemparkan kemarin.

Hasbi dan Alika berbagi tumpukan makalah, berdua mereka melangkah menuju Sekretariat. Hasbi tenggelam dalam pikirannya, apa yang dilihatnya kemaren membuat perasaannya masih tidak karuan. Alika hanya bisa memandang heran atas perubahan sikap Hasbi tanpa berani bertanya.

"Murahan"

Terdengar seseorang mengatakan sesuatu, Reana menoleh mencari asal suara. Beberapa orang mahasiswi sedang berkumpul melihat kearahnya dengan pandangan yang sinis lalu memalingkan wajah mereka dengan sombong setelah Reana menoleh ke arah mereka.

"Dasar tak tau malu"

"Gampangan"

"Tak tau diri"

Ucapan-ucapan seperti itu sering terdengar belakangan ini. Hingga Reana yakin ucapan itu ditujukan padanya. Mata Reana memanas, air matanya berlinang tapi dia tetap menahannya. Dia mencoba untuk tidak menangis, mencoba mengabaikan apa pun yang didengarnya.

Kenapa kakak kelas itu melakukannya? sejak saat itu dia tidak terlihat lagi, untuk meminta maaf atau menjelaskan sesuatu, batin Reana.

Hasbi, Alika, aku akan segera kehilangan mereka. Mereka tidak akan mau lagi berteman denganku. Tapi, sejak awal aku memang sendiri. Mereka datang dan aku menerimanya, aku bahagia berada di sisi mereka. Aku dihargai, aku di anggap ada. Tapi sekarang mereka pergi, aku sendiri lagi, jerit hati Reana.

Reana berhenti di trotoar. Menitikkan air mata yang sejak tadi ditahannya.

Hanya sekejap, hanya sekejap saja mereka bersamaku. Aku tidak siap, tidak siap kehilangan mereka. Sikap Hasbi telah berubah, Alika pun akan seperti itu, jerit hati Reana.

Air mata gadis itu meleleh sambil menunduk dengan tatapan mata yang kosong. Menunggu bis yang akan membawanya menuju restoran tempat dia bekerja. Sehari-hari melakukan rutinitas, kuliah dan bekerja.

Duduk di halte menunggu seorang diri adalah hal yang tidak di lakukan oleh mahasiswa-mahasiswa kampus itu karena mereka memiliki kendaraan yang membawa mereka kemana pun mereka inginkan, berbeda dengan Reana yang tidak punya apa-apa.

"Reana, kamu dari tadi belum makan, makanlah nak nanti kamu sakit" ucap Bu Shinta khawatir.

Hari ini Reana tidak ikut makan siang bersama karyawan restoran. Memang biasanya saat habis jam makan siang, restoran akan sepi dan karyawan restoran memiliki kesempatan untuk makan siang bersama.

Tapi kali ini Reana tidak ikut serta. Dia memilih menyibukkan diri dengan pekerjaan. Ia tidak ingin orang lain melihat kesedihannya. Setelah apa yang dilaluinya di kampus membuat suasana hati gadis itu buruk, wajahnya selalu terlihat murung dan suka melamun. Reana tidak ingin karyawan-karyawan restoran heran dan khawatir dengan sikapnya.

Menyibukkan diri dengan bekerja dapat sedikit melupakan masalahnya. Dia bahkan mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya. Pak Gunawan sang Manager Restoran pun tak bisa menghentikannya.

Dua hari telah berlalu setelah kejadian itu. Reana berharap semua akan berakhir, berharap semua orang akan melupakannya, tidak mempedulikannya. Reana berharap orang-orang tidak melihatnya. Ia akan hidup seperti dulu, sendiri lagi.

Tapi apa yang terjadi? gadis itu justru mendapat hinaan, ucapan kasar, pandangan mata yang merendahkan.

Reana merasa semua orang menatapnya hina, murahan. Dengan rasa malu yang tak pernah hilang, Reana menjalani hari-hari berat yang membuatnya tertekan.

"Reana" panggil Alika saat Reana baru sampai dikelasnya.

Alika menegurku, Alika masih mau bicara denganku, bisik hati Reana.

"Apa-apaan ini Re? tanya Alika, sambil menunjuk ponselnya.

Reana kaget tak mengerti maksud Alika, gadis itu memperlihatkan ponselnya pada Reana. Semua orang memandanginya, Hasbi yang sedang duduk tak mempedulikannya. Ia hanya sibuk membaca buku.

Reana terkaget melihat beberapa postingan video di ponsel Alika. Kejadian waktu itu tersebar di berbagai media sosial dan terlebih lagi caption yang tertera sungguh membuat Reana tercengang.

'DEMI VIRAL SEORANG MAHASISWI MELAKUKAN TINDAKAN TAK SENONOH DI DEPAN ORANG BANYAK'

'KELAKUAN MAHASISWI MENCORENG NAMA BAIK UNIVERSITAS'

Banyak lagi postingan-postingan video dari berbagai arah dengan caption yang menyudutkannya. Reana tak sanggup lagi menatap, air matanya tergenang mengaburkan pandangannya.

Reana berlari keluar kelas, tapi tak tahu kemana ia akan pergi. Hasbi yang tadinya cuek melempar bukunya mengejar Reana. Hasbi menyesal, harusnya dia tidak mengabaikan Reana seberapapun dia tak menyukai kejadian itu.

Reana masuk ke dalam toilet, menangis sejadi-jadinya.

Harapannya hari ini akan kembali normal seperti dulu, punah begitu saja. Bahkan kejadian itu semakin tersebar. Reana menangis terisak sendirian, dia menghadapi semua ini sendirian.

Hasbi sampai di pintu toilet namun dia terhenti, dia tak mungkin menerobos masuk ke toilet perempuan. Alika yang menyusul langsung masuk dan membujuk Reana.

"Re, ayo keluar, kita bicara Re"

Reana belum bisa meredakan tangisnya. Hatinya terasa remuk, dadanya seperti di tusuk. Reana bahkan menepuk dadanya berkali-kali untuk menghilangkan rasa sakit itu. Reana merasa seperti tidak bisa bernafas.

"Re, kami di sini untukmu" ucap Alika membujuk.

"Pergilah Al, jangan hiraukan aku" ucap Reana pelan.

Akhirnya gadis itu bicara di sela-sela tangisnya. Rasanya Reana tidak ingin mempedulikan Alika, tapi Reana tidak ingin membuat Alika khawatir.

"Kami nggak akan pergi Re. Kami akan di sini menunggumu" ucap Alika tegas.

Hampir satu jam Reana di toilet, gadis itu berusaha menenangkan hatinya, dia juga tak ingin menyusahkan Alika dan Hasbi. Tapi air matanya tak kunjung reda. Mereka berdiri mematung menunggu Reana siap menemui mereka.

Di lain tempat, Ardi menekan bel apartemen Nico berkali-kali. Tapi Nico tak kunjung membukakan pintu. Ardi mulai menggedor pintu dan berteriak.

"Nic, kami tau loe di dalam, buka pintunya" Ardi berteriak mulai tak sabar.

Nico menutup wajahnya dengan bantal di sofa. Ardi, Dito dan Rommy merasa khawatir akan kondisi temannya. Sejak kejadian itu, telah tiga hari Nico tidak terlihat ke kampus. Kemana lagi Nico pergi? karena itu mereka yakin Nico bersembunyi di apartemennya.

"Nic, buka pintunya kami ingin bicara" giliran Dito yang buka suara.

Nico mengabaikan teriakan teman-temannya, dia semakin menambahkan bantal untuk menutupi wajahnya.

"Reana di bully" ucap Rommy singkat.

Nico kaget, sontak melempar bantal yang menutupi wajahnya dan langsung terduduk.

"Ya, kasian Reana, semua karena.." tak sempat Ardi menyelesaikan kata-katanya Nico telah muncul di depan pintu.

Ardi, Dito dan Rommy langsung masuk ke dalam apartemen Nico. Mereka terkaget melihat kondisi apartemen yang seperti kapal pecah. Kotak wadah bekas makanan tergeletak di mana-mana, kamarnya berantakan seperti habis gempa bumi. Mereka yakin Nico juga pasti mengusir bibi yang biasa bertugas membersihkan apartemennya itu.

"Apa loe bilang?" ucap Nico pada teman-temannya.

Ardi memberikan ponselnya dan menyuruh Nico melihat sendiri.

"Kalian menyebarkannya?" tuduh Nico dengan nada tinggi.

"Ya nggaklah Nic, yang bener aja, emang kami orang seperti itu?" ucap Ardi tak di terima di tuduh.

"Kami udah coba nelpon loe, tapi nggak pernah diangkat, bahkan sekarang ponsel loe nggak aktif" ucap Dito kesal.

"Reana di bully sejak hari itu, dia mencoba bertahan dan mengalah. Gadis itu hanya diam saja setiap kali di bully, tapi itu tidak menghentikan mereka mengganggunya" Ardi bercerita panjang lebar.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Nico gusar.

"Posisinya dekat kantin, ada banyak orang di sana, siapa saja bisa merekam dan menyebarkannya" ucap Dito lagi.

"Tega sekali mereka, semua ini gara-gara kalian" teriak Nico.

"Loh, kenapa kami yang di salahin? lagian siapa yang nyuruh loe nyium Reana?" teriak Dito tak kalah kerasnya.

Mereka seperti sudah kehilangan kesabaran. Ardi buru-buru menenangkan Dito. Sementara Rommy menarik Nico duduk di sofa. Nico mengusap wajahnya kasar, dia tidak menyangka akan seperti ini kelanjutannya.

"Nic, loe itu bukan cowok biasa, semua orang memperhatikan tindak-tanduk loe. Orang-orang yang menyebarkan video itu pastilah orang yang iri karena loe cium Reana." jelas Rommy panjang lebar.

"Menurut gue ini pasti ulah Rebecca dan anggotanya" ucap Ardi.

"Kalau waktu itu loe nyium Rebecca, mungkin nggak akan seperti ini jadinya " jelas Rommy.

"Kenapa sih loe mendadak berubah pikiran? idenya itu nyium Rebecca?" ucap Ardi heran.

Ardi berkata seperti itu agar Nico juga berhenti menyalahkan mereka. Nico diam, dia sendiri tidak bisa menjawabnya. Dia hanya bisa mengusap wajahnya berkali-kali.

Dito penasaran karena tidak mendapat jawaban, dia ingin bertanya lagi. Tapi Rommy memberi kode teman-temannya untuk diam. Dia tak ingin mereka lebih mendesak Nico.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Hera

Hera

kan akibat dari hal yg dianggap sepele tpi akibatnya fatal kasian sama reana sampe dibully

2022-06-07

2

✨viloki✨

✨viloki✨

Lagian maenannya aneh nyuruh ciuman, childish !

2022-06-05

2

Syahila Lailli Ramadhani al-goffar

Syahila Lailli Ramadhani al-goffar

😭😭😭😭 kasian km re,,,,

2022-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!