BAB 11 ~ Penjaga Hati ~

Reana sudah bersiap-siap untuk pulang, jam kerjanya telah habis. Setelah mengganti seragamnya Reana melangkah ke pantry room untuk berpamitan dengan Bu Shinta.

Tiba-tiba Nella menariknya kembali ke ruangan ganti. Nella memperlihatkan sebuah postingan pada Reana. Melihat judul postingan itu tangan Reana gemetar. Meraih ponsel Nella, menatapnya dengan nanar.

Gadis itu merekam kejadian kemarin, bisik hati Reana.

Teringat kejadian dimana salah satu teman Rebecca bertingkah seperti sedang merekam, Reana mencoba menggagalkannya. Tapi disaat Reana dan Rebecca berdebat, gadis itu tetap melanjutkan rekamannya.

Sebuah postingan video tentang pertengkarannya dengan Rebecca. Seperti kejadian lalu, judul video itu kembali menyudutkannya.

SEORANG PELAYAN MEMAKSA PELANGGAN MEMINUM JUICE YANG BERISI RAMBUT

Reana terhenyak duduk, dadanya sesak. Rasanya tidak sanggup lagi menjalani masa-masa seperti dulu. Saat tatapan sinis, umpatan, hujatan dari orang-orang disekeliling kampus.

Reana teringat akan restoran, video ini bisa berpengaruh terhadap nama baik restoran. Reana segera berlari ke ruangan pak Gunawan. Disana Reana mendapati Bu Shinta yang sedang duduk tertunduk.

Reana mengetuk meminta izin masuk. Pak Gunawan dan Bu Shinta menoleh kearah gadis itu. Sebenarnya Reana tidak tau apa yang harus dikatakannya, tidak tau apa yang ingin diungkapkannya. Kakinya melangkah begitu saja keruangan itu.

Melihat Reana datang, bu Shinta langsung berdiri, meminta izin pada pak Gunawan. Keluar membawa Reana bersamanya, pak Gunawan hanya menganggukkan kepala.

"Bu, saya ingin bicara dengan Pak Gunawan" ucap Reana berlinang airmata.

"Apa yang ingin kamu bicarakan dengannya?" tanya Bu Shinta.

Reana menggeleng, dia sendiri tak tau, tapi perasaannya mengatakan dia harus menemui Pak Gunawan. Dia akan menerima apapun yang diputuskan Pak Gunawan untuknya.

"Pak Gunawan, sudah tau mengenai postingan itu, tapi beliau tidak mengambil tindakan apa-apa" jelas Bu Shinta.

"Tapi, bagaimana dengan restoran?" ucap Reana, suaranya terdengar serak.

"Pak Gunawan yakin, postingan itu tak akan berpengaruh pada restoran" jawab Bu Shinta lagi.

"Benarkah Bu?" tanya Reana ragu.

Bu Shinta mengangguk pelan sepertinya dia sendiri ragu.

"Kamu sudah mau pulang kan? jalani saja harimu seperti biasa, jangan terlalu dipikirkan" ucap Bu Shinta sambil membelai rambut Reana.

Reana menoleh ke pintu ruangan pak Gunawan. Air mata menetes disudut matanya.

Orang-orang di restoran ini sangat baik, tapi apa yang kulakukan pada mereka. Aku hanya mendatangkan masalah, bisik hati Reana.

Malamnya Reana tak bisa tidur dengan tenang. Bayangan masa-masa berat di kampus kembali terlintas. Kali ini tidak hanya kampus, restoran pun ikut terkena imbasnya, itulah yang paling disesali Reana.

Gadis itu menangis dengan memeluk bantal berharap tangisnya tak terdengar. Hatinya tak kunjung tenang.

Tidur yang tak nyenyak membuat tubuh Reana lemas. Bangun dari tempat tidurnya dengan perasaan yang tak enak. Namun Reana tetap melangkahkan kakinya ke kampus, Reana selalu mengutamakan pendidikannya. Bahkan disaat sakitpun Reana tak mau membolos kuliah.

'Ih... kalo gue digituin, gue cipratin juga, kalo perlu ama meja nya gue tendangin'

Kalimat pertama yang Reana dengar.

'Boro-boro makan disitu mending bagus, pelayannya sengak gitu'

Langkah Reana terhenti, kata-kata yang didengarnya membuat lututnya mendadak lemas hampir terduduk, namun dicobanya untuk bertahan.

Ucapan-ucapan kasar mulai diperdengarkan, kata-kata sindiran mulai diungkapkan. Sengaja atau tidak sengaja mereka membahas postingan itu saat bertemu atau melihat Reana disekitarnya.

Kenapa orang begitu mudah menilai sesuatu yang mereka sendiri tidak paham? jerit hati Reana.

Dikelas terdengar Rebecca dan kawan-kawannya tertawa. Mereka melirik sinis pada Reana, berbicara lalu tertawa. Reana duduk dibangku dan mencoba membaca buku. Namun suara tertawa Rebecca masih terngiang di telinganya.

Reana menggelengkan kepala tak ingin mendengarnya. Namun suara tertawaan itu masih terngiang bahkan saat kuliah dimulai. Reana meminta izin ke toilet, disana Reana segera membasuh mukanya.

Menyipratkan air sebanyak-banyaknya, gadis itu berharap kepalanya menjadi dingin dan suara tawa itu menghilang. Reana menatap ke cermin, air mengucur dari wajahnya. Nafas gadis itu tersengal-tersengal.

Seorang gadis tiba-tiba mendorongnya. Reana terhuyung kesamping wastafel. Gadis yang lain bahkan mendesak nya ke dinding.

"Belagu banget sih loe, merasa jadi Cinderella gitu" ucap gadis itu.

"Nggak tau diri banget siiih" ucap gadis itu sambil menunjuk-nunjuk kening Reana hingga kepala gadis itu membentur dinding.

Reana menangkap tangan gadis itu. Seberapapun takutnya dia, Reana tak suka diperlakukan seperti itu. Orang tuanya saja tidak pernah berbuat seperti itu kepadanya.

Reana masih menggenggam tangan gadis itu. Matanya menatap tajam, air matanya mengalir deras dari situ. Namun matanya membulat melotot menatap gadis itu. Bibirnya bergetar, giginya mengatup.

"Cukup... kau tidak tau bukan, seberapa nekatnya orang yang sedang terpojok" ucap Reana masih bergetar.

Matanya masih melotot tajam pada gadis itu. Bibirnya bergetar keras menahan marah. Gadis itu ketakutan buru-buru menarik tangannya dari genggaman Reana, lalu bergegas pergi.

"Ih... matanya serem" terdengar ucapan gadis itu dibalik pintu.

Reana terduduk merosot di dinding, tangisnya pecah, tangannya terasa dingin, darahnya seperti berhenti mengalir.

"Mama... Reana takut" jeritnya menggema di toilet.

Membayangkan balasan apa yang akan dilakukan gadis- gadis itu terhadapnya. Di zaman sekarang ini banyak perilaku bullying yang berakhir tragis. Tangisannya makin menjadi.

Lebih dari setengah jam Reana terduduk dilantai toilet. Air matanya telah mengering. Reana berdiri dengan lunglai, matanya nanar menatap cermin. Dia kembali membasuh mukanya, kembali ke kelas yang sedari tadi ditinggalnya.

Namun kuliah sudah berakhir, pintu kelas sudah terbuka. Reana hendak masuk ke kelas untuk mengambil ranselnya.

"Semua salahmu" teriak Rebecca.

Reana membalikkan badan, tak jadi memasuki ruangan kelas itu. Tersandar di balik pintu, kejadian tadi sudah membuatnya ketakutan, dia belum sanggup berhadapan dengan Rebecca lagi.

"Kakak telah mengabaikanku, setelah bertemu gadis itu kakak mencampakkan aku" ujar Rebecca masih menjerit.

"Mencampakkanmu, emangnya kapan kita jadian?" tanya Nico terheran-heran.

Tatapan Rebecca melunak.

"Aku tau kak Nico menyukaiku, aku tau kak Nico tertarik padaku" ucap Rebecca tak sekeras tadi.

"Siapa yang tidak tertarik padamu, kamu cantik, kamu anggun, kamu juga populer, cowok mana yang nggak tertarik sama kamu ?

"Tapi aku tak bisa memaksakan perasaanku untuk lebih menyukaimu, karena aku merasa tidak mampu, tidak mampu menjadi seseorang yang sesuai dengan keinginanmu " lanjut Nico.

Reana urung mengambil ranselnya, dia tak ingin lebih lama mendengar percakapan kedua orang itu. Tapi dimana dia akan menunggu ? satu-satunya yang terpikir oleh gadis itu hanyalah perpustakaan.

"Tapi aku menyukaimu apa adanya" ucap Rebecca manja.

Nico beralih duduk disamping Rebecca.

"Karena kamu tidak tau seperti apa aku sebenarnya. Kita tidaklah cocok, aku menyukai kesederhanaan sementara kamu bergaya hidup glamor.

Semua yang kau lihat padaku, pakaian, jam tangan, motor, apartemen dan semua itu, aku merasa itu bukan milikku.

Itu hanya fasilitas dari orang tuaku.

Karena aku anak mereka dan mereka menyayangi ku. Jika aku mengembalikan semuanya, maka aku ini tidak punya apa-apa.

Aku bahkan tidak bisa menghasilkan uang sesenpun, apa kamu mengerti? " ucap Nico panjang lebar.

Rebecca mengangguk, meskipun yang diucapkan Nico tidak semuanya sesuai dengan pemikirannya.

Tapi itu menunjukkan bahwa mereka memang berbeda. Pemikiran dan gaya hidup mereka memang jauh berbeda.

Nico tersentak mengingat sesuatu, tujuannya datang ke kampus adalah ingin mencari Reana. Hari ini tidak ada jadwal Nico kuliah, tapi pagi-pagi sekali, Nico mendapat kiriman video dari Ardi.

Postingan pertengkaran Rebecca dan Reana di restoran, melihat itu hati Nico langsung gusar, Nico sangat mengkhawatirkan keadaan gadis itu.

Segera dia berangkat ke kampus, mencari ruangan mana yang digunakan gadis itu. Nico bahkan melihat ke papan pengumuman, mencari daftar mata kuliah dan ruangan mana yang digunakannya.

Tapi sesampainya disana Nico tak mendapati Reana. Kelas telah bubar tapi Reana tak terlihat, seorang mahasiswa mengatakan Reana hadir tapi meminta izin untuk keluar.

Kemana dia ? pikir Nico.

Nico justru melihat Rebecca dan teman-temannya. Kesempatan itu digunakannya untuk bicara dengan Rebecca empat mata.

Sekarang harus mencari kemana. Kantin ? nggak mungkin, Taman kampus ? tempat Reana dan temannya bicara waktu itu ? batin Nico bertanya-tanya.

Nico pun berlari kesana, ke taman belakang kampus, namun masih tak menemukan Reana. Hanya beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang tersenyum melihat Nico yang kebingungan mencari-cari.

Nico berjalan cepat melewati kantin. Ingatannya kembali pada saat pertama kali berhadapan dengan Reana. Saat itu Reana baru saja keluar dari gedung perpustakaan.

Sontak Nico berlari kearah perpustakaan, masuk kedalam mengitari ruangan. Perlahan-lahan akhirnya Nico menemukan sosok yang dicarinya.

Reana duduk sendirian, dihadapannya terbentang buku yang dipinjamnya. Nico menatap sayu pada gadis itu.

Apa yang dipikirkannya? batin Nico dalam hati.

Lama Nico menatap gadis itu, perlahan-lahan maju berdiri di depan Reana. Namun Reana tak berkutik, dia seperti berada di dunia lain.

Sementara Alika bersembunyi di antara rak buku pustaka. Nuraninya tak tega melihat penderitaan Reana. Teringat masa mereka masih bersama, Alika ingin Reana mau berbagi kesedihan dengannya.

Namun pertengkaran dan masalah antara dirinya, Hasbi dan Reana. Membuat Alika hanya bisa memandang gadis itu dari jauh. Alika tidak tau bagaimana cara memulai lagi persahabatan mereka yang telah retak.

Disisi lain Hasbi hanya bisa tertunduk sambil memegang ransel Reana. Apa yang dilakukannya terhadap Reana di depan restoran waktu itu, membuatnya tak berani menemui Reana.

Mungkinkah Reana mau memaafkanku ? bisik hati Hasbi.

Sejak kejadian itu Hasbi tak berani menemui Reana. Dia takut Reana mengabaikannya dan terlebih lagi dia takut Reana akan semakin membencinya. Hasbi hanya bisa memandang gadis itu diam-diam.

Nico bergerak perlahan duduk disamping Reana. Wajahnya menunduk hingga menyentuh meja, beralaskan kepalan tangan di dagunya, Nico memperhatikan wajah Reana. Reana masih belum menyadari kehadirannya.

"Aku belum pernah ke perpus sebelumnya" ucap Nico pelan.

Reana kaget, lamunannya terusik, perlahan dia menoleh kesampingnya.

"Aku tidak tau fungsi perpus juga tempat untuk melamun?" ungkap Nico pelan, mengingat peraturan di perpustakaan.

"Aku tidak melamun" dalih Reana pelan.

"Lalu apa yang sedang kamu lakukan, baca mantra?" ucapnya setengah berbisik sambil terus tersenyum.

"Baca buku" jawab Reana seadanya.

"Kamu tidak membalik halaman bukumu, lebih dari sepuluh menit" ujar Nico lagi.

Reana menghela nafas panjang.

"Tinggalkan aku sendiri" ucap Reana sepertinya tak mau lagi meladeni ucapan Nico.

"Nggak, aku ingin bersamamu senang atau susah, aku ingin dengar ceritamu, cerita senang atau cerita susah" ucap Nico dengan wajah yang masih tertumpu pada tangannya.

Reana menunduk, gadis itu menitikkan air mata. Kejadian demi kejadian yang menimpanya membuat gadis itu mudah menangis.

Nico bangun dari tumpuannya, memandang Reana dengan perasaan iba. Lalu meraih gadis itu kedalam pelukannya. Reana menumpahkan tangisnya, semakin kuat tangisannya semakin kuat Nico mendekapnya.

Alika bergerak pelan meninggalkan ruangan pustaka.

Dia merasa tak perlu lagi berada disitu. Matanya tertegun pada sosok Hasbi yang sedang berdiri dengan tatapan sayu pada Reana.

Laki-laki itu menitipkan sesuatu pada penjaga pustaka.

Tas ransel Reana, Hasbi pasti ingin mengembalikan ransel Reana, batin Alika.

Reana sudah memiliki seseorang disampingnya Bi... , seseorang yang akan selalu menghibur dan menjaganya. ucap Alika dalam hati.

...*****...

Terpopuler

Comments

Hera

Hera

huuu perang batin nih sepertinya

2022-06-07

2

Sri Hartini

Sri Hartini

lanjutt

2022-01-19

1

dewi putriyanti

dewi putriyanti

semakin seruuu

2021-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!