BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~

Rumor tentang Nico memeluk Reana di lorong kampus merebak. Meski tak ada satupun dokumentasi yang mendukung rumor tersebut. Walau hanya gosip yang terlontar dari mulut ke mulut. Namun merupakan itu berita yang hangat untuk diperbincangkan.

Entah siapa yang memulai menyebarkan, setiap hari perbincangan yang didominasi oleh para mahasiswi itu kadang menjadi perdebatan. Banyak yang mempercayai namun tak sedikit yang menganggap itu hanya berita bohong.

Banyak yang mendukung namun tak sedikit yang merasa iri. Semakin banyak mahasiswi yang mengenal Reana namun semakin banyak juga mahasiswi yang membencinya.

Pelan tapi pasti, rumor itu sampai ke telinga Rebecca. Membuat gadis itu seperti cacing kepanasan, sebentar-sebentar mengeluh, sebentar-sebentar kesal. Setiap kali teringat, setiap kali itu pula mengumpat.

Gadis itu tak pernah bisa menerima kenyataan, Nico mengabaikan dirinya demi seorang gadis biasa. Rebecca galau, panik, murka, reputasi nya sebagai gadis sophisticated terancam, meski itu hanya perasaannya saja.

Rebecca selalu menampilkan dirinya sebagai gadis yang memiliki selera tinggi dan berkelas. Jenis fashion yang dipilih haruslah berusaha menunjukkan status, hak istimewa, dan keunggulannya.

Seseorang yang memiliki gaya ini selalu memakai balutan yang sempurna dan menarik perhatian.

Gaya hidupnya yang classy selalu identik dengan barang-barang mewah, yang biasa dipakai oleh orang-orang kelas atas.

Status sosial tinggi yang menempel pada diri Rebecca membuat dia tak terima dikalahkan hanya oleh seorang Reana. Gadis miskin yang perlahan-lahan mencuri perhatian para penghuni kampus.

Rebecca memutar otak untuk mengalahkan Reana. Segala macam cara dipikirkan untuk memberi pelajaran pada gadis itu. Segala macam ide digunakannya untuk menjatuhkan mental dan harga diri gadis itu.

Menyerangnya secara psikis adalah salah satu cara agar Reana menyingkir dengan sendirinya. Dan sekarang, Rebecca bersama teman-temannya memulai rencana mereka dengan memesan sejumlah menu di restoran tempat Reana bekerja.

"Hu-uh, kesel... kesel... kesel..." ungkap Nella curhat pada Reana yang sedang merapikan alat-alat makan di side station.

"Ada apa?" tanya Reana singkat.

"Cewek-cewek itu" ujar Nella sambil menunjuk pada Rebecca dan teman-temannya.

Reana mengikuti pandangan Nella, melihat kearah Rebecca dan teman-temannya. Hati Reana langsung gundah, suasana hati gadis itu langsung berubah. Namun Reana hanya diam, berdo'a agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Apa lagi yang akan mereka lakukan, tidak cukupkah mereka menjahatiku di kampus ? batin Reana.

"Kalau memang restoran ini bukan level mereka, ngapain datang kesini?" ujar Nella sewot.

"Apa yang mereka katakan?" tanya Reana.

"Mereka tidak mengatakan secara langsung, tapi pembicaraan mereka, hu-uh, benar-benar bikin kesel, dagingnya kualitas jelek lah, interiornya kuno lah, AC nya gak dingin lah dan buuanyak lagi.

Jika di dengar pengunjung lain, nama baik restoran ini bisa rusak, memangnya mereka kritikus apa?" ungkap Nella kesal.

Reana memandang Rebecca dan teman-temannya yang sedang tertawa. Sebagian besar makanan yang dipesan masih belum disentuh sama sekali, mereka hanya membicarakan dan menertawakannya. Reana memiliki firasat bahwa Rebecca sengaja melakukan itu semua.

Hari ini Rebecca bersama teman-temannya datang ke restoran dan meminta Reana yang melayaninya. Harus Reana, dan tingkah menyebalkan mereka sudah dimulai sejak Reana mencatat menu pesanan.

Memesan lalu membatalkannya, menanyakan kualitas bahan, proses masak lalu membatalkan. Entah berapa lama Reana berdiri meladeni tingkah mereka, entah berapa catatan menu yang ditulis dan dicoret kembali. Semua itu sungguh-sungguh menguji kesabaran Reana.

Namun Reana tetap bersabar, semua itu dilakukannya untuk meminimalisir kekacauan yang akan ditimbulkan dari tingkah gadis-gadis itu.

Ketidaksabaran dan kesalahan Reana adalah hal yang paling mereka tunggu-tunggu. Tapi tidak, meskipun letih dan kesal Reana bersabar, semua demi nama baik dan kenyamanan para pengunjung restoran.

Pengunjung lain memandang heran pada mereka. Gadis-gadis itu tak kunjung selesai memesan makanan, gadis yang menjadi pelayan bolak-balik disuruh pergi lalu dipanggil lagi. Terlihat jelas pelayan itu sedang dijahili.

Proses memesan makanan akhirnya selesai. Setelah semua makanan yang dipesan siap, Reana pun bergerak untuk menghidangkannya. Menggunakan meja dorong restoran, gadis itu membawa semua hidangan dan menyusunnya diatas meja.

Tidak sampai disitu ulah mereka. Reana harus menaruh dan mengangkat lagi, menaruh lagi hidangan-hidangan itu dan mengangkat lagi. Mereka pura-pura lupa siapa yang memesan dan apa yang dipesan.

Hingga Reana harus memindahkan makanan itu, dari satu gadis ke gadis yang lain. Menata hidangan itu lalu memindahkannya lagi, bahkan ada yang membatalkan dengan alasan sudah tidak menginginkannya lagi.

Rasanya Reana ingin menangis, berlari dari hadapan gadis-gadis itu tapi tidak, Reana harus bertahan, Reana menganggap ini adalah cobaan, gadis itu berusaha untuk tetap bersabar, hingga akhirnya gadis-gadis bosan sendiri dengan ulah mereka.

"Mereka teman-teman mu?" tanya Bu Shinta.

Saat Reana kembali ke side station, merasa aneh dengan tingkah laku mereka membuat Bu Shinta tak sabar untuk bertanya.

"Mereka memang sekelas denganku bu, tapi mereka bukan teman-temanku" ungkap Reana.

Bu Shinta mengangguk mengerti. Bukannya Reana yang tak mau mengakui Rebecca sebagai temannya. Tapi yang pasti Rebecca lah yang tak sudi berteman dengan Reana.

Semua tingkah laku gadis-gadis itu tak luput dari pengamatan Bu Shinta. Kepala pelayan itu ingin membantu Reana, namun urung. Dia berpikir selama Reana masih bisa bertahan, maka dia tidak perlu ikut campur, dalam hati ibu Shinta merasa kasihan pada Reana.

"Maaf Bu Shinta" ucap Reana menyesal.

Reana merasa kedatangan Rebecca dengan segala tingkah lakunya yang menyusahkan restoran adalah karena dirinya. Bu Shinta hanya tersenyum sambil menepuk punggung Reana.

"Apa-apaan ini" teriak Rebecca tiba-tiba, membuat pengunjung restoran serentak menoleh kearahnya.

Reana yang sedang bicara dengan Bu Shinta sontak melihat kearah Rebecca.

"Ada rambut di juice ini" teriak Rebecca keras, seolah-olah ingin semua pengunjung mendengar.

"Ada apa Rebecca?" tanya Reana langsung menghampiri Rebecca.

"Kau lihat sendiri, dalam juice ini ada rambutnya, tempat ini benar-benar tidak higienis" ucap Rebecca dengan frekuensi suara yang masih tinggi.

Reana melihat kearah juice tomat yang ada dimeja. Terlihat sehelai rambut melingkar didalamnya.

"Tidak mungkin, saya selalu memeriksa semua makanan dan minuman yang saya sajikan. Jika rambut itu memang ada, mana mungkin saya tidak menggantinya dengan yang baru" jelas Reana dengan sopan.

"Kalau begitu kerjamu yang nggak becus, kau kurang teliti, atau kau sengaja menaruhnya karena merasa kesal padaku" jawab Rebecca menyalahkan Reana.

"Begini saja, juice nya kami ganti dengan yang baru. Kami meminta maaf atas kelalaian ini" ucap pak Gunawan, Manager Restoran itu tiba-tiba ada disamping Reana.

Reana menoleh heran pada pak Gunawan, sementara pak Gunawan hanya tersenyum sambil mengangguk. Pak Gunawan ingin segera mengakhiri percekcokan ini.

Seorang teman Rebecca yang sejak tadi asyik memainkan ponsel mengarahkan kameranya. Reana menekan ponsel itu dengan telunjuknya.

"Hei" teriak gadis itu kesal.

Reana berpikir mungkin saja gadis itu sedang merekam pertengkaran mereka.

"Nggak, saya nggak mau lagi makan disini" ucap Rebecca sambil berdiri.

Reana mengeluarkan nota dari dalam sakunya dan meletakkannya diatas meja.

"Kau ingin aku membayar semua ini, yang ada kamilah yang harus minta ganti rugi" teriak Rebecca lagi.

Rebecca mengacungkan nota itu didepan wajah Reana lalu menaruhnya dengan kasar diatas meja. Reana tetap tenang, meski gemetar gadis itu berusaha tegar.

"Kamu harus membayar semua makanan yang kamu pesan" ucap Reana tegas.

Entah dari mana datang keberaniannya, mengucapkan kata-kata tegas menuntut haknya. Gadis itu merasa harus melakukannya demi membela restoran tempat dia bekerja.

"Sudahlah Reana, biarkan saja" ucap pak Gunawan sabar.

"Nggak pak, dia harus membayarnya. Dia telah memesan maka dia harus membayar tagihannya" ucap Reana pada pak Gunawan.

Rebecca tersenyum miring, meremehkan sikap Reana yang sok berani. Reana tidak peduli, gadis itu tetap meminta Rebecca melaksanakan tanggung jawabnya.

"Apa pun masalah yang terjadi diantara kita, kamu tidak boleh berlaku seenaknya. Jangan pernah melibatkan restoran ini, kamu tetap harus membayar tagihannya" ungkap Reana yang merasa Rebecca sangat membencinya.

Reana bertekad untuk tidak mengalah. Semua itu demi menunjukkan bahwa restoran ini, sama sekali tidak bersalah seperti yang dituduhkan Rebecca. Reana tidak mau membiarkan Rebecca pergi begitu saja.

Rebecca panik, Reana bersikukuh pada pendiriannya.

"Baik, aku akan bayar tagihannya. Tapi kamu saja yang meminumnya" ucap Rebecca sambil mengambil gelas juice dan menyipratkannya ke wajah Reana.

Teman-teman Rebecca kaget, kemudian bersorak, Rebecca meraih nota dimeja sambil tersenyum sinis.

Kemudian mengajak teman-temannya meninggalkan Reana yang masih tertegun dengan wajah dan seragam yang basah.

Pak Gunawan menepuk bahu gadis itu, dia tidak menyalahkan Reana yang bersikeras dengan prinsipnya. Pak Gunawan mengerti yang dilakukan Reana untuk menjaga nama baik Restoran tempat dia bekerja.

Namun apa yang didapat Reana sekarang, didepan semua pengunjung Reana dipermalukan. Bu Shinta segera datang menghampirinya. Menghibur gadis itu dan mengajaknya membersihkan wajah dan seragamnya.

Reana membasuh wajahnya dan mengganti seragamnya. Reana memandang wajahnya di cermin. Wajah yang lelah, lelah yang teramat sangat, karena masalah yang datang silih berganti.

Reana berjalan meninggalkan ruang ganti. Pak Gunawan mengizinkannya pulang lebih cepat. Terdengar suara Bu Shinta dan Nella yang sedang berbincang, Reana melangkah menghampiri mereka.

"Pulanglah dan istirahatlah, lupakan semua kejadian hari ini" nasehat Bu Shinta.

Reana mengangguk, melangkah keluar restoran dengan wajah murung.

"Kasian kak Reana ya bu, mereka itu jahat sekali" ucap Nella bersimpati.

"Namun ibu bangga padanya, karena dia bukan Reana yang dulu lagi, dia sudah banyak berubah" ucap Bu Shinta sambil menatap Reana yang melangkah gontai.

"Berubah gimana Bu?" tanya Nella.

"Dulu dia gadis yang pendiam, tertutup, dan penyendiri. Tapi sekarang dia sudah berubah menjadi anak yang berani mengungkapkan isi hati, berani bicara. Tak pernah ibu mendengar dia mengeluarkan kata-kata sebanyak itu" ungkap bu Shinta bersemangat.

Disisi lain Reana berjalan dengan lelah, langkah kakinya seperti tak terlihat, terhalang airmatanya yang telah tergenang.

...*****...

Terpopuler

Comments

TDT Angreni

TDT Angreni

ceritanya bagus, sukses selalu...

2023-08-29

2

Hera

Hera

harus berani reana jgn mo dibully ama mereka

2022-06-07

1

✨viloki✨

✨viloki✨

Duh lelah hayati pasti

2022-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!