Reana duduk dimeja restoran, sebentar-sebentar pandangannya mengelilingi seluruh ruangan. Hatinya risau, sejak postingan video Rebecca beredar. Hati Reana tidak tenang, ketakutan jika postingan itu akan mempengaruhi jumlah pengunjung.
Entah perasaannya saja, atau karena selama ini tidak terlalu memperhatikan, Reana merasa jumlah pengunjung restoran hari demi hari berkurang.
"Kak Re... " Nella menepuk bahu mengagetkan Reana.
"Melamun aja, ditungguin makan tuh" sambung Nella sambil menunjuk para karyawan restoran yang bersiap makan siang.
Reana bangkit dari kursinya berjalan menuju meja besar dimana semua karyawan berkumpul.
Rasa kekeluargaan antar karyawan terasa sangat tinggi di restoran ini, semua berkat kepemimpinan pak Gunawan. Beliau tidak membedakan karyawan level rendah atau tinggi, semua diperlakukan sama.
Begitu juga terhadap Reana yang hanya pekerja paruh waktu.
"Reana, bapak tau kamu gadis yang pendiam, tapi akhir-akhir ini bapak lihat kamu sering melamun, ada apa Reana?" tanya pak Gunawan.
Reana terdiam, gadis itu bingung harus bicara apa, tak mungkin rasanya menceritakan kerisauannya didepan semua karyawan. Reana hanya bisa tertunduk saat semua karyawan melihat kearahnya.
Bu Shinta menyodorkan masakan ke arah Reana untuk menghilangkan perasaan canggung gadis itu.
"Makanlah lebih banyak, wajah mu terlihat pucat, jangan sampai jatuh sakit" ucap Bu Shinta.
"Kamu boleh memikirkan restoran, tapi jangan sampai mengganggu kesehatanmu.
Semua ada pasang surutnya, jika kebetulan sekarang pengunjung terasa berkurang belum tentu penyebabnya postingan video itu" lanjut pak Gunawan menasehati.
Manager Restoran yang sangat bijaksana itu mengerti kekhawatiran Reana, meski saat ditanya Reana tidak menjawab apa-apa.
Semua karyawan mengangguk setuju, sebagian besar mungkin sudah mengetahui tentang beredarnya video pertengkaran Reana dan Rebecca.
"Yang lebih utama sekarang, kita harus bekerja lebih giat, untuk menunjukkan bahwa restoran kita tidak seperti yang dituduhkan" ucap pak Gunawan.
"Semangat !!! " teriak Nella sambil mengepalkan tinjunya. Semua melongo menoleh kearahnya. Nella tertunduk malu.
"Semangat !!! " ucap pak Gunawan menirukan tingkah Nella.
"Yeeey" teriak Nella riang, pak Gunawan menyambut cheering nya.
Semua tertawa, Reana tersenyum, Nella memang anak yang riang, usianya hanya beberapa bulan lebih muda dari Reana, tingkahnya yang lucu mampu membawa keceriaan di restoran ini.
"Kak Reana sangat beruntung, ada cowok ganteng lagi PDKT dengannya, yang waktu itu datang ngerayain ulang tahun, kalau dibayangin rasanya Nella pengen kuliah juga" ungkap Nella tiba-tiba curhat.
Reana bingung, tersenyum miring pada Nella, heran kenapa tiba-tiba membahas tentang dirinya.
"Emang kenapa kamu nggak lanjut kuliah" tanya salah seorang karyawan.
"Pengen ngerasain seperti di drama Korea, judul nya Shining Inheritance, ceritanya tentang gadis miskin pelayan restoran sup daging yang jatuh cinta sama cucu pemilik restoran" ceritanya begitu bersemangat.
Para karyawan mengangguk-angguk sambil tersenyum.
"Kalau gitu kamu mestinya jatuh cinta sama den Kevin dong" ucap karyawan bagian dapur.
Menyebutkan nama cucu dari pemilik restoran yang baru berumur sebelas tahun.
Semua tertawa, Nella komat-kamit mengoceh sendiri. Suasana makan siang itu terasa begitu ceria, sejenak Reana melupakan kegelisahannya. Semua karyawan saling mendukung, harusnya Reana merasa lega.
Pak Gunawan mengangguk pada bu Shinta, meminta Bu Shinta menyampaikan pengumuman pada semua karyawan bahwa besok seorang eksekutif muda membooking restoran.
Untuk itu semua karyawan diminta mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih matang. Seluruh karyawan mengangguk mengerti.
"Semangat !!! " teriak Nella.
"Semangat !!! " teriak semua karyawan, lalu semua serempak tertawa.
Keesokan harinya semua karyawan restoran bersiap-siap dengan tugas masing-masing. Termasuk Reana yang baru saja selesai mengganti bajunya dengan seragam. Saat muncul di pantry, Reana langsung ditarik Nella.
Reana patuh mengikuti keinginan Nella.
"Sini cepetan" ucap Nella buru-buru.
"Orang nya udah datang, ganteng banget. Kirain udah tua, taunya masih muda dan kaya" jelas Nella.
"Tau darimana?" tanya Reana singkat.
"Iiissh... tuh liat, dia pake pengawal, pengawalnya aja ganteng-ganteng apalagi tuannya" ucap Nella semangat membara, matanya sampai menyipit.
Reana ikut memperhatikan tamu-tamu itu.
"Trus kenapa belum dilayani?" tanya Reana heran.
"Tadi udah ditanyain tapi dia belum mau pesan" jawab Nella.
Reana mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran.
"Kenapa masih sepi ? bukannya booking restoran ini untuk sebuah acara" tanya Reana heran.
"Bukan, ternyata tuan itu booking restoran ini hanya untuk dirinya sendiri" jawab Nella berapi-api.
"Ha.. kalau cuma untuk dirinya sendiri kenapa harus booking semua" tanya Reana lagi.
"Nggak tau lah, tingkah orang kaya memang aneh-aneh" jawab Nella.
Reana hanya menghela nafas. Dalam situasi sekarang ini Reana berharap banyak pengunjung yang datang, bukan hanya seorang yang kaya beserta pengawalnya.
"Reana, coba giliranmu menanyakan, apakah beliau sudah siap pesan" ucap Bu Shinta.
"Baik Bu" jawab Reana singkat, lalu bergegas menuju tamu penting ini.
"Selamat siang tuan, apakah tuan sudah ingin memesan sesuatu" tanya Reana sopan.
Tuan muda itu memandang Reana dengan seksama, lalu dia tersenyum.
"Menu yang paling spesial di restoran ini untuk dua orang" ucap sang tuan muda.
"Baik tuan, ada lagi yang bisa saya bantu" tanya Reana sambil mencatat di buku pesanannya.
Lalu menoleh kearah para pengawal.
"Tolong kirimkan pelayan untuk melayani mereka" lanjut tuan muda itu.
"Baik tuan" ucap Reana sambil pamit kembali ke pantry.
"Gimana? udah mulai memesan?" tanya Bu Shinta.
"Udah Bu, menu paling spesial di restoran ini untuk dua orang, lalu tuan itu meminta dikirimi pelayan untuk para pengawalnya" jawab Reana.
"Ok.. baiklah" ucap Bu Shinta, sambil menyuruh pelayan lain untuk menanyakan pesanan para pengawal tuan muda itu.
"Gimana kak, sudah mulai memesan?" tanya Nella penasaran.
"Mm, menu spesial untuk dua orang" jawab Reana.
"Cuma untuk dua orang?" tanya Nella heran.
Reana cuma mengangkat bahu.
"Aaah... jangan-jangan untuk lamaran, pasti tuan muda itu ingin melamar seseorang jadi butuh privasi" jawab Nella semangat.
"Masuk akal" jawab Reana singkat.
"Enaknya jadi orang kaya, mau melamar aja sampai booking satu restoran" ucap Nella wajahnya seperti sedang membayangkan sesuatu yang indah.
Hidangan spesial telah siap, Reana membawanya dengan meja dorong restoran menuju meja tamu. Kali ini dia ditemani pak Gunawan. Pak Gunawan merasa harus turun tangan untuk melayani tamu spesial ini.
Reana menaruh semua hidangan dengan hati-hati. Semua sudah tertata dengan rapi, Reana berdiri di samping tamu spesial itu bersiap melayani jika tamu spesial itu butuh sesuatu.
"Silahkan duduk" ucap tuan muda itu mempersilahkan Reana duduk dihadapannya.
Reana terkejut, pak Gunawan juga kaget. Namun dengan cepat pak Gunawan merespon.
"Silahkan Reana, tuan Malvin ingin ditemani, ada lagi yang bisa kami bantu tuan?" tanya pak Gunawan pada tuan muda yang bernama Malvin itu.
"Cukup" jawab tuan Malvin singkat.
Reana masih berdiri mematung, pak Gunawan menepuk bahu gadis itu sambil mengangguk. Reana hanya melihat pak Gunawan, gadis itu sepertinya belum tersadar.
Pak Gunawan melihat Reana yang masih termangu membantu menarik kursi untuknya.
"Silahkan Reana" ucap pak Gunawan berusaha menyadarkan Reana.
Perlahan, masih dengan wajah bingung, gadis itu duduk di kursi yang disiapkan pak Gunawan, tak lupa pak Gunawan meletakkan serbet dipangkuan Reana.
Reana merasa tak enak hati, tapi pak Gunawan hanya mengangguk sambil tersenyum memberi dukungan pada Reana.
Tak lupa Pak Gunawan mengangguk hormat pada tuan Malvin kemudian berlalu sambil membawa meja dorong kebelakang.
Tuan Malvin mempersilahkan Reana menyantap hidangannya.
"Maaf tuan, jika boleh saya bertanya, apa maksud dari semua ini ?" tanya Reana, masih belum menyentuh makanannya.
Tuan Malvin menghentikan makannya lalu memandang Reana sambil tersenyum.
"Saya ingin makan siang bersamamu" ucap tuan Malvin tenang.
Reana masih diam, memandang tuan Malvin menunggu penjelasan selanjutnya. Tapi tuan Malvin justru memandang Reana sambil bertopang dagu. Reana salah tingkah, seperti biasa gadis itu langsung menunduk.
Tuan Malvin tersenyum memandang Reana yang terlihat canggung. Laki-laki itu menikmati ekspresi Reana yang terlihat malu-malu.
"Sebenarnya saya tidak biasa makan di restoran setaraf ini" ucap tuan Malvin kembali menyantap hidangan dihadapannya.
Reana diam mendengarkan.
"Tapi karena ingin mengenal seorang gadis yang berani menentang tamu demi membela restoran tempat dia bekerja, saya jadi penasaran untuk datang ke restoran ini" jawab tuan Malvin dengan tenang.
Reana mulai mengerti arah pembicaraan tuan muda itu.
"Tidak ada yang istimewa dari kejadian itu, saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar" jawab Reana tegas.
Tuan Malvin tersenyum, lalu memandang Reana lama. Seperti mengamati wajah gadis itu, Reana salah tingkah menoleh kearah lain.
"Aslinya jauh lebih cantik" ujar tuan Malvin tersenyum manis.
Tuan Malvin masih memandang Reana, Reana merasa jengah. Segera dia menyantap hidangannya agar tugasnya menemani tuan muda ini segera selesai.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Lily
emang ya kalau orang baik akhlaknya nggak ngapa ngapain aja banyak yang suka, mana 3 yang naksir nggak kaleng kaleng lagi. ganteng ganteng
2024-02-27
0
Lily
Nella ini seperti saya, suka membayangkan hubungan romantis. mungkin karna saya juga ga suka nonton drakor genre romance🤭
2024-02-27
0
kavena ayunda
loo saingan mu nik tuan muda😂😂🙄
2022-07-29
0