BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~

Reana duduk dimeja restoran, sebentar-sebentar pandangannya mengelilingi seluruh ruangan. Hatinya risau, sejak postingan video Rebecca beredar. Hati Reana tidak tenang, ketakutan jika postingan itu akan mempengaruhi jumlah pengunjung.

Entah perasaannya saja, atau karena selama ini tidak terlalu memperhatikan, Reana merasa jumlah pengunjung restoran hari demi hari berkurang.

"Kak Re... " Nella menepuk bahu mengagetkan Reana.

"Melamun aja, ditungguin makan tuh" sambung Nella sambil menunjuk para karyawan restoran yang bersiap makan siang.

Reana bangkit dari kursinya berjalan menuju meja besar dimana semua karyawan berkumpul.

Rasa kekeluargaan antar karyawan terasa sangat tinggi di restoran ini, semua berkat kepemimpinan pak Gunawan. Beliau tidak membedakan karyawan level rendah atau tinggi, semua diperlakukan sama.

Begitu juga terhadap Reana yang hanya pekerja paruh waktu.

"Reana, bapak tau kamu gadis yang pendiam, tapi akhir-akhir ini bapak lihat kamu sering melamun, ada apa Reana?" tanya pak Gunawan.

Reana terdiam, gadis itu bingung harus bicara apa, tak mungkin rasanya menceritakan kerisauannya didepan semua karyawan. Reana hanya bisa tertunduk saat semua karyawan melihat kearahnya.

Bu Shinta menyodorkan masakan ke arah Reana untuk menghilangkan perasaan canggung gadis itu.

"Makanlah lebih banyak, wajah mu terlihat pucat, jangan sampai jatuh sakit" ucap Bu Shinta.

"Kamu boleh memikirkan restoran, tapi jangan sampai mengganggu kesehatanmu.

Semua ada pasang surutnya, jika kebetulan sekarang pengunjung terasa berkurang belum tentu penyebabnya postingan video itu" lanjut pak Gunawan menasehati.

Manager Restoran yang sangat bijaksana itu mengerti kekhawatiran Reana, meski saat ditanya Reana tidak menjawab apa-apa.

Semua karyawan mengangguk setuju, sebagian besar mungkin sudah mengetahui tentang beredarnya video pertengkaran Reana dan Rebecca.

"Yang lebih utama sekarang, kita harus bekerja lebih giat, untuk menunjukkan bahwa restoran kita tidak seperti yang dituduhkan" ucap pak Gunawan.

"Semangat !!! " teriak Nella sambil mengepalkan tinjunya. Semua melongo menoleh kearahnya. Nella tertunduk malu.

"Semangat !!! " ucap pak Gunawan menirukan tingkah Nella.

"Yeeey" teriak Nella riang, pak Gunawan menyambut cheering nya.

Semua tertawa, Reana tersenyum, Nella memang anak yang riang, usianya hanya beberapa bulan lebih muda dari Reana, tingkahnya yang lucu mampu membawa keceriaan di restoran ini.

"Kak Reana sangat beruntung, ada cowok ganteng lagi PDKT dengannya, yang waktu itu datang ngerayain ulang tahun, kalau dibayangin rasanya Nella pengen kuliah juga" ungkap Nella tiba-tiba curhat.

Reana bingung, tersenyum miring pada Nella, heran kenapa tiba-tiba membahas tentang dirinya.

"Emang kenapa kamu nggak lanjut kuliah" tanya salah seorang karyawan.

"Pengen ngerasain seperti di drama Korea, judul nya Shining Inheritance, ceritanya tentang gadis miskin pelayan restoran sup daging yang jatuh cinta sama cucu pemilik restoran" ceritanya begitu bersemangat.

Para karyawan mengangguk-angguk sambil tersenyum.

"Kalau gitu kamu mestinya jatuh cinta sama den Kevin dong" ucap karyawan bagian dapur.

Menyebutkan nama cucu dari pemilik restoran yang baru berumur sebelas tahun.

Semua tertawa, Nella komat-kamit mengoceh sendiri. Suasana makan siang itu terasa begitu ceria, sejenak Reana melupakan kegelisahannya. Semua karyawan saling mendukung, harusnya Reana merasa lega.

Pak Gunawan mengangguk pada bu Shinta, meminta Bu Shinta menyampaikan pengumuman pada semua karyawan bahwa besok seorang eksekutif muda membooking restoran.

Untuk itu semua karyawan diminta mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih matang. Seluruh karyawan mengangguk mengerti.

"Semangat !!! " teriak Nella.

"Semangat !!! " teriak semua karyawan, lalu semua serempak tertawa.

Keesokan harinya semua karyawan restoran bersiap-siap dengan tugas masing-masing. Termasuk Reana yang baru saja selesai mengganti bajunya dengan seragam. Saat muncul di pantry, Reana langsung ditarik Nella.

Reana patuh mengikuti keinginan Nella.

"Sini cepetan" ucap Nella buru-buru.

"Orang nya udah datang, ganteng banget. Kirain udah tua, taunya masih muda dan kaya" jelas Nella.

"Tau darimana?" tanya Reana singkat.

"Iiissh... tuh liat, dia pake pengawal, pengawalnya aja ganteng-ganteng apalagi tuannya" ucap Nella semangat membara, matanya sampai menyipit.

Reana ikut memperhatikan tamu-tamu itu.

"Trus kenapa belum dilayani?" tanya Reana heran.

"Tadi udah ditanyain tapi dia belum mau pesan" jawab Nella.

Reana mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran.

"Kenapa masih sepi ? bukannya booking restoran ini untuk sebuah acara" tanya Reana heran.

"Bukan, ternyata tuan itu booking restoran ini hanya untuk dirinya sendiri" jawab Nella berapi-api.

"Ha.. kalau cuma untuk dirinya sendiri kenapa harus booking semua" tanya Reana lagi.

"Nggak tau lah, tingkah orang kaya memang aneh-aneh" jawab Nella.

Reana hanya menghela nafas. Dalam situasi sekarang ini Reana berharap banyak pengunjung yang datang, bukan hanya seorang yang kaya beserta pengawalnya.

"Reana, coba giliranmu menanyakan, apakah beliau sudah siap pesan" ucap Bu Shinta.

"Baik Bu" jawab Reana singkat, lalu bergegas menuju tamu penting ini.

"Selamat siang tuan, apakah tuan sudah ingin memesan sesuatu" tanya Reana sopan.

Tuan muda itu memandang Reana dengan seksama, lalu dia tersenyum.

"Menu yang paling spesial di restoran ini untuk dua orang" ucap sang tuan muda.

"Baik tuan, ada lagi yang bisa saya bantu" tanya Reana sambil mencatat di buku pesanannya.

Lalu menoleh kearah para pengawal.

"Tolong kirimkan pelayan untuk melayani mereka" lanjut tuan muda itu.

"Baik tuan" ucap Reana sambil pamit kembali ke pantry.

"Gimana? udah mulai memesan?" tanya Bu Shinta.

"Udah Bu, menu paling spesial di restoran ini untuk dua orang, lalu tuan itu meminta dikirimi pelayan untuk para pengawalnya" jawab Reana.

"Ok.. baiklah" ucap Bu Shinta, sambil menyuruh pelayan lain untuk menanyakan pesanan para pengawal tuan muda itu.

"Gimana kak, sudah mulai memesan?" tanya Nella penasaran.

"Mm, menu spesial untuk dua orang" jawab Reana.

"Cuma untuk dua orang?" tanya Nella heran.

Reana cuma mengangkat bahu.

"Aaah... jangan-jangan untuk lamaran, pasti tuan muda itu ingin melamar seseorang jadi butuh privasi" jawab Nella semangat.

"Masuk akal" jawab Reana singkat.

"Enaknya jadi orang kaya, mau melamar aja sampai booking satu restoran" ucap Nella wajahnya seperti sedang membayangkan sesuatu yang indah.

Hidangan spesial telah siap, Reana membawanya dengan meja dorong restoran menuju meja tamu. Kali ini dia ditemani pak Gunawan. Pak Gunawan merasa harus turun tangan untuk melayani tamu spesial ini.

Reana menaruh semua hidangan dengan hati-hati. Semua sudah tertata dengan rapi, Reana berdiri di samping tamu spesial itu bersiap melayani jika tamu spesial itu butuh sesuatu.

"Silahkan duduk" ucap tuan muda itu mempersilahkan Reana duduk dihadapannya.

Reana terkejut, pak Gunawan juga kaget. Namun dengan cepat pak Gunawan merespon.

"Silahkan Reana, tuan Malvin ingin ditemani, ada lagi yang bisa kami bantu tuan?" tanya pak Gunawan pada tuan muda yang bernama Malvin itu.

"Cukup" jawab tuan Malvin singkat.

Reana masih berdiri mematung, pak Gunawan menepuk bahu gadis itu sambil mengangguk. Reana hanya melihat pak Gunawan, gadis itu sepertinya belum tersadar.

Pak Gunawan melihat Reana yang masih termangu membantu menarik kursi untuknya.

"Silahkan Reana" ucap pak Gunawan berusaha menyadarkan Reana.

Perlahan, masih dengan wajah bingung, gadis itu duduk di kursi yang disiapkan pak Gunawan, tak lupa pak Gunawan meletakkan serbet dipangkuan Reana.

Reana merasa tak enak hati, tapi pak Gunawan hanya mengangguk sambil tersenyum memberi dukungan pada Reana.

Tak lupa Pak Gunawan mengangguk hormat pada tuan Malvin kemudian berlalu sambil membawa meja dorong kebelakang.

Tuan Malvin mempersilahkan Reana menyantap hidangannya.

"Maaf tuan, jika boleh saya bertanya, apa maksud dari semua ini ?" tanya Reana, masih belum menyentuh makanannya.

Tuan Malvin menghentikan makannya lalu memandang Reana sambil tersenyum.

"Saya ingin makan siang bersamamu" ucap tuan Malvin tenang.

Reana masih diam, memandang tuan Malvin menunggu penjelasan selanjutnya. Tapi tuan Malvin justru memandang Reana sambil bertopang dagu. Reana salah tingkah, seperti biasa gadis itu langsung menunduk.

Tuan Malvin tersenyum memandang Reana yang terlihat canggung. Laki-laki itu menikmati ekspresi Reana yang terlihat malu-malu.

"Sebenarnya saya tidak biasa makan di restoran setaraf ini" ucap tuan Malvin kembali menyantap hidangan dihadapannya.

Reana diam mendengarkan.

"Tapi karena ingin mengenal seorang gadis yang berani menentang tamu demi membela restoran tempat dia bekerja, saya jadi penasaran untuk datang ke restoran ini" jawab tuan Malvin dengan tenang.

Reana mulai mengerti arah pembicaraan tuan muda itu.

"Tidak ada yang istimewa dari kejadian itu, saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar" jawab Reana tegas.

Tuan Malvin tersenyum, lalu memandang Reana lama. Seperti mengamati wajah gadis itu, Reana salah tingkah menoleh kearah lain.

"Aslinya jauh lebih cantik" ujar tuan Malvin tersenyum manis.

Tuan Malvin masih memandang Reana, Reana merasa jengah. Segera dia menyantap hidangannya agar tugasnya menemani tuan muda ini segera selesai.

...*****...

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

emang ya kalau orang baik akhlaknya nggak ngapa ngapain aja banyak yang suka, mana 3 yang naksir nggak kaleng kaleng lagi. ganteng ganteng

2024-02-27

0

Lily

Lily

Nella ini seperti saya, suka membayangkan hubungan romantis. mungkin karna saya juga ga suka nonton drakor genre romance🤭

2024-02-27

0

kavena ayunda

kavena ayunda

loo saingan mu nik tuan muda😂😂🙄

2022-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!