BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~

Alika bahagia saat Hasbi mengajaknya makan malam di restoran terakhir saat dia merayakan ulang tahunnya. Hasbi memilih restoran itu karena sangat menyukai menu-menunya. Ulang tahun itu menjadi ulang tahun yang paling berkesan bagi Alika.

"Aku akan mengajak Reana makan bersama kita, tunggu sebentar ya" ucap Hasbi lalu berdiri dari kursi restoran.

"Aku pikir yang merayakannya kita berdua saja" ucap Alika heran sambil menahan tangan Hasbi.

"Ya nggaklah Alika, kita rayakan ini bersama-sama. Reana itu teman kita dan dia bekerja disini. Mana mungkin kita merayakan ini tanpa mengajaknya" ucap Hasbi sambil menepuk bahu Alika dan berlalu menemui manager restoran.

Manager restoran memanggil seorang pelayan untuk mengantarkan Hasbi menemui Reana. Reana yang baru saja berganti pakaian karena jam kerjanya yang telah habis terkejut melihat Hasbi berdiri di depan pintu.

"Kebetulan kamu sudah selesai bekerja, ayo kita makan malam bersama" ucap Hasbi sambil menarik tangan Reana.

Reana menghentakkan tangan Hasbi hingga terlepas,

Hasbi tertegun memandang Reana.

"Aku ingin pulang" jawab Reana ingin segera berlalu dari hadapan Hasbi.

"Tunggu Re..," ucap Hasbi menghadang Reana.

Hasbi memandang Reana, gadis itu langsung menunduk. Hasbi meraih tangan Reana. Tentu saja gadis itu berusaha menarik tangannya namun Hasbi menggenggamnya dengan erat.

"Kamu belum memaafkan aku ya?" tanya Hasbi lagi.

Reana berjalan minggir tak pedulikan Hasbi meski tangan laki-laki itu masih menggenggam tangannya. Tiba-tiba Bu Shinta muncul dan bertanya karena dari tadi ibu itu memperhatikan Reana yang selalu ingin menghindar.

"Kenapa Reana? kenapa nggak ikut bergabung dengan teman-temanmu?" tanya Bu Shinta.

Hasbi tersenyum lalu mengangguk hormat pada Bu Shinta, kepala pelayan itu membalas senyuman Hasbi. Laki-laki itu mengambil kesempatan untuk menarik tangan Reana. Reana tak berkutik, akhirnya gadis itu terpaksa mengikuti langkah Hasbi menunju meja yang telah di pesan.

Seperti dulu, Hasbi kembali mengambilkan kursi untuk Reana dan menempatkannya di sisi meja sebelah kanan. Alika yang berada di seberang meja Hasbi juga ikut mengangkat kursinya dan pindah ke sisi meja sebelah kiri Hasbi.

"Aku juga ingin duduk di dekatmu" ucap Alika.

Hasbi tersenyum, sekarang Alika dan Reana yang duduk berseberangan meja.

"Aku beruntung sekali, makan malam ditemani dua orang gadis cantik" ucap Hasbi tersenyum memandang Alika dan Reana bergantian.

Laki-laki itu kemudian meminta pelayan membawakan menu. Hasbi langsung memesan menu yang pernah dipesannya dulu. Begitu juga dengan Alika lalu Hasbi memesankan menu untuk Reana.

Lalu sunyi sesaat mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hasbi yang merasa senang karena berhasil mengajak Reana. Dari tadi tersenyum memandang Reana. Namun, Alika merasa sedikit kecewa karena mengira makan malam ini adalah makan malam yang khusus untuk mereka berdua. Sementara Reana selalu merasa risih berada di tengah-tengah mereka.

"Apa..., sekarang giliran ulang tahun mu Bi?" tanya Reana pada Hasbi memecah suasana hening.

"Bukan" jawab Alika cepat.

"Kali ini kita merayakan terpilihnya Hasbi sebagai Ketua BEM fakultas kita" lanjut Alika tersenyum sumringah.

"Oh..., selamat ya.., Bi" ucap Reana kaku.

Reana yang penyendiri, datang dan pergi hanya untuk menghadiri kuliah, sama sekali tidak tahu ada pemilihan seperti itu.

"Reana, Reana, padahal dulu kita udah akrab bahkan kita sudah merayakan ulang tahun bersama dan tertawa bersama. Sekarang kamu telah menjadi gadis canggung lagi" ucap Alika mengingat masa lalu.

Reana diam tertunduk, mengusap gelas yang ada depannya seperti sedang mencari kegiatan untuk menghilangkan rasa canggungnya. Mengingat masa-masa sulit yang dialaminya belakangan ini telah membuat Reana menjadi gadis yang murung dan tertutup lagi.

"Tapi maaf Bi.., kali ini..., aku tidak punya kado apa-apa untukmu" ucap Reana yang merasa tidak enak hati.

"Nggak apa-apa, kamu ikut bergabung makan malam ini aja udah cukup kok. Aku nggak perlu kado lagi" jawab Hasbi sambil tersenyum.

"Aku punya hadiah spesial untukmu" ucap Alika tiba-tiba.

Hasbi dan Reana langsung memandang ke arah Alika. Gadis itu mendekati Hasbi dan langsung mencium pipinya. Alika tersenyum bahagia, Hasbi tertegun kemudian tersenyum ragu-ragu lalu memandang ke arah Reana.

Sementara Reana hanya terdiam saat Hasbi menatapnya dengan pandangan yang tak bisa dimengerti. Pandangan yang seolah-olah mengisyaratkan 'jangan salah paham ini tidak ada artinya bagiku' atau 'apa kamu tidak ingin memberiku hadiah ciuman juga?'

Namun, dia adalah Reana, jika di suruh memilih, tentu dia akan memilih untuk tidak salah paham dengan ciuman itu. Reana tak mungkin berani menghadiahkan sebuah ciuman untuk Hasbi.

Suasana menjadi canggung, beruntung pelayan datang membawakan pesanan mereka. Ketiga sahabat itu segera menikmati hidangan. Sesekali Hasbi melirik Reana dan tersenyum. Reana hanya membalas senyuman Hasbi dengan senyum yang canggung.

"Oh ya Re, gimana perkembangan videomu yang udah terlanjur tersebar" tanya Alika memecah kesunyian.

Reana yang hendak menyendok makanannya urung menyantap, kembali gadis itu meletakkannya di piring. Ekspresi wajahnya berubah murung karena video itu adalah hal yang selalu mengganggu pikirannya dan Reana sangat ingin melupakannya. Tapi sekarang justru Alika yang mengingatkannya.

"Saya nggak tahu gimana cara menghentikannya" ucap Reana pelan sambil menunduk, suaranya terdengar sedih.

"Laki-laki itu berjanji akan menyelesaikannya, jadi mulai sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi" ucap Hasbi sambil tersenyum bahkan menyentuh punggung tangan Reana.

Alika memandang sekilas tangan Hasbi yang masih menyentuh tangan Reana lalu menatap heran pada Hasbi begitu juga dengan Reana.

Gimana bisa Hasbi memastikan hal itu, batin Reana.

Hasbi salah tingkah dipandangi oleh kedua orang gadis dihadapannya.

"Aku menemui kakak kelas itu dan meminta pertanggung jawabannya" ucap Hasbi sambil meletakkan sendok makannya.

Laki-laki itu seperti kehilangan selera makan saat mengingat ucapan Nico di akhir pertemuan mereka. Masih terngiang ditelinganya ucapan kakak kelasnya itu yang mengatakan bahwa Reana adalah miliknya.

Kata-kata yang entah mengapa membuat Hasbi kesal. Dia sangat menyesal menantang Nico hingga akhirnya membuat kakak kelasnya itu melontarkan kata-kata seperti itu dari mulutnya.

Mendengar ucapan Hasbi, Alika mengangguk mengerti dan Reana hanya menunduk. Alika memandang Reana yang tengah menunduk

"Tapi kalau diperhatikan video itu, sepertinya kamu nggak keberatan di cium kakak kelas itu" ucap Alika seenaknya pada Reana sambil kembali menyantap makanannya.

"Alika" ucap Hasbi singkat seperti mengingatkan.

"Gimana rasanya di cium orang seganteng itu?" lanjut Alika sambil tersenyum pada Reana dan tak peduli pada peringatan Hasbi.

"Alika" ucap Hasbi mengulang peringatannya dengan suara yang lebih tinggi.

"Kenapa Bi? Reana sendiri diam aja kok. Reana sama sekali tidak menghindar artinya Reana tidak keberatan di cium sama kakak kelas itu" ujar Alika tidak terima di larang bicara oleh Hasbi.

Reana menghentikan makannya.

"Maaf Bi..., saya udah selesai, terima kasih undangan makan malamnya. Maaf saya pulang duluan" ucap Reana lalu beranjak pergi.

Gadis itu berlari meninggalkan Alika dan Hasbi dengan mata yang berkaca-kaca. Gadis itu membuka pintu restoran dan ingin segera meninggalkan tempat itu. Di dekat parkiran Reana menghentikan langkahnya.

Dadanya terasa sesak, nafasnya berat. Gadis itu menangis sambil menunduk. Ucapan Alika menusuk tepat di jantungnya. Sejak kejadian itu Reana tak henti-hentinya menyesali sikapnya.

Kenapa hanya diam saja? kenapa hanya terpaku? kenapa tidak menghindar seperti yang diucapkan Alika?

kenapa membuat orang berpikir aku menikmatinya?

kenapa? kenapa? kenapa? jerit hati Reana yang tak bisa menjawab semua pertanyaan itu.

Reana menangis menyesali sikapnya, mengingat semua itu dirinya sendiri menganggap dirinya murahan. Bagaimana bisa meminta orang lain tidak berpikiran seperti itu?

Sementara itu di restoran Hasbi seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan Alika. Laki-laki itu seperti tidak percaya kalau Alika bisa berkata seperti itu, dia seperti tidak mengenali temannya lagi.

"Apa-apaan kamu ini Al? apa yang salah dengan mu? kamu bukanlah orang yang tega berkata seperti itu" ucap Hasbi menatap heran pada Alika.

Alika hanya diam menunduk, Hasbi beranjak pergi menyusul Reana, meninggalkan Alika yang duduk seorang sendiri.

Sementara itu Reana masih berdiri diparkiran restoran, di sana gadis itu menangis terisak. Mengusap air matanya yang tak mau berhenti mengalir. Berdiri tertunduk memukuli dadanya yang terasa begitu sesak, berharap beban yang menekan itu terbebas dan menghilang.

Kenapa Alika tega berkata seperti itu, apa dia juga menilaiku gadis murahan? jerit hati Reana.

Reana memandang sekilas ke arah restoran, lalu berjalan dengan cepat menuju trotoar. Dia ingin segera menjauh dari mereka. Reana tidak ingin lagi bertemu dengan kedua orang itu. Tidak akan.

Tiba-tiba Hasbi datang dan meraih lengan Reana.

"Re, jangan pergi, maafkan Alika. Aku juga heran dengan sikapnya" ucap Hasbi sambil memegang erat lengan Reana.

Reana mencoba melepaskan tangannya, tapi genggaman Hasbi yang kuat tak bisa membuat lengan Reana terbebas. Reana pasrah diam memandang ke arah lain.

"Dengar Bi, Alika gadis yang baik. Aku tahu dia tulus berteman denganku. Tapi, apa kamu sadar? dia tidak suka kehadiranku saat dia hanya ingin berdua denganmu. Aku hanya jadi pengganggu dan itu membuatnya kesal" ucap Reana pelan.

Hasbi tertegun, entah dari mana datangnya kekuatan gadis itu hingga bisa mengucapkan kata-kata sebanyak itu. Entah darimana datangnya pemikiran Reana terhadap Alika. Bagaimana gadis itu bisa menebak isi hati Alika.

"Tapi aku bahagia saat bersamamu Re. Aku justru ingin bersamamu" ucap Hasbi pelan.

"Tapi aku nggak, aku ingin menjauh darimu" ucap Reana tegas dan cepat langsung menatap Hasbi.

Gadis itu kembali berusaha melepaskan lengannya dari genggaman Hasbi. Menarik tangan Hasbi dari lengannya, tapi Hasbi justru memperketat genggamannya. Gadis itu letih.

"Kenapa Re? kenapa kamu ingin menjauh dariku? apa salahku? apa karena laki-laki itu? apa kamu menyukainya?" tanya Hasbi bertubi-tubi.

Reana diam tak menjawab hanya matanya yang tajam menatap ke arah Hasbi. Laki-laki itu menarik lengan Reana lebih mendekat, wajah mereka hanya tinggal sejengkal. Reana tetap diam menatap Hasbi.

"Katakan padaku kenapa kamu ingin menjauh dariku?" ulang Hasbi bertanya.

"Apa karena ciuman itu?" tanya Hasbi.

"Apa kamu menyukainya?" ucapnya lebih keras.

"Kalau karena itu, aku juga bisa melakukannya?" teriak Hasbi gusar.

Tiba-tiba Hasbi menarik Reana, mendekap gadis itu dalam pelukannya dan memaksa mencium bibirnya. Reana meronta namun tenaganya tak cukup kuat melawan dekapan Hasbi.

Sementara itu Alika tersadar akan kesalahannya.

Kenapa aku tega mengucapkan hal seperti itu padanya?kenapa aku menjadi gadis jahat yang tak peduli perasaan gadis pendiam seperti Reana? batin Alika menyesal.

Alika segera keluar menyusul Reana dan Hasbi. Melihat ke kanan dan ke kiri, mencari arah kemana mereka pergi. Alika berlari keluar dari parkiran menuju trotoar. Tapi apa yang terjadi, Alika tercengang melihat kenyataan yang ada dihadapannya.

Hasbi sedang memeluk dan mencium Reana. Hasbi memaksa mencium gadis itu, Reana meronta, mendorong hingga akhirnya terbebas, tanpa disadari tangan Reana melayang ke wajah Hasbi. Laki-laki itu terdiam mendapat tamparan itu.

"Maaf Bi..., maaf" ucap Reana pelan.

Air mata Reana berlinang saat menyadari perbuatannya yang menyakiti Hasbi. Menangis menatap tangannya yang terasa panas. Reana menyesal telah menampar wajah laki-laki itu. Reana menyesal Hasbi melakukan perbuatan itu.

"Maaf Bi" ucap Reana sekali lagi, lalu berlari meninggalkan Hasbi yang masih terdiam menunduk.

Hasbi menatap kepergian Reana dengan wajah sedih. Menatap gadis yang berlari menjauh sambil mengusap air matanya. Hasbi menyesal dengan perbuatanya. Hasbi merasa kali ini Reana tidak akan mau memaafkannya.

Hasbi berbalik melangkah ke restoran sambil menunduk dan murung. Hasbi terkejut saat mengangkat wajahnya dan menemukan Alika yang berdiri mematung menatapnya.

Menatap Hasbi dengan air mata yang berlinang. Alika menggelengkan kepala seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lalu pergi berlari meninggalkan Hasbi seorang diri.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Hera

Hera

nah lo bi jadinya malah nyakitin ke2nya

2022-06-07

1

Sri Hartini

Sri Hartini

tanpa sadar hasbi menyakiti ke dua nya

2022-01-19

2

dewi putriyanti

dewi putriyanti

hasbi hilang kesadaran

2021-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!