Kuliah berakhir, dosen meninggalkan kelas, Reana segera membereskan buku-bukunya, bergegas keluar dari kelas. Reana, kembali seperti dulu. Menjalani masa kuliah tanpa mengenal siapapun, tanpa mendengar apapun. Tak ada basa basi dan tegur sapa dari sesama mahasiswa.
"Aku ingin bicara" ucap Alika.
Reana tertegun, Alika tiba-tiba muncul di hadapannya. Reana seperti seorang tersangka yang siap diinterogasi. Reana merasa bersalah, mengikuti langkah kaki gadis itu menuju taman belakang kampus.
Baru kali ini Reana melangkahkan kakinya di taman ini, indah, sejuk, nyaman namun terasa sepi. Bangku taman yang tersedia di beberapa tempat dinaungi pohon-pohon rindang yang menyejukkan.
Ditempat lain juga disediakan semacam lesehan kayu, Reana membayangkan mahasiswa-mahasiswa yang berdiskusi bersama disana, dibawah pohon rindang mengerjakan tugas kelompok dan tertawa bersama.
Didepan sana ada semacam telaga bening yang tak terlalu luas, menambah kesan asri taman belakang kampus ini. Sunyi, jauh dari segala hiruk pikuk. Sangat nyaman untuk orang yang ingin berkonsentrasi belajar.
Tapi kenyataannya tempat ini sangat sepi, hanya beberapa orang yang terlihat. Mungkin karena sebagian besar mahasiswa masih mengikuti kuliah atau memang orang-orang lebih cenderung berkumpul ditempat-tempat yang lebih ramai.
Hanya orang-orang seperti Reana lah yang mungkin datang ke taman ini, orang-orang yang ingin menyendiri. Alika memilih duduk di sebuah bangku taman. Reana hanya berdiri menunggu apa yang ingin dibicarakan Alika.
Seperti seorang yang akan divonis bersalah, Reana hanya berdiri menunduk. Kejadian kemarin bersama Hasbi di restoran membuat gadis itu tak mampu menatap mata Alika.
Meski orang yang melihat akan menilai Reana tidak bersalah namun gadis itu tetap merasa menyesal, Reana sungguh tidak suka orang lain bersedih karena dirinya.
Reana pasrah menanti putusan yang akan di terimanya. Tapi Alika tak kunjung bicara, gadis yang baru saja menjadi temannya itu seperti sedang menenangkan hatinya. Entah apa yang akan dibicarakannya.
"Aku mengenal Hasbi saat menjalani ospek. Beberapa senior menggangguku, aku ketakutan, aku mengira semua kejahilan mereka adalah nyata bukan sebuah permainan.
Hasbi menolongku, membantuku, dia membelaku meski karena itu dia juga harus menjalani hukuman dari para senior.
Aku bahkan belum mengenalnya, aku bahkan tidak tau siapa namanya.
Tapi dia selalu mendukungku, memberiku semangat, menemaniku melewati satu-persatu tugas yang diberikan panitia ospek pada kami" ungkap Alika mengingat masa-masa pertama di universitas.
Teringat saat Hasbi membelanya, Alika ditegur seorang panitia ospek karena lupa membawa satu perlengkapan yang ditugaskan padanya.
Celutuk Hasbi membuat panitia ospek marah padanya, laki-laki itu akhirnya harus menemani Alika menjalani hukuman berdiri tegap ditengah lapangan hingga selesai istirahat siang.
Beruntung seorang senior berbaik hati pada mereka. Senior itu membawakan sebuah bangku, meletakkannya diantara Hasbi dan Alika yang sedang berdiri tegap.
"Kalian boleh istirahat bergantian di bangku ini" ucap senior tampan itu sambil tersenyum.
"Kami nggak berani kak, bagaimana kalau panitia ospek menyalahkan kami karena duduk disini tanpa seizin mereka" sahut Alika ragu menerima bantuan itu, karena tak melihat senior itu mengenakan name tag tanda panitia ospek.
"Katakan senior Rayne yang memberikannya untuk kalian" jawabnya lagi sambil tersenyum, lalu pergi berlalu membaur dengan mahasiswa-mahasiswa lain.
Senior Rayne? pikir Alika dan Hasbi.
Mereka ragu namun rasa letih, capek dan haus membuat mereka akhirnya menggunakan bangku itu secara bergantian.
Dan benar saja seperti yang ditakutkan Alika, beberapa panitia ospek mendatangi mereka, dengan wajah marah mereka menuduh Hasbi dan Alika melanggar hukuman.
Hasbi segera menceritakan kalau Senior Rayne yang memberikan bangku itu untuk mereka.
'Senior Rayne' adalah kata-kata ajaib, mendengar itu para panitia ospek pergi meninggalkan mereka dengan wajah sok beringas, meninggalkan sedikit basa-basi.
"Untung saja dia peduli pada kalian" ucap mereka sebelum akhirnya berlalu.
Hasbi dan Alika tersenyum, Senior Rayne benar-benar membantu mereka. Hasbi menepuk keningnya, Alika heran. Hasbi mengingatkan Alika bahwa mereka belum mengucapkan terima kasih pada senior tampan itu.
Karena ragu atas bantuan yang diberikan senior itu, Hasbi dan Alika lupa mengucapkan terima kasih. Mengingat itu wajah mereka cemberut, terlihat jelek. Lalu mereka tertawa bersama.
Hasbi baru ingat kalau dia belum memperkenalkan diri pada Alika, begitu juga sebaliknya. Akhirnya mereka saling menyebutkan nama, sambil tersenyum menjalani hukuman itu bersama-sama.
Sebagai laki-laki yang gentleman Hasbi lebih sering membiarkan Alika duduk di bangku itu meski Alika menawarkan untuk segera bergantian beristirahat disana.
Alika duduk dibangku sambil memandang Hasbi yang menghapus keringatnya karena cuaca sudah mulai terik. Gadis itu menyesal karena menyeret Hasbi dalam masalahnya, namun bersyukur karena sejak itu hubungan mereka menjadi akrab.
Sesaat Alika memejamkan matanya, menarik nafas yang dalam.
"Sejak itu aku bergantung padanya, selalu berada disisi nya, mematuhi semua perkataannya, mendukung semua idenya, berusaha membahagiakannya." Alika menunduk, menetes air mata.
"Tak pernah ku lalui hari tanpa dirinya. Mataku tak bisa tak melihatnya, setiap hari merindukannya, dia seperti udara yang ku hirup. Tanpa dia dadaku terasa sesak, aku tidak bisa bernafas.
Kenapa Re? kenapa? kenapa Hasbi-ku? dari semua laki-laki, kenapa Hasbi-ku Reana?" ucap Alika terisak.
Mata Reana memanas. Gadis berhati lembut itu tak bisa melihat orang menangis. Tanpa terasa air matanya pun meleleh.
Reana hanya bisa diam, gadis itu tidak tau harus berkata apa. Semua jawaban terasa seperti sebuah alasan. Reana tak bisa menyangkalnya, tak bisa mengungkapkan isi hatinya. Karena kenyataannya sekarang Hasbi menginginkannya.
Tidak Alika, aku tidak merebut Hasbi darimu, jerit hati Reana.
"Kamu ingat kue tart yang kamu berikan saat ulang tahun ku ? kamu memintaku membuat sebuah permohonan, kamu tau apa permohonanku? aku ingin Hasbi menyukaiku, aku ingin Hasbi bersamaku, aku ingin Hasbi memilihku, karena kamu tiba-tiba muncul dihadapan Hasbi dan berdiri diantara kami" jerit Alika dengan suara tinggi.
Alika menoleh pada Reana yang diam tak membela diri, tak mengeluarkan kata-kata apapun, tak menyangkal ucapan apapun. Alika berdiri mendekati Reana.
"Inikah dirimu yang sebenarnya?" tanya Alika sinis.
"Berpura-pura menjadi gadis polos, yang pemalu, lemah, yang membuat laki-laki bersimpati padamu. Padahal kamu hanyalah seorang perempuan murahan" teriak Alika.
"Nggak Alika, aku tidak seperti itu" ungkap Reana menggeleng keras, air mata mengalir tak tertahankan.
Hanya itu kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya. Hanya itu yang bisa diucapkannya, air matanya mengalir deras, tak menyangka Alika menilainya seperti itu. Reana bergerak mundur tapi Alika terus mendesaknya.
"Sekarang aku bisa memahami apa yang dirasakan Rebecca, aku bisa mengerti mengapa Rebecca berbuat kejam menyebar videomu. Itu karena dia ingin memperlihatkan keburukanmu" teriak Alika.
"Akui saja, kamu ini perempuan murahan yang suka merebut laki-laki yang disukai temanmu sendiri" jerit Alika sambil melayangkan tangannya.
Reana diam, menutup matanya. Apapun yang akan dilakukan Alika dia akan menerimanya. Dia pasrah, itu lebih baik baginya daripada mendapat tuduhan yang menyakitkan hatinya.
Namun tamparan itu tak kunjung datang, Reana tak merasakan apa-apa. Gadis itu membuka matanya, diantara mereka berdiri laki-laki itu. Laki-laki yang tiba-tiba menciumnya waktu itu. Laki-laki itu menahan tangan Alika lalu menepisnya.
"Kau... kau adalah korban keluguan dan kepolosan palsunya. Apa kau tau, dia hanyalah seorang perempuan murahan" jerit Alika.
"Tutup mulutmu.., jangan pernah mengucapkan kata-kata seperti itu pada Reana" ucap Nico tegas.
"Kalau kamu takut kehilangan pacarmu, kamu rantai saja dia, kenapa kamu justru menyalahkan Reana?" lanjut Nico.
"Aku kehilangan Hasbi karena dia terus menggodanya" jerit Alika.
"Tanyakan pada hatimu, siapa yang menggoda siapa. Aku pernah meminta pacarmu agar jangan mencampuri urusan Reana. Tapi tetap saja dia mendekatinya" jawab Nico.
"Sekarang kamu boleh tenang, mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan pacarmu mendekati Reana lagi. Karena sekarang, Reana adalah milikku" ucap Nico sambil meraih tangan Reana dan membawanya pergi.
Nico dan Reana meninggalkan Alika yang menangis seorang diri. Berjalan keluar dari taman dan memasuki lorong gedung kampus.
Reana menghentikan langkahnya, langkah Nico pun terhenti. Reana melepaskan tangannya dari genggaman Nico.
"Cukup disini saja" ucap Reana, kemudian melanjutkan langkahnya pelan melewati Nico sambil menunduk.
"Hanya itu" tanya Nico singkat.
Reana menghentikan langkahnya, Nico berjalan mendekati Reana.
"Apa yang kamu inginkan ?" tanya Reana tanpa memandang wajah Nico, gadis itu terlihat letih.
"Kenapa kamu mau menerima tamparan gadis itu, kenapa kamu diam saja, kenapa kamu tak membela diri?" tanya Nico heran.
"Itu bukan urusanmu" jawab Reana singkat.
"Apa kamu merasa bersalah? apa kamu benar-benar merebut pacarnya?" tanya Nico.
"Aku tak mungkin melakukan itu. Mereka adalah temanku, aku menyayangi mereka. Mereka adalah orang pertama yang mau berteman denganku. Mereka sangat berarti bagiku, aku tidak mungkin menyakiti mereka, aku tidak mungkin merebut Hasbi dari Alika" ucap Reana menumpahkan kesedihannya.
"Tapi menerima tamparan darinya memberi kesan bahwa kamu memang bersalah dan mau menerima hukuman darinya" jawab Nico.
Reana menggelengkan kepala.
"Aku hanya ingin mengurangi kesedihannya, Alika hanya ingin menumpahkan kekesalannya, aku berharap dengan begitu Alika tidak lagi membenciku" ujar Reana meneteskan airmata.
Nico memandang gadis itu dengan perasaan iba. Reana menghapus airmata nya dan bergerak meninggalkan Nico.
"Kamu tidak keberatan dengan pernyataanku tadi?" tanya Nico penasaran.
Reana kembali menghentikan langkahnya.
"Pernyataan apa?" tanya Reana membalikkan badan.
"Bahwa kau adalah milikku" ucap Nico singkat.
Reana tertawa pahit.
"Kau melakukan itu, hanya untuk menenangkan Alika, agar dia tidak lagi menyalahkanku.
Aku juga tau, kau menciumku karena sebuah taruhan" ungkap Reana, sekalian membahas semuanya.
Gadis itu tertunduk lalu kembali mengungkapkan isi hatinya, dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Aku sadar, aku cukup tau diri, kau tidak perlu khawatir. Orang sepertimu, tidak mungkin sungguh-sungguh menyukaiku. Orang sepertimu, hanya akan menjadikan gadis miskin sebagai objek permainanmu. Kami hanya boleh pasrah menerima penghinaan dari orang-orang seperti kalian" ucap Reana menghapus airmatanya, lalu berbalik hendak beranjak pergi.
"Aku sungguh-sungguh" ucap Nico cepat.
Reana berbalik, menatap tajam pada Nico.
"Tolong biarkan aku sendiri, jangan permainkan aku lagi, aku akan melupakan semua yang kau lakukan padaku, aku hanya ingin hidup tenang, kau tau apa yang dilakukan Rebecca terhadap ku bukan?" jerit Reana sambil menghapus airmatanya.
Dia ingin segera pergi dari tempat itu. Dia ingin segera berlari melupakan semuanya, hati dan tubuhnya terasa letih.
Penghinaan dan pelecehan yang diterimanya, pandangan buruk penghuni kampus terhadapnya, kesalahpahaman teman-teman yang disayanginya dan kesulitan hidup yang harus dijalaninya, semua itu membuat airmata Reana tak berhenti mengalir.
Reana berlari sambil terus mengusap airmatanya, gadis itu menangis tersedu-sedu. Nico mengejar dan menarik Reana kedalam dekapannya. Laki-laki itu ingin Reana menangis di pelukannya.
Reana meronta tapi tubuhnya terlalu lelah melawan, Nico semakin mempererat dekapannya. Reana pasrah, Nico membelai rambut gadis itu dengan lembut, mendekap gadis itu kedalam dada bidangnya.
Disana Reana menangis sejadi-jadinya.
Sementara di kejauhan Alika menatap sedih pada Hasbi yang hanya bisa menunduk, tak sanggup menyaksikan gadis yang dirindukannya, berada dalam pelukan laki-laki lain.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Lily
ternyata Alika aslinya jahat, hanya pura pura baik didepan Hasbi.
e malah nuduh Reana yg pura-pura polos
2024-02-27
0
kavena ayunda
alika lu sadar diri donk cinta g bs di paksain woy dasar jahat
2022-07-29
1
Nila
Reana💪💪👌👌
2022-06-04
0