BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~

Kuliah berakhir, dosen meninggalkan kelas, Reana segera membereskan buku-bukunya, bergegas keluar dari kelas. Reana, kembali seperti dulu. Menjalani masa kuliah tanpa mengenal siapapun, tanpa mendengar apapun. Tak ada basa basi dan tegur sapa dari sesama mahasiswa.

"Aku ingin bicara" ucap Alika.

Reana tertegun, Alika tiba-tiba muncul di hadapannya. Reana seperti seorang tersangka yang siap diinterogasi. Reana merasa bersalah, mengikuti langkah kaki gadis itu menuju taman belakang kampus.

Baru kali ini Reana melangkahkan kakinya di taman ini, indah, sejuk, nyaman namun terasa sepi. Bangku taman yang tersedia di beberapa tempat dinaungi pohon-pohon rindang yang menyejukkan.

Ditempat lain juga disediakan semacam lesehan kayu, Reana membayangkan mahasiswa-mahasiswa yang berdiskusi bersama disana, dibawah pohon rindang mengerjakan tugas kelompok dan tertawa bersama.

Didepan sana ada semacam telaga bening yang tak terlalu luas, menambah kesan asri taman belakang kampus ini. Sunyi, jauh dari segala hiruk pikuk. Sangat nyaman untuk orang yang ingin berkonsentrasi belajar.

Tapi kenyataannya tempat ini sangat sepi, hanya beberapa orang yang terlihat. Mungkin karena sebagian besar mahasiswa masih mengikuti kuliah atau memang orang-orang lebih cenderung berkumpul ditempat-tempat yang lebih ramai.

Hanya orang-orang seperti Reana lah yang mungkin datang ke taman ini, orang-orang yang ingin menyendiri. Alika memilih duduk di sebuah bangku taman. Reana hanya berdiri menunggu apa yang ingin dibicarakan Alika.

Seperti seorang yang akan divonis bersalah, Reana hanya berdiri menunduk. Kejadian kemarin bersama Hasbi di restoran membuat gadis itu tak mampu menatap mata Alika.

Meski orang yang melihat akan menilai Reana tidak bersalah namun gadis itu tetap merasa menyesal, Reana sungguh tidak suka orang lain bersedih karena dirinya.

Reana pasrah menanti putusan yang akan di terimanya. Tapi Alika tak kunjung bicara, gadis yang baru saja menjadi temannya itu seperti sedang menenangkan hatinya. Entah apa yang akan dibicarakannya.

"Aku mengenal Hasbi saat menjalani ospek. Beberapa senior menggangguku, aku ketakutan, aku mengira semua kejahilan mereka adalah nyata bukan sebuah permainan.

Hasbi menolongku, membantuku, dia membelaku meski karena itu dia juga harus menjalani hukuman dari para senior.

Aku bahkan belum mengenalnya, aku bahkan tidak tau siapa namanya.

Tapi dia selalu mendukungku, memberiku semangat, menemaniku melewati satu-persatu tugas yang diberikan panitia ospek pada kami" ungkap Alika mengingat masa-masa pertama di universitas.

Teringat saat Hasbi membelanya, Alika ditegur seorang panitia ospek karena lupa membawa satu perlengkapan yang ditugaskan padanya.

Celutuk Hasbi membuat panitia ospek marah padanya, laki-laki itu akhirnya harus menemani Alika menjalani hukuman berdiri tegap ditengah lapangan hingga selesai istirahat siang.

Beruntung seorang senior berbaik hati pada mereka. Senior itu membawakan sebuah bangku, meletakkannya diantara Hasbi dan Alika yang sedang berdiri tegap.

"Kalian boleh istirahat bergantian di bangku ini" ucap senior tampan itu sambil tersenyum.

"Kami nggak berani kak, bagaimana kalau panitia ospek menyalahkan kami karena duduk disini tanpa seizin mereka" sahut Alika ragu menerima bantuan itu, karena tak melihat senior itu mengenakan name tag tanda panitia ospek.

"Katakan senior Rayne yang memberikannya untuk kalian" jawabnya lagi sambil tersenyum, lalu pergi berlalu membaur dengan mahasiswa-mahasiswa lain.

Senior Rayne? pikir Alika dan Hasbi.

Mereka ragu namun rasa letih, capek dan haus membuat mereka akhirnya menggunakan bangku itu secara bergantian.

Dan benar saja seperti yang ditakutkan Alika, beberapa panitia ospek mendatangi mereka, dengan wajah marah mereka menuduh Hasbi dan Alika melanggar hukuman.

Hasbi segera menceritakan kalau Senior Rayne yang memberikan bangku itu untuk mereka.

'Senior Rayne' adalah kata-kata ajaib, mendengar itu para panitia ospek pergi meninggalkan mereka dengan wajah sok beringas, meninggalkan sedikit basa-basi.

"Untung saja dia peduli pada kalian" ucap mereka sebelum akhirnya berlalu.

Hasbi dan Alika tersenyum, Senior Rayne benar-benar membantu mereka. Hasbi menepuk keningnya, Alika heran. Hasbi mengingatkan Alika bahwa mereka belum mengucapkan terima kasih pada senior tampan itu.

Karena ragu atas bantuan yang diberikan senior itu, Hasbi dan Alika lupa mengucapkan terima kasih. Mengingat itu wajah mereka cemberut, terlihat jelek. Lalu mereka tertawa bersama.

Hasbi baru ingat kalau dia belum memperkenalkan diri pada Alika, begitu juga sebaliknya. Akhirnya mereka saling menyebutkan nama, sambil tersenyum menjalani hukuman itu bersama-sama.

Sebagai laki-laki yang gentleman Hasbi lebih sering membiarkan Alika duduk di bangku itu meski Alika menawarkan untuk segera bergantian beristirahat disana.

Alika duduk dibangku sambil memandang Hasbi yang menghapus keringatnya karena cuaca sudah mulai terik. Gadis itu menyesal karena menyeret Hasbi dalam masalahnya, namun bersyukur karena sejak itu hubungan mereka menjadi akrab.

Sesaat Alika memejamkan matanya, menarik nafas yang dalam.

"Sejak itu aku bergantung padanya, selalu berada disisi nya, mematuhi semua perkataannya, mendukung semua idenya, berusaha membahagiakannya." Alika menunduk, menetes air mata.

"Tak pernah ku lalui hari tanpa dirinya. Mataku tak bisa tak melihatnya, setiap hari merindukannya, dia seperti udara yang ku hirup. Tanpa dia dadaku terasa sesak, aku tidak bisa bernafas.

Kenapa Re? kenapa? kenapa Hasbi-ku? dari semua laki-laki, kenapa Hasbi-ku Reana?" ucap Alika terisak.

Mata Reana memanas. Gadis berhati lembut itu tak bisa melihat orang menangis. Tanpa terasa air matanya pun meleleh.

Reana hanya bisa diam, gadis itu tidak tau harus berkata apa. Semua jawaban terasa seperti sebuah alasan. Reana tak bisa menyangkalnya, tak bisa mengungkapkan isi hatinya. Karena kenyataannya sekarang Hasbi menginginkannya.

Tidak Alika, aku tidak merebut Hasbi darimu, jerit hati Reana.

"Kamu ingat kue tart yang kamu berikan saat ulang tahun ku ? kamu memintaku membuat sebuah permohonan, kamu tau apa permohonanku? aku ingin Hasbi menyukaiku, aku ingin Hasbi bersamaku, aku ingin Hasbi memilihku, karena kamu tiba-tiba muncul dihadapan Hasbi dan berdiri diantara kami" jerit Alika dengan suara tinggi.

Alika menoleh pada Reana yang diam tak membela diri, tak mengeluarkan kata-kata apapun, tak menyangkal ucapan apapun. Alika berdiri mendekati Reana.

"Inikah dirimu yang sebenarnya?" tanya Alika sinis.

"Berpura-pura menjadi gadis polos, yang pemalu, lemah, yang membuat laki-laki bersimpati padamu. Padahal kamu hanyalah seorang perempuan murahan" teriak Alika.

"Nggak Alika, aku tidak seperti itu" ungkap Reana menggeleng keras, air mata mengalir tak tertahankan.

Hanya itu kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya. Hanya itu yang bisa diucapkannya, air matanya mengalir deras, tak menyangka Alika menilainya seperti itu. Reana bergerak mundur tapi Alika terus mendesaknya.

"Sekarang aku bisa memahami apa yang dirasakan Rebecca, aku bisa mengerti mengapa Rebecca berbuat kejam menyebar videomu. Itu karena dia ingin memperlihatkan keburukanmu" teriak Alika.

"Akui saja, kamu ini perempuan murahan yang suka merebut laki-laki yang disukai temanmu sendiri" jerit Alika sambil melayangkan tangannya.

Reana diam, menutup matanya. Apapun yang akan dilakukan Alika dia akan menerimanya. Dia pasrah, itu lebih baik baginya daripada mendapat tuduhan yang menyakitkan hatinya.

Namun tamparan itu tak kunjung datang, Reana tak merasakan apa-apa. Gadis itu membuka matanya, diantara mereka berdiri laki-laki itu. Laki-laki yang tiba-tiba menciumnya waktu itu. Laki-laki itu menahan tangan Alika lalu menepisnya.

"Kau... kau adalah korban keluguan dan kepolosan palsunya. Apa kau tau, dia hanyalah seorang perempuan murahan" jerit Alika.

"Tutup mulutmu.., jangan pernah mengucapkan kata-kata seperti itu pada Reana" ucap Nico tegas.

"Kalau kamu takut kehilangan pacarmu, kamu rantai saja dia, kenapa kamu justru menyalahkan Reana?" lanjut Nico.

"Aku kehilangan Hasbi karena dia terus menggodanya" jerit Alika.

"Tanyakan pada hatimu, siapa yang menggoda siapa. Aku pernah meminta pacarmu agar jangan mencampuri urusan Reana. Tapi tetap saja dia mendekatinya" jawab Nico.

"Sekarang kamu boleh tenang, mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan pacarmu mendekati Reana lagi. Karena sekarang, Reana adalah milikku" ucap Nico sambil meraih tangan Reana dan membawanya pergi.

Nico dan Reana meninggalkan Alika yang menangis seorang diri. Berjalan keluar dari taman dan memasuki lorong gedung kampus.

Reana menghentikan langkahnya, langkah Nico pun terhenti. Reana melepaskan tangannya dari genggaman Nico.

"Cukup disini saja" ucap Reana, kemudian melanjutkan langkahnya pelan melewati Nico sambil menunduk.

"Hanya itu" tanya Nico singkat.

Reana menghentikan langkahnya, Nico berjalan mendekati Reana.

"Apa yang kamu inginkan ?" tanya Reana tanpa memandang wajah Nico, gadis itu terlihat letih.

"Kenapa kamu mau menerima tamparan gadis itu, kenapa kamu diam saja, kenapa kamu tak membela diri?" tanya Nico heran.

"Itu bukan urusanmu" jawab Reana singkat.

"Apa kamu merasa bersalah? apa kamu benar-benar merebut pacarnya?" tanya Nico.

"Aku tak mungkin melakukan itu. Mereka adalah temanku, aku menyayangi mereka. Mereka adalah orang pertama yang mau berteman denganku. Mereka sangat berarti bagiku, aku tidak mungkin menyakiti mereka, aku tidak mungkin merebut Hasbi dari Alika" ucap Reana menumpahkan kesedihannya.

"Tapi menerima tamparan darinya memberi kesan bahwa kamu memang bersalah dan mau menerima hukuman darinya" jawab Nico.

Reana menggelengkan kepala.

"Aku hanya ingin mengurangi kesedihannya, Alika hanya ingin menumpahkan kekesalannya, aku berharap dengan begitu Alika tidak lagi membenciku" ujar Reana meneteskan airmata.

Nico memandang gadis itu dengan perasaan iba. Reana menghapus airmata nya dan bergerak meninggalkan Nico.

"Kamu tidak keberatan dengan pernyataanku tadi?" tanya Nico penasaran.

Reana kembali menghentikan langkahnya.

"Pernyataan apa?" tanya Reana membalikkan badan.

"Bahwa kau adalah milikku" ucap Nico singkat.

Reana tertawa pahit.

"Kau melakukan itu, hanya untuk menenangkan Alika, agar dia tidak lagi menyalahkanku.

Aku juga tau, kau menciumku karena sebuah taruhan" ungkap Reana, sekalian membahas semuanya.

Gadis itu tertunduk lalu kembali mengungkapkan isi hatinya, dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku sadar, aku cukup tau diri, kau tidak perlu khawatir. Orang sepertimu, tidak mungkin sungguh-sungguh menyukaiku. Orang sepertimu, hanya akan menjadikan gadis miskin sebagai objek permainanmu. Kami hanya boleh pasrah menerima penghinaan dari orang-orang seperti kalian" ucap Reana menghapus airmatanya, lalu berbalik hendak beranjak pergi.

"Aku sungguh-sungguh" ucap Nico cepat.

Reana berbalik, menatap tajam pada Nico.

"Tolong biarkan aku sendiri, jangan permainkan aku lagi, aku akan melupakan semua yang kau lakukan padaku, aku hanya ingin hidup tenang, kau tau apa yang dilakukan Rebecca terhadap ku bukan?" jerit Reana sambil menghapus airmatanya.

Dia ingin segera pergi dari tempat itu. Dia ingin segera berlari melupakan semuanya, hati dan tubuhnya terasa letih.

Penghinaan dan pelecehan yang diterimanya, pandangan buruk penghuni kampus terhadapnya, kesalahpahaman teman-teman yang disayanginya dan kesulitan hidup yang harus dijalaninya, semua itu membuat airmata Reana tak berhenti mengalir.

Reana berlari sambil terus mengusap airmatanya, gadis itu menangis tersedu-sedu. Nico mengejar dan menarik Reana kedalam dekapannya. Laki-laki itu ingin Reana menangis di pelukannya.

Reana meronta tapi tubuhnya terlalu lelah melawan, Nico semakin mempererat dekapannya. Reana pasrah, Nico membelai rambut gadis itu dengan lembut, mendekap gadis itu kedalam dada bidangnya.

Disana Reana menangis sejadi-jadinya.

Sementara di kejauhan Alika menatap sedih pada Hasbi yang hanya bisa menunduk, tak sanggup menyaksikan gadis yang dirindukannya, berada dalam pelukan laki-laki lain.

...*****...

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

ternyata Alika aslinya jahat, hanya pura pura baik didepan Hasbi.
e malah nuduh Reana yg pura-pura polos

2024-02-27

0

kavena ayunda

kavena ayunda

alika lu sadar diri donk cinta g bs di paksain woy dasar jahat

2022-07-29

1

Nila

Nila

Reana💪💪👌👌

2022-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!