BAB 3 ~ Momen Bersama ~

Nico cs tertawa cekikikan, mengingat kejadian tadi malam. Semua berawal dari pembalap jagoan Dito yang mengalami crash dan gagal finish. Setiap kali race di gelar Nico dan kawan-kawan nonton bareng di tempat yang kebetulan banyak makanannya.

Kalau nggak di kost-an Ardi dan Dito berati di rumah Rommy atau yang paling sering di apartemen Nico.

Akibat kekalahannya, Dito mendapat hukuman, mereka memutuskan Dito harus berkenalan dengan seorang gadis dan harus mendapatkan nomor ponselnya.

Untuk mengobati kekecewaan Dito, Nico mengajak mereka nongkrong di kafe. Kesempatan itu dipergunakan Dito untuk mencari mangsa. Cewek-cewek di kafe kebanyakan anak-anak gaul yang mudah diajak kenalan dan bertukar nomor ponsel.

Psst, tiba-tiba Ardi memberi kode pada Dito. Nico, Rommy dan Dito pun reflek mengikuti arahan Ardi. Di belakang Dito, dua orang cewek yang lagi asyik berdiskusi memilih menu baru hari ini.

Mata Dito terpaku pada cewek yang mengenakan celana pendek berbahan denim. Tubuh langsing dan putih, rambut panjang tergerai, high heels yang di pakai menonjolkan betis indahnya.

Nico dan kawan-kawan memberi semangat. Dito yang sudah lama menjomblo seperti mendapat anugerah dari langit.

Minimal buat dapetin nomor ponselnya untuk bayaran taruhan kemaren, pikir Dito.

Dito pun menyusun skenario kilat, dia berpura-pura salah mengenali orang yang di kira teman SMA-nya dulu.

"Eh.. kamu Reni kan? teman satu SMA dulu.

Tuh cewek pasti bilang, bukan.. salah orang, cewek yang lain kali" ucap Dito.

Dito akan berkata, "masa sih ada cewek lain secantik kamu"

Nico, Ardi dan Rommy tertawa cekikikan mendengar ilustrasi busuk Dito. Rommy memaksa Dito untuk segera beraksi, takutnya itu cewek keburu kabur.

"Hei, kamu Reni kan?" terdengar Dito menjalankan rencana.

Teman-temannya mengamati dengan serius, kebetulan posisi gadis-gadis itu tak jauh dari meja mereka.

"Eh, copot, copot, jantungku?" jerit cewek itu kaget karena Dito yang tiba-tiba muncul dan sok akrab.

"Siapa ya?" ucapnya lagi.

Suara berat yang dilembut-lembutkan, jakun bergerak lincah turun naik. Dito kaget, matanya terbelalak mulutnya mangap.

"Maaf ya, salah orang" ucapnya sambil melipir.

Hasilnya pagi ini mereka tertawa terbahak-bahak di parkiran DPRD alias Dibawah Pohon RinDang. Nico dan Ardi duduk di atas motor, sementara didepannya Dito dan Rommy duduk di bangku beton yang diukir menyerupai batang kayu.

Parkiran kampus ini memang nyaman, teduh, dan aman dari curanmor, karena banyak mahasiswa yang juga nongkrong di bangku DPRD.

"Maaf ya, salah orang" kata Ardi yang meniru ucapan Dito.

"Bukan salah orang, tapi salah bencong" ucap Dito kesal.

Kawan-kawan yang lain tertawa terbahak-bahak. Dito menyalahkan Ardi yang pertama kali memberi kode untuk mendekati cewek jadi-jadian itu.

"Sorry Dit, gua nggak tau, kalo tuh cewek produk rakitan" ucap Ardi sambil menahan ketawa.

"Nggak tau, nggak tau, loe nggak liat jakunnya segede ini" ucap Dito sambil mengepal tinjunya.

Semua tertawa, renyahnya suara tawa mereka membuat orang-orang di sekitar pun ikut tertawa. Muka Dito merah menahan malu.

Sebenarnya tak ada yang bisa disalahkan, malam itu mereka hanya melihat cewek itu dari arah belakang. Dito hanya mencari pelampiasan kekesalannya. Hukuman taruhan belum terbayar, impian mendapat cewek pun buyar.

Mereka tertawa sampai perut mulas, perlahan-lahan menghentikan obrolan konyol itu. Rommy melirik ke belakang Nico. Terlihat Reana berjalan pelan sambil menunduk. Nico pun terpancing untuk melihat, membalikkan badan dan memandang ke arah Reana.

Seperti biasa Reana mengenakan kemeja lengan panjang yang digulung hingga ke siku. Kalau diperhatikan rancangan kemejanya semua sama, mungkin warnanya saja yang berbeda. Orang picik akan berpikir kalau Reana membeli kemeja lusinan.

Tapi itu tidak penting, hari ini Reana terlihat berbeda, kemeja berwarna cream, membias cerah diwajahnya.

"Gue yakin dalam pandangannya, semua gelap, kecuali jalan yang dilaluinya" ungkap Rommy sambil mengangguk serius memandang Reana.

Nico diam tak merespon matanya masih tertuju pada Reana.

Tiga semester sudah gadis itu berkeliaran di kampus ini. Tapi Nico tak pernah merasa melihatnya, mungkin karena jadwalnya yang tidak pernah sama atau Nico yang tidak pernah menyadari keberadaannya.

"Hai Re" sapa seorang gadis tiba-tiba membuat Reana gelagapan.

Reana hanya mengangguk sekilas pada gadis itu lalu kembali ke dunianya.

Sejak Reana membantu pak Prapto membahas soal, banyak orang yang mengenalnya. Entah teman kelasnya atau kakak kelas yang mengulang mata kuliah itu.

Banyak juga yang meminta bantuannya saat mereka kesulitan mengerjakan tugas. Di kelas pak Prapto, mereka berlomba untuk duduk di samping Reana. Dan, yang terpenting dari semua itu, mereka tidak se-takut dulu lagi karena ada Reana di pihak mereka.

Bahkan catatan Reana sering tidak jelas di mana rimbanya. Bergilir dari satu mahasiswa ke mahasiswa lain untuk di fotocopy.

Memang metode Reana dalam membahas soal-soal lebih detail, lebih jelas darimana asalnya, tidak melompat-lompat seperti cara Pak Prapto. Mungkin pak Prapto berpikir se-level mahasiswa sudah pasti tahu dasar-dasarnya, jadi tidak perlu dijelaskan lagi.

"Reana, tolong menu untuk meja 10" ucap Bu Shinta, Kepala Pelayan di restoran itu.

Reana segera mengambil daftar menu yang tersusun rapi di meja. Hari ini dia menambah jam kerjanya hingga malam karena menggantikan seorang pelayan yang berhalangan hadir.

Hal itu biasa mereka lakukan, di saat Reana berhalangan hadir maka pelayan lain pun rela menggantikannya.

"Re " jerit Alika.

"Kamu kerja disini?" ucapnya sambil mengamati seragam Reana.

Reana kaget, dia yang tak menyangka pelanggannya adalah Alika dan...

Reana menoleh ke seberang meja Alika, Hasbi.

Reana mengangguk dengan kikuk.

"Pantesan habis kuliah langsung pulang, nggak pernah nongkrong di kampus" ujar Alika lagi.

"Nggak juga, saya sering kok, nongkrong di perpus" balas Reana.

Alika dan Hasbi tertawa mendengar jawaban polos Reana.

"Mana ada orang nongkrong di perpus" jawab Alika masih tertawa.

Reana tersenyum malu, sepertinya dia salah memilih kata nongkrong. Hasbi tersenyum sendiri melihat keluguan gadis itu.

"Alika ulang tahun" ucap Hasbi tiba-tiba.

"Saya bingung memilih kado jadi saya ajak kesini aja" sambung Hasbi menjelaskan.

"Oh.. Mmm, selamat ulang tahun ya Al" ucapnya sambil mengamati tubuhnya, tak ada satupun didirinya yang bisa diberikan untuk Alika.

Reana gelagapan, terlihat bingung, belum pernah dia peduli dengan ulang tahun siapapun kecuali ulang tahun ibunya.

"Maaf, saya nggak punya kado" ucapnya menyesal.

"Nggak apa-apa Re, lagian kamu juga baru tahu" ucap Alika sambil tertawa.

"Baiklah kalau gitu, silahkan dipilih dulu menunya, saya harus kembali ke belakang" ucap Reana sambil sedikit membungkuk kemudian segera berlalu dari pasangan itu.

Reana merasa tidak nyaman berlama-lama di sana. Takut kehadirannya hanya mengganggu acara ulang tahun Alika.

Di balik pintu Reana mengintip ke dua temannya. Alika dan Hasbi sibuk memilih menu sambil tersenyum ceria. Sesekali terlihat Alika mencubit lengan Hasbi. Laki-laki itu pasti sedang menggoda Alika. Tanpa disadari Reana juga ikut tersenyum.

"Temanmu ?" tanya Bu Shinta tiba-tiba berdiri di sebelah Reana.

Reana mengangguk, matanya masih menatap ke arah yang sama.

"Pasangan yang serasi" sambung Bu Shinta sambil ikut mengamati.

"Kamu nggak ikut gabung? " tanya Bu Shinta iseng.

Beliau tau pasti, Reana tidak mungkin mau jadi pengganggu pasangan itu.

"Alika berulang tahun, saya tidak punya kado untuknya" ucap Reana pelan.

Bu Shinta mengangguk-angguk, tiba-tiba dia menepuk tangannya.

"Hampir lupa, di kulkas ada banyak kue tart sisa acara semalam, benarkan Nell?" ucap Bu Shinta pada Nella yang baru selesai melayani pelanggan.

Nella pekerja full time di restoran ini. Tamat dari SMA dia memutuskan langsung mencari kerja, sama sekali tak berniat untuk kuliah.

"Semalam ada yang booking restoran ini untuk acara ulang tahun. Kuenya banyaaaak sekali, selesai acara mereka nggak mau bawa pulang, jadi kami simpan di kulkas" jelas Bu Shinta.

Nella yang baru sadar apa yang mereka bicarakan, ikut mengangguk-angguk.

"Kuenya banyak, saya sampai enek memakannya" sambung Nella.

"Ayo, sini, kamu pilih sendiri kuenya" ucap Bu Shinta semangat, sambil menyuruh Nella mencatat pesanan Alika dan Hasbi.

Nella menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk bulatan. Bu Shinta segera membuka kulkas yang besar itu, benar saja di sana berderet-deret kue tart berbagai rasa.

"Punya siapa ini Bu?" tanya Reana ragu.

"Nggak ada yang punya, siapa yang mau silahkan ambil, lagian kamu juga belum coba" jelas Bu Shinta menghilangkan keraguan Reana.

Reana membungkuk mengamati kue-kue cantik yang tersusun rapi. Akhirnya dia memilih tart yang ukurannya tidak terlalu besar, berwarna pink lembut dengan topping kelopak bunga yang indah.

Reana mengambil dan meletakkan kue di atas nampan yang disiapkan Bu Shinta lengkap dengan pisau dan piring kuenya. Tak lupa Bu Shinta menancapkan sebatang lilin ulang tahun sisa acara semalam. Bu Shinta benar-benar cekatan, restoran ini sangat bergantung padanya. Selain itu sifat Bu Shinta yang suka menolong membuatnya selalu berpikir cepat mencari solusi.

"Kalau mereka ajak bergabung, ikuti saja lagian jam segini belum banyak tamu yang datang" ucap Bu Shinta memberi izin.

Reana mengangguk meski ragu-ragu. Sambil membawa nampan ia melangkah pelan menuju meja Alika dan Hasbi. Rasanya ingin berbalik dan kembali ke dapur. Tapi Bu Shinta yang masih memperhatikannya membuat Reana melanjutkan langkahnya. Jika kembali, sama saja tidak menghargai usaha Bu Shinta.

"Al " ucap Reana.

"Saya, ini... " ucap Reana bingung memilih kata-kata.

Gadis itu meletakkan nampan berisi kue tart tersebut di atas meja.

"Cuma ini yang saya punya... tolong di terima" ucapnya lagi.

"Wow surprise, apa ada promo ulang tahun di restoran ini?" tanya Alika.

"Ah.. tidak" bantah Reana sambil melambaikan kedua tangannya.

"Kalau gitu kue ini masuk tagihan mu Bi" ucap Alika.

"Nggak masalah" jawab Hasbi sambil tersenyum.

"Ah tidak, ini gratis" jawab Reana cepat.

"Berarti, ini kado darimu?" tanya Hasbi.

"Oh.. ya, selamat menikmati" ucap Reana cepat, bergegas meninggalkan tempat itu.

Tiba-tiba tangan Hasbi menyambar tangan Reana, menghentikan langkahnya. Alika memandang Hasbi heran.

"Kami nggak akan sanggup menghabiskan kue ini, tolong bantu kami ya?" ucap Hasbi setengah memohon.

Alika yang baru sadar dengan apa yang terjadi, menyetujui usulan Hasbi. Reana menoleh pada Bu Shinta, meminta persetujuan. Bu Shinta mengangguk dari jauh.

"Satu, potong saja" tangan Reana yang masih bebas mengacungkan jari telunjuknya.

Hasbi mengangguk, melepaskan tangan Reana dan berdiri menyiapkan kursi untuknya. Karena meja ini memang khusus untuk berdua. Reana mengucapkan terimakasih sambil duduk di kursi yang disiapkan Hasbi. Suasana agak canggung bagi Reana, buru-buru dia menyodorkan kue tart kehadapan Alika.

"Lilinnya keburu meleleh, ayo Al... " ucap Reana.

"Make a wish" sambungnya.

Alika menutup matanya sejenak, lalu meniup lilin. Bertiga mereka bertepuk tangan. Tak menunggu lama Alika segera membagikan tart untuk Hasbi, untuk Reana dan untuk dirinya sendiri.

"Mmm, lezaaat" ucap Alika.

Hasbi tersenyum melihat ekspresi Alika, seperti anak kecil yang mendapat kue kesukaannya.

"Ayo, makan kuenya" perintah Alika pada Hasbi yang hanya memandangi.

"Nggak, terlanjur kenyang liatin kamu makan" ucap Hasbi sambil menopang dagu.

Alika langsung memotong kue di piring Hasbi dan menyodorkan ke mulut laki-laki itu .

"Makan nih, makan, makan..." ucap Alika memaksa.

Hasbi mengelak sambil tertawa, tapi akhirnya laki-laki itu berhasil disuapi Alika. Kue yang dipilih Reana adalah kue yang paling cantik menurutnya. Namun tak di sangka rasanya sangat enak, Reana senang Alika menyukainya.

Dan yang lebih berkesan bagi Reana adalah sekarang dia bisa merasakan bahagianya merayakan ulang tahun seorang teman. Hasbi dan Alika bergantian bercerita pengalaman mereka selama menjalani persahabatan. Gelak tawa mereka pecah saat mereka menceritakan kisah-kisah lucu.

Sesekali Alika mencubit lengan Hasbi atau melempar serbet karena malu. Reana tertawa, setitik air mata muncul di sudut matanya.

Setelah menghabiskan kuenya, Reana pamit kembali ke dapur restoran. Reana ingin memberikan kesempatan pada Alika dan Hasbi untuk merayakannya berdua saja.

Setelah makan malam spesial ulang tahun berakhir, Alika dan Hasbi beranjak meninggalkan meja restoran. Alika menunggu di depan sementara Hasbi membayar tagihannya di kasir.

"Mbak, bisa bantu saya?" tanya Hasbi pada wanita penjaga kasir.

"Ya, ada yang bisa di bantu?" ucap wanita itu balik bertanya.

"Bisakah mbak tolong saya bungkuskan menu yang sama untuk Reana" pinta Hasbi.

"Reana kami?" tanya wanita itu.

" Ya, tolong di berikan saat dia pulang kerja nanti" pinta Hasbi.

Wanita itu menyanggupi, Hasbi membayar semua tagihan dan tak lupa memberikan tips pada wanita itu sebagai rasa terima kasih atas bantuannya.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Citoz

Citoz

semangat kk 💪

2025-03-06

0

Lily

Lily

gini aja aku nangis 😭
Hasbi baik banget

2024-02-27

0

Surabaya Honda

Surabaya Honda

wonderful Thor 👍😊

2023-12-25

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2 BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3 BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4 BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5 BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6 BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7 BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8 BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9 BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10 BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11 BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12 BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13 BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14 BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15 BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16 BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17 BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18 BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19 BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20 BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21 BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22 BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23 BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24 BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25 BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26 BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27 BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28 BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29 BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30 BAB 30 ~ Cemburu ~
31 BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32 BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33 BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34 BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35 BAB 35 ~ Keputusan ~
36 BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37 BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38 BAB 38 ~ Perpisahan ~
39 BAB 39 ~ Persiapan ~
40 BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41 BAB 41 ~ Melepasmu ~
42 BAB 42 ~ Kesepian ~
43 BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44 BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45 BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46 BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47 BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48 BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49 BAB 49 S2 ~ Putus ~
50 BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51 BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52 BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53 BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54 BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55 BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56 BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57 BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58 BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59 BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60 BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61 BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62 BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63 BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64 BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65 BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66 BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67 BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68 BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69 BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70 BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71 BAB 71 S2 ~ Datang ~
72 BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73 BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74 BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75 BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76 BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77 BAB 77 S2 ~ Membela ~
78 BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79 BAB 79 ~ Berunding ~
80 BAB 80 ~ Berhasil ~
81 BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82 BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83 BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84 BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85 BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86 BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87 BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88 BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89 BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90 BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91 BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92 BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93 BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94 BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95 BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96 BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97 BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98 BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99 BAB 99 S2 ~ Calon ~
100 BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101 BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102 BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103 BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104 BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105 BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106 BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107 BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108 BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109 BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110 BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111 BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112 BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113 BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114 BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115 BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116 BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117 BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118 BAB 118 ~ Sepakat ~
119 BAB 119 ~ Diam ~
120 BAB 120 ~ Angela Baru ~
121 BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122 BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123 BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124 BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125 BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126 BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127 BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128 BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129 BAB 129 ~ Datang ~
130 BAB 130 ~ Kembali ~
131 BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132 BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133 BAB 133 ~ Persaingan ~
134 BAB 134 ~ Berakhir ~
135 BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136 BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137 BAB 137 ~ Balas Budi ~
138 BAB 138 ~ Menyesal ~
139 BAB 139 ~ Reana Forever ~
140 BAB 140 ~ Nostalgia ~
141 BAB 141 ~ Hampir ~
142 BAB 142 ~ Psycho ~
143 BAB 143 ~ Menjaga ~
144 BAB 144 ~ Pilihan ~
145 BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146 BAB 146 ~ Selamat ~
147 BAB 147 ~ Pergi ~
148 BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149 BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150 BAB 150 ~ Menyusul ~
151 BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152 BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153 BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154 BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155 BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156 BAB 156 ~ Demi Reana ~
157 BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158 BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159 BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160 BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161 BAB 161 ~ Terbongkar ~
162 BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163 BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164 BAB 164 ~ Beristirahat ~
165 BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166 BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167 BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168 BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169 BAB 169 ~ Nostalgia ~
170 BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171 BAB 171 ~ Iri ~
172 BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173 BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174 BAB 174 ~ Berpisah ~
175 BAB 175 ~ Putus ~
176 BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177 BAB 177 ~ Melindungi ~
178 BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179 BAB 179 ~ Batal ~
180 BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181 BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182 BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183 BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184 BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185 BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186 BAB 186 ~ Sadar ~
187 BAB 187 ~ Berpisah ~
188 BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189 BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190 BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191 BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192 BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193 BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194 BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195 BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196 BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197 BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198 BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199 BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~
Episodes

Updated 199 Episodes

1
BAB 1 ~ Gadis Biasa ~
2
BAB 2 ~ Bukan Dosen Biasa ~
3
BAB 3 ~ Momen Bersama ~
4
BAB 4 ~ Kenapa Reana ~
5
BAB 5 ~ Sendiri Lagi ~
6
BAB 6 ~ Biarkan Kusendiri ~
7
BAB 7 ~ Bahagia Bersamamu ~
8
BAB 8 ~ Dalam Dekapanmu ~
9
BAB 9 ~ Kenangan yang Terlupakan ~
10
BAB 10 ~ Masalah yang Melelahkan ~
11
BAB 11 ~ Penjaga Hati ~
12
BAB 12 ~ Tamu Istimewa ~
13
BAB 13 ~ Hilang Kesadaran ~
14
BAB 14 ~ Selamanya Menjagamu ~
15
BAB 15 ~ Selalu Merindukanmu ~
16
BAB 16 ~ Tak Ada yang Ketiga ~
17
BAB 17 ~ Bukan Siapa Siapa ~
18
BAB 18 ~ Tolonglah... Aku ~
19
BAB 19 ~ Hanya Ingin Memanjakanmu ~
20
BAB 20 ~ Glass Shoes ~
21
BAB 21 ~ Mengejarmu ~
22
BAB 22 ~ Percaya Padamu ~
23
BAB 23 ~ Membawamu Bersamaku ~
24
BAB 24 ~ Cinta Pertama ~
25
BAB 25 ~ Memelukmu Erat ~
26
BAB 26 ~ Tak Ingin Mengalah Lagi ~
27
BAB 27 ~ Kembali Seperti Dulu ~
28
BAB 28 ~ Penyerahan Diri ~
29
BAB 29 ~ Kepergianmu ~
30
BAB 30 ~ Cemburu ~
31
BAB 31 ~ Godaan Kedua ~
32
BAB 32 ~ Beri Aku Kesempatan ~
33
BAB 33 ~ Aku harus Pergi ~
34
BAB 34 ~ Jauh Darimu ~
35
BAB 35 ~ Keputusan ~
36
BAB 36 ~ Kembali Bersamamu ~
37
BAB 37 ~ Memberi Untuk Memiliki ~
38
BAB 38 ~ Perpisahan ~
39
BAB 39 ~ Persiapan ~
40
BAB 40 ~ Menjelang Konferensi Pers ~
41
BAB 41 ~ Melepasmu ~
42
BAB 42 ~ Kesepian ~
43
BAB 43 ~ Menjelang Pernikahan ~
44
BAB 44 ~ Hari Pernikahan ~
45
BAB 45 ~ Peristiwa di Hari H ~
46
BAB 46 ~ Menentukan Arah ~
47
BAB 47 ~ Kesempatan Baru ~
48
BAB 48 ~ Aku, Apa Adanya ~
49
BAB 49 S2 ~ Putus ~
50
BAB 50 S2 ~ Melamar ~
51
BAB 51 S2 ~ Di Hotel ~
52
BAB 52 S2 ~ Minta Izin ~
53
BAB 53 S2 ~ Di Apartemen ~
54
BAB 54 S2 ~ Menerkam ~
55
BAB 55 S2 ~ Telah Lepas ~
56
BAB 56 S2 ~ Ikatan Cinta Sebenarnya ~
57
BAB 57 S2 ~ Persiapan ~
58
BAB 58 S2 ~ Serasi ~
59
BAB 59 S2 ~ Perjalanan ~
60
BAB 60 S2 ~ Mengalah ~
61
BAB 61 S2 ~ Mendengar ~
62
BAB 62 S2 ~ Berhadapan ~
63
BAB 63 S2 ~ Ganjalan ~
64
BAB 64 S2 ~ Ditetapkan ~
65
BAB 65 S2 ~ Setuju ~
66
BAB 66 S2 ~ Di New York ~
67
BAB 67 S2 ~ Ingin Bertemu ~
68
BAB 68 S2 ~ The Wedding ~
69
BAB 69 S2 ~ Bukan Mimpi ~
70
BAB 70 S2 ~ Pulang ~
71
BAB 71 S2 ~ Datang ~
72
BAB 72 S2 ~ Pesta ~
73
BAB 73 S2 ~ Kehilangan ~
74
BAB 74 S2 ~ Sleeping Beauty ~
75
BAB 75 S2 ~ Tergila-gila ~
76
BAB 76 S2 ~ Ingin Melarikan Diri ~
77
BAB 77 S2 ~ Membela ~
78
BAB 78 S2 ~ Tak Ingin Kehilangan ~
79
BAB 79 ~ Berunding ~
80
BAB 80 ~ Berhasil ~
81
BAB 81 ~ Pengawal Pribadi ~
82
BAB 82 S2 ~ Terbang ~
83
BAB 83 S2 ~ Cemburu Lagi ~
84
BAB 84 S2 ~ Kembali ke Hotel ~
85
BAB 85 S2 ~ Rencana Tak Berguna ~
86
BAB 86 S2 ~ Rencana Sebenarnya ~
87
BAB 87 S2 ~ Gadis Setia ~
88
BAB 88 S2 ~ Selingkuh ~
89
BAB 89 S2 ~ Di Apartemen ~
90
BAB 90 S2 ~ Hampa ~
91
BAB 91 S2 ~ Pulang ~
92
BAB 92 S2 ~ Pulang ke Apartemen ~
93
BAB 93 S2 ~ Mengejar Lagi ~
94
BAB 94 S2 ~ Takut Kehilangan ~
95
BAB 95 S2 ~ Mencoba Normal ~
96
BAB 96 S2 ~ Kembali Cinta ~
97
BAB 97 S2 ~ Malam Pertama ~
98
BAB 98 S2 ~ Resmi ~
99
BAB 99 S2 ~ Calon ~
100
BAB 100 S2 ~ Menjenguk ~
101
BAB 101 S2 ~ Tanpa Dendam ~
102
BAB 102 S2 ~ Izin Bertemu ~
103
BAB 103 S2 ~ Cemburu ~
104
BAB 104 S2 ~ Posesif ~
105
BAB 105 S2 ~ Karena Kebohongan ~
106
BAB 106 S2 ~ Permintaan yang Tak Mungkin ~
107
BAB 107 S2 ~ Memaafkan ~
108
BAB 108 S2 ~ Berbaikan ~
109
BAB 109 S2 ~ Ingin Bertemu ~
110
BAB 110 S2 ~ Perjanjian Tak Langsung ~
111
BAB 111 S2 ~ Permintaan ~
112
BAB 112 S2 ~ Keputusan ~
113
BAB 113 S2 ~ Pindah ~
114
BAB 114 S2 ~ Cemburu ~
115
BAB 115 ~ S2 ~ Surprise ~
116
BAB 116 ~ Surprise yang Tak Diinginkan ~
117
BAB 117 ~ Tak Ingin Membalas ~
118
BAB 118 ~ Sepakat ~
119
BAB 119 ~ Diam ~
120
BAB 120 ~ Angela Baru ~
121
BAB 121 ~ Sempurna Untukmu ~
122
BAB 122 S2 ~ Pergi ~
123
BAB 123 S2 ~ Terlambat ~
124
BAB 124 S2 ~ Demi Nico ~
125
BAB 125 S2 ~ Godaan ~
126
BAB 126 S2 ~ Siapa Dia ~
127
BAB 127 S2 ~ Kisah Lalu dan Imbalan ~
128
BAB 128 S2 ~ Harus Bangkit ~
129
BAB 129 ~ Datang ~
130
BAB 130 ~ Kembali ~
131
BAB 131 ~ Kembali ke Apartemen ~
132
BAB 132 ~ Cinta Mati ~
133
BAB 133 ~ Persaingan ~
134
BAB 134 ~ Berakhir ~
135
BAB 135 ~ Tak Berubah ~
136
BAB 136 ~ Jangan Diam, Jangan Pergi ~
137
BAB 137 ~ Balas Budi ~
138
BAB 138 ~ Menyesal ~
139
BAB 139 ~ Reana Forever ~
140
BAB 140 ~ Nostalgia ~
141
BAB 141 ~ Hampir ~
142
BAB 142 ~ Psycho ~
143
BAB 143 ~ Menjaga ~
144
BAB 144 ~ Pilihan ~
145
BAB 145 ~ Demi Kehormatan ~
146
BAB 146 ~ Selamat ~
147
BAB 147 ~ Pergi ~
148
BAB 148 ~ Kembali ke Kampung ~
149
BAB 149 ~ Cinta itu Memaafkan ~
150
BAB 150 ~ Menyusul ~
151
BAB 151 ~ Gadis Beruntung ~
152
BAB 152 ~ Masih Tak Percaya ~
153
BAB 153 ~ Bertahan Demi Cinta ~
154
BAB 154 ~ Memaafkan Lagi ~
155
BAB 155 ~ Menerima Kembali ~
156
BAB 156 ~ Demi Reana ~
157
BAB 157 ~ Memutuskan Pulang ~
158
BAB 158 ~ Kembali Seperti Semula ~
159
BAB 159 ~ Kabar Mengejutkan ~
160
BAB 160 ~ Berita Gembira atau Sedih ~
161
BAB 161 ~ Terbongkar ~
162
BAB 162 ~ Kenyataan Bahagia yang Pahit ~
163
BAB 163 ~ Meninggalkan Rumah ~
164
BAB 164 ~ Beristirahat ~
165
BAB 165 ~ Lepaskan atau Terima ~
166
BAB 166 ~ Kenyataan yang Sebenarnya ~
167
BAB 167 ~ Ingin Bersama Lagi ~
168
BAB 168 ~ Kembali karena Kenangan ~
169
BAB 169 ~ Nostalgia ~
170
BAB 170 ~ Tamu Tak Diundang
171
BAB 171 ~ Iri ~
172
BAB 172 ~ Enggan Bergabung ~
173
BAB 173 ~ Terancam Batal ~
174
BAB 174 ~ Berpisah ~
175
BAB 175 ~ Putus ~
176
BAB 176 ~ Menikmati Sunset ~
177
BAB 177 ~ Melindungi ~
178
BAB 178 ~ Ingin Mengakhiri ~
179
BAB 179 ~ Batal ~
180
BAB 180 ~ Ingin Berubah ~
181
BAB 181 ~ Merasa Heran ~
182
BAB 182 ~ Menyesali Keputusan ~
183
BAB 183 ~ Mengenang Masa Lalu ~
184
BAB 184 ~ Kejadian Sebenarnya ~
185
BAB 185 ~ Murka Ardy ~
186
BAB 186 ~ Sadar ~
187
BAB 187 ~ Berpisah ~
188
BAB 188 ~ Bantu Cari ~
189
BAB 189 ~ Office Boy Saja ~
190
BAB 190 ~ Nyaris Batal ~
191
BAB 191 ~ Persiapan Pesta Reuni ~
192
BAB 192 ~ Pasangan Impian ~
193
BAB 193 ~ Terima kasih untuk Melakukan Itu ~
194
BAB 194 ~ Pendamping untuk Nella ~
195
BAB 195 ~ Tak Percaya Diri ~
196
BAB 196 ~ Penampilan Sempurna untuk Pesta Reuni ~
197
BAB 197 ~ Pasangan Impian Nella ~
198
BAB 198 ~ Karena Waktu Itu ~
199
BAB 199 ~ Cinta Sejak Dulu ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!