..."Tetap semangat apapun kata mereka"...
...~Derren Ardantara~...
...***...
Di Basecamp The Lion hari ini benar-benar ramai dari biasanya. Malam ini mereka sedang merundingkan rencana Sunmori yang akan di laksanakan bertepatan dengan hari jadi geng The Lion yang di dirikan oleh Vero dan ke enam sahabatnya saat mereka kelas 9 SMP dulu, sekarang mereka sudah kelas 11 itu berarti sudah tiga tahun geng The Lion berada.
Vero membuat geng The Lion untuk mempererat solidaritas, menambah banyak teman yang sekarang sudah di anggap keluarga oleh Vero dan yang terpenting harus saling menguatkan serta memahami satu sama lain itu lah komitmen nya.
The Lion bukan hanya sebuah geng motor biasa saja. Tetapi mereka juga geng yang memiliki tujuan tersendiri, setiap bulan mereka selalu berdonasi di berbagai Panti Asuhan uang yang mereka donasikan hasil dari balapan dan uang kas khusus yang setiap satu minggu sekali mereka selalu menyisihkan uang mereka.
“Tiga hari lagi adalah hari jadi The Lion, kira-kira kita mau Sunmori kemana?” ucap Vero membuka suara.
“Pantai aja Ver siapa tau bisa ketemu cewek cantik disana,” kata Derren dengan semangat.
“Cewek aja yang ada dalam otak lo, kerja aja gak punya,” sinis Raka.
“Ya elah Ka lo mah sekali ngomong nyelenkit amat,” ucap Derren memelas.
“Duren mulai drama lagi guys,” celetuk Mike.
“Gak usah di peduliin, mending kita kembali ke pembahasan pertama tadi,” sambung Devan.
“ke puncak aja gimana?” saran Gilang.
“Bener juga kata Gigi, mending kita ke puncak aja!” Ucap Vino menyesetujui saran Gilang atau Gigi panggilan kesayangan dari teman-teman laknat nya itu, udah bagus-bagus orang tua nya namain Gilang malah di panggil Gigi oleh sahabat-sahabat nya.
Vero mengangguk setuju, ke puncak tidak buruk juga disana tempat nya juga nyaman dan sejuk. “Gue sih ok aja, kalian gimana?” Vero menatap ke enam teman nya.
“Gue sih ikut aja,” sambung Mike.
“Gue juga” –Devan.
“Samain” –Vino.
Melihat ke enam anggota inti The Lion setuju sontak semua nya menoleh ke arah Raka.
Raka yang melihat teman-teman menatap nya lantas ia mengangguk setuju.
“Ok jadi fiks kita sunmori ke Puncak!” putus Vero.
...***...
Clara dan kedua abang nya tengah duduk di ruang keluarga. Sepertinya mereka akan membicarakan hal yang serius bisa di liat dari raut wajah ketiganya.
“Gue nemu ini dikamar mommy,” kata Kenzi memulai percakapan setelah sekian lama mereka berdiam diri.
“Amplop?” Reyhan mengeryit tidak mengerti.
“Apa ini ada hubungan nya dari hilang nya mommy?” kata Clara penasaran.
“Menurut gue ini ada hubungan nya dengan kehilangan mommy,” ucap Kenzi datar. Ada sebuah luka yang ia tahan saat mengingat mommy nya. Tetapi ia sengaja untuk tidak menunjukan luka itu, ia tidak mau adik-adik juga terlarut dalam kesedihan.
Kenzienata Althairan adalah putra pertama dari Rehanda Althairan dan Citra Amanda Althairan. Ia mempunyai dua orang adik yang tidak lain adalah Reyhanda Althairan dan sang adik bungsu Claralista Amanda Althairan. Mereka bertiga memutuskan untuk tinggal ke apartemen pribadi milik Kenzi setelah kejadian yang menyakitkan itu.
Sepuluh tahun yang lalu:
“Bang Ken beliin Ara ice cream dong,” ucap seorang gadis cantik berumur tujuh tahun itu dengan puppy eyes merengek kepada sang abang yang tidak lain adalah Kenzi dan gadis kecil itu Clara atau biasa di panggil Ara oleh keluarga nya.
“Kalau abang gak mau gimana?” Goda Kenzi kepada sang adik, saat itu kenzi berumur sembilan tahun itu berarti ia tua dua tahun dari Clara. Sedangkan Reyhan berumur delapan tahun pada saat itu. Memang mereka bertiga hanya beda satu tahun secara berurutan.
“kalau gitu Ara ngambek gak mau lagi ngomong sama abang Ken!” ketus Clara sambil cemberut menatap sang abang. Keyi gemas melihat nya.
“Eh jangan gitu dong, abang kan gak bisa tidur nanti kalau Ara gak mau ngomong sama abang”
“Yaudah kalau gitu kita beli ice cream nya ya,” dengan senang hati Kenzi menuruti kemauan sang princess kecil nya ini.
“Bang Ken Rey ikut ya,” ucap Reyhan meminta ikut bersama dengan Kenzi dan Clara.
“Ayo!” seru Kenzi membawa kedua adik nya membeli ice cream.
Setelah kembali dari membeli ice cream mereka bertiga masuk ke dalam rumah mereka, namun suatu hal yang sangat mengejutkan buat ketiganya.
Dari ruang tamu menuju lantai tiga sudah porak poranda, banyak pecahan vas bunga, kaca dan perabaot rumah lain nya yang berserakan di lantai. Dan lebih menakutkan nya lagi para asisten rumah tangga serta para bodygard terbaring tak menentu dengan bersimbah darah di lantai. Rumah yang awal nya bersih dan rapi sekarang menjadi lautan darah dengan bau amis yang menyeruak di penciuman.
“Bang Ken i-n-i kee-na—pa ba-ba-nyak da-da-rah!” Kata Clara dengan terbata-bata. Takut, itu lah yang mereka bertiga rasakan saat ini. Bagaimana tidak takut ketiga anak kecil yang status nya masih sekolah dasar menyaksikan semua ini. Para ART serta Bodygard tergeletak tak bernyawa dengan darah yang bercucuran dari berbagai sisi di tubuh mereka.
“Bang ken mere-kaa—“ Reyhan tidak mampu melanjutkan perkataan nya lagi, mereka benar-benar syok melihat nya.
“Mommy daddy!” Kenzi ingat kedua orang tua nya masih berada di rumah saat mereka pergi membeli ice cream tadi, itu berarti mereka? Ah sudah lah Kenzi tidak mau banyak berpikir lagi sekarang ia harus mencari kedua orang tua nya, sedangkan kedua adik nya meminta pertolongan kepada tetangga maupun orang yang lewat di depan rumah mereka. Suasana disana memang cukup sepi apalagi siang hari makanya mereka susah sekali mencari pertolongan.
“DADDY!” Teriak Ken langsung berlari ke arah daddy sambil menangis melihat daddy nya tergeletak di depan kamar dengan luka tembak di perut dan lengan nya serta darah yang bercucuran keluar dari kepala sang daddy, sungguh miris keadaan daddy nya saat ini. Tapi daddy nya masih bisa sadarkan diri meskipun tengah menahan sakit di tubuhnya.
“Ke-n-zi,” Lirih Rehanda menatap samar sang putra nya.
“Daddy! Daddy kenapa bisa kayak gini daddy?!” Ucap Kenzi terisak.
“Jaga-in ad-dek-adek n-ya ya, ka-kamu jan—ji kan sama da—dy,” Rehan berkata dengan lirih menahan sakit.
“Iya daddy Ken janji jagain adek, tapi daddy jangan tinggalin kita!” Kata Kenzi mengelap darah yang bercucuran di dahi daddy nya.
“Da—dy gak bi-bi-sa jan-ji ta-pi da-dady akan ber-u-saha”
“Daddy mau min-ta sa-tu hal, car-ri mo-my ka-lian!”
“Mommy! Mommy dimana dad?!” ujar Ken sesegukan mencoba menghentikan tangisan nya.
“M0RG474R4!”
Setelah mengatakan kalimat terakhirnya Rehan pun sudah tidak sadarkan diri lagi.
...BERSAMBUNG........
Jangan Lupa Like, Komen, And, Vote!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
deyura
like kak. semangat ya nulisnya 🔥. maaf baru sempet mampir, hehe
2021-10-16
0
RN
4 like hadir feedback totok pembangkit saling dukung
2021-07-11
0