"Li!" panggil Yudha ketika mereka sudah di duduk manis salah satu lesehan pecel lele dekat rumah.
Lili yang sedang asyik mengaduk nasinya dengan sambal menoleh, "Ada apa, Mas?"
Yudha sedikit gemas, ia ingin mengajak gadis itu ke salah satu resto. Baru keluar komplek, lihat ada warung pecel lele langsung ganti haluan! Padahal ada hal penting yang ingin dia bicarakan! Dan berakhirlah mereka di sini setelah debat panjang lebar, Lili yang menang! Mereka makan di lesehan dipojok jalan.
"Kalau semisal aku lamar, kamu mau?" Yudha tak yakin memang membicarakan masalah ini di lesehan, tapi dia tak mau lagi kecolongan!
Lili tersedak, Yudha segera menyodorkan Es teh. Nah kan, lamarannya nggak ada istimewanya sama sekali!
"Mas serius?" Lili meletakkan gelasnya, matanya menatap Yudha yang masih belum menyentuh nasi dan lelenya.
"Apa aku kelihatannya lagi bercanda?" Yudha membalas tatapan Lili.
"Mas sudah seyakin itu?" Lili mencuci tangannya di kobokan. Lalu mulai serius dengan pembicaraan mereka.
"Sudah! Bagaimana dengan kamu?"
Lili menghembuskan nafas berat, "Tapi mami papi udah wanti-wanti kalau sebelum aku diambil sumpah, aku belum boleh nikah, Mas!"
"Setidaknya kita tunangan dulu, Li! Masalah nikah bisa nunggu kamu selesai kepaniteraan klinik dan di sumpah!"
Lili tampak berpikir, Yudha meraih tangannya, lalu meremasnya lembut.
"Akan coba aku bicarakan sama mereka dulu ya, Mas!"
Yudha tersenyum, lalu diciumnya tangan Lili. "Eh bau lele!" ujarnya asal.
"Jelaslah, kan baru makan lele! Kalau bau jengkol baru aneh!" Lili gemas, dicubitnya hidung Yudha yang tertawa terbahak-bahak.
***
Lili melambaikan tangan ketika mobil itu mulai beranjak dari depan kontrakannya. Ia terus menatap mobil itu sampai hilang dari pandangan. Ah ... rasanya seperti mimpi! Ia dilamar? Dengan orang yang dulu ia takuti? Dia benci? Dia hindari?
Namun Lili tak bisa memungkiri bahwa dalam hatinya ia sangat nyaman dan menyukai saat-saat bersama Dokter Yudha, meskipun jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, tapi ia menyukainya! Sangat menyukainya dengan catatan Dokter Yudha menjelma menjadi manusia seutuhnya, bukan zombie dingin seperti ketika mereka pertama kali berjumpa.
Lili beranjak masuk, ketika ia menutup pintu gerbang, kotak terbungkus lakban cokelat itu mengusik hatinya. Milik siapa?
Dengan hati-hati ia mengambil kotak itu, nama dan alamatnya benar ditujukan padanya! Ketika membaca nama pengirim, Lili menyunggingkan senyum merekah.
"Datang juga kau rupanya!" gumamnya bahagia lalu memeluk paket itu.
Dari Reyhan, kakak tertuanya yang sekarang menetap di Jerman, buka praktek disana. Dia lulusan Jerman, salah satu penerima beasiswa full dari Jerman. Istrinya orang Indonesia, kebetulan mahasiswa di kampus yang sama, hanya beda jurusan.
'Rufen sie mich an wenn sie dies erhalten haben!'
Lili mengerutkan dahinya, "Apaan sih, kebiasaan banget deh ngasih pesan absurb pake bahasa Jerman kalo ngirim paket!" Lili menggerutu ketika menemukan secarik kertas berisi pesan di dalam kotak sepatunya.
Lili meraih iPhone nya, ia segera menghubungi Reyhan. Jam sepuluh malam di Solo berarti jam lima sore di Jerman. Semoga dia tidak sedang sibuk dengan pasiennya!
"Hallo!" terdengar suara sahutan dari seberang nan jauh di sana.
"Apaan sih, kebiasaan banget kalo kirim paket ninggalin pesan absurb!" semprot Lili kesal.
"Jarang nelpon abangnya, sekali nelpon langsung marah-marah aja! Lagi PMS?" sahut Reyhan santai.
"Lagian sih, suratnya pakai bahasa Inggris atau Indonesia gitu lho!"
"Paketnya sudah sampai?" tanya Reyhan tak menggubris protes Lili.
"Hehehe ... udah tadi sore, cuma karena ini baru pulang jadi baru tahu kalau paketnya sudah sampai Solo."
"Baru pulang? Ini berarti di Solo jam sepuluh malam ya kurang lebih? Darimana?" selidik Reyhan, meskipun terpisah benua ia sangat memperhatikan sang adik yang kuliah jauh dari kedua orangtuanya.
"Ada urusan sih tadi Ko ..." Lili menggantungkan jawabannya, ingin rasanya ia menceritakan semua tentang dia, Dokter Yudha, dan lamaran laki-laki itu.
"Urusan apa? Semenjak koass kamu jarang lho cerita, curhat ini itu sama koko mu ini!"
Lili merebahkan tubuhnya di kasur, matanya menatap langit-langit kamarnya. Apa kira-kira tanggapan abangnya itu kalau Lili bilang ia Dokter Yudha ingin melamarnya?
"Ko ...." panggil Lili yang masih maju mundur buat cerita.
"Iya ... gimana? Kamu nggak lagi ada masalah kan? Baik-baik aja kan?"
"Kalau aku dilamar orang, kira-kira Mami Papi tanggapannya gimana ya, Ko?"
"Kamu mau dilamar orang? Siapa? Orang mana?"
"Aku cerita nih, tapi jangan motong pembicaraan dulu! Oke?"
"Hmmm ... okelah, cerita sini!"
"Jadi ceritanya ..."
***
Yudha merebahkan tubuhnya, matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. Rasanya hatinya sangat lega, namun kecemasan lain muncul! Kira-kira bagaimana tanggapan orangtua Lili? Terlebih dengan usianya yang terpaut jauh dengan Lili, apakah mereka bisa menerima?
Yudha memejamkan matanya erat, mendadak ada sesuatu muncul, menjalar di hatinya. Sesuatu yang beberapa waktu ini sudah berhasil dia enyahkan. Kini ia kembali muncul, mulai menjalari hatinya yang sudah hampir sembuh oleh luka masa lalu.
Yudha meremas rambutnya! Kenapa susah sekali melenyapkan trauma itu? Kenapa ketakutan itu selalu muncul? Bahkan ketika ia berhasil menyingkirkannya, kenapa harus ada hal lain yang membuatnya bangkit kembali?
Yudha bangkit dan berjalan ke dapur, mungkin air dingin dapat melegakan tenggorokan dan sendikit mengusir ketakutan di hatinya.
Ia meneguk segelas air dingin, dan bayangan Lili muncul di kepalanya. Entah mengapa sejak tadi, setelah pulang dari mengantar hadir itu, ia rasanya enggan meninggalkan Lili?
Yudha meletakkan gelasnya, lalu kembali ke kamar. Sekuat tenaga ia berusaha mengusir semua rasa yang berkecamuk di hatinya. Ketakutan akan penolakan, ketakutan akan kembali terlukai, ketakutan akan kembali kehilangan, dan ketakutan ...
Yudha memejamkan matanya, berharap pagi segera tiba. Entah mengapa Lili terus hadir dalam pikirannya, dan entah mengapa malam ini rasanya ia tak ingin meninggalkan gadis itu sendirian di kontrakan, meskipun Lili sudah terbiasa sendiri.
Ada apa sebenarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 458 Episodes
Comments
Mama Oya
Jangan2 kakak ipar Lili itu mantan Yudha ... oh noooo....
2023-01-27
0
Heny Ekawati
ceritax sih bagus cuman menggantung terus
2021-10-18
0
Ida Saidah
lili org cina ya thor
2021-01-17
0