Lili melirik arlojinya berkali-kali, ia sudah hampir setengah jam berdiri di depan pintu IGD. Ia hendak berbalik dan jalan ke parkiran untuk mengambil motornya ketika kemudian mobil putih itu berhenti tepat di depannya.
Ia bergegas masuk, di kursinya ada bungkusan plastik putih. Lili mengerutkan dahinya, 'KFC?' sedetik kemudian ia tersenyum, jadi ini alasan laki-laki itu terlambat menjemputnya?
"Maaf, tadi layanan Drive thru sedikit antri!" sosok itu nyengir lebar, mungkin ia sudah membaca raut kesal dari wajah Lili.
"Ya kalau terlambatnya karena ini sih nggak apa-apa!" Lili tersenyum jahil lalu duduk dan mulai memasang safety belt nya.
"Kalau karena yang lain?" tanyanya sambil mulai mengemudikan mobil keluar halaman rumah sakit.
"Yang lain apa dulu?" Lili pura-pura kesal.
"Ya ... mungkin karena tadi habis jalan-jalan sama cewek, atau habis ketemu sama cewek gitu ..."
"Ohh ... kalau itu ya jangan harap saya mau Mas antar jemput!" Lili mulai membuka plastik KFC nya, sedetik kemudian ia menyadari apa yang barusan keluar dari mulutnya! Gila! Memangnya dia siapa?
Lili melirik Dokter Yudha yang sedang menahan tawa. Sedetik kemudian mata itu lurus menatap matanya.
"Jadi nggak boleh nih nganter cewek lain? Atau pergi sama cewek lain?" tanyanya sambil menahan tawa, senyumnya merekah.
Ah ... Lili jadi salah tingkah, kenapa semua jadi diluar jalur seperti ini?
"Yaa, maksudnya bukan ... bukan ...!"
Dokter Yudha tertawa, ia masih fokus dengan kemudinya.
"Cepat kamu makan, pasti lapar kan?" ujarnya ketika Lili terbata tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Lili hanya mengangguk lalu mulai melahap burger yang sudah dari tadi siap ditangannya. Hei ... jam berapa ini? Kenapa harus burger yang dibawakan? Lili ingin memprotes, tetapi sudah dibawakan gratis, masa mau kebanyakan nuntut sih?
Lili melahap burgernya dalam diam. Entah mengapa ia merasa aneh setelah mengucapkan kalimat tadi. Sebenarnya ada apa dengan semua ini? Bukankah ini hanya sandiwara? Tetapi mengapa rasanya ...
"Li ... Minggu jadi ya!"
Lili hampir tersedak, ia menatap sosok yang tampak sangat santai dengan t-shirt warna abu-abu.
"Iya jadi, Mas!" jawabnya singkat.
"Jadwalmu sudah aku atur, jangan khawatir!" ujarnya sebelum Lili bertanya.
"Siapa saja yang berangkat kesana, Mas?"
"Ya tentu banyak lah, akan banyak rekan sejawat disana nanti, bahkan dari luar kota!"
"Maksudnya yang satu rumah sakit!" Lili sendiri melirihkan suaranya.
Dokter Yudha menoleh, sedetik kemudian ia paham apa maksud Lili.
"Untuk dokter koas cuma kamu! Kalau dokter dari rumah sakit ada lima termasuk aku!"
Lili menelan ludah, bakal heboh lagi nanti satu rumah sakit!
"Li ...."
Lili tersentak, bukan karena dia sedang melamun, tapi karena begitu lirih dan lembutnya suara itu!
"Kenapa, Mas?"
"Boleh ngomong sesuatu?"
Lili tercekat, apa yang mau dia bicarakan? Kenapa jantungnya jadi tidak karuan?
"Bo-boleh! Memang mau ngomong apa?" telapak tangannya terasa dingin.
"Pas lagi sama kamu gini, aku ngerasa nyaman banget! Rasanya beda, Li!"
Lili mengejang di tempatnya duduk. Nyaman?
"Aku pikir aku sudah nggak akan pernah lagi merasakan perasaan seperti ini, tapi ternyata aku salah! Kini aku kembali merasakan, meski rasanya sudah terlambat!"
"Terlambat?" Lili menatap Dokter Yudha, wajahnya nampak sangat serius.
"Ya ... bukankah untuk usia ku perasaan seperti ini sudah terlambat? Aku sudah tak muda lagi."
Lili bingung, entah apa yang ingin dia katakan, yang sedang ia rasakan sekarang adalah perasaannya amburadul tak karuan.
"Li ... apa kamu juga ngerasa apa yang aku rasain?"
Deg! Sebenarnya tak perlu ditanya, Lili sudah lama merasakan nya! Tapi mengapa lidahnya terasa amat kelu? Kaku?
"Kalau kamu tidak juga merasakan, boleh aku minta sesuatu?"
"Apa?" hanya itu yang mampu Lili katakan! Payah!
Dokter Yudha menepikan mobilnya, tangannya meraih telapak tangan Lili yang sudah dingin sedingin-dinginnya!
"Aku minta, beri aku kesempatan buat jadi orang yang berarti di hidupmu! Beri aku kesempatan untuk bisa memilikimu. Jika kamu mengizinkan!"
Lili kembali mengejang, apa ini maksudnya?
"Mas, maksudnya?" otak Lili buntu! Entah dia sangat sekali tidak bisa memikirkan sesuatu, termaksuk untuk berkata-kata sekalipun!
"Aku nggak terlalu tua buat jadi pendamping hidup kamu kan?"
Lili memberanikan diri menatap mata cokelat di hadapannya. Tak tampak dusta di sana! Entah ... tapi Lili mampu merasakan kalau lelaki di hadapannya sedang tidak bercanda!
"Kalau saya bilang iya, apa Mas akan berhenti berusaha menjadi pendamping hidup saya?"
Lelaki itu tampak tertegun, sedetik kemudian ia mempererat genggaman tangannya.
"Kalau aku masih akan nekat sampai titik darah penghabisan, apa kamu masih mau mempermasalahkan usiaku?"
"Oke, kalau begitu kenapa masih bertanya?"
"Li ... maksudnya?"
Entah dapat keberanian dari mana, Lili membalas genggaman tangan Dokter Yudha. Tangannya yang tadi dingin perlahan menjadi hangat, dan rasa nyaman itu menjalar hingga ke hatinya!
***
Yudha masih merasakan debaran jantung yang tak menentu itu! Dia belum akan kena serangan jantung kan? Jantungnya masih sehat, dia tidak merokok, ia jaga betul apa yang dia makan!
Rasanya ia kembali muda lagi, kembali 15 tahun lebih muda dari usianya saat ini. Ahh ... jatuh cinta, kasmaran itu memang begitu indah dan nikmat rasanya.
Masih jelas dalam ingatannya bahwa gadis itu tidak menampiknya, menolaknya, ia hanya perlu membuktikan keseriusan untuk semakin membuat Lili percaya, bahwa perasaan ini bukan main-main!
Perasaan yang sebenarnya sudah cukup menganggu bahkan sejak pertama kali ia menatap wajah Lili di acara perkenalan dokter koas. Wajah itu sudah cukup mencuri hatinya!
Apalagi kecerdasan, kelembutan hati Lili ... Ah ... memikirkan semua itu hati Yudha semakin tak karuan!
Ia segera membelokkan mobilnya, tak terasa sudah sampai depan rumah mungil miliknya. Akankah kelak Lili berhasil ia ajak tinggal di rumah mungil miliknya setelah akad menghalalkan mereka?
Yudha segera turun dan masuk ke dalam rumah. Sudah sepi, karena Ibunya sudah pulang ke Surabaya sore tadi.
Mendadak Yudha merasakan bahwa tak lama lagi rumah ini akan ramai, hangat, dan begitu hidup seperti rumah teman-teman. Akan ada tangis bayi, keributan anak-anak kecil.
Ahh ... entah darimana, tapi hati kecil Yudha yakin bahwa saat-saat itu akan datang sebentar lagi, kebahagiaan yang selama ini hilang, lenyap, dan menguap dari hidupnya, kini telah kembali!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 458 Episodes
Comments
Heny Ekawati
asalkan dokter bener2 bisa move on dri mantan
2021-10-18
0
Tirta Tirta
so sweet😍😍😍
2021-01-19
0
🎗zachira🎗
jangan bilang abis ini tiba tiba cewek dimasa lalu muncul terus si cowok belom move on dan akhirnya ada pertikaian... jangan ya thor😂😂😂😂
maunya yang happy aja gitu buat mereka jangan ada sad sad nya😂
2021-01-18
3