Ting...
Terdengar notifikasi pesan masuk ke hp Anna. Segera Anna membukanya, karna dia tau itu pesan dari Rayyan. Walaupun Anna tidak ingin bicara dengan Rayyan, setidaknya dia harus membalas pesan dari laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.
Anna, kamu di mana? aku di depan kampusmu sekarang.
"Iiihhh dia tu kenapa sih seenaknya aja datang ke kampus? harusnya dia nggak perlu ngelakuin itu, kayak gua anak TK aja harus di antar jemput.." Anna sangat kesal.
"Harusnya lo senang dong An, berarti dia sayang banget ama lo.."
"Itu namanya bukan sayang Ca, tapi nambah masalah buat gua. Gimana jika Elsa tau kalau dia nyari gua di kampus? bisa-bisa Elsa makin ngebully gua. Lagian gua kan nggak minta dia buat jemput gua.." Anna cemberut.
Dreeett.. Dreett..
Kini giliran ponsel Icha yang berdering.
"Tumben nih mama gua nelpon.." segera Icha menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Kenapa ma..?"
"Ca, kamu di mana? buruan pulang, anterin mama arisan sekarang. Mobil mama mogok nih.."
"Aduuh ma, Icha nggak bisa. Pesan taksi online aja ngapa sih..?"
"Mama nggak mau Ca. Masa mo pergi arisan ibu-ibu sosialita mama harus naik taksi online. Apa kata teman-teman mama nanti.."
"Ya ampun ma, mama itu bukan ibu-ibu sosialita lo, ngapain sih ikut-ikutan.."
"Udah nggak usah banyak omong deh, buruan pulang mama tunggu sekarang juga.." Panggilan telpon langsung terputus.
"Iiihhh... mama kenapa sih, selalu aja maksa..!" Icha memukul stir mobilnya kasar.
"Udah Ca, anterin aja nyokap lo. Gua turun depan aja, soalnya rumah kontrakan gua juga udah dekat kok.." Kebetulan kontrakan Anna memang searah dengan mall.
"Kan kita mau makan An..." Icha tampak kecewa.
"Lain kali aja. Lagian gua juga udah nggak mood sekarang. So, kita makan di rumah masing-masing aja ya.." Anna memaksakan senyumnya.
"Ya udah kalau gitu..."
Tak lama kemudian Anna segera meminta Icha menepikan mobilnya. Anna meminta Icha menurunkannya di depan gang. Karna Anna nggak mau jika Icha akan terlambat sampai rumah. Maklum rumah kontrakan Anna berada di gang sempit yang hanya bisa di lalui oleh satu mobil.
Anna berjalan gontai menuju rumah kontrakannya. Badannya terasa lemas karna dari tadi belum sempat makan. Jadwal kuliah yang begitu padat dan banyaknya tugas yang numpuk membuat Anna tak punya waktu untuk makan. Beruntung tadi pagi dia sarapan nasi uduk yang di belikan Rayyan.
Sesampainya di depan rumah Anna tidak melihat motor Rayyan di sana, itu berarti laki-laki itu belum sampai di rumah. Anna segera mengeluarkan kunci rumah dari tasnya, dan membukanya.
Anna mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, matanya menerawang ke atap-atap rumah kontrakan yang mulai terlihat lusuh. Seketika air Anna mata kembali turun ke pipinya. Menjalani hidup susah seperti ini masih terasa bagaikan mimpi baginya. Tak pernah terbayangkan olehnya akan menjadi miskin seperti ini.
Perut Anna juga semakin lapar. Anna lalu membuka dompetnya, ternyata uangnya masih tersisa dua puluh ribu. Kemudian Anna memutar otaknya gimana caranya agar bisa makan dengan uang segitu. Uang segitu sudah jelas tidak cukup untuk memesan go-food.
'Aku nggak boleh larut dalam kesedihan. Aku harus bangkit'
Anna menyeka air matanya dan segera bangun dari duduknya. Kemudian dia langsung menuju warung bu Lastri si pemilik kontrakan.
"Eehh Anna.., tumben nih keluar rumah..? sejak kemaren baru sekarang ibu ngeliat Anna lagi.." ucap bu Lastri.
"Iya bu, sibuk beberes soalnya.." Anna memaksakan senyumnya. Agak heran aja ketika ibu Lastri bertanya seperti itu. Padahal dia kan baru pulang kuliah. Apa bu Lastri tidak melihatnya.
"Emang banyak banget ya An, barangnya..?"
Anna yang tidak terbiasa mengobrol dengan ibu-ibu mulai merasa risih. "Nggak juga sih bu, cuma lumayan repot.." lagi-lagi Anna memaksakan senyumnya.
"Ooohh jadi ini bu penghuni baru kontrakan bu Lastri yang di depan..?" sahut wanita di sebelahnya.
'Penghuni? emangnya aku makhluk halus penghuni kontrakan kosong gitu?'
"Iya bu Wati... Anna ini pengantin baru lo..."
"Oohh pantesan.. Namanya juga pengantin baru bu, ya wajar lah jika malas keluar rumah. Maunya di kamaaar mulu.., iya kan An..?" ujar wanita yang bernama bu Wati itu. "Bu Lastri mah kayak nggak pernah ngalamin aja.." sambungnya lagi.
Anna hanya tersenyum. Karna apa yang mereka bicarakan sama sekali tidak seperti kenyataannya. Tak ingin berlama-lama Anna langsung aja ke tujuan utamanya.
"Bu, mau beli minyak goreng sama telor dong.."
"Anna belum masak ya..?" tanya bu Lastri lagi.
"Pengantin baru bu. Berada di samping suami aja rasanya udah kenyang, nggak perlu makan juga nggak apa-apa kok.." lagi-lagi bu Wati nyahut terus.
'Ya Tuhan, kuatkan lah aku menghadapi ibu-ibu julid ini'
Bu Lastri kemudian memberikan satu minyak kemasan isi 1 kg, dan tiga butir telor. "Ini An.."
"Habis berapa bu..?" tanya Anna sambil mengambil belanjaannya.
"Dua puluh ribu An.."
'Syukurlah ternyata uangnya cukup'
Anna lalu memberikan satu lembar uang dua puluh ribu yang ada di tangannya.
"Kalau gitu Anna pamit dulu ya bu-ibu.." ucap Anna sopan.
"Iya An.. Jangan diam di rumah terus ya, sesekali ngumpul di sini.." ucap bu Lastri.
"Iya bu.." jawab Anna sambil berlalu meninggalkan rumah bu Lastri.
"Astaga..., benar-benar harus kuat mental jika tinggal di sini. Apalagi menghadapi ibu-ibu itu.." gumam Anna.
Anna langsung menuju ke dapur. Anna berencana masak telor ceplok, karna itu yang paling mudah menurutnya. Walau seumur hidupnya dia belum pernah sama sekali masak. Karna semuanya di kerjakan bibik yang kerja di rumahnya.
Anna meraih teflon yang di bawa dari apartement Rayyan, Bukan hanya teflon, tapi semua peralatan dapur di bawa dari apartement Rayyan. Walaupun Rayyan tinggal sendiri dan jarang masak tapi peralatan dapurnya semuanya lengkap. Anna lalu menuangkan minyak ke dalam teflon, dan mulai menghidupkan kompor. Setelah memastikan minyaknya panas, Anna lalu memasukkan telor dengan jarak yang jauh.
"Yess.., gua bisa..!" Anna tersenyum senang.
Lalu kemudian senyum itu berubah panik ketika telur itu mulai meletup dan minyaknya menyiprat kemana-mana. Anna mulai menjauh karna takut jika minyak itu akan mengenai wajahnya. Bisa-bisa wajahnya akan cacat, terlebih sekarang dia tidak punya uang lagi untuk perawatan.
"Aduuuhhh gimana ni..?" Anna panik setengah mati. "Gimana caranya matiin kompornya? gua takut banget. Gimana kalau kompornya meledak, dan rumah ini terbakar. Gua nggak mau masuk penjara.." Anna mengeleng-gelengkan kepalanya sambil terduduk di lantai. Dia benar-benar panik sekarang.
Tanpa Anna sadari tiba-tiba Rayyan datang dan langsung mematikan kompornya.
"Kamu nggak apa-apa kan..?" tanya Rayyan khawatir.
Anna langsung berdiri dan menghambur ke pelukan Rayyan "aku takut banget.." Anna menangis terisak di pelukan suaminya itu.
***
Hai guys, jangan lupa di like dan jadikan favorit ya.. thank's😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sulis Tyawati
giliran ketakutan meluk2
2024-10-27
1
Telik sandi Megantara
untung suamimu sayang
2024-07-04
2
Tulip
untung ray baik, cb kl dpt suami jahat bakal habis ana
2022-04-06
2