"Anna sayang, sini nak..." panggil Rama lirih ketika melihat Anna memasuki ruangannya.
"Pa, ma'afin Anna ya.. Gara-gara Anna papa jadi kritis lagi. Anna nggak mau terjadi apa-apa sama papa.." Anna kembali menangis sambil memeluk papanya.
"Sayang.., kamu nggak salah kok nak. Harusnya papa yang minta ma'af sama kamu karna papa nggak bisa mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikmu. Papa nggak bisa bayangkan gimana nasib kamu ke depannya nak. Kita udah nggak punya apa-apa lagi sekarang.." air mata Rama tak mampu lagi di tahannya.
"Pa, papa jangan sedih dong. Papa nggak usah mikirin yang macam-macam, fokus aja dengan kesehatan papa ya. Kita pasti bisa melewati semuanya pa.."
"Sayang.., kamu mau kan menikah dengan Rayyan..?" Rama menatap netra Anna lekat, dia benar-benar berharap putrinya mau menuruti permintaannya.?
Anna terdiam sesaat, kemudian mengangguk perlahan. "Emmp.., iya pa Anna mau.."
"Syukurlah sayang, papa sangat senang mendengarnya.." Rama terlihat senang dan berkaca-kaca.
Anna memaksakan senyum di bibirnya, saat ini yang terpenting adalah kesembuhan papanya. Jadi dia harus menuruti permintaan papanya walau dirinya tidak menginginkan pernikahan itu.
"Besok pagi pernikahan kalian akan di adakan di sini, karna setelah itu papa akan langsung berangkat ke Jerman.."
Deg..
Seketika jantung Anna bagai berhenti berdetak, raut wajahnya berubah sedih. Anna tidak menyangka jika pernikahannya akan di laksanakan dalam waktu dekat.
"Sayang..." panggil Rama ketika melihat Anna hanya diam.
"I..ya pa.." Anna langsung tersadar.
"Kamu nggak apa-apa kan?"
"Nggak apa-apa pa.. Ya udah kalau gitu papa istirahat ya, Anna mau cari angin dulu keluar.."
Papa Rama mengangguk. Sekarang dia lega karna putrinya sudah bersedia menikah.
Anna langsung menuju toilet yang jauh dari ruangan papanya. Dadanya terasa begitu sesak, dia ingin menangis sekencangnya meluapkan segala yang ada dalam hatinya saat ini.
"Dewa..., kamu di mana sayang..? kenapa dari kemaren aku nggak bisa ngubungin kamu..? aku benar-benar membutuhkanmu sekarang.." Anna menangis sejadinya.
Entah kenapa dari kemaren Dewa nggak bisa di hubungi, entah kemana laki-laki itu pergi. Padahal selama ini Dewa selalu ada untuknya.
Setelah puas menangis Anna mencuci mukanya supaya tak ada yang tau jika dia habis menangis. Anna tidak langsung keruangan papanya, dia kemudian menuju kantin yang ada di rumah sakit itu untuk mengisi perutnya.
****
Seperti yang sudah di rencanakan, pagi ini pernikahan Anna dan Rayyan akan segera di laksanakan. Walaupun pernikahan di lakukan di ruangan rumah sakit dan hanya di hadiri oleh saksi dan penghulu saja namun Yasmin ingin keponakannya terlihat cantik di hari bersejarahnya. Yasmin bahkan membawa Anna menuju salon yang tidak jauh dari rumah sakit itu. Anna benar-benar terlihat sangat cantik sekarang. Namun sama sekali tak ada senyuman yang menghiasi wajahnya.
Yasmin kemudian menuntun Anna untuk duduk di samping Rayyan. Anna sama sekali tidak melirik ke arah laki-laki yang akan menjadi suaminya itu, dia hanya menunduk sembari memejamkan matanya. Anna masih berharap jika pernikahan ini hanyalah mimpi, namun tak lama kemudian terdengar kata "Sah" yang di lanjutkan dengan pembacaan do'a, yang berarti dirinya kini telah resmi menjadi seorang istri.
"Alhamdulillah sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri. Anna, ayo cium tangan suamimu.." ucap Rama dengan perasaan lega dan bahagia.
Anna hampir tak bisa menahan tangisnya, dia meraih tangan laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu dan menciumnya. Setelah itu Rayyan pun mencium keningnya.
Setelah itu Anna mencium tangan papanya, lalu memeluknya. Kali ini Anna sudah tak mampu lagi menahan air matanya. Dia menangis sambil memeluk papanya erat.
"Jadi lah istri yang baik untuk suamimu.." ucap Rama sambil mengusap punggung Anna. Anna mengangguk, lalu beralih menyalami tante Yasmin.
Begitu juga dengan Rayyan, dia pun menyalami pak Rama.
"Saya titip Anna ya Ray, tolong jaga dia dan bimbing dia menjadi istri yang baik.." ucap pak Rama sambil menepuk-nepuk punggung Rayyan.
Rayyan mengangguk. "Iya tuan, saya janji akan menjaga Anna.."
"Kok panggil tuan sih? papa dong.." goda tante Yasmin yang berada di samping pak Rama.
"iya pa.." Rayyan terlihat malu-malu.
"Nah.. gitu dong.. Oh ya An, barang-barang kamu sudah tante titipkan di tempat Rayyan ya. Secukupnya aja, nggak bisa bawa banyak-banyak soalnya.." ujar tante Yasmin.
"Umm.." Anna mengangguk.
****
Sore ini pak Rama sudah di perbolehkan pulang. Keadaannya juga sudah membaik. Sesuai rencana malam ini dia akan langsung berangkat ke Jerman bersama Yasmin. Dari rumah sakit mereka langsung menuju bandara di antarkan oleh Anna dan Rayyan.
"Ingat pesan papa ya, jadilah istri yang baik buat suamimu Rayyan. Jangan manja dan cengeng lagi.." ucap papa Rama sebelum menaiki pesawat.
"Iya pa.., papa hati-hati ya.." Anna kembali menangis di dalam pelukan papanya.
Setelah keberangkatan papa Rama dan tante Yasmin, Rayyan langsung membawa Anna pulang. Tak ada percakapan di antara mereka, hanya hening tanpa suara hingga tak lama kemudian Rayyan membelokkan mobilnya ke sebuah apartemen mewah tempat tinggalnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
Rayyan gimana reaksi Bapaknya kalau anaknya nikah sama saingan bisnisnya
2022-10-19
1
Tulip
kl pak alfahri dengar ray nikah sm anak rivalnya bisa struk gak ya 😂
2022-04-05
1
🇲🇨MaLeony🇲🇨
Ana beneran mau menikah sama Rayyan ya
2021-10-30
0