Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah
Kath menatap Ethan yang menikmati makanannya. Pria itu nampak tersenyum saat makanan masuk ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya dengan bahagia seolah makanannya sangat enak.
"Apa sangat enak?" tanya Kath dengan meletakkan sendoknya untuk mengakhiri makannya.
"Hm, tidak buruk." gumamnya.
Kath mendengus. "Apa sangat rugi memuji seseorang?"
"Aku memujimu saat sedang bercinta."
"Apa di otakmu hanya ada itu?"
"Hanya saat bersamamu." Ethan berucap acuh dan tak memperhatikan Kath yang sedikit tertegun.
"Dengan kata lain. Saat aku tidak ada kamu tidak bisa melakukannya?"
Ethan menghentikan kunyahannya, lalu menatap Kath dengan mengernyit.
Kath terkekeh. "Aku harap itu benar. Saat nanti aku tidak ada kau benar-benar tidak bisa bercinta lagi."
Ethan mendatarkan biasnya, lalu meletakkan sendoknya. "Jadi sebelum itu terjadi, aku akan melakukannya sampai puas." Ethan melangkah mendekat lalu mengungkung tubuh Kath yang berada di kursi makan.
Kath tersenyum lalu mengalungkan tangannya di leher Ethan. "Baiklah untuk hari ini aku akan menurutimu."
Kath terkekeh saat merasakan tubuhnya melayang sebab Ethan membawanya ke arah kamar dengan cara menggendongnya.
....
Ponsel Kath berdering. Saat melihat siapa itu Kath hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang.
"Kapan kau akan menepati janjimu?" Terdengar suara dingin dan angkuh di seberang sana membuat Kath mendatarkan wajahnya.
"Secepatnya, Nyonya. Pastikan saja anda menyiapkan uangnya." Setelah itu Kath mematikan teleponnya.
Kath menoleh pada pakaiannya yang sudah dia masukan ke dalam koper, lalu tiket pesawat dan beberapa dokumen kepergian.
Kath menatap pada ranjang besar di kamarnya. Tempat yang dua tahun ini dia tinggali dimana dia selalu merasa nyaman apalagi jika di pelukan Ethan.
Kath menyentuh permukaan ranjang. Bayangan semalam terlintas. Ada senyum yang tersirat meski matanya menggenang.
Kath menghela nafasnya lalu mengusap air matanya agar tak sampai jatuh.
Setelah memastikan semuanya rapi Kath menutup kopernya lalu meletakannya di ujung ruangan.
Sekarang tinggal bagaimana dia menyelesaikan semuanya, lalu pergi.
Kath meraih tas kerjanya. Lalu keluar dari apartemen.
Saat memasuki gedung Kath melihat beberapa karyawan melihat ke arahnya, ada juga yang saling berbisik.
Kath mengerutkan keningnya. Namun dia mencoba acuh dan terus melangkah menaiki lift untuk segera ke ruangannya.
Baru saja keluar dari lift Kath berpapasan dengan Serena.
Wanita itu tersenyum. Namun lebih kepada senyum sinis.
Mata Kath beralih ke semua karyawan yang sudah ada di sana menatapnya juga dengan tatapan asing. Jika biasanya mereka tersenyum dan bertanya ramah, kini mereka hanya saling berbisik seolah membicarakannya.
Kath menyingkirkan prasangkanya lalu pergi menuju ruangannya. Namun baru saja akan masuk dia melihat Davin melangkah ke arahnya.
"Kath ..." Davin nampak ragu, namun dia segera melanjutkan. "Tuan menunggumu." Kath melihat ke pintu ruangan Ethan, lalu mengangguk.
Kath mengikuti langkah Davin untuk masuk. Saat melihat Ethan dia bisa merasakan hawa dingin dari pria itu. Tatapannya yang menusuk. Dan juga nampak marah membuat Kath sedikit bergidik.
Kath menoleh pada Davin namun pria itu hanya menggeleng pelan dengan tatapan kasihan seolah sebentar lagi dia akan menghadapi masalah besar.
"Anda memanggilku Tuan?" Bukan jawaban yang Kath dapatkan justru sebuah berkas yang terlempar padanya dengan kasar.
Kath menunduk dan mengambil berkas tersebut, saat matanya membaca satu persatu lembar di dalamnya matanya tak bisa tak tertegun.
"Berapa mereka membayarmu?" tanya Ethan dengan dingin.
"Maksudmu aku yang melakukannya?"
"Lalu?"
Kath menggeleng. "Kami memeriksanya email itu terkirim dari surelmu, Kath," ucapan Davin membuat Kath kembali melihat berkas tersebut. Dan ya, yang tertera memang alamat surelnya.
"Bukan aku, Tuan—" ucapan Kath terhenti saat ponselnya bergetar tanda pesan masuk.
Kath membelalak saat melihat pesan apa itu. Sejumlah uang masuk ke rekeningnya.
Melihat Kath terdiam dengan menatap ponselnya Ethan segera memerintahkan Davin untuk membawa ponsel Kath.
"Kath?" Davin mengulurkan tangannya meminta ponsel Kath.
Kath menelan ludahnya kasar lalu menyerahkan ponselnya.
Tanpa menunggu lama ponsel Kath sudah berpindah ke tangan Ethan.
Mata Ethan menggelap. "Hanya demi uang tak seberapa ini kau menjual rahasia perusahaanku?" Ethan berucap dingin saat telah melihat nominal yang masuk ke rekening Kath lengkap dengan sebuah chat yang masuk.
Uangnya sudah aku kirim. Kerja bagus!
"Aku sungguh tidak melakukannya, Tuan—"
"Apa yang aku berikan padamu selama ini tidak cukup?!" Ethan menggebrak meja mambuat Kath berjengit.
Kath menggeleng air mata menggenang dia tak pernah melihat Ethan begitu marah. Tapi pantas saja sebab kerugian Ethan mencapai triliunan karena rahasia yang bocor ini.
"Ethan—" Kath mendekat namun saat ini suara Ethan menghentikannya.
"Tapi, ya. Harusnya aku tak berharap lebih darimu." Mata Ethan begitu dingin hingga Kath rasanya tak bisa menembusnya. "Jalang tetap saja jalang! Uang adalah segalanya bagimu bukan?!"
Setetes air mata jatuh. Kath bahkan menelan dengan sulit. Senyum miris muncul di bibirnya.
"Maafkan aku." Hanya itu yang dia ucapkan. Lagi pula untuk apa dia mengelak. Bukankah niat awalnya adalah untuk membuat Ethan memecatnya. Dan sekarang, entah lewat tangan siapa niatnya terlaksana.
"Pergi, kemasi barangmu!" Ethan berucap tanpa menoleh.
Kath tak berkata apapun. Dia hanya berbalik lalu pergi.
Dengan masih menangis Kath mengemasi barang- barang di ruangannya. Beberapa berkas penting dia rapikan lalu meletakannya di meja. Sisanya Kath memasukkannya ke dalam kotak.
Baru saja akan pergi pintu ruangannya terbuka menampilkan Serena yang tersenyum. "Kau benar Kath, aku tetap pemenangnya." Kath tertegun.
"Bagaimana pun jalang sepertimu tidak akan bisa bersaing denganku."
"Ini ulahmu?" Serena hanya mengedikkan bahunya acuh lalu pergi.
Kath meremas kotak di tangannya. Lalu mengusap air matanya.
Saat keluar dari ruangannya Kath melihat orang-orang menatapnya, namun dia tak menghiraukan dan terus melangkah ke arah lift.
Kath menekan tombol lalu masuk saat pintu benar-benar terbuka. Baru saja pintu akan tertutup Davin masuk dan berdiri di sebelahnya.
Pintu tertutup membuat Davin menoleh padanya.
"Aku tak tahu kenapa kau melakukan itu, Kath."
Kath terdiam. "Kau tak tahu selama ini Tuan memperlakukanmu dengan baik? Lalu ini balasanmu?"
Kath menunduk. "Tuan bahkan tak ragu membatalkan kerjasama dengan Tuan Martin hanya karena pria itu mengganggumu."
Kath mendongak dengan tertegun. "Apa?"
"Tapi, sudahlah. Kau juga sudah tidak bekerja lagi." Kath menelan ludahnya kasar.
"Apa maksudmu, Dav?"
Davin memalingkan wajahnya. "Percaya atau tidak Tuan selalu melindungimu dengan caranya."
Kath masih tertegun saat Davin keluar di lantai berikutnya.
Pintu tertutup, dan Kath menjatuhkan tubuhnya lemas. Tangisnya pecah. Benarkah Ethan melakukannya untuknya? Lalu untuk apa? Untuk membuatnya merasa bersalah?
Kath menahan agar lift tak terbuka dalam beberapa saat demi mengeluarkan tangisnya. Tubuhnya terlalu lemas untuk bangun hingga dia membutuhkan waktu untuk kembali tegar.
....
Pada kemana sih😞
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.