NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikah Dengan Sultan

Dipaksa Menikah Dengan Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / CEO / Ibu Pengganti / Duda / Konflik etika / Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Erina (29th) dipaksa Ayahnya bercerai dari suaminya. Erina dipaksa menikah lagi untuk menebus kesalahan Ayahnya yang terbukti telah menggelapkan uang perusahaan.
Agar terbebas dari hukuman penjara, Erina dipaksa menikah dengan Berry, seorang CEO dari perusahaan ternama tempat Ayahnya bekerja.

"Tolong Nak. Ayah tidak ada pilihan lain. Bercerai lah dengan Arsyad. Ini jalan satu-satunya agar ayahmu ini tidak masuk penjara," Wangsa sangat berharap, Erina menerima keputusannya,

"Tinggalkan suamimu dan menikahlah denganku! Aku akan memberimu keturunan dan kebahagiaan yang tidak kau peroleh dari suamimu." pinta Berry tanpa peduli dengan perasaan Erina saat itu.

Bagaimana Erina menghadapi polemik ini? Bagaimana pula reaksi suami Erina ketika dipaksa bercerai oleh mertuanya sebagai syarat agar Erina bisa menikah lagi?

Yuk baca kisah selengkapnya, seru dan menegangkan! Happy reading!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 Meminta Tolong

Erina melangkahkan kakinya menuju ruang guru untuk bersiap pulang. Hijabnya terlihat masih basah karena insiden hujan lokal buatan anak didiknya sendiri. Seraya ingin meminta izin untuk pulang saja ke kepala sekolah karena insiden kecil yang terjadi di kelasnya.

"Lho Bu Erin seperti habis main hujan-hujanan?" celetuk salah seorang guru yang melihatnya.

Guru yang berparas ayu bernama Bu Tessa menatap heran rekan kerjanya itu. Sungguh ini pemandangan yang pertama kalinya yang ia lihat.

"Iya Bu, hujan lokal. Ternyata anak-anak yang ibu berikan pada saya itu luar biasa semua. Mereka sangat kompak. Kalau tidak sabar, mungkin endingnya akan sama," Erina tersenyum samar.

Tessa tertawa, "Jadi ini ulah mereka? Waaah selamat dong Bu, akhirnya Ibu bisa menikmati kelas yang luar biasa menguras emosi setiap harinya."

"Ya saya sangat menikmatinya," ujar Erina mantap tanpa beban.

Entah perangkap apa lagi yang akan mereka siapkan untuk mengerjainya. Apa pun itu, sebagai wali kelas harus mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi ke depannya.

"Ini Ibu mau pulang?" tanya Tessa mengernyitkan keningnya.

"Ya iya Bu. Saya mau pulang saja. Lagi pula kalau saya nunggu sampai sore, bisa sakit karena kedinginan. Benar-benar mantap anak-anak TSM, bisa membuat saya jadi seperti ini," Erina tersenyum bangga tanpa beban.

"Makanya Bu, kalau saya sih ogah pegang kelas X TSM lagi. Masih baru tapi sudah kayak preman sikapnya. Pada berani melawan sama guru. Saya beneran nyerah kalau harus pegang mereka. Mendingan saya diberi tugas lain saja. Dari pada tiap hari bikin darting."

Erina menarik nafas berat, seraya berusaha tersenyum. Ternyata tidak semua guru memahami psikologi anak di masa perkembangannya.

"Kalau semua guru modelnya kayak Bu Tessa, saya jamin anak-anak tidak pernah akan bisa berubah. Mereka sebenarnya butuh sosok guru yang perhatian yang tidak mereka dapatkan di rumahnya. Sebenarnya mereka punya harapan, menjadi anak-anak yang baik. Kalau bukan gurunya, siapa lagi yang akan mengarahkan mereka menjadi anak yang bernilai? Untuk itulah orang tua mereka menitipkan mereka di sekolah ini, agar sekolah ini menjadi bengkel hati mereka yang sedang mencari jati dirinya," jelas Erina cukup menohok.

"Maka dari itu Bu, mereka hanya cocok dipegang sama guru BK seperti Bu Erin. Selamat bertugas ya Bu! Semoga dipegang Ibu, anak-anak bermental preman bisa insyaf semua," ujarnya menepuk bahu Erin sambil berlalu.

Erina menghela nafas panjangnya. Dia tidak pernah menyangka banyak guru yang berpikiran sama dalam menilai dirinya. Hanya karena Erina seorang guru BK semua tanggung jawab anak-anak seolah dia yang tanggung. Padahal semua guru seharusnya ikut berperan menerapkan kurikulum berbasis cinta kepada anak didiknya.

Walaupun sebenarnya dalam mendidik anak orang tua lah yang bertanggung jawab dunia akhirat. Mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anak di rumah karena intensitas pertemuan dengan anak-anak lebih lama dari pada guru di sekolah.

Kalau saja semua orang tua bisa menerapkan pola didik dengan cinta dan sayang pada anak-anak, tentu saja anak-anak tidak akan mencari kesenangan dan kebahagiaan di luar untuk menghibur dirinya sehingga banyak yang terperosok ke dalam pergaulan yang salah.

Pola asuh di rumah seharusnya sinkron dengan penerapan pendidikan yang ada di sekolah. Agar segala keinginan orang tua terhadap anaknya bisa tercapai, orang tua perlu mengenal ilmu parenting agar mendidik anak tidak sia-sia. Karena anak merupakan aset bangsa yang harus dipersiapkan masa depannya.

"Bu Erin?" Erina yang tengah berkemas mendongak saat namanya dipanggil. Seraya mengerutkan keningnya.

"Iya saya. Ada apa?" tanya Erina saat melihat seorang laki-laki tanggung berseragam putih abu berdiri di hadapannya.

"Saya..." laki-laki itu terlihat agak kikuk.

"Oh ya, kamu yang di kelas X TSM, kan?" tanya Erina ingin memastikan siswa yang berdiri di hadapannya.

"Iya Bu."

Siswa tersebut mengangguk sopan, dia berusaha untuk bisa bersikap sesuai perintah gurunya saat di kelas.

"Baik. Namamu siapa?" tanya Erina yang belum sempat berkenalan saat di kelas.

"Razan Bu, panggil Raz saja,"

"Oh, nama yang bagus. Ada yang ingin kau sampaikan?"

"Begini Bu. Saya mau jujur pada Ibu tapi dengan syarat, Ibu harus membuat masakan yang sangat enak buat kelas X selama menjadi wali kelas. Setiap hari, tanpa mengeluh."

Erina tertawa dengan syarat yang diberikan anak didiknya itu. Seraya menatap tajam siswa ganteng yang wajahnya seperti tidak asing lagi baginya.

"Boleh. Tapi dengan syarat juga. Kamu dan teman-temanmu di kelas X harus berubah menjadi orang baik. Harus nurut sama orang tua, nurut sama guru, belajar yang rajin, saling sayang sama teman. Gimana deal?"

"Itu bisa diatur. Yang terpenting Ibu harus komitmen terhadap ucapan Ibu sendiri. Apa Ibu yakin, Ibu bisa memasak sebanyak jumlah siswa di kelas kami?"

Erina menggelengkan kepalanya, "Ibu tidak akan membuatnya sendiri, karena Ibu bukan koki. Ibu akan membimbing kalian memasak bersama Ibu. Bukankah itu lebih seru dan asik?"

Razan tampak berpikir. Namun tidak lama kemudian, dia tersenyum lebar. Baru kali ini ia bisa tersenyum kembali setelah ditinggal pergi Ibu kandung untuk selamanya.

"Oke deal. Saya akan atur semuanya!" Razan menyodorkan tangan kanannya.

Erina menyambutnya dengan baik, ikut tersenyum bangga.

"Jadi?" tanya Erina menatap tajam Razan yang tampak bingung.

"Jadi apanya?"

"Ulah siapa tadi?"

"Oh itu. Anu Bu. Saya yang punya ide. Maaf ya Bu!" Razan menunduk merasa bersalah.

Erina merasa bangga, anak didiknya mau mengakui kesalahannya sendiri.

"Saya mohon, Ibu jangan menghukum mereka. Sebagai gantinya Raz akan bertanggung jawab dengan mengantarkan Ibu pulang ke rumah sekarang!"

"Tidak perlu. Kamu harus masuk kelas, harus belajar. Lagi pula di jalan banyak angkot."

"Tidak bisa. Pokoknya Raz harus mengantarkan Ibu pulang. Tolong jangan menolak permintaan Raz,"

Erina menatap Raz, ada ketulusan di mata anak didiknya itu.Seraya menghela nafas dengan perlahan.

"Baik Ibu izin ke kepala sekolah dulu. Dan kau izin lah ke guru piket,"

Tidak lama kemudian mereka sudah berada di parkiran sekolah,

"Silakan naik Bu,"

Erina agak ragu menaiki mobil mewah anak didiknya.

"Ini mobilmu?"

"Bukan."

"Siapapun pemilik mobil ini, seharusnya kamu tidak perlu membawanya. Pertama kamu belum punya SIM. Yang kedua, ini sekolah bukan ajang pertunjukan mobil mewah,"

"Hadeuuuh Bu. Ceramahnya nanti saja ya! Sekarang Ibu masuk mobil, saya antar sekarang sampai rumah,"

Akhirnya Erina mau juga menaiki mobil tersebut. Ia berpikir anak yang ada di sampingnya itu bukan anak sembarangan.

Erina kembali resah dengan suaminya yang belum bisa dihubungi.

"Bu..."Razan memulai pembicaraan.

Erina menoleh sesaat,

"Rumah Ibu di mana?"

"Oh ya, anu emmm....," Erina tidak langsung menjawab, dia melihat jalanan yang ia lalui.

"Turunkan Ibu di gang Merpati komplek Bumi Asri,"

"Siap Bu,"

Tidak menunggu waktu lama, Razan menghentikan mobilnya tepat di depan halaman rumah sederhana yang terlihat asri.

"Bu...Bu Erin. Sudah sampai rumah..." Razan mengingatkan gurunya tersebut bahwa tujuannya sudah sampai.

Tidak ada reaksi dari Erina. Erina masih menopang kepalanya di sisi jendela.

Razan melihat wajah Erina seperti sedang banyak masalah. Dia merasa heran, mengapa di sekolah tadi gurunya terlihat tidak ada beban. Apalagi saat melihat Erina tersenyum, tertawa seolah tidak ada permasalahan apa pun.

"Bu..."

Erina tergagap, ia terlalu banyak pikiran tentang suaminya. Dia merasa tidak tenang.

"Ibu kenapa?"

Erina bergeming, ingin rasanya menceritakan hal tersebut pada orang lain, tapi kalau menceritakan keadaannya pada anak didiknya, rasanya tidak mungkin.

"Bu...cerita aja, engga apa-apa. Siapa tahu Raz bisa bantu,"

"Anu Raz, tapi..."

"Jangan menganggap Raz anak kecil, Bu. Raz gini-gini juga sering menolong. Siapa tahu Raz masih bisa berguna bagi orang lain bukan sebagai pengacau seperti kebanyakan orang menilai Raz."

Erina menatap sendu Razan yang berusaha menyakinkan dirinya agar mau ditolongnya.

"Ya siapa tahu, Razan bisa membantuku." gumamnya dalam hati.

"Raz, bisakah kamu mendeteksi keberadaan suami Ibu lewat ponselnya? Ibu khawatir telah terjadi sesuatu padanya. Sejak tadi dihubungi, ponselnya tidak diangkat-angkat. Ini tidak seperti biasanya,"

1
Wanita Aries
🤣🤣🤣🤣 bayarin tuh helm ya pakpol..

Nah kan si emi nyerocos aja sih mulutnya
☕︎⃝❥🍾⃝ͩ𝐕ɪᷞᴠͧɪᷠᴇᷧ Αɴɪssᴀ⧗⃟ᷢ⭐
ʀᴀsᴀɪɴ, ʙʟᴍ ᴛᴀᴜ ᴅɪᴀ ᴋᴀʟᴀᴜ ʙᴇʀʀʏ ᴅᴜʟᴜ ᴀɴᴀᴋ ᴘᴜɴᴋ, ᴛᴇᴍᴀɴ ᴅɪᴀ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴘᴀᴋ ᴡᴀɴɢsᴀ. ɪɴɢᴀᴛ ᴘᴇʀɪɴɢᴀᴛᴀɴ ᴅᴀʀɪ ʙᴇʀʀʏ
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
Buahahaha🤣
Pak polisi kena palakkk🤣🤣🤣🤣
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Hahahaha kapok kamu pak polisi, Erina kok di lawan, salah sendiri sih menganggu dia. jadi jurus andalan dia akhirnya keluar 🤣🤣🤣
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
ini mulut kok pedes banget, baru makan bon cabe ya Kamu Bu Emi
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Dasar songong Bu Emi ini. selalu berperasangka buruk terus. apa yang kamu lihat menurut mu benar itu belum tentu Bu Emi.
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ: iyaaaaaaaaaaa ini ngeseeeeliiiin banget belum tahu aja siapa Razan sebenarnya
total 2 replies
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Bentar lagi kamu akan kaget Bu Emi, kalau Razan anak pemilik Sekolah itu
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Wah Berry musuhmu lagi mengibarkan bendera ini
🍁RA❣️💋𝐇𝐖𝐀①②🆁&🅶👻ᴸᴷ
Gitu dong Razan, jangan lupa bantu papa mu ya untuk mendekati Bu Erina🤣🤣
Wanita Aries
Bu emi siap” yaaa 😁
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
wahhhh jadi kacau balau gara gara Razan dibawa polisi gadungan itu takutnya ini ulah rekan bisnisnya Berry Gunawan
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
yahhh bgtu lahh kalau identitas di rahasiakan.. bikin salah paham dan salah kaprahhhh🤣
nahh lohh Bu Emmi ... bersiap lahh
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
hayoloh 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Woy itu ayahnya Razan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh ketahuan 😔
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
wehh di culik beneran atau cuma akal" lan raz yahhh😯
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
kauu benar" akan menyesall arsd..
Tenang Bu gurumu ngk kan biarkan mu pergii
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
nahhh tuhhh.. cari tau dan jgn biarkan ank mu terlantar kurang perhatian
🍭ͪ ͩ☘𝓡𝓳𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯🌟💞
nahh kannn .. dia butuh perhatian bukan peghindarn..
gimana dia bisa di atur kalau papanya aja ngk ngertii
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
walah kenapa hanya Erina yang tahu kalo itu polisi gadungan berarti guru yang lain lemot gak cerdas sama sekali membiarkan anak didiknya dibawa begitu saja hadeuh 🤦🏻‍♀️🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!