THE PRINCE'S OBSESSION

Pangeran Ly kembali lagi ke tempat acara setelah mengantarkan nia ke kamarnya dan atas intruksi Raja Darma acara tetap di lanjutkan meskipun sang pengantin wanita sudah tidak ada lagi di sana.

Selesai acara makan-makan, para tamu mengucapkan selamat kepada pangeran Ly dan raja Darma sekaligus pamit pulang.

Melihat adanya kesempatan pangeran El menyelinap masuk ke paviliun pangeran Ly.

Di dalam kamar ayu duduk di lantai di samping ranjang pengantin dengan posisi kaki di tekuk kebelakang salah satu ciri khas kesopanan seorang wanita pada jaman dahulu.

Lama dia duduk di sana menunggu Nia sadar namun yang ditunggu belum juga membuka mata, tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit, tak tahan dengan rasa mules yang teramat sangat itu terpaksa ayu berlari ke kamar mandi meninggalkan nia sendiri di dalam kamar.

Bertepatan dengan saat itu juga pangeran El sampai disana, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar, melihat suasana yang sepi, dan nia juga di dalam sana hanya sendiri, tanpa membuang waktu lagi pangeran El langsung menggendong nia membawanya pergi dari sana.

Menggunakan kekuatannya pangeran El melesat secepat kilat hingga hanya dalam waktu beberapa menit saja di berhasil membawa nia ketempat yang sangat jauh dari lingkungan istana yaitu rumah bundanya sebelum menikah dengan raja Darma.

Disinilah dia menyembunyikan Nia.

Dia membaringkan Nia di tempat tidur yang terbuat dari susunan bambu yang dibelah lalu di lapisi anyaman daun sengkuang. setelah Nia di letakan pangeran El mengikatnya dengan tali agar saat bangun nanti Nia tidak kabur, tak lupa juga dia membungkam mulut Nia dengan kain.

Setelah selesai memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat barulah dia kembali lagi ke istana. sampai di sana dia bersikap biasa saja agar tidak ada orang yang mencurigainya.

Tak lama setelahnya, terlihat Ayu berlari menghampiri pangeran Ly. "Pangeran tuan putri hilang." ucap ayu tubuhnya gemetar ketakutan.

"Apaaaaa...." dada pangeran Ly sudah naik turun karena kaget dan emosi secepat kilat dia berlari meninggalkan lokasi, raja Darma hanya bisa terdiam tanpa kata melihat hamparan tamu di depanya yang kini sedang saling berbisik lalu menatap dengan bingung antara satu sama lain.

Akhirnya raja Darma memutuskan untuk membubarkan sebagian tamu undangan yang belum pulang, untung saja sisanya ini hanya rakyatnya sendiri, untuk tamu penting dari Kerajaan lain semuanya sudah pulang sedari tadi ke daerah masing-masing, setidaknya dengan ini dia tidak terlalu malu.

Setelah membubarkan rakyatnya, raja Darma ikut menyusul pangeran Ly, begitupun juga dengan ayu.

"Ayu bagaimana ceritanya Nia bisa hilang bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjaganya!" ucap pangeran Ly dengan nada tinggi.

"maafkan saya pangeran, tadi tiba-tiba perut saya sakit jadi saya meninggalkan tuan putri yang waktu itu masih belum sadarkan diri untuk kekamar mandi sebentar, dan saat saya kembali tuan putri sudah tidak ada di tempatnya." jawab Nia sambil menunduk.

Pangeran Ly mendudukkan kasar dirinya di pinggir kasur sambil meraup kasar wajahnya. para prajurit sudah di kerahkan ke seluruh penjuru istana.

"Ayah bagaimana ini, aku harus mencarinya tapi kema?"

"tenanglah Ly sebentar lagi Nia pasti di temukan, dia itu manusia, geraknya sangat lambat jaadi tidak mungkin dengan waktu sesingkat ini dia sudah pergi jauh lagi pula gerbang utama kan di jaga ketat jadi tidak mungkin dia bisa keluar begitu saja, kecuali jika ada yang menculiknya." jawab raja Darma.

Pangeran Ly mengangkat wajahnya lalu menatap pangeran El yang berdiri di dekat ayahnya di samping bundanya.

"kenapa kamu menatapku kang bukankah sedari tadi aku bersama kalian jadi bagaimana mungkin aku pelakunya." ucap pangeran El.

"aku tidak mengatakan kamu pelakunya tapi kamu sendiri yang bilang, itu berarti kamu mengakuinya?"

"tuduhan macam apa itu, aku bilang seperti itu hanya untuk jaga-jaga saja, hati kan siapa yang tau."

"sudah hentikan, kalian ini kenapa sih selalu saja berdebat bahkan hal yang sepele pun kalian perdebatan, ingat Ly...El... kalian itu saudara sama-sama anak ayah bisa tidak sih sekali saja kalian akur, soal harta bukankah ayah sudah membaginya, soal kasih sayang ayah sangat menyayangi kalian berdua tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang. Lalu apa lagi yang membuat kalian saling tidak mau menerima satu sama lain?"

"aku tidak sudi punya saudara sepertinya." keduanya kompak menyahut secara bersamaan serta mengucapkan kalimat yang sama juga.

Raja Darma hanya bisa menghela nafas lelah melihat kekerasan hati kedua putranya. "padahal ayah sangat ingin kalian akur saling menerima, saling membantu, dan saling menjaga satu sama lain." ucap Darma dengan lesu.

"aku tidak butuh saudara picik sepertinya." jawab pangeran Ly.

"aku juga tidak sudi memiliki saudara sombong sepertimu." jawab pangeran El.

"kalau begitu terserah kalian saja, ayah capek ayah pusing menghadapi sikap kalian yang keras kepala ini." segera raja Darma berbalik badan dan bersiap ingin keluar dari kamar itu, namun saat di dekat pintu raja Darma menghentikan langkahnya lalu berkata, "temukan istrimu secepatnya Ly, karena dia adalah gadis yang istimewa." ucap raja Darma lalu kembali melanjutkan langkahnya. Di susul oleh bundanya pangeran El.

Setelah keduanya pergi, pangeran Ly lansung melayangkan tatapan tajam kepada pangeran El.

Lalu dia berkata, "jika sampai terbukti kamu yang menculiknya akan aku pastikan detik itu juga ku habisi kamu!"

"coba saja, itupun kalau kamu bisa." jawab pangeran El dengan tatapan mengejek, membuat darah pangeran Ly mendidih sempurna.

30 menit kini sudah berlalu tak kunjung jua ada kabar tentang Nia bahkan semua prajurit yang tadi dikerahkan untuk mencari Nia kini sudah berkumpul dan mengucapkan kalimat yang sama yaitu tidak menemukan Nia di manapun.

Pangeran Ly hanya bisa terdiam tanpa kata. dia harus menemukan Nia dengan caranya sendiri.

Dia segera kembali kedalam kamarnya, melihat pangeran Ly sudah masuk kedalam kamarnya, pangeran El pun bergegas pergi meninggalkan lokasi, tapi sayang dia belum bisa keluar istana karena kini sedang ramai penjaga yang berkeliaran di mana-mana.

Di posisi Nia dia mulai membuka mata, dia kaget bukan main saat tak ada langit-langit rumah yang di lihatnya yang ada hanya kayu yang di lapisi tumpukan jerami, Nia mengedarkan pandangan kekiri dan kekanan, gelap hanya cahaya remang-remang yang berasal dari salah satu lampu pelita yang ada di sudut ruangan air mata nia terjun bebas begitu saja, dia takut bukan main.

Tak ada kata yang mampu terucap dari mulutnya yang tersumbat kain serta tubuhnya yang tak bisa di gerakan sama sekali.

Kini Nia hanya bisa menjerit dalam hati memanggil mama, berharap sosok itu akan datang menolongnya, mengeluarkannya dari tempat yang sangat mengerikan ini.