NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sementara itu di sisi lain

Sejenak kita berpindah ke tempat lain yaitu sebuah bangunan terbengkalai yang sudah cukup lapuk.

Di sana di perlihatkan orang yang di awal cerita yang membawa cincin hitam kini sedang berbaring tak sadarkan sendiri dalam keadaan babak belur.

Tangan dan kakinya juga di ikat oleh tambang yang sangat besar jadi sangat tidak mungkin untuk di putuskan.

Tak lama ia pun tersadar dan dengan tatapan lemah ia melihat sekitarnya yang begitu gelap dan sunyi.

Belum selesai melihat-lihat sekitar tiba-tiba saja muncul seseorang yang masuk melewati lubang pintu yang tidak ada pintunya.

"Sepertinya anda sudah sadar!" Tatapan pria yang babak belur itu langsung tertuju pada orang yang bicara.

Orang yang baru masuk itu adalah seorang pemuda berambut gondrong dan berwajah tampan tapi agak pucat.

"Siapa sebenarnya kau ini?!" Dengan suara yang lemah si pria bertanya.

"Ayolah Carl. Jangan bersikap seakan-akan kita ini orang asing, kita ini saling kenal dan bahkan sangat dekat!" Si pemuda berambut gondrong pun berjongkok di hadapan si pria yang bernama Carl itu.

Setelah di tatap selama beberapa saat akhirnya Carl sadar siapa orang yang ada di hadapannya itu.

"Shin?... Ternyata itu kau bocah letoy!" Alis matanya langsung berkerut tajam ketika sadar dengan siapa dia bicara.

"Akhirnya anda mengenali saya juga senior. Saya kira anda benar-benar lupa pada saya!" Dengan gelagat seperti anak kecil ia berkata.

Carl yang melihat itu langsung memasang wajah jijik.

"Hentikan tingkahmu itu karena itu menjijikan!"

"Katakan saja ada urusan apa kau datang ke sini dari jepang dan kenapa menyerangku secara diam seperti ini!?" Pihak lain langsung tersenyum.

"Tentu saja karena aku punya tujuan yang sama dengan anda yaitu mendapatkan Cincin Hitam itu atas perintah dari perguruan!"

"Anda tahu sendiri bukan kalau orang-orang tua di perguruan sangat serakah jadi mereka tidak akan tinggal diam ketika tahu kalau ada harta melimpah yang bisa di dapatkan secara cuma-cuma!"

Carl tampaknya tidak kaget tapi bukan berarti tidak kesal dan marah.

Nyatanya kalau bisa dia akan memukuli orang yang ada di hadapannya itu.

"Jadi kakak senior... Dimana anda menyembunyikan Cincin itu?!" Wajahnya yang tadinya tersenyum menjengkelkan kini berubah serius.

Dengan jujur Carl menjawab. "Cincin itu hilang ketika aku di kejar-kejar anak buahnya si Glenn!" Dan orang bernama Glenn itu tidak lain adalah keturunan dari pemilik aslinya Cincin Hitam itu.

Dan juga orang yang paling berambisi untuk mendapatkannya.

"Anda pikir aku akan percaya!?" Dengan sorot mata yang menakutkan ia menatap Carl.

"Kau tanya aku hanya jawab jadi mau percaya atau tidak aku tidak peduli sama sekali!" Dengan santai Carl membalas.

"Oh... Dari ekspresimu sepertinya anda tidak berbohong. Tapi aku tetap tidak bisa percaya karena mana tahu anda berbohong!"

"Lakukan apapun yang kau mau karena kau tidak akan dapat apa-apa!" Entah apa yang akan terjadi pada orang bernama Carl ini tapi sekarang kita akan kembali ke rumahku.

Batu kali ini aku merasakan nuansa makan siang yang sangat berbeda dari biasanya yaitu penuh dengan hawa yang mencekam.

Dimana Devina menatap Karina dengan tatapan permusuhan dan hal yang sama juga di lakukan oleh karena meskipun ia masih tampak dingin.

Aku yang melihat mereka berdua hanya bisa diam dengan keadaan gugup karena merasa kalau lengah sedikit saja mereka berdua akan berkelahi.

Makan siang pun terlewati dengan suasana seperti itu yang mana itu membuat tidak bisa menikmati makananku.

Menjelang sore aku bermain bola dengan para santri seperti biasa.

Cuma yang tidak biasa itu adalah dua orang yang menonton di pinggiran itu yang membuatku khawatir.

Keduanya masih saling tatap-tatapan dengan penuh permusuhan.

Makin lama aku lihat mereka seperti makin kuat firasatku kalau mereka akan berkelahi.

Padahal waktu itu aku sedang dalam kedatangan yang sangat intens karena skor sama banyak.

"Ga!!" Tiba-tiba seseorang memanggilku ketika fokusku tertuju pada dua perempuan itu. "Kenapa malah bengong!?" Tegur salah satu anggota timku.

"Ah... Aku kira aku cuma agak capek dan pengen minuman dulu!" Aku kemudian pergi ke pinggir ini mengambil air.

Dan lokasi airnya berseberangan dengan para perempuan itu yang sedang duduk.

Ketika aku membelakangi mereka untuk minuman mereka berdua mulai saling menyerang dengan pukulan.

Tapi setelah aku selesai minum mereka malah balik lagi duduk dengan santai seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Dan saling cepatnya mereka berkelahi tidak ada satupun orang yang sadar akan hal itu.

"... Tadi itu cuma perasaanku doang atau memang ada suara orang baku hantam ya?..." Ketika aku menoleh semuanya jadi normal-normal saja.

Sore harinya aku laki-laki harus mengantar dua orang ini ke rumah mereka karena khawatir akan terjadi apa-apa.

Meskipun sebenarnya aku kurang yakin kalau akan terjadi hal-hal buruk pada si Karina ini yang mana perangainya saja begitu horor.

Sepanjang perjalanan ke rumahnya si Karina suasanya masih sama yaitu dia perempuan ini terus memperhatikan satu sama lain.

Aku yang sudah tidak tahan lagi langsung berkata.

"Bisakah kalian hentikan semua ini? Kau mulai merasa jengkel dengan tingkah laku kalian!" Aku berkata dengan tegas.

Keduanya seketika menatap ke arahku. "Ini tidak ada hubungannya denganmu jadi kenapa kamu harus terganggu!" Ucap si Karina dengan alis mata yang terangkat.

"Kalau kalian lakukan di tempat lain dimana tidak ada aku di sana aku tidak akan peduli. Tapi kalian menunjukan gelagat permusuhan tepat di hadapanku jadi mana mungkin aku tidak terganggu!"

"Sebenarnya apa sih yang membuat kalian bermusuhan satu sama lain seperti ini?!" Keduanya seketika memalingkan wajah ke arah berlawanan.

"Ini bukan urusan kamu jadi jangan tanya!" Kali ini aku benar-benar pasrah pada tingkah keduanya.

'Nanti kalau kalian berantem jangan libatkan aku karena aku sudah mencoba apa yang aku bisa.'

Singkat cerita tibalah kami di depan rumah si Karina yang mana tetangganya si Karina tampaknya sedang memindahkan barang-barang.

Yah. Itu hak penting juga sih.

"Kita sudah sampai, jadi aku akan pergi untuk mengantarkan si Devina!" Aku berkata pada Karina.

Pada awalnya ia tidak berkata apa-apa selain menatapku dengan tatapan kosong seakan tidak punya emosi.

Setelah beberapa saat saling tatap-tatapan tiba-tiba saja aku tersenggol oleh seorang pekerja yang sedang memindahkan barang milik tetangga Karina.

Dugg!!

"Ahh! Maaf dek, saya tidak sengaja!" Ucap bapak-bapak yang membawa banyak barang yang terlihat berat.

Karena tersenggol tadi kotak dari Cincin Hitam yang aku bawa-bawa terjatuh dan isinya keluar.

"Gak apa-apa pak, namanya juga gak sengaja. Tapi hati-hati karena saya lihat barangnya berat!" Aku belum sadar kalau koyaknya jatuh jadi aku malah berbicara dengan bapak-bapak tadi.

Setelah bapak-bapak tadi pergi aku melihat ke arah Karina dan Devina yang mana tatapan keduanya tertuju ke arah bawah.

Aku ikut melihat ke bawah dan melihat Cincin itu telah keluar dari kotaknya dan terlihat oleh orang lain.

Sontak tatapan si Karina tertuju pada Devina yang mana tatapannya itu membuatku berpikir kalau dia mungkin akan membunuh seseorang di sini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!