NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Gavin sampai lebih dulu ke tempat rumah baru yang di pilihkan oleh sekertarisnya.

"Hai, Tuan Gavin." ucap seorang wanita yang bernama Clara, dia adalah model di perusahaan Gavin. "Senang bertemu dengan Tuan." ucapnya lagi.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gavin kepada Clara.

"Maaf, Tuan. Kebetulan, asisten Tuan sedang ada urusan mendadak dan saya diminta untuk menunggu anda." jawab Clara dengan memainkan ujung rambutnya. "Saya senang bisa mengobrol dengan Tuan Gavin di luar jam kerja."

"Yang mana rumahnya?" tanya Gavin.

Clara menunjuk kearah rumah yang ada di depannya. "Ini, Tuan. Desainnya minimalis tetapi terlihat elegan dan mewah. Siapa saja yang tinggal di sini akan merasa nyaman karena di ujung sana ada taman bermain. Dan kata orang di sekitar sini, taman itu sangat ramai di sore hari. Jadi, untuk yang—"

"Jelaskan nanti saja setelah dia datang!" pinta Gavin.

"Dia? Dia siapa, Tuan?" tanya Clara penasaran.

Jesica memarkirkan mobilnya di dekat mobil Gavin. Dia keluar dari mobil dan mencari suaminya yang sedang mengobrol dengan seorang wanita.

'Wanita itu siapa? Kelihatannya bukan Blade? Apa jangan-jangan Mas Gavin suka mempermainkan perasaan wanita?' gumam Jesica dalam hati.

Dengan kangkah yang berat, Jesica menghampiri suaminya.

"Tuan Gavin." ucap Jesica yang berjaga jarak dengan Gavin.

Clara melirik penampilan Jesica dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Anda siapa?" tanyanya.

"Ada keperluan apa anda dengan Tuan Gavin?" ucapnya lagi.

"Dia orang yang aku tunggu!" jawab Gavin membuat Clara terdiam.

"Apa kau suka?" tanya Gavin kepada istrinya.

Jesica menautkan kedua alisnya.

Melihat raut wajah istrinya yang kebingungan, Gavin meminta Clara untuk menjelaskan semuanya.

Clara menjelaskan tentang rumah baru yang akan di beli oleh Gavin.

'Mas Gavin membelikan rumah baru untukku?' gumam Jesica dalam hati.

'Siapa wanita ini? Kenapa Gavin mau memberikan rumah baru untuknya? Apa jangan-jangan dia kekasih Gavin? Tapi dari penampilannya sangat sederhana dan tidak mungkin Gavin mempunyai pacar seperti orang kampung.' gumam Clara dalam hati.

Gavin meminta Clara untuk menjelaskan setiap sudut rumah baru yang akan di tempati oleh Jesica.

Jesica benar-benar tak percaya saat melihat interior rumah barunya.

'Apa ini tidak berlebihan?' gumam Jesica dalam hati.

"Kau selesaikan administrasinya karena rumah ini akan di tempati malam hari." pinta Gavin kepada Clara.

"Apa, Tuan? Tapi saya hanya ditugaskan untuk—"

"CEPAT!" bentak Gavin membuat Clara ketakutan, dia berjalan keluar rumah dan mencari penanggung jawab rumah.

Di dalam rumah hanya ada Jesica dan Gavin.

"Kamu tidak perlu membelikan rumah baru untukku, Mas. Aku bisa mengontrak rumah kecil." ucap Jesica.

"Memangnya kau pikir, aku membeli rumah ini hanya untuk tempat tinggalmu saja, hem?" ketus Gavin.

"Ikuti saja semua perintahku!"

Clara mendengus kesal, dia menelfon sekertaris Gavin tetapi tidak diangkat.

"Sialan! Kenapa jadi seperti ini? Bukan ini yang aku mau!" gerutu Clara lalu pergi menggunakan mobilnya.

Drt … Drt …

Jesica melihat nama penelfon di layar ponselnya. "Aku angkat telfon dulu, Mas." ucap Jesica kemudian berjalan sedikit menjauh.

"Apa yang mau Tante lakukan? Apa semua yang aku berikan belum cukup?" tanya Jesica setelah tersambung dengan Raisa.

"Kali ini tidak ada pilihan lain selain kamu kembali ke tempat Mami Rita, Jes! Biaya rumah sakit ibumu sudah menunggak! Dan kalau kamu tidak bisa membayarnya, kamu akan kehilangan nyawa ibumu. Alat-alat yang ada ditubuhnya akan di lepas. Apa kamu mau, menjadi pembunuh ibu kandungmu sendiri?" ucap Raisa di sebrang sana.

Jesica menatap suaminya yang sedang duduk di sofa sembari melirik sekitar rumah.

"Aku tidak mau kembali ke tempat itu lagi! Aku sudah menikah, dan aku mau mengabdi ke suamiku." tolaknya.

"Ayolah, jangan bodoh! Atau begini saja, kamu temui Tante di tempat biasa kita nongkrong. Kita bisa bicara santai. Dan lupakan kejadian beberapa hari kebelakang ini. Tante ngaku kalau Tante salah dan Tante—"

"Aku tidak mau bertemu Tante lagi! Sudah cukup, Tante merebut semuanya yang aku punya!" kesal Jesica yang ingin mematikan telfonnya.

"Tunggu! Tante meminta kita bertemu karena Tante mau memberikan kunci rumahmu. Tante ngaku salah dan Tante mau meminta maaf. Tante mau pindah dari rumah yang bukan milik Tante." ucap Raisa.

Jesica terdiam, dia mengigit ujung kukunya.

"Tolong kali ini percaya padaku, Jesica!" pinta Raisa.

Jesica menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Okeh. Aku akan datang." jawab Jesica pasrah, dia langsung mematikan telfonnya dan kembali ke suaminya.

Gavin menatap wajah istrinya yang aneh.

"Maaf, Mas. Apa aku boleh keluar sebentar? Tania mengajakku bertemu di caffe." ucap Jesica.

"Pergilah!" jawab Gavin membuat Jesica langsung keluar rumah. Dia mengendarai mobilnya ke tempat yang sudah di beritahukan Raisa.

Drt … Drt ….

Di dalam perjalanan, tiba-tiba Tania menelfon.

"Hallo, Tania?" ucap Jesica dengan mata fokus menyetir.

"Cepat kirim lokasi rumahmu! Aku sudah menyiapkan beberapa makanan ringan dan pakaian untuk menginap di rumahmu!" jawab Tania tak sabar.

"Okey, aku kirim sekarang!" ucap Jesica lalu mematikan telfonnya dan mengirim lokasi rumah barunya kepada Tania. Setelah itu, dia menambahkan kecepatan mobilnya.

Sesampainya di Cafe yang dikirimkan Raisa, ekor mata Jesica berkeliaran mencari sosok Raisa dan dia melihat orang yang di carinya sedang duduk di bangku paling ujung tembok.

"Mana kunci rumahku!" ucap Jesica dengan tangan menengadah.

"Sabar dulu, dong! Kamu bisa duduk terus pesan makanan." pinta Tante Raisa.

"Aku sibuk." jawab Jesica.

'Dasar sombong!' gumam Raisa dalam hati.

Raisa memaksakan senyumnya. "Jesica, Tante tahu kamu marah sama Tante, tapi mau bagaimanapun, aku akan tetap menjadi Tantemu."

"Sebenarnya apa tujuan Tante mengajakku kesini selain mengembalikan kunci rumahku, ha?" tanya Jesica lagi.

"Tante tidak memaksa kamu untuk bekerja di tempat Mami Rita lagi, dan tujuan Tante hanya ingin hubungan persaudaraan kita tetap berjalan. Apa susahnya, Tante mengajakmu dan mentraktir makanan di sini? Hitung-hitung, pertemuan ini untuk menebus semua kesalahan yang pernah Tante lakukan kepadamu." jawab Raisa.

"Tante sudah memesankan makanan kesukaanmu, tapi kalau kamu mau pesan makanan lagi, Tante persilahkan. Biar Tante yang membayarnya."

'Apa sebenarnya rencana Tante Raisa?' gumam Jesica dalam hati, dia menjatuhkan pantatnya di tempat duduk yang berhadapan dengan Raisa.

"Kalau kamu tidak mau makan makanan di sini setidaknya, kamu minum jus mangga ini. Kamu suka sekali sama jus mangga, kan?" pinta Raisa.

Jesica menatap wajah Raisa lalu mengambil segelas jus mangga dan meminumnya tanpa menaruh rasa curiga apapun.

'Kali ini, kamu akan jatuh ke tanganku, Jesica!' gumam Raisa dalam hati.

Setelah meminum jus mangga, tiba-tiba kepala Jesica terasa pusing.

"Kok, kepalaku pusing sekali, ya? Apa Tante menaruh sesuatu di minuman itu?" tanya Jesica lalu tidak sadarkan diri.

Raisa tersenyum tipis, dia memanggil beberapa orang yang sudah berjaga di caffe.

"Bawa dia ke tempat Mami Rita!" ucap Raisa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!