NovelToon NovelToon
SEBATAS TEMAN TIDUR

SEBATAS TEMAN TIDUR

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:171.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Medeline Arcela Forza, dijual oleh Kakak tirinya di sebuah tempat judi. Karena hal itu pula, semesta kembali mempertemukannya dengan Javier Antonie Gladwin.

Javier langsung mengenali Elin saat pertemuan mereka yang tak disengaja, tapi Elin tidak mengingat bahwa dia pernah mengenal Javier sebelumnya.

Hidup Elin berubah, termasuk perasaannya pada Javier yang telah membebaskannya dari tempat perjudian.

Elin sadar bahwa lambat laun dia mulai menyukai Javier, tapi Javier tidak mau perasaan Elin berlarut-larut kepadanya meski kebersamaan mereka adalah suatu hal yang sengaja diciptakan oleh Javier, karena bagi Javier, Elin hanya sebatas teman tidurnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Apartmen

Mobil yang membawaku dan Tuan Gladwin tiba di sebuah pelataran luas dengan pemandangan gedung tinggi disisi Utara. Itu adalah sebuah bangunan Apartmen yang cukup terkenal di pusat kota. Aku belum tau apa yang akan terjadi padaku selanjutnya, namun sekelebat pikiran buruk terus saja bercokol di kepala.

"Elin ..."

Saat suara serak nan dingin milik Tuan Gladwin terdengar, aku masih dalam keadaan yang bingung hingga menatapnya keheranan.

"Kau sudah ku tebus dari kasino milik Aro, jadi jangan bersikap tidak tau terima kasih dengan cara melarikan diri." Pria itu memperingatkanku, sorot matanya yang se-kelam malam seakan menghipnotis ku hingga aku mengangguk bagai kerbau yang di cocok hidungnya.

Tak berapa lama, pintu mobil disisiku dibukakan dari luar. Rupanya itu ulah ajudan yang tadinya sempat ku kelabui saat masih di gedung perjudian.

Aku turun dan entah kenapa aku tidak mencoba untuk kabur kembali, karena aku tau itu hanya akan berujung sia-sia. Entah karena tersugesti oleh ucapan Tuan Gladwin, atau justru aku saja yang bodoh. Padahal, aku tidak tau maksud dan tujuan dia membawaku ke gedung Apartmen ini.

Tuan Gladwin tampak berjalan lebih dulu, sementara aku menyusul dibelakangnya dan diapit oleh dua ajudan yang ternyata adalah orang-orangnya.

Langkah kami mulai melewati lobby, memasuki lift, sampai kemudian berhenti pada sebuah lantai yang cukup tinggi.

Sebuah pintu besar menjadi tujuan, dan dengan pergerakan lincah jari-jari tuan Javier menekan tombol-tombol yang ada di panel dekat pintu itu, setelahnya pintu pun terbuka, menampilkan sebuah ruangan yang diluar dugaanku.

Jujur saja, awalnya aku mengira jika dia akan membawaku ke sebuah tempat hiburan lain yang nantinya akan menjadi tempat kerjaku yang baru. Bukankah dia butuh perputaran modal akibat menggelontorkan uang demi membeliku? Jadi, tidak mungkin dia tidak memanfaatkanku sebagai sapi perah untuk mengembalikan uang itu secepatnya, kan?

Nyatanya, apa yang kini ku lihat? Ini jauh dari ekspektasi ku. Yang justru membuat pikiranku menjadi ragu dan aneh, sebab dibalik pintu yang baru saja terbuka--aku bukan menemukan tempat hiburan atau semacamnya--tapi aku hanya melihat sebuah ruang biasa yang bisa dikatakan sebagai rumah ataupun tempat tinggal.

"Masuklah," kata Tuan Gladwin mempersilahkan.

Aku melangkah dengan ragu. Apa mungkin dia mau menjadikanku maid atau pembantu di Apartmennya? Mungkin saja.

Dua orang ajudan menunggu diluar sementara aku dan Tuan Javier sudah memasuki area ruangan yang comport alias sangat nyaman itu. Ya, harus ku akui memang. Desainnya berkelas, menunjukkan jika tempat tinggal ini bukanlah milik sembarangan orang.

"Mulai sekarang, tinggallah disini."

"A-apa?" tanyaku tergagap. Bukankah harusnya aku menerima hukuman dengan bekerja? Meski dalam hati aku bersyukur karena tidak dibawa ke dunia malam lagi, tapi dengan tinggal disini apa hidupku akan jauh lebih baik? Aku tidak tau apa maksud dari semua ini.

"Ya, tinggal disini. Bersamaku."

"Tu--tuan bercanda?"

"Aku tidak pernah seserius ini, Elin." Tuan Gladwin menekankan kata-katanya. Dia dan aku berada dalam jarak yang cukup jauh, namun aku merasakan aura intimidasinya yang membuatnya terasa sangat dekat.

"Lalu, pe--pekerjaanku?" tanyaku polos.

Tuan Gladwin menarik satu sudut bibirnya. "Jika kau masih menginginkan pekerjaanmu maka ... ya, tugasmu disini tidak jauh berbeda dengan saat di tempat Aro, hanya sebatas menemaniku tidur."

Glek ...

aku menelan ludah dengan susah payah. Mungkin saat di tempat Tuan Aro dia tidak menyentuhku. Lalu, bagaimana jika sekarang? Kini aku benar-benar berada ditempatnya, dibawah kekuasaannya. Apa dengan begini berarti aku menjadi wanita simpanannya? Yang siap melayaninya? Ku pikir ini benar-benar lebih parah ketimbang menemani para pria berjudi.

"Jangan berpikir terlalu jauh, Elin. Syukuri saja karena disini kau hanya bersamaku. Tidak dengan pria lain," ujarnya seolah dapat membaca pikiranku.

Aku menunduk sambil menggigitt bibir. Aku seperti berada di persimpangan jalan yang semuanya buntu. Tak satupun simpang yang bisa membawaku keluar dari permasalahan, kecuali satu jalan yang mau tak mau harus ku lalui dan sialnya jalan itu adalah bersama Tuan Gladwin.

"Pikirkanlah secara baik-baik, kau akan 1000 kali lebih aman bersamaku daripada berada di tempat Aro dan bertemu dengan banyak orang yang berbeda karakter."

Aman katanya? Kalau ternyata dia berubah menjadi monster yang akan memakanku, apa artinya itu masih aman? Tanpa ku sadari aku justru mendengkus saat mendengar ucapannya.

Tuan Gladwin menyodorkan sebuah minuman kaleng ke arahku.

"Minumlah, setelah itu kita harus tidur," katanya merujuk pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. "... karena sebelum pukul 6 aku harus kembali terjaga," sambungnya.

Aku menggeleng, enggan menerima minuman kaleng darinya. Aku bingung dan tidak tau bagaimana mengartikan perasaanku sekarang. Yang jelas, aku gamang apalagi setelah Tuan Gladwin menyinggung soal 'kita harus tidur'.

Apakah ini takdirku? Haruskah aku benar-benar menyerahkan diriku sepenuhnya kepadanya?

"Dimana kamarnya?" Akhirnya aku berani menyuarakan isi kepalaku. Aku juga butuh beristirahat karena aku memang sangat lelah. Per-se-tan dengan apa yang akan terjadi nanti antara aku dan Tuan Gladwin, setidaknya sekarang aku benar-benar harus tidur.

Tuan Gladwin mengendikkan dagu ke arah sebuah pintu besar disisi ruangan. Isyarat itu ia berikan sebagai jawaban atas pertanyaanku.

"Bisakah aku tidur sekarang?" tanyaku dengan berani.

Aku dapat melihat jika Tuan Gladwin menipiskan bibirnya. "Of course, kita tidur sekarang," jawabnya.

Dan aku melengos saat dia menyebut kata 'kita'.

Aku berdiri mengikuti langkah jenjang pria matang itu. Dia membukakan pintu sampai aku dapat melihat ke dalam ruang kamar yang bertema monochrome disana.

"Sepertinya ini kamar pribadimu, Tuan," kataku menebak.

Dan pria itu mengangguk mengakui. "Ya, ini memang kamarku."

Aku pikir dia akan menempatkan ku pada kamar lain dan akan mendatangiku hanya saat dia memerlukan ku. Tapi, kenapa aku harus menempati kamar utama bersamanya.

"Kenapa?" tanyanya dengan sebelah alis terangkat.

"Bisakah kita tidak tidur dikamar yang sama?"

Wajah dingin itu berubah menjadi lebih kaku saat mendengar pertanyaan ku.

"Aku ... tidak terbiasa untuk tidur bersama seorang pria. Dan aku juga butuh privasi untuk diriku sendiri."

Tuan Gladwin diam. Nampak tak bereaksi. Tapi satu kalimat yang kemudian dilontarkannya benar-benar membuat jantungku mencelos.

"Tidak ada privasi. Kau tidak boleh memiliki privasi didepanku." Pria itu berucap rendah. "Tidur disini dan terbiasa, atau kau bisa kembali ke tempat Aro," tukasnya.

Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya. Mungkin dia bisa melihat ketidaksukaan ku atas kalimatnya karena dia segera membuang pandangan dari tatapanku yang mengarah langsung padanya.

Pilihan yang dia berikan memang sulit. Aku tidak mau terkurung di tempat judi itu lagi. Dan ya, dia benar kalau menghadapi seorang sepertinya jauh lebih baik ketimbang aku harus melayani para penjudi dengan berbagai karakter setiap harinya. Belum lagi karena sentuhan mereka yang membuatku jijik.

Sepertinya aku memang tidak punya pilihan lain. Aku harus menetap disini. Dan kembali masa bodoh dengan apa yang akan terjadi diantara aku dan si Tuan penguasa ini nantinya.

"Baik. Aku tidur disini. Bersamamu, Tuan." Sengaja aku menekankan kata-kataku sendiri, agar dia tau bahwa aku terpaksa mengambil jalan ini dan tak punya pilihan lain.

...Bersambung ......

Mohon dukungannya dengan cara like, komen dan berikan vote, bunga dan kopi ✅❤️❤️❤️

1
melting_harmony
Luar biasa
Masal Njeber
Biasa
S.Syahadah
menurut aku cerita nya ringan dan ga mau berhenti baca hehe
S.Syahadah
ini udh bab berapa ya aku kenyamanan baca hahaha
COOL_I4N
nice thor. suka endingnya. tp alangkah lebih klimaks kl gak ada adegan javier mengotori tangannya membunuh liam+irina hik hik. membalas nya gak perlu sadis2 thor ky di dunia mafia.
COOL_I4N: tp aku mau baca karya author yg lain. semoga lebih bagus dr novel ini. semangattttt thor
total 1 replies
COOL_I4N
jav+daddy nya sadis amat tho ky mafia aja yg udah biasa haus darah😭😭😭😭😭😭 agak so sad endingnya sadis gini.
COOL_I4N
wah harus nya liam dan irina di adu domba saja biar mereka saling menghabisi/menyiksa satu sama lain. sayang jav harus mengotori tangan nya sendiri
COOL_I4N: apalg irina kan punya keluarga yg notabene adalah keluarga orang kaya jg pasti punya kuasa apa gak resiko kl sampai mereka tau irina dibunuh
total 1 replies
COOL_I4N
wahhh kecewa thor kurang hot wkwkwkkw tp tetep romantis kok. mau thor untuk next ada detailnya. secara ini kan novel dewasa kok sopan amat ky novel teen aja xixixixixixi🤭🤭🤭🤭
COOL_I4N
yeayyyyu ada part extra tq thor. soalnya msh nunggu adegan malam pertama elin dan jav nih 🤭🤭🤭🤭
COOL_I4N
so sweeeeeettt 😍😍😍😍😍😍😍😍
COOL_I4N
thorr adegannya jangan sopan2. buat sampe elin dan javier skidipappappap🤣🤣🤣
COOL_I4N
aku suka detail2 kecil spt ini thor. author gambarkan jav melihat sekitar untuk memastikan ini dunia nyata atau mimpi setelah mendengar perkataan elin
COOL_I4N
huaaa sedihnya jd jav sampe gak bs bedain yg mana mimpi yg mana kenyataan😭😭😭😭 tolong endingnya yg klimaks ya thor. aku suka banget adegan dan dialog novel ini. sampe author bs buat adegan pertemuan elin dan jav dr jeruk nggelinding. surprise bgt pdhl pas baca awal elin udah nyiapin nata2 tempat buat piknik sampe ke dapur dan tau jav sdh datang kesan nya kok jd udah gak surprise. tp sekali lg author kasih surprise ke pembaca bs kasih adegan dan dialog yg bagus. suka suka suka
COOL_I4N
tp aku percaya pdmu thor mau dibawa kemana plot ceritanya
COOL_I4N
harusnya mama jav segera kabarin jav jangan ambil tindakan sendiri takutnya malah nglakuin kesalahan kehilangan kesempatan untuk nyelamatin elin dan bikin jav tambah marah. kan bs sampaikan pesan ke jack kl jav susah diajak omong
COOL_I4N
ya ampunt thor kasian jav 😭😭😭😭 aku bs bayangin kl jav depresi sampe pingin tidur trs. aku sendiri kl stres sedih bgt rs nya kepingin tdr gak bangun2. udah males ngapa2in, makan jg udah gak nafsu
COOL_I4N
ya ampun kasian jav sampe kepisah 2 th sm elin 😭😭😭
COOL_I4N
jahatnya nanggung thor. krn apa yg liam + irina lakukan dg rencana menjual elin bukannya berniat menghilangkan nyawa nya saja itu akan beresiko terbongkarnya kejahatan mereka
COOL_I4N
oh so sweet sekali pembicaraan javier & elin di gedung bioskop
COOL_I4N
so sweeeeeet jav😍😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!