Pertempuran Wanita Jelek

Alana duduk di depan cermin rias menatap pantulan wajahnya yang terlihat begitu cantik dengan mahkota kecil bertabur kristal menghias kepalanya. Balutan gaun putih indah membuat penampilannya semakin sempurna.

Jantung Alana memacu lebih cepat, telapak tangannya terasa dingin dan basah karena rasa gugup yang meliputi.

Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Vino sahabat kakaknya, bukan ralat lelaki itu telah berubah kini Zayn Arsenio Walter. Pemuda yang terjebak dengannya di kamar hotel.

Pernikahan yang tidak pernah dia bayangkan. Perjalanannya ke Jerman untuk mencari pundi-pundi uang malah terjebak pernikahan dengan sahabat kakaknya.

“Kau sangat cantik Lan,” puji Gisel dengan riang yang bertugas mendandani Alana, walau pun pernikahan ini tidak di rencanakan dia tetap antusias.

Alana mendengus, semakin melihat pantulan wajahnya di kaca.

“Kau lupa ya, aku si buruk rupa, aku tidak cantik,” balas Alana membelai pipi sebelah kirinya.

Gisel meraih tangan Alana, menatap wajah itu.

“Lan, jangan bicara seperti itu, hatimu cantik, kau sangat baik dan tulus, aku tidak pernah berteman dengan orang sebaik dirimu dan itu yang paling penting Lan,” ujar Gisel dengan jujur.

Alana mengembankan senyuman mendengar ucapan Gisel.

“Terima kasih Lan.”

Gisel lalu jongkok di hadapan Alana.

“Terima kasih telah telah melindungi keluargaku,” tutur Gisel.

“Sudah Sel, Ini juga

salahku. Andai aku tidak melibatkanmu untuk menolong kak Vino."

Gisel lalu kembali berdiri mengepalkan tangan erat.

“Aku akan terus mencari perempuan bernama Laura itu, untuk membuktikan kalau kita tidak bersalah dan kau terbebas dari Zayn,” ucap Gisel dengan tekad berkobar.

Alana mengangguk yakin, percaya akan tekad sahabatnya. Gisel tersenyum.

“Untuk sementara anggap saja kau beruntung menikah dengan Zayn Lan, begitu banyak perempuan yang antri ingin menikah dengannya, dia tampan, kaya sempurna.”

“Termaksud kau,” cibir Alana.

Gisel tersenyum semringah. “Iya Lan, aku juga mau, setiap hari melihat wajahnya," ucap Gisel dengan senyum bodohnya membayangkan anugerah terindah itu.

Alana memutar mata malas. Oh, benar-benar pemuja lelaki tampan.

“Gisel!” ketus Alana memicingkan mata.

“Iya-iya.” Mencebikkan bibirnya.

“Sebenarnya tidak buruk juga menikah dengannya, kau bilang dia pemuda yang baik, dia pasti bisa menjadi suami yang baik untukmu,” ujar Gisel akan harapannya.

“Ingat Lan, kalau dia minta unboxing segelmu jangan di tolak, itu kesempatan, biarkan saja dia buka kotak, Lan” saran Gisel penuh semangat untuk pengantin baru yang menjurus ke hubungan dewasa.

Mata Alana membulat mendengar ucapan melatur sahabatnya.

“Gisel itu otak bisa ngak sih, ngak mikir mesum, Kau pikir aku barang baru,” decak Alana kesal.

Ya tuhan, tolong hilangkan sedikit saja otak mesum dari pikiran sahabatnya ini.

Gisel membalasnya dengan cengiran.

Suara langkah kaki masuk ke dalam kamar membuat perhatian terkalihkan.

Seorang lelaki berjas hitam masuk.

“Nona Alana semua telah siap, tuan Zayn menunggu anda,” ucap lelaki itu memberikan informasi.

Jantung Alana semakin berpacu, dia benar-benar akan menikah. Tak bisa di elakan lagi.

“Ayo Lan.” Gisel bergerak membantu Alana.

“Sel, kau sangat semangat,” cibir Alana.

Gisel tersenyum kikuk. “Aku hanya sudah tidak sabar melihat wajahnya, dia pasti sangat tampan,” seru perempuan ini dengan semangat.

“Gisel,” geram Alana.

Astaga, dia masih memikirkan wajah tampan Zayn, andai yang menikah dengan Zayn adalah Gisel, perempuan itu pasti senang saja. Tidak seperti dirinya yang galau. Membayangkan akan seperti apa hubungan rumah tangga mereka ke depannya.

Alana pun melangkah ke luar dari kamar menuju tempat pernikahan, melangkah menuju hidup pernikahan hari ini dia akan resmi menjadi istri dari Zayn Arsenio Walter.

***

Alana memasang wajah sendu berdiri di samping Zayn, yang beberapa saat lalu telah mengikrarkan pernikahan dengannya.

Ya, kini Alana dan Zayn telah resmi menjadi sepasang suami istri. Lelaki tampan yang ia rangkul lengannya di depan tamu undangan telah sah menjadi suaminya.

Sekuat hati Alana memaksakan senyuman di hadapan tamu undangan yang tak seberapa banyak, namun dia merasa asing dengan orang-orang itu.

Yang Alana yakini pasti orang-orang hebat. Inilah hidup kak Vinonya sekarang di keliling orang luar biasa. Alana bersyukur hidup sahabat kakaknya ini telah berubah lebih baik. Andai saja kakaknya tahu, kakaknya pasti senang mendengar perubahan sahabatnya.

Seorang perempuan paruh bayah, namun terlihat sangat anggun melangkah mendekat ke arah mereka di sampingnya seorang anak lelaki yang berusia remaja.

“Selamat untuk kalian,” ucapnya dengan tulus serta senyum lembut.

Membuat Alana berdecak kagum memuji kecantikan perempuan itu.

“Mommy senang kau menikah nak,” ucapnya lagi terlihat raut bahagia terpancar dari wajahnya.

Mommy, nak? Alana mengerutkan alisnya akan sapaan perempuan itu. Apakah perempuan cantik ini ibu Zayn, bukannya seingatnya ibunya telah meninggal.

“Kakak selamat, istri kakak sangat cantik,” ucap anak remaja bernama Dion.

“Terima kasih,” balas Zayn.

“Zayn. Akhrinya kau menikah, paman sangat bahagia,” suara berat seorang lelaki membuat perhatian terarahkan pada lelaki paru baya itu.

Dia adalah paman Willy. Melihatnya, perempuan itu bernama Anna menarik Alana untuk ikut bersamanya. Sepertinya telah mengerti pertikaian antara paman dan keponakan itu.

“Bukankah pernikahku ini yang sangat paman tunggu,” jawab Zayn dengan nada dingin.

“Semoga pernikahanmu langgeng. istrimu sangat cantik,” Paman Willy tersenyum miring.

“Terima kasih atas doanya,” balas Zayn dengan tatapan sengit.

Sementara Zayn bicara dengan pamannya. Alana sedang bersama Anna.

“Selamat untukmu sayang,” ucap perempuan itu memeluk tubuh Alana sekilas.

“Terima kasih ....” balas Alana.

“Panggil aku mommy,” ucapnya membuat Alana menatap perempuan itu lekat.

“Aku adalah ibu sambung Zayn,” jelasnya.

Alana terkesiap ibu sambung Zayn.

“Dan ini Dion, saudara Zayn.” Anna memperkenalkan.

“Hai, kakak sangat cantik,” sapa Dion memuji kecantikan Alana.

“Terima kasih,” balas Alana merasa miris, mereka tidak tahu saja jika ini adalah wajah palsu.

“Kakakmu sangat beruntung menikah dengannya, cantik, dan juga berasal dari Indonesia,” kata Anna pada sang putra.

Alana hanya memaksakan senyuman. Orang menikahinya sama sekali tidak beruntung.

“Daddy Zayn sudah meninggal dua tahun yang lalu dan Zayn sangat kehilangan,” jelasnya.

Alana terdiam mencoba menyimak informasi, sedikit mulai tahu tentang hidup Zayn yang sang presdir.

“Zayn sangat kesepian, semoga kau bisa membuatnya kembali ceria, terus dampingi dia,” jelas Anna.

“Berbahagialah dengan Zayn, dia pemuda yang sangat baik, dia pasti menjadi suami yang terbaik untukmu,” ucap Anna mengelus pipi menantunya dengan sayang.

Alana terdiam menatap ke arah Zayn yang masih bersama pamanya.

Suami yang baik! Alana memang tahu pemuda ini sangat baik, tapi untuk menjadi suami yang baik untuk pernikahan yang terjebak dan terpaksa bisakah Zayn melakukan itu?

Ya, Tuhan. Entah bagaimana hari-harinya dalam naungan pernikahan dengan Zayn Arsenio Walter sang presdir.

...****************...

hei, akhirnya setelah sekian lama di kutak-katik supaya nyambung alurnya punya alasan kuat buat di bikin cerita pernikahan akhrinya kaya gini dah jadinya.Sesuai tema novel toon yang tema pernikahan. jadi Alana dan Vino udah nikah.

oh, iya tolong kalian koreksi ya jika ada kesalahan, alurnya ngak nyambung tolong. kasih tahu ntar di revisi.sebelum lebih banyak yang baca.

kalau udah mantap ntar aku umumin di lapak Nara karena banyak yang ngak tahu.

oke, ya gitu deh mereka nikah.

episode rumit ini udah selesai, Sya udah mulai aktif ya, tungguin kisah Alana dengan Vino ...

--Sya kenapa nama Zayn bukan Vino?

Karena biar yang baru baca Alana ngak bingung kalau dia ngak baca si culun.

--Sya main nikah aja, ngak kasih tahu emaknya? walinya mana?

hehehehe, maaf imajinasiku tinggi dan kadang bikin cerita mengandi-ngadi, jadi di buat hiburan aja dah. nikmati aja jangan tanya wali? kemarin si Nara ada yang nanya sampai penghulunya mana? etdah buset sedeteil itu segala penghulu di cariin.

--Sya kenapa ngak bilang orang tuanya sih, mesti di rahasiain. kenapa ngak gini sih, ngak gitu sih?

Yaelah kalau terungkap semua konflikku apa dong 😭😭.

--Kenapa latarnya jerman si Sya? ngak di indonesia aja.

Ya, ini juga sya pusing bikin cerita mana ngak pernah ke jerman lagi. biar nyambung dengan hidup Vino aja udah terlanjur dah,

--Judulnya kok pake presdir lagi Sya kaya nara

Malas bikin judul itu aja lagi tinggal rubah dikit. hahahah pemalas ya aku ....

Oke coment dong, kritkik dan saran di tunggu nih ...

Makasih Sya sayang kalian😘😘😘