NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Calya mendesis, kesal melihat Aksa yang hanya diam. Baginya, keheningan Aksa adalah bentuk perlawanan paling menjengkelkan. Itu berarti Aksa tidak peduli dengan perasaannya, tidak peduli dengan keinginannya. Amarah yang sudah ia tahan sejak semalam meledak.

​"Gue bilang, buka mulut lo!" bentak Calya, melampiaskan kekesalannya. "Lo tuli atau gimana?! Kenapa lo diam aja?!"

​Aksa tetap diam, fokus menyetir. Namun, hal itu justru memicu amarah Calya. Dengan gerakan cepat, Calya meraih setir. Ia memutar setir itu kuat-kuat, membuat mobil langsung oleng dan berbelok ke jalur berlawanan.

​CITTTTTT!!!

​Suara ban berdecit nyaring, disusul suara klakson mobil dari arah berlawanan. Jantung Aksa seolah jatuh ke perut. Dengan refleks, ia membanting setir kembali ke posisi semula. Mobil mereka nyaris menabrak truk besar yang melaju kencang. Dalam hitungan detik, bahaya itu terlewati. Aksa menepikan mobilnya ke pinggir jalan.

​Selama ini, Aksa selalu bersikap sabar. Ia menahan diri saat Calya membanting barang di apartemennya. Ia menelan semua makian Calya. Namun, kali ini berbeda. Calya sudah melewati batas. Ia mempertaruhkan nyawa mereka.

​Aksa menoleh, menatap Calya dengan mata merah menyala. "LO GILA, YA?!" bentaknya. Suaranya menggelegar, penuh amarah yang tertahan. Itu adalah pertama kalinya Calya mendengar Aksa berteriak.

​"Lo pikir lo lagi main-main?!" lanjut Aksa, menatapnya tajam. "Lo hampir bikin kita celaka! Lo hampir bikin orang lain mati! Lo pikir ini lucu?!"

​Calya mematung. Ia tidak pernah melihat Aksa semarah ini. Aura tenang yang biasa mengelilingi pria itu kini lenyap, digantikan oleh kemarahan yang membekukan. Pukulan kata-kata Aksa jauh lebih menyakitkan daripada tamparan. Untuk pertama kalinya, Calya merasa takut. Ia membuka mulutnya, berniat membalas, tapi tidak ada suara yang keluar.

namun bukan Calya namanya jika ia sadar apa yang dilakukannya barusan adalah salah, ia hanya memutar bola matanya dengan malas. "Lebay lo, udah buruan ga usah drama lo".

Aska hanya berdecak mendengar kata-kata yang barusan diucapkan oleh Calya. ​Keheningan yang mencekam kembali menyelimuti mobil, tapi kali ini, keheningan itu diisi dengan ketakutan Calya.

Sesampainya didepan rumah Calya keluar dan membanting pintu mobil Aksa tanpa sepatah katapun ia meninggalkan Aksa yang terdiam seribu bahasa menatap langkah kaki Calya yang kini perlahan menjauh.

Calya menatap kedua orang tuanya yang sedang menonton tanpa ada raut khawatir di wajah mereka "mah, pah, kok kalian ga nyariin aku sih? aku ga ada kabar loh?!" tanya Calya dengan wajah yang cemberut

"loh baby girl udah pulang? gimana rasanya bareng Aksa?" tanya sang papa dengan nada menggoda ia sangat suka menggoda putrinya itu

"PAPAAAAAAAA, apaansi dia tuh ngurung aku tau ga, mama sama papa ga ada tuh khawatir-khawatirnya kalau anaknya kenapa-napa" balas Calya sewot

"Duh sayang, emang kamu bakal kenapa? lagian itu calon suami kamu loh..." balas sang mama

Calya yang muak mendengar itu akhirnya mengalah dan pergi percuma juga bicara sama orang tuanya mereka bakal ngebela si Aksa Aksa itu "Dahlahh males bicara sama mama dan papa. oh iya satu hal yang mau Calya sampein" calya mengantung kalimatnya "jawaban aku masih tetap sama ga mau dijodohin sama dia" lanjutnya sambil berjalan meninggalkan kedua orang tuanya.

"ada juga yang mau mama sampein sayang, pernikahannya di percepat" teriak Amelia sambil terkikik geli dengan suaminya

Keesokan harinya, pagi Senin di sekolah terasa berbeda bagi Calya. Setelah drama semalam, ia datang lebih awal dari biasanya, ditemani Vira dan Jojo yang terus-menerus menggodanya tentang "petualangan" semalam. Namun, Calya tidak bisa fokus. Pikirannya terus berputar pada satu hal: wajah marah Aksa. Suara bentakannya masih terngiang di telinganya.

​Di sisi lain, Aksa sudah kembali ke wujudnya yang biasa. Ia duduk di bangku taman sekolah, membaca buku tebal, kacamata bertengger rapi di hidungnya. Ia tampak seperti cowok kutu buku yang sama, tenang dan tak peduli dengan dunia sekitarnya. Namun, di balik buku itu, matanya sesekali melirik ke arah gerbang sekolah, mencari sosok Calya.

​Saat Calya melangkah masuk, mata Aksa menemukannya. Ia menghela napas lega, melihat Calya baik-baik saja. Ia kembali menunduk, tapi ia tidak bisa berhenti mengamatinya dari jauh. Ia melihat Calya bercanda dengan teman-temannya, lalu ia melihat senyum palsu Calya yang tidak bisa ia tutupi. Aksa tahu, di balik itu, Calya masih terguncang.

​Berbeda dengan Aksa, Calya yang melihat sosoknya langsung dilanda amarah. Ia menatap Aksa, pandangan jijik kembali menguasai hatinya. "Lihat dia," bisiknya pada Vira dan Jojo. "Berlagak sok suci setelah hampir membunuh kita."

​"Gila juga ya dia, ternyata bisa marah," komentar Vira.

​"Gue sih lebih milih dia marah, daripada sok baik kayak gitu," timpal Jojo.

​Calya hanya diam, matanya tidak lepas dari Aksa. Ia melihat Aksa yang tampak tenang, dan hal itu membuatnya semakin muak. Ia tidak bisa melupakan bagaimana Aksa membentaknya. Namun, ia juga tidak bisa melupakan betapa takutnya ia saat itu. Di dalam dirinya, ada pertempuran batin antara kebencian dan ketakutan. Calya tahu, pertengkaran mereka di dalam mobil bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari cerita yang jauh lebih rumit.

Pelajaran olahraga hari ini terasa bagai siksaan bagi Calya. Pikirannya masih dipenuhi bayang-bayang Aksa yang membentaknya, dan ia tidak bisa fokus. Yang lebih parah, pelajaran ini digabung dengan kelas lain, yang artinya… kelas Aksa.

​Calya memutuskan untuk pergi lebih dulu ke area kolam renang. Ia ingin menghindari keramaian, menghindari Aksa, dan hanya ingin berenang dengan tenang. Bau klorin yang tajam menyambutnya saat ia memasuki area kolam.

 Calya berjalan ke bangku, berniat menaruh tasnya. Namun, langkahnya terhenti.

​Di dalam kolam, Aksa sudah berada di sana, berenang dengan gaya punggung, meluncur dengan mulus di dalam air. Ia tidak mengenakan kacamata, dan rambutnya yang basah tampak berantakan, jauh dari kesan rapi. Ia hanya ditemani beberapa teman sekelasnya yang juga terlihat canggung. Mereka tidak bergabung dengan kelompok yang paling populer, melainkan berenang di sudut kolam, melakukan latihan sendiri.

​Melihat pemandangan itu, perut Calya terasa mual. Ia tidak bisa menahan rasa jijiknya. Pria yang tadi ia lihat di dalam bus terlihat rapi dan elegan, tapi pria yang ini terlihat cupu dan canggung. Bagi Calya, perbedaan itu terasa seperti sebuah kebohongan. Aksa yang ia lihat sekarang, Aksa yang kutu buku, adalah Aksa yang ia benci. Dan melihatnya di dalam air, ia merasa jijik.

​Calya mendesis, "Ternyata dia memang pecundang," gumamnya, tanpa suara. Ia berbalik, melangkah pergi dari area kolam renang, mencari tempat lain untuk berganti pakaian. Hari ini, ia tidak akan berenang. Ia hanya ingin menghindari Aksa sejauh mungkin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!