NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:875
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 9

Anci keluar kamar dengan muka bantal. Terlihat matanya masih merah, tanda jika Anci masih kurang tidur.

Anci memang terjaga semalaman. Hampir jam tiga pagi Anci baru bisa memejamkan matanya. Selain karena melihat kelakuan tidak bermoral Jerrel semalam, Anci juga kepikiran ucapan San.

Entah apa yang San pikirkan sampai berkata seperti itu semalam. Anci tak habis pikir dan tidak pernah menyangka akan keluar kata-kata seperti itu dari mulut San.

" Baru bangun, Ci? Semalam pulang jam berapa? " Renjana bertanya saat melihat sendiri putrinya justru kembali terpejam saat di meja makan.

" Jam sebelas atau jam sepuluhan, ma. Anci nggak lihat jam. " jawab Anci, dengan mata terpejam.

" Buka mata kamu, Anci.. Lekas sarapan!! " tegur Renjana saat Anci tak kunjung menyantap sarapannya.

Dari tempat duduknya Terry terkekeh pelan. Suasana pagi seperti ini, adalah hiburan tersendiri untuknya. Bukan hanya setiap pagi, tapi setiap interaksi mama dan kakak perempuannya.

Bagi Terry yang tidak bisa banyak beraktifitas di dalam maupun di luar ruangan, hal-hal seperti memperhatikan sekitar adalah kegiatan yang menyenangkan untuknya. Ekspresi orang-orang di sekitarnya, juga pemandangan apapun yang ada didepannya, sangat menarik untuk Terry amati.

" Oh ya, Ci.. malam ini jangan main ya. Kita ada undangan makan malam dari keluarga Jerrel. " ujar Renjana.

" Makan malam? " Anci agak sedikit canggung disini. Pikirannya kembali berputar di saat-saat Jerrel mencium wanita lain semalam.

" Hm.. "

" Tapi, Ci.. Ini mamanya Jerrel share lock lokasi kok bukan mansion punya orang tua Jerrel ya. Mama nggak tahu ini lokasinya dimana. " Renjana memperlihatkan pesan yang dikirim mama Jerrel.

Dahi Anci berkerut, " Anci juga nggak tahu, ma. Belum pernah ke daerah itu soalnya di sana kalau nggak salah itu kawasan elite yang nggak sembarangan orang bisa masuk. " terang Anci sambil mengunyah makanannya.

" Apa orang tua Jerrel beli mansion baru ya? Trus kita dijamu buat perayaan mereka pindah. " Anci mengedikan bahunya tak tahu.

" Jerrel nggak ada ngomong sama kamu, Ci?

" Nggak, ma.. Aku terakhir ketemu kak Jerrel dua hari lalu. "

" Kalian nggak lagi berantem kan? " Anci menggeleng.

" Kita baik-baik aja kok ma. "

' Dia maksudnya yang baik-baik aja, kalau gue kagak. ' batin Anci.

Sarapan pun berlanjut, setelahnya Renjana pamit pada kedua anaknya. Meski hari libur, tapi untuk Renjana yang punya beberapa restoran justru tidak bisa mengambil libur.

Hari libur begini jelas restorannya malah semakin ramai. Renjana terkadang harus terjun langsung melayani pembeli saking ramainya.

*****

# Kak Jerrel..

Lo dimana?

Anci melirik ponselnya yang mendapat notifikasi pesan dari Jerrel.

" Ck.. Mau apalah nih orang? " gerutunya.

Meski Anci nampak tidak senang membalas pesan Jerrel. Tapi dia tetap membalasnya. Anci malas sekaligus takut kalau Jerrel marah besar padanya perkara tidak balas pesan saja.

# Princezz_mutz

Di rumah kak..

Setelah membalas pesan Jerrel, Anci kembali melakukan kegiatannya menemani Terry bermain di ruang tengah. Kegiatan yang selalu Anci lakukan saat libur atau di rumah.

Ponsel Anci tiba-tiba berdering dan saat ditengoknya, nama Jerrel ada di sana. Sumpah Anci gedek banget sekarang. Masa iya, semalam habis seneng-seneng sama cewek lain sekarang tunangannya ini malah mencarinya.

" Halo, kak.. " suara Anci terdengar sedikit kesal, tapi dia samarkan agar tidak mematik emosi Jerrel.

" Siap-siap!! Gue otw jemput lo. Sepuluh menit lagi sampai. " perintah Jerrel.

" Mau kemana kak? Aku... Jaga Terry di rumah. Mama lagi di resto. " Anci menolak dengan cara yang paling halus. Kebetulan dia benar-benar malas bertemu Jerrel.

" Ck.. Nggak usah cari alasan. Nyokap nyuruh gue jemput lo. Sekalian aja lah lo ajak Terry. Biar ntar nyokap lo nyusul. "

" Oke.. "

Anci langsung bergegas bersiap-siap. Tidak ada lagi alasan dia untuk menolak dijemput Jerrel apalagi ucapan Jerrel yang terakhir jelas diucapkan dengan nada tegas setengah marah. Anci, tidak mau jadi sasaran kemarahan Jerrel yang kalau sudah marah bisa berubah jadi hulk.

Anci pun menyiapkan semua keperluan Terry, beruntung mereka sudah mandi sore ini jadi Jerrel tidak akan semakin kesal karena lama menunggu Anci dan Terry bersiap.

***

" Kita nggak ke mansion kakak ya? " tanya Anci saat mengenali jalan yang mereka lewati bukan arah ke mansion keluarga Jerrel.

" Makan malamnya di rumah paman gue. " Anci membulatkan bibirnya.

Mobil kembali senyap. Semuanya mengunci bibir mereka sampai yang terdengar hanya deru dari AC mobil. Anci malas bicara, Terry sendiri takut jika berhadapan dengan Jerrel, sedangkan Jerrel sendiri entah kenapa terlihat lebih banyak diam.

Setengah jam berkendara, mobil Jerrel memasuki sebuah mansion yang sangat mewah. Kata mewah mungkin belum benar-benar mewakili penampakan mansion ini. Lebih seperti sebuah istana, tapi tidak memiliki menara saja.

Perasaan Anci, mansion Jerrel sudah yang paling mewah. Tapi ternyata mansion ini sepuluh kali lipat lebih mewah dibanding milik keluarga Jerrel. Ada air mancurnya, halaman depannya sangat luas. Ada tempat parkir khusus para tamu juga di sana.

" Wah... Mansionnya bagus banget, mbak. " Terry akhirnya bersuara. saking terpesonanya, Terry sampai lupa rasa takutnya.

" Hm.. Mansion ini bener-bener gede ya, dek. " Terry mengangguk antusias.

Kedua orang ini asyik mengagumi mansion mewah milik paman Jerrel, mengabaikan Jerrel yang sudah jauh di depan mereka. Saat Anci dan Terry sadar sudah ditinggal keduanya lekas menyusul Jerrel.

Kan nggak lucu kalau mereka nyasar di tempat ini..

" Hai Jerrel.. Orang tua kamu udah di dalam dari tadi. Kenapa lama banget sampainya? "

Seorang pria paruh baya tapi masih terlihat gagah dan tampan menyambut kedatangan Jerrel dan Setyabudi bersaudara.

" Aku jemput tunangan aku dulu, paman.. Apa kabar? " Jerrep terlihat sopan sekali sekarang. Tapi Anci bisa melihat kilat tidak suka dari mata Jerrel.

" Paman baik, sekeluarga juga baik.. Mana tunangan kamu? Oh ini ya.. " paman Jerrel langsung mendekati Anci dan Terry.

" Halo.. Saya Gemma, pamannya Jerrel.. Kamu cantik banget, mirip sama barbie. Beruntung sekali Jerrel bisa punya tunangan secantik dan seimut kamu. " salam perkenalan yang sangat berkesan untuk Anci.

" Salam kenal paman.. Saya Anci, ini adik saya Terry. " keduanya langsung menyalami Gemma.

" Yuk masuk!! Keluarga paman sudah menunggu di dalam. " Gemma memimpin tamunya memasuki mansion mewah miliknya.

Sepanjang jalan, Anci tidak bisa untuk tidak terpesona melihat desain, ornamen dan barang-barang antik yang bertebaran di dalam mansion ini. Dari pintu depan tadi, mereka melewati lorong panjang sampai ke dalam.

Lorong ini memiliki banyak cabang tapi entah kemana arahnya. Syukur ada yang memandu masuk, kalau tidak jelas Anci yakin dia akan kesasar jika sendirian di tempat ini.

Sampai akhirnya mereka sampai di ruangan yang bisa dikatakan ruang keluarga. Ada sofa besar di sana, dan ada sofa bed juga. Di dinding bergantung home theatre yang sangat besar dengan beberapa speaker mewah di kanan dan kirinya.

Penataan ruangan ini membuat Anci terpesona karena semuanya ditata dengan sangat epic. Dia fokus melihat sekitar tidak terlalu peduli pada orang-orang yang ada di ruangan itu juga.

' Kapan gue bisa punya rumah kek gini? Dalam mimpi aja juga kagak bisa.. ' Anci cekikikan dalam hati.

" Gimana, lo Terima tawaran gue?? "

Tubuh Anci membeku. Suara ini, suara yang sejak semalam terus terngiang di telinganya. Suara berat penuh ketegasan, yang bisa membuat perut Anci melilit karena merasakan jutaan kupu-kupu melayang.

Anci menelan ludahnya kasar, tubuhnya tidak berani dia gerakan. Menoleh pun dia tidak berani. Pikirannya berisik memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi saat ini.

' Dia kan... Pradipta.. '

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!