5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9 : Rasa
...Petunjuk :...
"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."
...《•°•》...
..."Kenyamanan itu diciptakan dengan kebiasaan, dan kebiasaan itu diciptakan untuk mencari kenyamanan.'...
...-Daisen Kayseri Karrada-...
...《•°•》...
Akashi kembali ke perpustakaan, namun bukan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam 3 hari yang lalu, tetapi ia ingin mencari bukti lain yang lebih akurat untuk bisa mengungkapkan semuanya.
Ia telah mendapati Bercelly yang berada di sana, tepat berada pada posisi buku yang ia temukan sejak 3 hari yang lalu.
"Kenapa di sini?"
"Gue..." Bercelly tampak menjeda ucapannya.
"Kenapa? Ada masalah? Yuk ikut gue!" ajaknya.
Bercelly mengikuti langkah Akashi hingga sampai di rooftop sekolah. "Lo cerita sama gue! Meskipun bukan bagian dari misi kita, tapi bagian dari diri lo juga penting."
"Gue lagi sedih Shi, tapi mungkin lo juga gak tau apa sebabnya karena gue gak pernah ceritain hal ini ke lo."
"Gue akan ngerti Cell!"
"Awalnya gue rasa ini bukan bagian dari tujuan kita, tapi gue salah. Gue itu ketemu sama Misra beberapa bulan yang lalu, gue hampir tau semuanya tentang dia. Gue tau kalo dia putus sekolah karena udah ditinggal sama ortunya. Gue bawa dia ke rumah, dan Mama sama Papa jelas nolak."
Akashi tampak menganggukkan kepalanya, dia memahami betul apa yang Bercelly ucapkan.
"Akhirnya gue bawa dia ke gubuk tua, tempatnya nenek dulu. Gue sempat ajak dia buat sekolah, dan biayanya akan gue tanggung. Tapi ternyata, dia musuh Shi. Dia rancang semuanya buat tau data-data gue, orang-orang terdekat gue dan dia pihak utama BIMA NUSANTARA!" papar Bercelly.
Akashi terhentak kaget, pasalnya Bercelly selalu menceritakan apapun yang berkaitan serius dengan hidupnya juga misi mereka. "Kapan Lo tau dia penghianat?"
"Waktu lomba kemarin, gue ketemu sama dia dan ngomong langsung ke gue kalo dia pihak sana. Masalah data, gue hampir yakin dia gak tau kalo kita tertransmigrasi. Karena gue gak pernah bersikap seperti diri gue sendiri ke pihak musuh di depan dia ataupun di rumah."
"Menurut gue, selama itu aman ya gak bakal berpengaruh banyak. Mungkin dia hanya curi biodata lo, dan semua tentang kebiasaan lo."
"Gue saranin lo selalu cerita sama gue, gue takut kejadian seperti ini akan hampir menggagalkan misi kita dan juga diri lo sendiri."
"Iya gue akan cerita ke lo, meskipun di luar misi kita." Akashi hanya menganggukkan kepalanya. "M-makasih..."
Sejujurnya Akashi sedikit tercengang, karena itu adalah pertama kalinya ia mendengar Bercelly berkata terima kasih kepadanya. Bahkan sekali sebelumnya pun tak pernah, Akashi pun hanya tersenyum kepada Bercelly.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Hei! Gimana nilai hari ini?" tanya Daisen kepada Lisa yang baru saja keluar dari ruangan Bu Tyca.
Keadaan sekolah nyaris sunyi, kebanyakna orang telah pulang sejak beberapa menit yang lalu. Namun, berbeda halnya dengan Daisen yang memilih menemani kekasihnya untuk mengambil hasil ulangan harian.
"Kasih tau gak ya?" Lisa menyembunyikan selembar kertas tersebut dari pandangan Daisen.
"Kita jalan-jalan dulu yuk setelah ini! Kalo gak mau ngasih tau juga gak papa!"
Lisa tampak merenung, sepertinya dia memikirkan jawaban akan diberitahu atau tidak Daisen tentang nilainya. "Aku mau! Nanti deh aku kasih tau di jalan aja ya, aku gak sabar jalan sama kamu." Rupanya, itu yang tengah Lisa pikirkan.
Mereka pun berangkat menuju taman terdekat dari BINA GARUDA.
-ToBeContinued-