Dion terpaksa menikahi wanita yang tidak cintainya karena perjodohan yang diatur orang tuanya. Namun kehidupan pernikahannya hancur berantakan dan membuatnya menjadi duda.
Selepas bercerai Dion menemukan wanita yang dicintai dan hendak diajaknya menikah. Namun lagi-lagi dia harus melepaskan wanita yang dicintainya dan menuruti keinginan orang tua menikahi wanita pilihan mereka. Demi menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan, akhirnya Dion bersedia.
Pernikahan keduanya pun tidak bisa berlangsung lama. Sang istri pergi untuk selamanya setelah memberikan putri cantik untuknya.
Enam tahun menduda, Dion bertemu kembali dengan Raras, wanita yang gagal dinikahinya dulu. Ketika hendak merajut kembali jalinan kasih yang terputus, muncul Kirana di antara mereka. Kirana adalah gadis yang diinginkan Mama Dion menjadi istri ketiga anaknya.
Kepada siapa Dion melabuhkan hatinya? Apakah dia akan mengikuti kata hati menikahi Raras atau kembali mengikuti keinginan orang tua dan menikahi Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah Kontrak
“Kita menikah kontrak saja.”
“Menikah kontrak? Bagaimana maksud mu?”
“Kita hanya menikah selama setahun. Dengan pernikahan kontrak, aku bisa memenuhi keinginan kedua orang tua ku, dan kamu bisa mendapatkan investasi. Jadinya win win solution. Setelah setahun kita akan bercerai. Tapi perjanjian ini hanya antara kita saja. Kedua orang tua kita tidak boleh tahu.”
“Tapi bagaimana kalau setelah bercerai, Papa mu menarik kembali investasinya? Itu akan menjadi masalah baru buat ku nantinya.”
“Kamu tenang saja, aku akan pastikan kalau Papa tidak akan menarik modalnya. Selain itu, aku akan membantu mu mengembangkan Blue Living. Bagaimana?”
Dion masih belum memberikan jawabannya, pria itu masih memikirkan tawaran Letisha tentang kontrak pernikahan. Sepertinya usulan wanita itu bagus juga.
“Tapi selama kita menikah, kamu tidak boleh menjalin hubungan dengan kekasih mu.”
“Raras itu bekerja di kantor bersama ku. Dia adalah sekretaris sekaligus asisten ku. Pastinya aku dan dia akan terus berhubungan.”
“Tidak masalah asal kalian tetap professional. Papa ku pasti akan mengawasi kita. Papa akan menempatkan mata-mata untuk mengawasi mu. Kalau sampai Papa tahu kamu masih berhubungan dengan Raras, maka bukan hanya investasi yang akan ditarik, tapi Papa juga akan menghancurkan mu. Apa kamu sanggup memenuhi syarat itu?”
“Oke, aku sanggup.”
“Kamu harus membicarakannya dengan kekasih mu. Kalau dia setuju, dia harus bersabar menunggu satu tahun lagi. Tapi seandainya dia tidak setuju, aku tidak berani melanjutkan pernikahan kontrak ini. resikonya akan besar, terutama buat kamu.”
“Baiklah, aku akan membicarakannya dengan Raras.”
“Oke. Karena kesepakatan sudah didapat, sekarang waktunya makan. Pasti sekarang selera makan mu sudah kembali.”
Dion hanya tertawa saja mendengar kelakaran Letisha. Tapi apa yang dikatakan wanita itu tidak salah. Setelah mendapatkan solusi untuk permasalahan yang dialaminya, na*su makannya sudah kembali. Pria itu dengan lahap menikmati appetizer yang dipesan Letisha. Beban berat yang tadi menghimpitnya seakan sudah terangkat. Sekarang hanya tinggal berbicara dengan Raras. Semoga saja kekasihnya itu mau menerima usulan pernikahan kontrak ini.
***
Raras masih belum mengatakan apa-apa ketika membuka pintu unit apartemennya. Dia membiarkan Dion masih berdiri di sana untuk beberapa saat.
“Apa aku tidak boleh masuk?” tanya Dion.
“Ternyata kamu masih ingat pada ku,” sindir Raras. Pasalnya selama beberapa hari ini Dion tidak pernah menghubunginya. Ketika bertemu di kantor pun, pria itu selalu menghindarinya.
“Maaf, sayang. Kemarin-kemarin aku sedang pusing. Ayolah, kamu jangan marah. Ada yang mau ku bicarakan.”
Akhirnya Raras mengalah. Dia mempersilakan Dion untuk masuk ke dalam. Pria itu langsung menghempaskan bokongnya di sofa. Raras segera menuju dapur untuk membuatkan minuman. Walau masih kesal pada Dion, tapi wanita itu tidak lupa untuk melayani kekasihnya.
“Terima kasih sayang,” ujar Dion seraya mengambil gelas dari tangan Raras.
“Apa kamu sudah mendapatkan investor baru?”
“Ya.”
“Dari mana?”
“Argatama Group.”
“Apa? Jangan bilang kamu…”
Raras tak melanjutkan ucapannya. Wanita itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Jika Argatama Group mau berinvestasi, itu artinya Dion akan menikah dengan anak sulung pemilik perusahaan besar tersebut. Dion menaruh gelas yang isinya sudah berkurang setengah di atas meja. Pria itu mulai membujuk kekasihnya.
“Ras.. ada yang mau ku bicarakan.”
“Soal apa? Soal pernikahan mu?”
“Iya.”
“Kamu.. jadi benar kamu akan menikah dengannya? Dasar pembohong!”
Dengan kesal Raras memukuli Dion. Dia benar-benar kecewa, Dion lebih memilih Blue Living dibanding dirinya. Padahal terakhir kali pria itu mengatakan, dia bisa saja merelakan Blue Living demi bisa bersamanya. Namun ternyata ucapan itu hanya angin surga saja. Dion menangkap tangan Raras kemudian memeluknya.
“Maafkan aku, Ras. Aku tidak bisa melepaskan Blue Living. Terlalu banyak orang yang akan menjadi korban kalau aku tidak mengambil keputusan ini. Papa memang berencana melepas Blue Mart, tapi belum tentu semua karyawan di sana akan dipertahankan ketika mendapat pemilik baru. Bayangkan berapa banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari Blue Mart. Begitu juga Blue Living. Para pengrajin kecil yang sudah memiliki harapan bisa memasarkan produknya melalui Blue Living harus menelan kekecewaan kalau proyek itu tidak diteruskan. Aku tidak boleh egois, Ras.”
“Jadi kamu benar-benar akan menikahi Letisha.”
Suara Raras terdengar serak. Wanita itu tidak bisa menahan kesedihannya. Airmata yang sejak tadi sudah menggenangi kedua matanya mulai berjatuhan. Pelukan Dion semakin erat di tubuh Raras. Membiarkan kekasihnya itu melupakan kesedihannya. Setelah beberapa saat Dion mengurai pelukannya. Dia menghapus airmata yang membasahi wajah cantik Raras.
“Aku memang akan menikah dengan Leti, tapi pernikahan yang kami lakukan hanyalah pernikahan kontrak.”
“Maksudnya?”
“Kami akan menikah selama setahun dan setelah itu kami akan bercerai. Hanya ini jalan yang Leti dan aku pikirkan. Dengan melakukan pernikahan, baik aku maupun dirinya akan sama-sama diuntungkan. Leti bisa memenuhi keinginan kedua orang tuanya dan aku akan mendapatkan investasi.”
“Tapi tetap saja kalian akan menikah.”
“Hanya satu tahun, sayang. Kamu mau kan menunggu ku sampai setahun?”
“Bagaimana kalau kamu ingkar janji? Bagaimana kalau kamu tidak akan bercerai darinya?”
“Aku memang tidak bisa memprediksi masa depan. Tapi aku akan berusaha menepati janji ku pada mu. Tapi aku juga tidak mau mengekang mu. Jika dalam waktu setahun ini kamu bertemu dengan laki-laki yang baik, yang mau menikahi mu, maka aku akan melepas mu.”
Raras justru bertambah kesal mendengar ucapan Dion selanjutnya. Pria yang dia inginkan untuk menjadi suaminya adalah Dion. Dulu dia menahan perasaan ketika Dion masih bersama dengan Amelia. Sekarang ternyata dirinya masih belum bisa bersama dengan pria itu.
“Baiklah, kamu boleh menikah dengannya. Tapi kita masih tetap berhubungan kan?”
“Tidak bisa. Hubungan kita hanya sebatas atasan dan bawahan saja sampai pernikahan ku berakhir. Aku tidak bisa menjadi kekasih mu lagi setelah menikah dengan Leti.”
“Menyebalkan!”
Dengan kasar Raras menghempas tangan Dion yang masih memegangi tangannya. Wanita itu membalikkan tubuhnya, membelakangi kekasihnya itu. Dion hanya bisa menghela nafas panjang. sebelumnya dia sudah memprediksi akan reaksi Raras. Namun pria itu sudah tidak punya jalan keluar lagi kecuali menyetujui usulan Letisha. Toh awalnya dia memang sudah berencana menerima perjodohan dengan Letisha. Namun ketika wanita itu memberi tawaran pernikahan kontrak, Dion pun menyetujui. Dengan begitu dia bisa tetap menikahi Raras setelah mereka bercerai.
“Ras, aku tahu kalau keputusan ku ini menyakiti mu. Tapi aku tidak punya pilihan, tolong mengerti aku.”
“Kalau aku tidak setuju, apa kamu akan tetap menikahi Leti?”
“Iya, dan kamu tahu apa alasannya. Aku melakukan ini bukan demi diri ku sendiri. Tolong coba kamu pikirkan dari posisi ku. Sudah kubilang kalau aku tidak memaksa kamu harus menunggu ku selama setahun. Kalau kamu mau hubungan kita benar-benar berakhir, aku akan melepas mu.”
Sontak Raras membalikkan tubuhnya. Matanya memandangi pria di depannya. Hatinya memang tidak rela melepas Dion menikah dengan Letisha. Tapi dia tak sanggup kalau harus berpisah selamanya dari pria itu. Raras tidak mau penantiannya selama ini berakhir sia-sia. Dion adalah pria yang layak ditunggu dan diperjuangkan.
“Aku pulang dulu.”
Baru saja Dion hendak mengangkat bokongnya, Raras langsung menghambur padanya. Wanita itu memeluk erat pria di depannya. Membenamkan kepalanya ke dada bidang Dion.
“Jangan pergi, temani aku di sini. Kalau kamu menikah, kita tidak akan bisa seperti ini lagi.”
“Apa kamu setuju aku menikah dengannya?”
Hanya anggukan kepala saja yang diberikan Raras. Wanita itu tidak mau melepaskan pelukannya di tubuh Dion, malah semakin erat memeluknya.
“Aku mau bertemu dengan Leti.”
“Untuk apa?”
“Aku harus melihat perempuan yang akan menikah dengan mu. Apa tidak boleh?”
Raras mendongakkan kepalanya, menatap pada Dion yang juga tengah melihat padanya. Wanita itu menarik leher Dion agar lebih mendekat padanya.
“Apa aku boleh bertemu Leti?”
“Tentu saja. Aku akan mengatur pertemuan kalian.”
“Terima kasih, sayang.”
Dengan kedua tangannya Raras menarik leher Dion kemudian menyatukan bibir mereka. Dion tidak menyia-nyiakan apa yang didapatnya. Dia menarik tubuh Raras hingga merapat padanya. Ciuman di antara mereka semakin panas dan intens saja.
***
Dion sudah memesan private room di restoran The Palace. Letisha sudah datang lebih dulu. wanita itu dengan tenang menunggu kedatangan Raras. Sepuluh menit berlalu, tapi orang yang ditunggunya belum juga datang. Letisha segera mengambil ponselnya. dia bermaksud menghubungi Dion untuk menanyakan soal Raras. Belum sempat dia menekan ikon panggil, pintu ruangan terbuka. Seorang pelayan mengantar orang yang ditunggunya.
Begitu Raras memasuki ruangan, pandangan keduanya bertemu. Keduanya saling menilai satu sama lain. Kecantikan Raras cukup membuat Letisha iri. Pantas saja kalau Dion mencintai wanita itu. Raras memang cocok bersanding dengannya. Seketika Letisha menjadi insecure berdekatan dengan Raras.
“Ada apa kamu mau bertemu dengan ku?” tanya Letisha dengan sikap tenang seperti biasanya.
***
Mereka mau ngobrolin apa ya?
Marahlah Raras kepada Susi yang merasa dia yang memperkerjakan Susi.
Ketika Raras bilang mau memecat Susi, Letisha sudah berdiri di belakang Susi dan berkata - kamu tidak berhak memecat pegawai di rumah ini.
Malu dong harusnya Raras dengan Letisha berkata begitu.
lawan aja tuh si Raras, nggak tau diri sekali dia masih ngerecokin rumah tangga Dion, bukannya sudah di kasih penjelasan sebelumnya ya 😡 dia pikir dirinya itu siapa hah,,,, dasar 👎