NovelToon NovelToon
INDIGO

INDIGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ap

Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'

mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.


suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ningsih

Akhir akhir ini dia selalu menangis dari jam 2 sampai adzan subuh berkumandang. Bibir ku sudah manyun beberapa senti karena mendengar tangisannya

"Mulai konser" gerutu ku sebal

Aku berjalan ke balkon kamar, berdiri menghadap pohon kersen di balik tembok yang tidak terlalu tinggi, pembatas rumah tetangga ku. Semilir angin ku rasakan, Sosok kuntilanak merah sedang duduk di batang pohon sembari menangis tersendu sendu

"Woy berisik" gertak ku

Sosok itu menoleh, kami saling tatap lalu ia menyeringai mulai melayang ke arah ku. Sebelum dia sampai di hadapanku sosok itu berteriak kepanasan karena menabrak pagar gaib yang ku buat sebelumnya

"Udah disitu aja, diem. Ganggu orang tidur" aku menoleh ke kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatku bicara sendiri. Kalau sampai ada yang liat, bakalan di bilang gila kan repot

"Hihihi ka..kamu bisa lihat aku" ucapnya girang lalu badannya bak jelly bergoyang ke kanan kiri

"Lo denger gak! Malah cengengesan!" Hardik ku lagi. Tiba tiba sosok itu diam menundukkan kepalanya mulai nangis lagi. Aku menghela nafas, padahal sebelumnya sosok kuntilanak merah ini tidak pernah ada disini, tapi entah dari mana dia datang

"Heh Ningsih, diem apa gue suru si macam nelen lo?" Ancam ku serius. Aku tidak tau siapa nama kuntilanak ini sebenarnya hanya asal ku sebut

"Ningsih" beo nya menatapku

"Lo ningsih..!" Sewot ku melotot padanya sosok itu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nya bak taring, yang di penuhi darah sampai menetes

Sedetik kemudian dia mulai nangis lagi

"Dih setan baperan! Ngapain sih lo nangis nangis, dari mana lo tiba tiba nongol di mari" tanyaku penasaran, tidak ada hawa negatif dari nya

"Hanif.. hiks..hiks.." jawabnya sambil menangis. Aku diam sejenak mencerna apa maksudnya

"Hanif sapa dah, gak kenal gue" balasku

Kuntilanak merah itu nangis lagi, kembali duduk di dahan pohon membelakangi ku. Kepalaku berdenyut pusing mendengar nya aku segera masuk ke dalam tanpa memperdulikan lagi. Ku raih earphone lalu memejamkan mata tanpa peduli si ningsih meraung raung

---

"Kak beli nasi uduk aja sana. Mamah mau arisan nih, udah jam 9" mamah menaruh selembar uang 50 ribu di atas meja nakas

Dengan malas aku bangun lalu mandi, suara mobil mamah beranjak meninggalkan rumah. Setelah mengeringkan rambut aku segera turun

~Rumah kosong nih, mamah pergi arisan~ aku mengirim pesan ke wita

~Otw~ balasnya

~Mau nasi uduk ga?~ tawarku

~Mau!! Extra sambel ya~

~Oke~

Aku berjalan ke ujung komplek dekat lapangan untuk membeli nasi uduk. Kuntilanak itu masih disana dengan posisi sama tapi sudah tidak menangis lagi

Aku berjalan melewatinya, lalu dia melayang turun menghampiriku. Ku tatap tajam sosok itu membuatnya menjauh satu langkah dari ku

~Ngapain sih ikut segala~ batin ku sambil meliriknya sok sinis

"Hanif..hiks.. dia ninggalin aku" kesabaranku setipis tisu di bagi dua, baru kali ini aku ingin membuat soup daging setan. Gigi ku gemerutuk kesal

~Hanif yang mana!~

"Hiks... Dia jahat, dia menikah sama perempuan lain. Emang nya aku gak cantik?" Tanyanya mendayu centil dengan tubuh lenggak-lenggok. Aku menatap jijik padanya

"Beli kaca deh lo, liat sendiri..!!" Aku keceplosan berbicara agak keras. Ku lirik kanan kiri, huff aman gak ada orang

"Hiks... Kamu jahat. Aku cantik kok, genderuwo aja suka" katanya dengan suara mengeras. Aku meringis menatapnya bisa gila lama lama sama dia. Ku percepat langkah ku sampai ke penjual nasi uduk

"Bu, nasi uduk 2 bungkus ya. Extra sambel" untungnya tidak ramai pembeli, hanya ada satu ibu ibu dan laki laki seumuran sedang makan di tempat

"Iya neng" pesanan ku mulai di buat. Ningsih tiba-tiba muncul di sampingku sambil tersenyum malu di balik rambutnya. Aku heran, tadi nangis sekarang senyum senyum centil

~Hanif~ ucapnya lirih. Ku ikuti arah pandang nya, Hem... ternyata laki laki yang sedang makan itu Hanif

"20 ribu ya neng" aku tersadar lalu membayar nya

"Kembali 30 ribu, makasih ya neng"

"Sama-sama, mari bu" aku berjalan pergi, ningsih masih disana duduk di bangku depan Hanif sambil senyum-senyum ga jelas

Tin.... Tin ...

"Ojek bu" ledek nya

"Boleh, di bayar pake nasi uduk extra sambel ya" balasku

Aku ikut membonceng, ningsih datang melayang di samping ku dengan raut wajah sedihnya lagi. Ku tatap sinis

~Balik lo?~ batinku

~Perempuan itu datang~ ucapnya lesu kembali ke pohon kersen saat kami tiba di depan rumah ku

"Dasar gila" kata ku

"Siapa yang gila?" Wita menatapku bingung

"Kunti merah itu di pohon kersen. Asmara bertepuk sebelah tangan" ledek ku melirik sosok itu yang menatapku sinis juga

"Buset, serem amat sih pake segala kuntilanak merah. Berasa temenan sama dukun gue" wita bergidik ngeri. Ku cubit lengannya main main

"Enak aja" ucapku tak terima. Kami masuk ke dalam, menyantap sarapan kami di temani drama china kolosal

"Eh, kak Hamid minta nomor lo ke gue loh kemarin" celetuk wita di sebelah ku, aku menoleh

"Kayanya dia suka sama lo deh, nad"

"Ah ngaco" elak ku

"Dih ngeyel, liat aja nanti dia pasti sms lo" Tak selang lama gawai ku bergetar di atas meja, notifikasi dari nomor asing tertera

~Nad, ini aku Hamid~ aku dan wita saling tatap

"Kan bener apa kata gue" ucap wita

~eum... Iya kak~ balas ku

~um, malam ini kamu free gak?~ aku mengerutkan kening

~kenapa kak?~

~aku dapet rekomendasi cafe baru di puncak, mau nyobain gak?~ wita menatapku

"Ga usah deh. Gue juga terpaksa ngasih nomor lo. Mending lo sama kak Joan" ucapnya

"Lagian nanti malam papah launching restoran di dieng. Gue gantiin mamah, mamah gak bisa ikut" jawabku

~kapan kapan deh kak, malam ini papah launching restoran baru~ balasku

~oh oke, kabarin ya kalau mau nyoba~ balasnya lagi

~iya kak~

"Tuh orang ngejar ngejar lo mulu perasaan, udah di tolak juga masih aja" ujar wita tak suka

"Mana gue tau, cuekin aja" jawabku

Aku dan wita larut dalam obrolan sampai menjelang sore dan dia pamit pulang. Aku mengantarnya sampai ke gerbang rumah

"Ati ati lo di jalan. Gak minta jemput Gilang aja" kataku

"Kaga, Gilang sibuk ada acara keluarga"

"Oh, ya udah ati ati lo" ucapku

"Siap bos" motor wita melaju meninggalkan ku. Saat aku hendak masuk tiba tiba seorang laki laki berkemeja hitam menghampiri ku

"Permisi kak, rumah bu melati yang mana ya kak?" Tanya nya

"Saya anaknya, ada apa ya?" Tanyaku balik

"Ini ada undangan dari pak Hardi komplek 4A" ia menyodorkan sebuah undangan berwarna hitam. Aku pun menerimanya

"Oh makasih ya mas" ucapku. Lalu ia pamit pergi

Ku buka undangan itu, Hanif Prayoga & Laila wulandari resepsi pernikahan 21 april 2018. Kepala ku mengangguk angguk, lalu tiba tiba ningsih di sebelah rumah melayang menghampiri ku

~Hiks.... Hanif...~ tangis nya saat melihat undangan di tanganku. Oh ternyata hanif ini

"Hadeh, cape deh!" Aku masuk ke dalam tanpa memperdulikan panggilan nya. Dasar hantu lebay

1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wahhh!!
Alexander
Nggak kebayang ada kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!