NovelToon NovelToon
Zone

Zone

Status: tamat
Genre:Diam-Diam Cinta / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

Wanita yang tidak percaya adanya hubungan dalam kata friendzone.
Apa itu friendzone? Apa gak aneh?

"Lo gak hadir sekali, gue bikin masalah."
-Nathan-

Alana tidak pernah menyangka.
diantara semua karakter diriku yang dia ketahui mungkin dia menyelipkan sedikit 'Rasa'.
aku tidak pernah tahu itu. aku cukup populer, tapi kepekaanku kurang.
dimataku, dia hanya sebatas teman kecil yang usil dan menyebalkan. aku tak pernah tahu justru dengan itulah dia mengungkapkan 'Rasa'.

pertemanan kami spesial.
bukan, lebih tepatnya, Friendzone dari sudut pandang 'Dia'.

#dont repost or plagiat this story ❗❗❗
jangan lupa komenn ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Olimpiade•

Genap sepuluh hari setelah masa skorsing Alana selesai. Dan hari ini Ola sudah duduk menunggu tidak sabaran.

Pukul tujuh tepat, jam pelajaran dimulai. Tiba-tiba pak kepsek datang lagi ke kelas mereka dan memberikan wali kelas baru yang dipanggil Bu Yayun.

Seperti biasa mereka berkenalan dan jam pelajaran pertama diliburkan Bu Yayun. Dia wanita muda berusia dua puluh tiga lebih, dilihat dari cara bicaranya, Ola bisa menerima, karena dia ramah dan lumayan seru diajak ngobrol.

"Maaf Bu, saya telat!"

Melihat kedatangan gadis itu, Bu Yayun memandangi teliti, terutama wajah dan telapak tangannya.

"Oh, ini yang namanya Alana ya? Kenalkan ya ibu Yayun, wali kelas baru kalian." Bu Yayun tersenyum, mempersilahkan Alana duduk.

Nathan yang sedang meletakkan kepala di meja sampai duduk tegak memandangi Alana.

Oh, udah masuk ya.

Shireen juga sempat memberi senyuman kecil.

Tapi Alana mengabaikan dengan ekspresi cuek seperti biasa.

"Alana!!! Beb, akhirnya kamu masuk juga!" Bisik Ola senang, wajahnya kelihatan lebih cerah.

Alana menyeringai pendek, "iya. Oiya, ini ada guru baru ya? Kenapa gurunya diganti?"

"Gak tau, tiba-tiba aja si pak kepsek random itu." Jawab Ola enteng.

"Al."

"Woi, Al."

Ada yang memanggil, Alana tahu pasti suaranya. Suara yang ia dengar setiap hari akhir-akhir ini.

Gadis itu menoleh malas.

'tuk'

Anjir! Kurang ajar...

Alana menggeram kesal, baru saja masuk sekolah, makhluk satu ini langsung membuat kepalanya hampir meledak.

Nathan nyengir, membuang muka. Setelah melempar shuuriken kertas yang tidak sengaja menabrak dahi Alana.

"Oh iya, anak-anak! Sudah tahu belum kalau sekolah kita olimpiade bulu tangkis tingkat nasional?" Daripada emosi, Alana memilih mendengarkan Bu Yayun.

"Perwakilannya dari kelas ini, Erlangga Braven Jonathan dan Nala Shiren Yi! Olimpiade diadakan pekan depan, doakan semoga sekolah kita meraih juara ya!"

Alana sedikit heran.

Bukan apa-apa, Nathan emang jago, tapi biasanya dirinya yang jadi perwakilan sekolah kalau ada olimpiade, tapi kali ini malah shiren yang turun. Apalagi dia masih anak baru yang bahkan latar belakangnya belum jelas.

Yah, gak apa-apa sih. Enak juga gak usah ikut.

"Aneh banget." Ola bergumam.

"Ya kan Al?"

Alana mengangguk pendek, fokus memperhatikan Bu Yayun lagi.

"Jadi, mulai pekan kemarin Nathan dan Shireen sering tidak ikut jam mapel pertama karena harus persiapan olimpiade. Di jam eskul mereka juga latihan khusus lebih lama." Kata Bu Yayun, membaca teks rundown khusus di kertas.

"Nathan, dan Shireen, boleh persiapan sekarang ya."

"Baik Bu." Shireen langsung berdiri memanggul peralatan, raket, dan kok.

"Ayo, Jonathan?" Dia menoleh pada Nathan, tersenyum.

Tapi, Nathan menunjukkan reaksi negatif. Cowok itu mengerutkan alis, kelihatan sekali dia melakukan itu karena terpaksa.

Mereka berdua keluar kelas. Alana hanya mendengus, kenapa lagi sih dia...

Jam pelajaran dikosongkan, Bu Yayun juga permisi sebentar ke kantor guru. Daripada bengong, Alana meminta rekaman pelajaran pada Ola dan mendengarkan dengan headset.

Gadis itu meletakkan kepala di meja. Sambil melihat-lihat shuuriken kertas yang dibuat Nathan.

Bagus. Gimana cara buatnya...

Iseng, Alana membuka lipatan kertas itu.

Ada gambar chibi kartun, seorang perempuan yang menggendong kucing kecil, dan disampingnya diberi  gambar love kecil.

Alana tersenyum kecil. Dia bisa gambar ya? Ini aku? Lucu banget.

***

Tanggal dua belas hari kamis.

Hari dimana sekolah mengadakan berbagai macam lomba untuk pencarian bakat, nantinya anak-anak yang mempunyai potensi besar bisa diberikan surat rekomendasi untuk memasuki agensi-agensi sesuai bidang masing-masing setelah lulus sekolah.

Pemberian penghargaan nantinya akan dihadiri orang-orang penting yang ikut berpartisipasi membangun sekolah, termasuk Claudia Rissa dan Agatha Christie.

"Uwaw!" Kedua mata Ola berbinar tertarik. Kertas pengumuman itu baru saja ditempel Alana di depan kelas.

"Al, berarti nanti Bu Yayun ya yang milih kita buat ikut lomba apa."

Alana mengangguk.

"Hmm~~aku bisa apa coba? Mungkin.."

"Ola, nanti tolong bantu gue ngumpulin data ukuran baju anak kelas ya. Soalnya kata Bu Yayun kita mau bikin buat acara itu." Pinta Alana.

Ola terkekeh, "cuma Bu Yayun ya yang lebih care ke kamu? Kan semenjak kejadian itu kamu jadi dijulidin sama guru lain."

"Enak sih. Jadi gak direpotin terus kaya kemarin-kemarin." Timpal Alana masa bodoh.

Mereka berdua tertawa pelan sambil masuk ke kelas. Alana langsung siap-siap membawa meteran jahit, sebelum jam istirahat keburu selesai. Sementara Ola menyiapkan kertas dan pulpen.

Alana menanyakan satu-persatu semua ukuran baju anak di kelas, Ola bagian mencatat.

Beberapa menit kemudian, tinggal meja terakhir.

Nathan dan Bryan.

Sial, kapan sih gue gak usah ngeliat mukanya.

"Pangeran, sini ukur dulu bajunya." Alana harus kucing-kucingan begini kalau meminta sesuatu pada Nathan. Selalu, walaupun biasanya Nathan tambah kurang ajar, tapi ujung-ujungnya permintaan Alana pasti selesai.

"Nat, buka baju seragam luar Lo sini b*go! Mau gue ukur buat baju olahraga kelas!"

"Males ah." Dengan entengnya Nathan asal menjawab.

"Lagian emang harus? Kan gak ada aturannya. Gw mah taat aturan." Tambahnya sok alim.

"Halah! Jidat Lo! Taat apanya, emang boleh ya naikin kaki ke meja gitu?"

"Boleh (kali)."

Alana lama-lama jengkel.

"Cepetlah anj*r. Jangan lama kek."

"Bukainlah, sini." Seloroh Nathan, dengan wajah tanpa dosa.

"Jina mata bgsd!!"

Alana memukul kakinya dengan papan jalan yang dibawa Ola.

"Makanya jadi bini gw dulu."

"Lo bosen idup? Udah cepetan atau gue sekalian gak usah ukur. Bodo amat ntar seragam punya Lo jadi kaya kain kafan!"

Nathan terkekeh. Padahal cuma bercanda, tapi Alana selalu marah-marah.

"Yaudah, nih." Nathan melempar seragamnya ke meja.

"Sopan banget. Gila, gue sabar banget." Alana mendengus kesal, melirik tajam Nathan.

Kemudian Alana mengukur seragamnya, ukuran bahu Nathan agak lebih lebar.

Setelah mengukur punya Bryan juga, Alana tinggal menunggu Bu Yayun datang dan menyerahkan data-data ukuran ini.

Tak lama menunggu, jam istirahat selesai dan Bu Yayun datang ke kelas.

"Sudah diukur Alana?"

Alana buru-buru berdiri dan menyerahkan catatannya.

"Ini Bu."

"Oh, bagus. Lengkap. Apa tuan muda kita juga sudah diukur?" Bisik Bu Yayun dengan senyum dikulum, menunjuk Nathan dengan gerakan mata.

"Udah Bu, walaupun ada dramanya sedikit."

Bu Yayun tersenyum puas.

"Alana, apa kamu dulu ketua kelas disini?" Tanya beliau tiba-tiba.

"Iya." Alana menjawab pendek. Bu Yayun pasti juga sudah mendapat penjelasan sebelumnya.

Sampai disitu percakapan mereka, karena anak-anak sudah lengkap ada di tempat masing-masing.

Bu Yayun berdiri kembali sambil meminta Shireen maju ke depan.

"Jadi, Karena olimpiade, Untuk Shireen dan Nathan, mereka akan dicoret dari kandidat. Sekarang ibu mau mengumumkan lomba untuk kalian, Shireen akan bantu membuat daftar di papan tulis."

Ujar Bu Yayun lantang.

Satu persatu anak ia masukkan ke daftar lomba sesuai potensi masing-masing yang kelihatan selama ini, mulai dari absen nomor satu.

"Nah! Silahkan persiapkan diri kalian. Lomba diadakan pekan depan, jangan sampai kalian memperlihatkan aksi buruk di depan para tamu kita nanti."

Setelah mengumumkan, Pelajaran kembali dilanjutkan sampai selesai.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!