" Ada kalanya orang yang selalu sabar,berusaha melawan,karena tidak ingin harga dirinya selalu di injak-injak,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssity aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 salah paham
" ini sebenarnya ada apa sih?" ucap Sifa yang sudah sangat penasaran..
" Yasmin itu adik mbak,kita satu bapa,beda ibu," ucap Anisa pelan,tapi sukses membuat Sifa membulatkan matanya,dan menatap Anisa tak percaya..
" mbak Nisa gak bohong?" ucap Sifa seakan ingin membenarkan kata kata mantan abangnya itu..
" menurut kamu,sedari tadi kamu dengerin kami bicara kan!" ucap Anisa
Yasmin masih saja bungkam,ia sedang dilema,memilih antara orangtuanya Atau Yusuf..
**
" Yas,ibu kangen sama Kaka kamu," ucap Bu elin,ibu kandung Yasmin..
" iya Bu,Yasmin juga kangen sama mbak Anisa," Yasmin menjawab lirih..
" andai ibu mampu menafkahi kalian,ibu gak bakal kasih Kaka kamu sama juragan,tapi ibu gak bisa apa apa,selain ibu udah tua,hutang kita di juragan juga banyak,kita gak bisa lunasin nya," ucap Bu elin dengan nada sendu,bahkan kini matanya sudah mulai berkaca kaca..
" ibu yang sabar,in sya Allah mbak Anisa juga ngertiin kondisi ibu,"
" tapi kamu lihat tadi kan,dia sangat marah sama ibu," ucap bu elin kini air mata itu luruh membasahi pipinya..
" aku yakin lambat laun,mbak Nisa pasti ngerti,kita doain aja semoga mbak Anisa baik baik aja di sana,juga mbak Anisa betah di sana,dan mendapat perlakuan baik dari orangtua angkat nya," ucap Yasmin lirih..
" iya amin Yas,"balas Bu elin
" terus sekarang kita harus gimana Bu,kita cuma punya rumah ini," ucap Yasmin kecil yang masih berusia sepuluh tahun..
" rumah ini,lumayan besar,jika di jual mungkin laku dengan harga lima puluh juta,"ujar Bu elin
" maksud ibu,ibu mau jual rumah peninggalan bapa ini?"
" kita gak ada pilihan lain,kita jual rumah ini,lalu kita pindah ke desa," ucap Bu elin sendu..
" kenapa harus ke desa?" ucap Yasmin sedikit kesal..
" karena di desa barang barang lebih murah,dan kita bisa lebih berhemat,lagian kalau di sini kita gak bisa ngapa ngapain Yas," ucap elin lalu kembali memasuki rumah nya..
**
" eh mbak,di Tanya itu jawab!" ucap Sifa dengan nada tinggi..
anak gadis itu,rupanya memiliki kepribadian ganda,jika berbicara dengan Anisa,perkaranya sangat lembut,tapi jika berhadapan dengan Yasmin,bak singa kelaparan..
" nanya apa mbak?" ucap Yasmin pelan,ia tak memperdulikan tatapan tajam sifa,karena ia mengabaikanya..
" kamu udah punya pilihan,kamu mau aku temuin ibu,dan ajak ibu sama aku,dan masa tua ibu terjamin,asalkan kamu kasih suami kamu untuk aku,atau kamu nolak semua itu,tapi aku gak bakal temui ibu,dan aku bakal menjauh dari kalian," ucap Anisa lirih..
" loh ko mbak gitu," Sifa langsung menatap tak percaya pada anisa..
drtt drtt..
" hallo assalamu'alaikum," ucap Yasmin sesaat setelah menjawab panggilan telpon..
" waalaikumsalam,mbak Yasmin ini saya Marni,ini saya temuin Bu elin pingsan di depan rumah,mbak Yasmin bisa kan nyusul kami kerumah sakit,"
" astagfirullah,iya Bu tolong bawa ibu saya kerumah sakit,nanti saya nyusul kesana," ucap Yasmin dengan nada khawatir..
" iya mbak,saya kirim alamatnya lewat wanshap ya," ucap bi Marni..
" iya,saya minta tolong ya Bu,maap jika merepotkan,"
" iya gapapa mbak,assalmu'alaikum,"
" waalaikumsalam,"
" ya Allah kenapa masalah datang terus menerus," batin Yasmin..
sedangkan Anisa hanya menatap santai Yasmin,sambil mengulum seyum..
" gimana yas,kamu pasti butuh uang buat biyaya rumah sakit ibu?" ucap Anisa dengan seyum lebar
" aku bisa cari sendiri mbak,mana mungkin aku bisa kasih suami aku,dia itu bukan barang,dan pernikahan itu,bukan permainan,yang seenak nya bisa di akhiri gitu aja," ucap Yasmin tegas,lalu berjalan begitu saja melewati Sifa dan Anisa..
Yasmin bahkan lupa dengan tujuan awal nya untuk membawa Poto pernikahan mereka,biarlah mungkin nanti Yasmin bisa mencetaknya lagi,dari Poto yang ada di ponsel nya..
" mbak yang sopan dong," ucap Sifa dengan lantang nya.
Yasmin yang sudah di dekat pintu keluar,seketika menoleh..
" tau apa kamu tentang sopan santun,kamu saja tak sopan pada aku,yah jelas jelas Kaka ipar kamu," ucap Yasmin dengan nada dingin..
sejujurnya Yasmin muak menghadapi sikap tak menyenangkan dari keluarga Yusuf..
" maksud mbak apa bilang kaya gitu?" dengan sengaja Sifa membentak Yasmin..
" setidaknya intropeksi diri dulu sebelum bicara sama orang lain,"ucap Yasmin pelan,lalu keluar dari rumah itu..
sebenarnya masih terdengar suara umpatan caci maki adik ipar nya itu,tapi Yasmin tak memperdulikannya..
Ting..
satu pesan wanshap dari Bu Marni..
" loh inikan rumah sakit di mana mas yusuf di rawat," batin Yasmin,saat melihat pesan yang di kirim bi Marni..
tanpa berpikir lagi,Yasmin segera bergegas pergi ke rumah sakit besar itu,di mana ada kedua orang yang di sayangnya sedang terbaring di sana..
butuh waktu tiga puluh menit,hingga Yasmin sampai ke rumah sakit tersebut,bahkan tas nya ia bawa ke rumah sakit..
" sebaik nya aku telpon Bu Marni dulu," batin Yasmin..
" maap ini mbak yasmin ya," ucap salasatu perawat..
" iya ko mbak tau saya?" ucap Yasmin dengan kening mengerut..
" tadi Bu Marni berpesan,agar saya antar mbak keruangan bu elin," ucap perawat itu ramah..
" oh iya itu ibu saya sus,kalau gitu ayo antar saya," ucap Yasmin tak sabaran..
" mari mbak,ikut saya,"
" kalau boleh saya nanya,pasyen yang tadi kecelakaan,Atasnama bapa Yusuf,bagaiman keadaanya sus?" ucap Yasmin pelan,ia berharap perawat itu tau,keadaan suaminya..
" maap memangnya mbak siapanya pak Yusuf,"
" ini suster lihat Poto ini,ini saya dan suami saya," ucap Yasmin sambil memperlihatkan Poto sepasang suami istri yang saling berangkulan..
" oh mbak istrinya,pasyen bernama pak Yusuf ya,pak Yusuf alhamdulilah sudah di tangani dan sudah di pindahkan keruang rawat inap,beliau berhasil melewati masa kritis nya,sungguh seperti keajaiban mbak,bukan apa apa,saya sudah berpengalaman di sini cukup lama,tapi orang lain jika mengalami kecelakaan parah seperti itu,biasanya tak akan bertahan lama,atau koma selama beberapa hari atau mungkin,beberap bulan,tapi sungguh keajaiban dari tuhan,pak Yusuf bisa melewati masa keritisnya,dan tadi dokter bilang, mungkin sebentar lagi pak Yusuf akan segera sadar," ucap suster itu panjang lembar..
Yasmin hanya manggut manggut,tapi ada perasaan lega yang seketika memenuhi hatinya..
" kalau boleh tau,sekarang kamar pak Yusuf nomor berapa ya sus?"
sontak saja pertanyaan Yasmin kali ini,malah mendapatkan tatapan bingung dari suster tersebut..
" saya baru pulang dari rumah,untuk bawa baju ganti,mangkanya saya tak tau sus," ucap Yasmin sambil mengacungkan tas nya..
" oh iya,kamar pak Yusuf bersebelahan dengan kamar Bu elin,"
baru saja Yasmin ingin membuka mulut nya,pernyataan suster membuat nya tercengang..
" sus,sus, pasyen kamar nomor 122 sudah sadar,"ucap salasatu suster yang baru saja datang.
" itu kan kamar yang di tempati pak yusuf," ucap suster yang sedari tadi berbicara dengan Yasmin..
" Sumi saya sus?" ucap Yasmin dengan terbata..
" iya mbak,"
" tapi apa di sana ada keluarga saya,ibu atau Kaka saya?" ucap Yasmin pelan..
" kebetulan tak ada siapa siapa mbak,tadi ibu mbak menitipkan pasyen pada saya,katanya ibu mbak mau cari sesuatu dulu,"
Yasmin hanya mengiyakan,laki berjalan cepat keruangan suaminya..
" mas," ucap Yasmin saat sudah sampai di ruang rawat Yusuf.
Yusuf hanya diam,bahan terlihat memalingkan wajah nya..
" mas pasti sakit ya,kenapa mas bisa kaya gini," ucap Yasmin dengan nada khawatir,bahkan kini air mata itu sudah membasahi pipi nya..
" kamu selingkuh Yas?" ucap Yusuf pelan,tapi masih bisa terdengar oleh Yasmin..
Pendapat Yuda ada benarnya, di depan keluarga saja Jesika seperti itu, apalagi ga ada harus selalu waspada 🥺
Lebih baik tukar posisi fungsi rumahnya yg penting aman