NovelToon NovelToon
Pembalasan Mantan Istri

Pembalasan Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Safira

Rara Artanegara yang dahulu dikenal cukup cantik namun sejak mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang sekretaris PT. GINCU karena permintaan suaminya, Pramana Handoko, bentuk tubuhnya berubah menjadi tak terawat dan cukup berisi. Padahal sebelum menikah ia begitu langsing bak gitar Spanyol.

Pernikahan yang sudah dijalani selama lima tahun, awalnya begitu bahagia namun berakhir dengan luka dan nestapa pada Rara. Sang ibu mertua yang selalu menuntut cucu padanya. Sering berlaku tak adil dan kejam. Begitu juga adik iparnya.

Bak jatuh tertimpa tangga. Dikhianati saat hamil dan kehilangan bayinya. Terusir dari rumah hingga menjadi gelandangan dan dicerai secara tidak terhormat.

"Aku bersumpah akan membuat kalian semua menyesal telah mengenalku dan kalian akan menangis darah nantinya. Hingga bersujud di kakiku!" ucap Rara penuh kebencian.

Pembalasan seperti apa yang akan Rara lakukan? Simak kisahnya💋

DILARANG PLAGIAT🔥
Update Chapter : Setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 - Setelah Sekian Lama

Setibanya di kediaman sang ibu, Pram segera keluar dari mobil yang ia parkir sembarangan di garasi. Bergegas ia membuka pintu rumahnya dan langsung berlari tunggang langgang menuju kamarnya.

Bak cacing kepanasan yang sudah tak tahan akan rasa membuncah di bawah sana. Ingin segera dituntaskan.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Mama Dian sudah pulas tertidur bersama Sisy sejak satu jam yang lalu. Karena keduanya kelelahan setelah berbelanja ke Mall. Tentu saja semua tugas rumah yang mengerjakan adalah Rara.

Satu jam yang lalu Rara merasa cuaca Jakarta cukup panas. Walaupun ia sudah menyalakan pendingin di kamarnya, ia sedikit gerah. Namun gerah yang dirasakan Rara masih sangat wajar. Berbeda dengan gerah yang dirasakan oleh suaminya saat ini.

Ceklek...

Brakk...

Derit kedua pintu sama-sama terbuka. Yakni pintu kamar Rara dan satunya pintu kamar mandi pribadi mereka. Satunya terbuka secara perlahan dan satunya dibuka secara kasar oleh Pram.

"Mas," cicit Rara terkejut melihat Pram pulang.

Padahal tadi suaminya mengatakan akan pulang larut malam karena ada urusan dengan Pak Johan. Tetapi jam sepuluh malam suaminya sudah pulang.

Ia pikir biasanya Pram akan tiba di rumah jam dua belas malam. Bahkan bisa lebih dari itu. Ketika sampai di rumah juga biasanya dirinya sudah tertidur pulas.

Gleg...

Pram mematung seketika dan menelan salivanya kala melihat Rara yang hanya memakai handuk putih pendek menutupi as3t bagian atas tubuhnya hingga aset krusialnya yang berada di bawah. Paha mulus Rara terpampang nyata walaupun dihinggapi beberapa lemak di sebagain tubuhnya.

Bagi Pram yang saat ini didesak oleh zat afrodisiak dalam dosis cukup tinggi, membuat pandangannya ke Rara malam ini tampak berbeda.

Biasanya dirinya tak ada keinginan untuk menjamah bahkan melihat tubuh Rara rasanya pun malas. Akan tetapi malam ini, Rara begitu menggiurkan hingga air liurnya rasanya ingin menetes.

Rara sontak terkejut melihat suaminya. Walaupun keduanya sudah lima tahun menjadi suami istri, namun dalam kondisi terkejut bercampur aduk seperti ini, terlebih Rara yang belum memakai baju rasanya sedikit canggung.

Akhirnya Rara berusaha menormalkan denyut jantungnya dan menarik nafas dalam. Bersikap seperti biasa.

"Mas, ka_" ucapan Rara langsung terpotong akibat ciuman paanass dan menuntut yang langsung dilancarkan Pram tanpa aba-aba karena sudah tidak tahan akibat dorongan obat yang ada di dalam tubuhnya.

Rara gelagapan menghadapi serangan Pram yang tiba-tiba. Tentu saja Rara tak siap. Beruntung dua hari yang lalu datang bulan Rara sudah selesai. Sehingga Pram dan Rara malam ini bergumul dengan bebas melepas benih-benih cinta yang telah lama terasa hambar.

Malam ini keduanya begitu menggelora. Saling bekerja sama membuat derit ranjang mereka menjadi panass, sama seperti cuaca kota Jakarta malam ini yang hangat cenderung panas.

"Massh...." desis Rara kala peleepasaan itu datang.

"Raraaa..." jerit Pram kala dirinya menyusul Rara yang juga mendapat peleepasaan.

Keduanya menarik nafas dalam. Entah sudah berapa kali mereka melakukan penyatuan. Setelah mencapai puncaknya hanya terjeda sebentar untuk menarik nafas dan istirahat beberapa menit, lalu Pram kembali mengajak Rara mengarungi indahnya malam berbintang guna melepas dahaga cinta yang lama tidak mereka lakukan. Begitu seterusnya.

Dan akhirnya jam menunjukkan pukul tiga dini hari dan efek obat tersebut sudah hilang dari tubuh Pram. Sepasang suami istri ini tengah tertidur pulas dalam kondisi masih naked dan saling berpelukan erat. Hanya ditutupi selimut saja.

Kondisi kamar Pram dan Rara bak kapal pecah. Pram melampiaskan kobaran cinta dalam pengaruh obat pada Rara hingga tanpa sadar membuat as3t Rara yang berada di bawah sana cukup bengkak.

Rara tentu sangat bahagia malam ini. Walaupun tubuhnya remuk redam, hal itu tak jadi soal. Sebab Pramnya telah kembali mau menjamah dirinya lagi. Setelah keduanya sekian lama berpuasa.

Walaupun bodynya belum kembali sempurna langsing seperti dahulu kala, Rara tetap bersyukur malam ini bisa kembali merasakan cinta sekaligus keperkasaan suaminya di atas ranjang.

Bahagia Rara berbanding terbalik dengan Anita. Keinginan Anita malam ini untuk mengolah adonan bayi dengan Pram harus menelan pil pahit alias gagal total dan berantakan.

Padahal dirinya sudah merencanakan dengan matang sejak satu minggu yang lalu bahwa dirinya memutuskan harus segera hamil anak Pram.

Dua hari sebelumnya, Anita membuat keputusan untuk melepas alat kontras3psi IUD yang telah ia pakai selama beberapa tahun ini karena permintaan Pram agar dirinya tidak hamil. Ia sengaja melepas diam-diam dengan datang ke dokter kandungan tanpa sepengetahuan Pram.

Namun niatnya ingin segera hamil agar bisa mendepak Rara dari kehidupan Pram ternyata tak semudah itu.

"Sial!" maki Anita karena Pram tak kunjung datang ke apartemennya.

Entah ke mana perginya Pram, dirinya pun tak tahu. Sebab ponsel lelaki itu juga tidak diangkat. Padahal dirinya sudah menelepon hingga ribuan kali ke ponsel Pram.

Suasana apartemen Anita yang awalnya ranjangnya dihias cantik seperti malam pengantin, telah berubah menjadi kapal pecah karena Anita membuang dan membanting semua benda yang ada di sana.

Ia meluapkan kekesalannya hingga kelelahan dan akhirnya tertidur juga. Dan tanpa sadar dalam kondisi yang masih naked. Sungguh ironi.

☘️☘️

Satu bulan kemudian.

Hoek... hoek... hoek..

Saat Rara tengah memasak di dapur, tiba-tiba perutnya mual dan berujung muntah di wastafel. Mama Dian yang tak jauh dari area dapur, mendengar suara muntahan sang menantu pun akhirnya mencoba mendekat.

"Kamu kenapa, Ra? Salah makan?" tanya Mama Dian ketus.

"Enggak tahu, Mah. Tiba-tiba sejak pagi tadi Rara mual dan agak pusing," cicit Rara dengan suara lirih sebab tubuhnya terasa lemas.

"Banyak alasan kamu! Palingan juga masuk angin biasa. Jangan ngarep kamu bakal hamil. Mimpi kok di siang bolong begini. Ngaca dulu deh, kamu!"

"Iya, Mah. Rara pikir mungkin cuma masuk angin biasa," jawab Rara lirih.

"Bagus kalau kamu sadar diri. Mama sudah lapar, cepat sana masak lagi. Buruan!" bentak Mama Dian seraya melenggang pergi tanpa rasa belas kasihan.

Akhirnya Rara pun melanjutkan pekerjaannya di dapur dengan hati yang perih. Biasanya dirinya sudah kebal dengan cacian ibu mertuanya tetapi siang ini, air matanya pun kembali menetes saat melanjutkan pekerjaannya di dapur.

Entah mengapa perasaannya akhir-akhir ini cukup sensitif. Padahal biasanya dia sudah terbiasa dan tahan banting.

☘️☘️

Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Seorang lelaki gagah nan tampan bak Dewa Yunani turun dengan langkah tegap. Sosok dengan perawakan yang tegas terkesan dingin dan cenderung menakutkan itu pun turun dari sebuah privat jet mewah.

Tap...tap...tap...

Derap langkah sol sepatu hitam mengkilap milik lelaki tampan tersebut melangkah begitu cepat menuju sebuah mobil hitam mewah yang sudah menunggunya di depan pintu khusus bandara.

Sepuluh orang bodyguard berperawakan tinggi besar berada di sekitar pria tersebut. Membuat beberapa pasang mata yang berada di sana berdecak kagum melihat sosok tampan, idaman para wanita di luaran sana. Tampan, gagah dan tajir melintir.

Ceklek...

Brakk...

Pria tampan itu pun sudah masuk ke dalam mobil mewahnya. Mereka semua langsung tancap gas, pergi meninggalkan bandara.

"Kita pergi ke mana terlebih dahulu, Tuan?" tanya sang asisten yang duduk berada di sebelah supir.

"Pergi ke tempat Papa Mama dahulu baru ke rumah dia. Aku sudah lama rindu dengan si Roro Jonggrangku," cicit pemuda itu.

"Baik, Tuan."

"Apa kabar dirinya ya? Apa dia masih ingat aku atau mungkin sudah lupa?" batin pemuda itu.

🍁🍁🍁

1
tessa arum
keren
Julia Vanka
Luar biasa
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Asyatun 1
keren thoor
Novano Asih
mahal amat biaya rumah sakit sampai perawatan hingga sembuh 2 M😂😂😂tp syukurin biar nyahok itu Pram sama Anita
Virna Rosse
anak rara mungkin
Wicih Rasmita
Luar biasa
Zuhril Witanto
waduh berat juga
Zuhril Witanto
gratisan
Zuhril Witanto
dasar
Zuhril Witanto
kok di tampar...kan itu kesayangan anda
Zuhril Witanto
ternyata nagih utang
Zuhril Witanto
kira2 sisy bertengkar ma siapa yah
Zuhril Witanto
ada apa nih
Zuhril Witanto
awas ada yang bangun
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
gimana mau hamil wong rahim gak punya
Zuhril Witanto
sisy kah
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
kayak ya anaknya Rara masih hidup
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!