Seorang gadis yang baru saja pindah sekolah langsung menjadi bahan pembulian, dia terkurung di tempat sampah sampai ia akhirnya terkejut dengan sesuatu yang muncul di matanya.
*SISTEM NO NAME AKAN MEMBANTUMU UNTUK MENJADI PENGUASA SEKOLAH DAN MENGHENTIKAN KASUS PEMBULLYAN YANG SERING TERJADI!! APAKAH KAU SIAP UNTUK MELAKUKANNYA?*
YES, or NO!
Apakah pilihan gadis itu??
Kuy baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.
*CATATAN: PILIH HADIAH YANG TEPAT UNTUK MENYELESAIKAN MISIMU BERIKUTNYA YAITU MEMBANTU GADIS CULUN YANG KAU TEMUKAN TADI UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN DAN MENGHUKUM PELAKU PEMBULLYAN!!*
Julicia terdiam di tempatnya memperhatikan sederatan gambar hadiah yang bisa ia pilih.
Hadiah yang pertama terdiri dari serangkaian alat make up yang bisa membuatnya berubah menjadi cantik, sementara hadiah yang kedua terdiri dari satu stel pakaian yang bisa membuat pemakainya tampil cantik dalam balutan pakaian tersebut.
Gambar yang ketiga terdiri dari sebuah kacamata, sebuah alat perekam dan 1 satu pasang sepatu berwarna hitam polos.
'Apa yang harus ku pilih?' ucap Julicia dalam hati memperhatikan gambar-gambar di depannya.
Masih berpikir dalam hati, tiba-tiba sebuah angka yang dihitung mundur muncul di tengah-tengah layar.
*CEPAT TENTUKAN PILIHANMU SEBELUM WAKTUNYA HABIS DAN SISTEM AKAN MEMILIHKANMU SECARA ACAK!!*
Julicia yang membaca tulisan itu langsung tersentak kaget karena waktunya hanya 10 detik, jadi dia mengatup erat gigi-giginya dan tangannya gemetar untuk memilih satu pilihan.
Dia perlu cantik agar tidak ada lagi yang membullynya di sekolah, karena dia dianggap culun dan lemah.
Tetapi dia juga memerlukan pakaian yang bisa menunjang penampilannya ketika dia bertemu dengan teman-temannya.
Sedangkan, pilihan yang ketiga sama sekali tidak ingin Ia ambil karena apa yang ada di sana akan membuatnya tampak culun Jika dia memakainya.
'Make up atau pakaian???' ucap Julicia dalam hati yang jelas tahu bahwa dia tidak bisa mendapatkan keduanya dengan cara membelinya, sebab Ibu orang tuanya tidak akan memberinya uang untuk membeli barang-barang tersebut.
Tetapi, karena terlalu lama menimbang-nimbang, akhirnya waktu menjadi habis lalu secara acak dia dipilihkan tiga pilihan itu.
Julicia mengerjapkan matanya ketika dia melihat ternyata yang dipilihkan oleh sistem adalah sesuatu yang merupakan pilihan terburuk menurut pemikiran Julicia.
'Hah,,,' Julicia menghilang nafas mengambil barang-barang itu lalu dia kemudian menyimpannya ke dalam tasnya dan meninggalkan tempat itu untuk kembali ke rumah.
Begitu tiba di rumah, dia merasa tidak tenang karena terus teringat atas apa yang ia lihat ketika dia berada di sekolah, jadi gadis itu langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya karena ingin sendirian.
Ibunya yang melihat gelagat aneh putrinya langsung mendekati pintu kamar putrinya dan mengetuk pintu kamar tersebut.
Tok tok tok....
"Sayang, makan lah dulu baru ganti baju." Ucap Miranda yang jelas tahu bahwa putrinya pulang terlambat jadi tentu saja putrinya pasti sudah merasa lapar.
Namun, karena putrinya tidak menjawab, maka Miranda kemudian membuka pintu kamar dan melihat putrinya sudah berbaring di atas tempat tidur.
Julicia yang melihat ibunya membuka pintu langsung memejamkan matanya dan berusaha menyembunyikan lukanya karena tidak mau emosinya yang disembunyikan di balik matanya terbaca oleh ibunya.
Dia juga tidak mau ibunya khawatir kalau melihat luka di tangannya.
"Aku sudah kenyang," jawab Julicia sembari memeluk bantal nya.
"Kau sudah kenyang? Memangnya kau makan di mana?" Tanya Miranda yang jelas tahu bahwa setiap hari anaknya makan sebanyak 4 kali hingga membuat tubuh gadis itu menjadi lebih berisi dari tubuh gadis-gadis pada umumnya.
"Tadi aku makan bersama teman di luar sekolah." Jawab Julicia dengan suara yang lemas karena dia benar-benar tidak ingin membahas apapun dengan ibunya.
"Ahh,,, jadi putri langsung mendapatkan teman di hari pertama. Bagus sekali!!!" Ucap Miranda kemudian menutup pintu kamar anak gadisnya lalu dia keluar untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sementara Julicia yang berada dalam kamar perempuan itu mempererat pelukannya pada bantalnya lalu membuka matanya menatap ke arah cermin.
"Hah,, buruk sekali!!!!!!" Ucap Julicia yang kembali mengingat bagaimana dia melihat sebuah adegan pelecehan seksual namun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong korban.
Baru saja dia selesai berbicara ketika layar ping kembali muncul di hadapannya, *INGAT MISIMU MULAI BESOK HARUS MEMBANTU GADIS ITU UNTUK MELAWAN PEMBULLYAN. SEBAGAI BANTUAN, DIA BERADA DI KELAS 2.5.*
Setelah Julicia membaca misi itu, layar pink itu langsung menghilang, lalu Julicia kembali memejamkan matanya.
'Bagaimana aku akan membantunya? Dia sendiri tidak mau dibantu, dan Lagi pula kalau nanti aku membantunya, jangan-jangan nanti aku juga lah yang akan bernasib sama dengannya.' ucap Julicia dalam hati yang kini menggelengkan kepalanya karena Tentu saja dia tidak mau mengalami pembullyan seperti itu.
Dia yang dibully tadi siang hanya merupakan pembullyan kecil saja, tetapi apa yang ia lihat setelah dia hendak meninggalkan sekolah ternyata lebih buruk dari apa yang sudah ia alami.
Entah harus bersyukur atau apa, tetapi Julicia merasa merinding memikirkan masalah tersebut.
@info
Terima kasih terus setia membaca novel ini, semoga kalian terus suka ya....! Jangan lupa like, komen dan follow author agar mendapat follow back dari otor, supaya kita bisa saling mengirim pesan. Jangan lupa juga untuk masuk di grup chat otor ya, di sana ada bagi2 pulsa setiap tgl 1 lho...., bisa liat di profil otor ya....!
Cek juga novel baru otor di bawah ini ya.....


good job, tor👍 terimakasih atas ceritamu yg seru😁😘
Mks ya Thor....