Halsey Diana, itu namaku sebenarnya aku cukup dini untuk menikah karena aku baru saja beranjak usia 17 tahun dan aku juga masih duduk dibangku SMA kelas 3 semester akhir. Bukan, bukan aku bukan hamil duluan seperti kebanyakan dari pernikahan dini.
Aku menikah dengan seorang pria 15 tahun lebih tua dariku, aku ingatkan kembali aku menikah bukan karena hamil atau jadi simpanan om-om namun ini karena perjodohan orang tuaku.
Tapi, mampuhkan aku bertahan didalam pernikahan dengan pria 32 tahun itu. Aku atau dia yang akan gagal mempertahankan pernikahan ini atau pernikahan ini akan berhasil sampai aku menua dengannya.
Ayo lanjutkan membaca ceritaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safira a, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Aku baru saja selesai dengan mandi dan bergantikan dengan seragam sekolah, aku keluar mas irwan sudah sama rapihnya.
"Mas sarapan dulu yuk" aku mengajak mas irwan untuk ke meja makan, tadi sebelum aku mandi aku sudah masak. Mas irwan mengangguk mas irwan menggandeng tanganku membawa ku turun dari lantai atas.
Ini sudah 2 bulan dari hari itu, mas irwan benar-benar memperlakukan ku dengan baik seperti seorang ratu. Bahkan pria dewasaku ini bersedia untuk menunggu ku sampai lulus dari sekolah untuk meminta hak nya sebagai suami.
Bagaimana tidak semakin bahagia aku mendapatkan sesosok suami yang begitu baik dan sempurna di mataku ini.
"Besok kamu libur ?" Mas irwan bertanya, aku yang akan menyuapkan nasi kembali menaruh sendok itu. "Iya mas, kenapa ?" Tak biasanya sih, biasanya kalau sudah bertanya seperti itu dia akan mengajak ku untuk berwisata bersama sebagai rehat di hari minggu.
"Besok ada acara di keluarga besar saya, mereka minta saya buat ajak kamu juga" ekhm gimana yah aku jelasinnya, jujur saja aku tidak terlalu dekat dan kenal dengan keluarga mas irwan karena aku hanya bertemu dengan mereka di acara pernikahan saja itupun hanya beberapa anggota inti saja.
"Iya mas" aku hanya menyautinnya itu jujur saja aku tidak tau harus menyautinnya bagaimana. "Saya minta kamu sehabis pulang sekolah bersiap-siap yah, dan menyiapkan beberapa baju untuk menginap di sana" dan boom aku akan di ajak menginap di keluarga james ? Aku jadi gugup sendiri kalau gini.
Setelah itu tak ada percakapan lagi aku hanya mengiyakan nya dan kami akan berangkat mas irwan seperti biasa mengantarku ke sekolah dulu sebelum dia pergi kekantornya.
Aku sudah sampai di sekolah sebelum aku akan beranjak keluar dari mobil mas irwan menahan pergelangan tangan ku, aku berbalik menatap pria itu dia hanya diam dan menaikan sebelah halisnya.
"Kenapa ?" Tak ada respon dari mas irwan. "Mas kalau nggak ada apa-apa lagi aku pamit yah sebentar lagi bel masuk bunyi" masih tak ada respon dari mas irwan aku mengerutkan kening ketika tangan kirinya menyentuh pipinya.
Hoalah, ternyata pria itu minta di cium. Aku tersenyum malu-malu lalu mendekat kerahnya mencium kedua pipinya saat aku sudah kembali duduk di kursi ku pria itu tetap tidak melepas tanganku.
"Apa lagi mas ?" Sumpah sih disini aku jengkel banget, padahal aku udah nurutin mana bentar lagi bel masuk bakalam bunyi percuman dong kalau aku telat buat apa bangun pagi udah gitu berangkat sekolah kalau ujung-ujungnya kena hukum guru bk.
"Kamu ngelewati satu lagi" dia berucap aku jadi semakin berpikir padahal aku tadi menyium dua pipinya terus apa yang aku lewatin nggak mungkinkan aku harus cium keningnya.
Tangannya yang di gunakan menunjuk kembali menaik dan menunjukan titik yang katanya terlewatkan. Ia menunjuk bibirnya yang benar saja aku harus mencium bibirnya didepan sekolah bagaimana kalau ada siswa atau siswi yang lewat terus liat kan berabe.
"Nggak ah mas, ini depan sekolah takut ada yang liat" rengekku sambil menggoyangkan tanganku, ini nih sifat mas irwan yang harus di hilangkan dia itu kekeuh orangnya.
"Harus mau kalau mau sekolah" dia menatapku datar dan suaranya tampa intonasi menandakan pria ini serius.
Mau tak mau aku mengakat diriku lagi dan mendekat, mencium bibir pria itu sekilas dan kembali duduk. "Udah mas lepasin yah" aku menatapnya memohon tapi bukannya di lepasin dia malah menarik yang akhirnya kembali mendekat dengan wajah mas irwan.
Pria itu menempelkan bibirnya dengan bibirku cukup lama, jika tidak salah hitung ada sekitaran 14 detik sebelum ia melepaskannya.
"Kamu boleh sekolah sekarang" dia melepaskan genggamanku dan berakhir dengan ciuman di kening.
Aku nggak liat lagi kearah mas irwan aku langsung keluar soalnya wajah aku udah merah banget kayanya.
Sampainya di gerbang sekolah aku langsung di sambut oleh sahabatku. "Kamu disini dari kapan ? Nunggu siapa ?" Entahlah efek dari ciuman tadi atau apa yang jelas aku nggak bisa berpikir banyak.
"Nunggu kamu, dari pas kamu ciuman sama suami kamu" ya tuhan jadi vernatta liat adegan 21+ itu. Aku semakin malu saja ingin rasanya hilang dari muka bumi ini.
"Yang bener ver ? Ya tuhan" ucapku heboh dan salah tingkah saat vernatta tersenyum geli dan melangkah meninggalkanku.
Tapi sebelum ia benar-benar melangkah dengan sepatu rodanya ia masih bisa membuat aku kesel plus malu aja. Masa dia bilang gini.
"Lain kali cari tempat yang pas yah bu, takut di liat anak kecilkan nggak sopan" gimana nggak kesel sama malu coba.
Hari ini sih nggak terlalu merepotkan hanya ada satu yang merepotkan yaitu, guru akuntasi berserta vernatta terus saja berdebat bahkan sampai waktu istirahat mereka berdua tetep kekeuh dengan pendirian mereka.
TBC
_____________________________________________
[Sabtu, 06 November 2021]
Author : Safira Aulia Hamidah
Wtpd : Safira Auliya Hamidah
Instagram : Safira19989
Note : Hallo readrs saya usahakan untuk cerita ini saya up date tiap hari itupun saya akan luangkan waktu saya setelah beres mengerjakan tumpukan tugas saya. Nanggu soalnya alur ceritanya sedang bagus-bagusnya di otak saya. hehe Terima kasih telah mampir