Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Setelah drama panjang yang di mulai dari tidak mendapatkan tiket pesawat malam itu,serta Arjuna yang merasa terlalu lama jika naik kereta atau mobil,akhirnya Rendi menyarankan agar Arjuna menyewa helikopter saja.Dan demi memberi kenyamanan serta keamanan untuk sang pujaan hati,meski harus merogoh kocek lumayan dalam pun dilakukan oleh Arjuna.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih,kini Arjuna dan Clara sudah sampai di bandara Adisucipto.Arjuna maupun Clara tengah menunggu jemputan,tadinya Arjuna akan mengantarkan Clara.Tapi dengan tegas Clara menolak,bukan karena apa-apa,Clara hanya tidak mau kedatangannya bersama Arjuna menimbulkan bisik-bisik tetangga.Maklum saja ya guys,di desa memang lumayan mudah gosip tersebar.
Lagi pula menurut Clara arah rumah mereka berlawanan,Arjuna yang tinggal di kota,sedangkan Clara tinggal di daerah pedesaan.
"Mbak Clara!"
Terdengar suara pemuda memanggil nama yang familiar di pendengaran Arjuna,dia mengangkat kepala lalu fokus kepada seorang pemuda sekitar usia dua puluhan,postur badan yang tinggi,kulit kuning Langsat,terbilang tampan apa lagi dengan tatanan rambut model undercut.Dia mengenakan celana jeans warna hitam,kaos putih serta kemeja flanel warna hitam sebagai luaran.Sangat mempesona bagi mata kaum hawa yang memandang.
Clara tersenyum sumringah kala menemukan sang sepupu yang datang menjemputnya.
"lho,kok kamu yang jemput to Di?Mas mu mana?"
"Mas lagi ada acara mbak,jadi aku yang di tugasin buat jemput mbak.Lagian aku juga udah kangen banget sama mbak ku ini!"
dada Arjuna panas, mendengar kalimat lelakii muda itu.Apa-apaan tadi,mbak ku katanya???ohhh sungguh Arjuna merasa tak terima.
Clara terkekeh,menepuk pelan lengan pemuda itu.
Reflek si pemuda merangkul pundak Clara,tanpa melihat reaksi dari seorang pria matang yang ada di belakang mereka.
Arjuna mengepalkan tangan,dengan rahang yang mengeras.
"Ra!"
Clara terjingkat,dia cepat menghadap Arjuna.sejenak Clara melupakan bahwa dia pulang di antar oleh Arjuna.
Clara nyengir menampakan barisan giginya yang rapih.
"Mas Juna,maaf aku lupa"
Pria muda itu mengangkat satu alisnya, sedikit kaget karena Clara bersama seorang pria.Tadinya dia pikir Clara pulang hanya berdua dengan anaknya saja.
"Siapa dia mbak??"
"Eh,kenalin ini temen mbak dek.Dan mas Juna,ini Aldi sepupu ku"
Arjuna mengulurkan tangan kepada Aldi,tapi tatapan matanya bak elang yang siap memburu mangsanya.Entahlah Arjuna merasa dadanya sesak gara-gara sebutan "mbak ku" yang di ucapkan oleh Aldi.
"Mas Juna mau sekalian bareng kita mbak?"
Aldi bertanya sambil menatap ke arah Clara dengan alis yang naik.
"Nggak!nanti saya ada yang jemput!"
Clara dan Aldi berjingkat sedikit kaget dengan intonasi nada yang di gunakan oleh Arjuna untuk menjawab pertanyaan dari Aldi.
"Ya udah ayo kita jalan mbak,kasian Bayu udah capek itu."
"kita duluan ya mas Juna!"
Tanpa permisi Aldi menarik tangan Clara dan tangan yang satunya dia gunakan untuk menyeret koper Clara.
Clara sedikit kesulitan menyamakan langkah Aldi,apa lagi Bayu yang masih kecil.
"Aldi ini gimana sih,Bayu kasian tau!Ketinggalan ini, pelan-pelan aja ih jalanya!"
Aldi yang tersadar karena perbuatannya yang berjalan dengan langkah terlalu lebar,akhirnya menghentikan langkahnya.Menghembuskan nafas sedikit kasar,masih dengan menggenggam tangan Clara.Tatapanaya sayu penuh penyesalan.
"Maaf mbak,abis aku kesel banget sama cowok itu! lagian dia siapa nya mbak sih??"
Clara menggusah nafas kasar,menoleh ke belakang tapi Arjuna tak lagi terlihat.Akhirnya dia mengajak Aldi untuk kembali berjalan,tapi tidak dengan langkah yang sedang di kejar hantu.
"Udah yuk kita jalan lagi,mbak laper banget!"
***
Sedangkan Arjuna kini sudah berada di dalam mobil,adiknya yang menjemput.Pria yang sama tampan dengan postur tinggi tegap serta kulit putih,hidung mancung dan alis tebal itu bernama Prabu.Adik kandung Arjuna yang berusia dua puluh delapan tahun,dan masih lajang.
"Diem- diem Bae mas"
Arjuna berdecak,sebal dengan kalimat adiknya.Padahal kan Prabu cuma bertanya,kenapa tanggapan Arjuna menyebalkan sekali.
"Mas,kata mama nanti malam mau undang mbak Febi makan malam di rumah."
Kali ini Arjuna menoleh ke arah adiknya,tatanya menghunus tajam pada adiknya.
"Mama bikin drama apa lagi sih,nggak ada bosenya nyodorin Febi buat mas.Febi juga nggak tau malu banget padahal udah mas tolak!"
Prabu tertawa sebelah tangan bahkan sudah dia gunakan untuk memukul kemudi.
Dan suara tawa adiknya membuat Arjuna merasa semakin sebal saja.
"Mama tuh cuma khawatir aja sama mas,usia udah kelewat matang,tapi mas nggak ada tanda-tanda ngenalin cewek.Ya wajar kalo mama usaha ngenalin cewek buat mas Juna."
"Usia matang justru bagus tau!Lagian kan bisa kamu dulu yang nikah Prab."
***
"Noh mbak Febi udah siap banget mas,di ajak nikah besok mah udah pasti ayo aja"
Arjuna berdecak sebal,Febi memang cantik,wajah bulat,kulit putih,bibir mungil berwarna merah alami.Tapi dari semua kesempurnaan fisik yang Febi miliki,sama sekali tak membuat hati Arjuna bergetar.
Meski malam ini Febi terlihat sangat manis dengan sapuan make up tipis,tetap saja Arjuna tak merasakan apa pun.
"Mas Juna apa kabar??"
Lamunan Arjuna buyar kala suara lembut menyapa pendengaran Arjuna.Sayangnya bukan senyuman lembut yang Arjuna berikan,tapi sorot mata tajam mengintimidasi itulah yang Arjuna gunakan untuk membalas.
Wajahnya pun sangat tak bersahabat,terlihat sangat masam dan dingin.
"Arjuna!kamu dengar kan nak! Febi lho tanya kabar kamu."
"Tanpa Juna jawab harusnya dia tau kan ma,kalo aku nggak sehat ya nggak ada di sini."
"Nggak papa kok Tante,mungkin mas Juna masih capek.Febi ngerti kok."
Situasi di ruang keluarga malam itu tak bersahabat,derasnya hujan bahkan tak sanggup menyejukan hati mama Juna yang merasa kesal dengan tingkah putranya.
Raga Arjuna memang berada di rumah orang tuanya,tapi hati dan pikiran melayang jauh pada sosok Clara.Hingga apa pun yang orang tua,adik bahkan wanita yang saat ini ada di depannya pun seakan tak terlihat.
"Mama sama papa udah sepakat,kamu sama Febi harus tunangan.Mama sudah membicarakan ini sama orang tua Febi Juna."
Arjuna menatap ibunya dengan sorot mata tajam,dadanya naik turun serta rahang yang mengeras.,emosi kini sudah sampai di ujung,tapi Arjuna masih menahan demi menghormati kedua orang tuanya.
"Maksud mama apa!"
Prabu tau sekarang kakaknya tengah sangat marah,meski nadanya rendah tapi kata-kata yang kakaknya lontarkan penuh dengan penekanan.
"Nggak ada maksud apa-apa,mama cuma mau yang terbaik buat anak mama"
"Cckkk,egois!"
"Arjuna!!! Suka atau tidak suka ini sudah jadi keputusan mama dan papa"
"Terserah!"
Arjuna berdiri melenggang pergi meninggalkan semua yang ada di ruang keluarga tanpa pamit.Membanting pintu kamar dengan keras,sebagai ungkapan rasa kesal terhadap keputusan orang tuanya.
Febi meremas ujung dres yang ia kenakan,dadanya bergemuruh kecewa karena secara langsung Arjuna menolaknya.Tapi rasa cinta yang Febi miliki seakan menutup mata dan hatinya.
Bagi Febi,selama orang tua Arjuna mendukung, penolakan Arjuna tak berarti apa pun.Toh orang tua Febi dan Arjuna adalah rekan bisnis,Arjuna tak akan bisa menolak perjodohan ini
"Maafin Arjuna ya sayang,biar nanti Tante yang tegur"
Mama Juna beringsut mendekat,mengelus punggung tangan Febi.
"Nggak papa Tante,Febi paham kok"
"Tante nggak salah pilih kamu,karena kamu wanita yang sempurna.Kamu itu baik,sabar banget,cantik."
Pipi Febi merona mendengar pujian mama Arjuna, sedangkan prabu berdecak sebal.Sesungguhnya prabu kurang suka dengan Febi, sebagai wanita Febi terlalu agresif.Sedangkan Prabu tau,kakaknya tidak suka tipe wanita seperti itu.
***
Arjuna duduk di tepi kasur sambil meremas rambutnya,wajahnya memerah dengan napas yang memburu.
Saat ini yang dia butuhkan adalah Clara,entah kenapa mengingat senyum Clara membuat hatinya lebih tenang.
Arjuna keluarkan ponsel dari saku celana,lantas mendial nomer Clara.
"Ya, mas???"
"Lagi apa Ra??udah makan belum,bapak kamu gimana keadaannya?"
Clara terkekeh mendengar sederet pertanyaan dari Arjuna.
"Satu-satu mas kalo tanya,aku jadi bingung mau jawab yang mana dulu."
"Kamu kangen aku nggak Ra??"
"yang tadi aja belum aku jawab,ini udah di tambah lagi pertanyaanya mas."
"Jawab yang terakhir dulu Ra"
Clara mengernyit,merasa aneh dengan suara Arjuna yang sedikit bergetar.
"Mas Juna kenapa??"
"Nggak papa,aku cuma kangen aja sama kamu Ra."
"Iya kah?? Mas Juna nggak lagi bohong kan?"
"Nduk,ini lho Nak Fahmi mau pulang".
"Iya Bu,sebentar"
"mas,udah dulu ya.Ibu manggil aku"
Arjuna mencelos mendengar suara ibunya Clara menyebut nama Fahmi.Apakah itu Fahmi yang dulu satu sekolah dengan mereka.Tanpa sadar tangan Arjuna mengepal,dia lempar ponsel ke atas kasur.Dadanya naik turun, tatapannya berkilat marah.Rasanya sesak setiap kali mengingat nama Fahmi di sebutkan.