Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ~ Ditinggal Sendiri
Zira benar-benar tidak bisa tidur semalam dan untuk menemani nya sepanjang malam ia lebih memilih menonton Drakor kesukaannya .
Tak terasa adzan subuh berkumandang , Zira baru merasakan ngantuk , ia langsung menyudahi menonton Drakor kesukaannya dan sebelum tidur Zira juga menyempatkan menunaikan kewajibannya .
" Huamm " , beberapa kali dirinya menguap .
Zira mencari selembar kertas dan juga pulpen untuk menuliskan sesuatu agar tidak diganggu Gaffi .
" Jangan ganggu aku ! , aku ngantuk banget tenang aja aku udah shalat subuh kok " ,
Setelah menuliskan sesuatu lalu ia menyimpan kertas yang ada tulisannya tersebut diatas meja dekat tempat tidur dan Zira langsung bersiap menuju alam mimpi .
Sementara itu pukul 4 lebih 30 menit Gaffi baru terjaga , ia langsung terperanjat kaget ketika melihat jam dinding yang terpajang rapi disana .
" Astaghfirullah udah jam setengah 5 , kok bisa aku sampe kesiangan " , gumam Gaffi seraya mengusap wajahnya .
Gaffi langsung bangun dan segera masuk kamar untuk membawa baju ganti .
Perlahan Gaffi membuka pintu kamar dan ia bisa melihat dengan jelas kalau Zira masih tertidur dengan pulas dan disini Zira tak pernah membuka hijabnya sekali pun itu tidur .
Gaffi masuk dengan perlahan ia berniat ingin membangun kan Zira namun selembar kertas diatas meja dekat tempat tidur mencuri perhatian nya .
Gaffi mengambil dan segera membacanya , ia melirik ke arah Zira yang tertidur .
" Apa dia habis bergadang ? " , batin Gaffi bertanya .
Gaffi kembali menyimpan kertas tersebut diatas meja dekat tempat tidur , ia dengan cepat langsung berjalan ke arah lemari dan membawa baju gantinya .
Gaffi memutuskan membersihkan diri dikamar mandi yang ada di dapur .
Tak membutuhkan waktu lama Gaffi sudah menyelesaikan ritualnya dikamar mandi tak lupa ia pun sudah berganti pakaian , Gaffi langsung menuju ke mushola dan segera menunaikan kewajibannya .
Pukul 6 pagi Gaffi sudah bersiap di dapur untuk membuat sarapan , kali ini ia memasak nasi goreng spesial .
Setelah selesai membuat nasi goreng spesial , ia langsung melahap nya selagi hangat namun sebelum itu tak lupa Gaffi sudah memisahkan untuk Zira .
Gaffi memang sering membuat makanan sendiri selagi ia sempat walaupun hanya memasak makanan yang simpel .
Gaffi membereskan bekas sarapan dan juga alat tempur memasaknya , lalu ia kembali ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan bersiap untuk pergi ke kantor .
Iya hari ini Gaffi ada pertemuan dengan rekan kerjanya .
Gaffi kembali masuk ke kamar untuk berganti pakaian , dan ia melihat Zira yang masih tertidur pulas , tak ingin mengganggu tidur Zira , Gaffi langsung berganti pakaian lalu sebelum meninggalkan kamar ia menulis sesuatu dikertas yang sama ketika Zira menulis .
" Aku ada pertemuan hari ini , tapi diusahakan jam makan siang sudah pulang , oh ya aku udh siapkan sarapan buat kamu dek '' ,
Setelah menulis Gaffi menyimpannya kembali kertas nya ditempat yang sama dan ia segera pergi meninggalkan apartemen .
#
Pukul 10 pagi Zira terjaga karena merasa perutnya sudah meronta-ronta ingin diisi .
" Huamm , jam berapa ini ? " , gumam Zira seraya mengucek kedua matanya dengan tangan .
Zira mengambil ponsel yang ada diatas meja dekat tempat tidur , untuk melihat beberapa sosial medianya dan tak lama ia menyimpan nya kembali karena tidak ada yang menarik perhatian nya .
Zira menyibakkan selimut dan ia segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi .
Tak lama Zira sudah kembali , sebelum keluar dari kamar ia menyempatkan membereskan tempat tidur dan juga membukakan gorden .
Setelah itu Zira berniat ingin keluar kamar namun ia kelupaan dengan ponselnya .
Zira mendekati meja dekat tempat tidur , niat hati ingin mengambil ponselnya namun ia penasaran dengan selembar kertas disana .
Zira membacanya dan ia langsung terlihat murung .
" Jadi aku ditinggalkan sendiri ? diapartemen ini ? " , gumam Zira kesal .
Dengan bibir yang sedikit maju Zira mulai keluar dari kamar ia langsung menuju dapur untuk mengisi perutnya .
" Udah dingin " , gumam Zira ketika membuka lemari makanan .
Karena sudah sangat lapar dan tidak mau menunggu lama lagi , tanpa dihangatkan Zira langsung melahap nasi goreng yang sudah disediakan Gaffi .
" Mmmm enak juga '', tanpa sadar Zira memuji makannya .
Walau nasi goreng sudah dingin namun rasanya cukup enak ditambah didalam nya sangat lengkap ada irisan sayuran , dan juga potongan daging belum lagi diatasnya ada telor mata sapi kesukaan Zira .
" Alhamdulillah kenyang " , Zira mengusap perutnya yang sudah terisi .
Ia langsung membereskan meja makan dan juga mencuci piring dan gelas yang kotor bekas ia pakai .
Zira merasa kesepian , ia bingung harus ngapain seorang diri diapartemen yang cukup luas ditambah Zira tidak tahu sandi pintu nya .
" Jadi sekarang aku harus ngapain ? , enak aja dia main pergi dan ninggalin gitu aja " , omel Zira kesal .
Zira kembali ke kamar , Zira duduk disofa dan menyalakan tv namun dirinya tetap merasa bosan , Zira melihat koleksi buku Gaffi yang lumayan banyak yang tersusun rapi dilemari .
Zira mulai mendekati lemari tersebut dan dengan asal ia mengambil salah satu buku .
" Malas banget bacanya , bukunya tebal-tebal " , Zira kembali menyimpan buku tersebut .
Ia melihat satu persatu pajangan foto yang ada disana , dan salah satunya ternyata ada foto Gaffi bareng temannya yang didalamnya ada bang Zidan .
" Bener banget sudah fiks ni aku nikah sama om-om " , gumam Zira menggelengkan kepalanya .
" Masa aku nikah sama teman Abang ku sendiri ", gumam Zira lagi yang tidak habis pikir .
" Hmmm " , Zira mendudukkan kembali tubuhnya disofa .
Zira menyibukkan diri dengan ponselnya dan ia mulai mencari informasi tentang kampus yang nantinya Zira ingin menimba ilmu disana .
" Tapi kalau aku ingin meneruskan sekolah kira-kira bang Gaffi ngizinin gak ya ? " , batin Zira yang tiba-tiba merasa gelisah .
" Nggak nggak pokoknya aku harus kuliah , ga mau tahu pokonya bang Gaffi harus ngizinin " , batin Zira kekeh .
Pukul 11 lebih 15 menit Zira merasa dirinya yang sedikit gerah ia baru ingat kalau dirinya belum sempat mandi tadi pagi .
Zira mengambil baju gantinya dan segera ke kamar mandi .
Cukup lama Zira menghabiskan waktunya dikamar mandi karena ia ingin berendam terdahulu .
Adzan Dzuhur sudah berkumandang dan Zira baru keluar dari kamar mandi , Zira langsung bersiap untuk shalat dan ia lagi-lagi menunaikan nya didalam kamar .
Entah kenapa mengingat pesan yang Gaffi tuliskan diselembar kertas , Zira merasa sedikit senang mengingat sebentar lagi Gaffi akan pulang .
Zira langsung membereskan alat sholatnya dan ia tak melewatkan memakai skincare karena habis mandi .
Setelah cantik dan wangi , Zira keluar kamar ia duduk disofa ruang tv bersiap menunggu Gaffi datang .
Seolah-olah seperti seorang istri sungguhan yang menanti kepulangan suaminya .
~