NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

Setelah geng Astoria turun dari mobil masing-masing, riuh bisik-bisik siswa makin heboh. Latisha menepuk ringan tasnya dan melangkah masuk ke gedung, Vion ikut berjalan di sampingnya.

“Eh, jadi… kita sekelas, kan? Aku sama kamu?” tanya Latisha memastikan.

Vion mengangguk, senyumnya samar. “Iya. Aku cuma berdua sama Elang. Kamu tau Elang kan? Teman aku dari kecil.”

“Pernah lihat,” jawab Latisha singkat.

Sesampainya di ruang kelas, mereka menemukan Elang sudah duduk di bangku dekat jendela. Ia melambaikan tangan ke arah Vion. “Bro! sini duduk!” serunya santai.

Latisha menaruh tasnya di bangku kosong sebelah Vion. Wajahnya tenang, tidak menunjukkan antusias apa pun.

Kelas mulai ramai. Beberapa siswa sibuk mengobrol, sebagian lainnya pura-pura sibuk dengan buku.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka. Seseorang melangkah masuk dengan aura yang langsung mengubah suasana. Argani Sebasta Ganendra. Dengan seragam rapi, tatapan tenang tapi menusuk, ia berjalan seakan tahu semua mata otomatis mengikuti geraknya.

Beberapa siswa refleks berdiri, memberi sapaan singkat. Bisik-bisik terdengar makin kencang, semua terkejut karena sosok yang selama ini hanya dikenal sebagai pemimpin Astoria ternyata ada di kelas mereka.

Guru yang menyusul di belakangnya menepuk bahu Argani. “Baik, ini siswa kita juga. Silakan duduk… oh, kebetulan di baris depan masih kosong.”

Argani melangkah ke bangku depan, tepat di depan Latisha. Ia duduk dengan tenang, tak menoleh ke belakang.

Vion sempat melirik ke Latisha, begitu juga Elang. Namun gadis itu hanya membuka bukunya dengan wajah datar, sama sekali tidak tertarik dengan hiruk pikuk sekelilingnya.

Tidak ada bisikan dari Latisha, tidak ada ekspresi kaget. Hanya diam, seolah bagi dirinya siapa pun yang duduk di depannya, entah itu Argani atau bukan, tidak ada bedanya.

Dan justru sikap acuh itulah yang membuat suasana terasa lebih berat, seakan Argani tidak bisa menguasai semuanya dengan mudah di kelas ini.

Bel tanda masuk berbunyi, suasana kelas perlahan tenang. Seorang guru paruh baya dengan kacamata bulat masuk sambil membawa setumpuk buku.

“Baik, selamat pagi. Perkenalkan, saya Bu Ratri. Tahun ini kita akan belajar Kimia bersama. Jadi saya harap kalian siap, karena pelajaran pertama kita hari ini bukan hanya perkenalan, tetapi langsung masuk ke dasar-dasarnya.”

Beberapa siswa terlihat mengeluh pelan, ada yang menunduk malas. Vion menyandarkan tubuhnya ke kursi, sementara Elang menoleh ke luar jendela.

Latisha duduk tegak, matanya tenang menatap papan tulis. Ia tidak tampak antusias, namun juga tidak acuh sepenuhnya. Buku catatannya sudah terbuka, pena di tangannya siap bergerak.

Di depan, Argani duduk dengan posisi santai. Ia tidak langsung membuka bukunya, melainkan hanya menatap ke papan tulis dengan tatapan fokus. Wibawanya membuat beberapa siswa lain ikut mencoba serius, seakan tidak ingin terlihat kalah di hadapan pemimpin Astoria itu.

Bu Ratri menulis besar-besar di papan: Kimia Dasar – Ikatan Atom dan Molekul.

“Kimia bukan sekadar menghafal rumus,” katanya dengan suara tegas. “Kimia adalah tentang memahami bagaimana sesuatu bekerja, mengapa dua zat bisa bersatu, dan apa yang membuatnya stabil atau hancur.”

Latisha menuliskan kata-kata itu tanpa suara, tangannya bergerak cepat. Vion sempat melirik catatannya lalu tersenyum kecil.

Argani tidak menulis apa pun, hanya menyimak. Tetapi dari raut wajahnya, jelas ia bukan tipe yang mengabaikan. Ia menyerap informasi dengan caranya sendiri, tenang tapi penuh kendali.

Elang menguap pelan, lalu berbisik ke Vion. “Gila, baru masuk udah berat gini.”

Vion menahan tawa, lalu kembali memperhatikan papan.

Di barisan lain, beberapa siswa sibuk mencuri pandang ke arah Argani. Namun yang paling mencolok adalah Latisha. Bukannya terpesona atau terintimidasi, ia tetap diam, menulis, sama sekali tidak memberi Argani perhatian lebih.

Seolah kehadiran Astoria di kelas itu bukan sesuatu yang istimewa.

Dan justru sikap itu, lagi-lagi, menjadi hal yang paling menonjol di ruangan itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!