Kesempatan Kedua

Malam ini Lu Hanting sengaja membawa Anya untuk makan malam di restoran, karna menurutnya dia sudah lama sekali tidak membawa Anya keluar rumah.

''Paman, Anya, kalian mau kemana?'' tanya Gu Xi Xi saat berpapasan dengan Lu Hanting dan Anya di depan pintu utama.

''Kami berdua mau keluar'' jawab Lu Hanting sedangkan Anya hanya diam saja.

''Keluar kemana?, sebentar lagi makan malam, Xi Xi sudah masak menu kesukaan paman loh'' tukas Xi Xi berusaha mencegah Lu Hanting untuk keluar, karna dia tidak ingin masakan yang sudah di olah sejak tadi sama sekali tidak di makan oleh Lu Hanting.

''Maaf Xi Xi, lain kali saja Paman mencobanya, sekarang paman harus keluar dulu'' sahut Lu Hanting lalu melangkah pergi sembari menggandeng tangan Anya dengan begitu erat.Gu Xi Xi yang melihat itu hanya bisa mengepalkan tangannya, dengan tatapan tak suka pada Anya.

''Xi Xi ada apa?''

Gu Xi Xi tersentak dan langsung mengubah mimik wajahnya agar terlihat biasa biasa saja.

''Ah itu nek, aku melihat paman Hanting dan Anya keluar, padahal aku sudah masak makanan kesukaan Paman Hanting untuk makan malam'' kata Xi Xi dengan wajah sedihnya.

''Xi Xi, jangan sedih, kamu bisa membuatkannya lagi besok'' ujar Nenek Lu.

''Iya Nek, Xi Xi tidak masalah kok''.

''Ya sudah ayo masuk, sebentar lagi waktunya makan malam''.

Sedangkan saat ini Lu Hanting mengendari mobilnya sendiri tanpa bantuan asisten Zhao, Lu Hanting hanya ingin berdua dengan Anya, dan sejak duli jika Lu Hanting mengajak Anya keluar jalan jalan, sudah di pastikan Lu Hanting tidak membawa asisten Zhao.

''Paman, kita mau kemana?'' tanya Anya menatap wajah tampan Lu Hanting, meskipun Lu Hanting sudah berusia tiga puluh lebih, tapi bagi Anya Lu Hanting tetaplah menjadi pria yang paling tampan di ibu kota.

''Kita makan malam di restoran favoritmu'' jawab Lu Hanting tersenyum.

''Kenapa tidak makan malam di mansion saja?, tadi bukannya Xi Xi bilang dia masak makanan kesukaan Paman '' tanya Anya merasa heran, dia ingat di kehidupan pertamanya awal mula Lu Hanting jatuh cinta dengan Gu Xi Xi itu karna Gu Xi Xi sering membuat makanan dan minuman kesukaan Lu Hanting, dan Lu Hanting juga mengakui jika Gu Xi Xi memiliki kandidat sebagai istri idamannya, berbeda dengan dirinya jangankan masak, buat susu saja kesulitan.

''Tidak, Paman lagi ingin makan malam berdua sama kamu'' jawab Lu Hanting dengan santai, membaut Anya langsung terdiam dan tidak bertanya lagi.

Tak butuh waktu lama kini mobil yang di kemudikan oleh Lu Hanting sudah tiba di depan restoran mewah, dengan penuh perhatian Lu Hanting membukakan pintu mobil untuk Anya.

''Ayo masuk'' ajak Lu Hanting sambil menggenggam tangan Anya dengan erat, seakan akan takut jika dia melepaskannya Anya akan di bawa orang.

Anya melihat ke kanan dan ke kiri, lagi lagi dia teringat dengan kehidupan pertamanya, sejak kedatangan Gu Xi Xi di keluarga Lu, Lu Hanting tidak pernah lagi membawanya makan malam di restoran favoritnya ini, bahkan Lu Hanting lebih sering membawa Gu Xi Xi untuk keluar.

Lu Hanting membawa Anya naik ke lantai dua, ruangan yang di khususkan untuk pelanggan VIP.

''Selamat datang Tuan Lu, dan Nona Muda Lu'' ucap salah satu pelayan restoran dengan sopan.

Lagi lagi dengan penuh perhatian Lu Hanting menarik kursi untuk Anya duduki. '' Terimakasih Paman'' ucap Anya lalu duduk.

''Sama sama'' balas Lu Hanting.

''Tuan, Nona, mau pesan apa?'' tanya si pelayan dengan sopan.

''Seperti biasa saja'' jawab Lu Hanting, yang sangat tahu betul menu favorit Anya di restoran itu.

''Em, paman Anya boleh pesan cocktail?'' tanya Anya ragu ragu, entah kenapa tiba tiba dirinya ingin minum cocktail.

Mendengar perkataan Anya seketika Lu Hanting membeliakkan kedua matanya karna terkejut.

''Sayang, kamu tidak kenapa kenapa kan?'' tanya Lu Hanting keheranan.

''Tidak, Anya baik baik saja'' jawab Anya.

''Lalu, kenapa kamu tiba tiba ingin minum cocktail''

''Tidak ada, hanya ingin coba saja'' sahut Anya dengan polosnya.

''Tidak boleh, itu bisa buat kamu mabuk, kamu juga masih kecil'' tolak Lu Hanting dengan tegas.

Anya langsung memasang expresi sedih dan kecewanya, yang mana membuat Lu Hanting langsung luluh seketika.

''Baiklah, tapi sekali ini saja, tidak ada lain kali '' ucap Lu Hanting menyerah.

''Benarkah, terimakasih, Paman yang terbaik'' ucap Anya dengan berbinar.

Lalu Lu Hanting meminta pelayan restoran untuk membawa satu gelas cocktail yang termahal.

Saat semua pesanan sudah tiba di meja makan, dengan penuh semangat Anya mulai melahap satu persatu makanan favoritnya, apa lagi Anya juga sudah merasakan lapar sejak tadi.

''Pelan pelan makannya sayang, tidak akan ada yang merebutnya'' tegur Lu Hanting dengan tersenyum.

Anya yang terlalu fokus dengan makanannya, sampau tidak mendengar jika Lu Hanting memanggilnya dengan sebutan SAYANG.

Setelah menghabiskan makanannya, Anya tidak sabar untuk mencicipi cocktail yang ia pesan, dan dia segera mencicipnya sedikit.

''Uhhhh,,, kenapa rasanya seperti ini'' keluh Anya dengan wajah meringis, membuat Lu Hanting terkekeh.

''Memangnya kamu pikir seperti apa rasanya?'' tanya Lu Hanting sembari menatap Anya begitu dalam, dengan tangan menyangga dagunya.

'' Ya tentu saja enak, dari penampilannya saja sudah kelihatan menyegarkan'' jawab Anya.

''Ah sudahlah, sudah di pesan juga'' gumam Anya dan langsung meneguknya sampai tandas, membuat Lu Hanting membulatkan kedua matanya terkejut.

Prakkk

''Akhhhh,,,''

Tak butuh waktu lama Anya sudah terlihat mulai mabuk, dan Lu Hanting segera membayar bilnya lalu membawa Anya keluar dari restoran dengan membopongnya.

'' Paman, kenapa Paman jahat sama Anya?'' ucap Anya yang mulai ngelantur.

''Kapan Paman pernah jahat sama kamu'' balas Lu Hanting sembari mendudukkan Anya di jok samping kemudi, Lu Hanting juga menurunkan sandaran jok agar posis Anya nyaman, lalu dirinya segera menutup pintu dan masuk ke kursi kemudi, namun saat Lu Hanting akan menghidupkan mesin mobilnya dia tersentak saat mendengar perkataan Anya.

''Hiksss,,,, Hiksss,,, Paman tahu tidak, Paman itu jahat, hanya karna aku tidak sengaja melukai Xi Xi Paman mengurungku di ruang bawah tanah, paman tidak memberiku makan dan minum berhari hari, dan lebih jahatnya lagi setiap hari paman selalu mencambukku, paman juga mematahkan kaki dan tanganku dengan balok besi'' ucap Anya di bawah kesadarannya dengan panjang lebar.

Tapi Lu Hanting yang mendengarnya seketika merasakan hatinya di hujani ribuan panah, meskipun dia tidak pernah melakukan apa yang di katan Anya, tapi dia merasa seakan akan apa yang di katakan Anya itu memang pernah terjadi.

Lu Hanting menarik Anya ke dalam pelukannya, dan mencium pucuk kepala Anya berkali kali. ''Sayang, di dunia ini tidak ada yang berarti untuk paman kecuali kamu, jadi tidak mungkin paman tega melakukan hal keji itu padamu'' ucap Lu Hanting di telinga Anya.

''Benarkah,,,, hahaha,,, tapi Anya tidak percaya, Anya tahu kalau Paman jatuh cinta dengan Gu Xi Xi, dan Paman tidak pernah menganggapku lagi'' balas Anya kemudian terlelap di pelukan Lu Hanting.

''Tidak sayang, sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan namamu di hati paman''

''Cinta paman, kasih sayang paman, dan semua yang di miliki paman, itu semua milikmu'' ucap Lu Hanting dengan sungguh sungguh, meskipun tidak akan di dengar oleh Anya yang sudah tertidur di pelukannya, karna di duni ini yang di takuti Lu Hanting hanya satu, ya itu takut jika Anya sampai pergi meninggalkannya, dan jika itu terjadi sudah di pastikan dirinya akan menjadi orang gila.