▪︎SEQUEL OF MY LITTLE WIFE▪︎
Cinta datang tanpa di duga dan tanpa aba aba.
Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Brixcya Ailee Fox. Ailee tidak pernah menyangka jika perasaan lebih dari seorang teman tumbuh begitu saja pada perasaannya. Anehnya, perasaannya malah memilih seorang pria yang selalu menyakitinya. Seolah merasa tertantang, Ailee terus mencoba mendekatinya setiap hari. Dan setiap hari itu juga dia sering mendapatkan makian dari pria itu. Dia adalah Kalingga Alister Natapraja.
Entah peran takdir akan seperti apa, menyatukannya keduanya atau malah sebaliknya. Dan jika mereka ditakdirkan untuk bersama, apa mungkin kehidupan selanjutnya akan dijalani dengan bahagia dan damai? Mengingat tidak ada seorang pun yang tahu kehidupan Ailee yang sebenarnya. Termasuk Kalingga.
Akankah Kalingga membalas perasaan Ailee? Dan apakah Ailee akan terbuka tentang dirinya yang sebenarnya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
***
MCML@March, 2023. Ovie'Sibis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Zoom
RAMEIN HEYYYYYY, KOMEN KOMEN GTU🤳
***
Kavin dan Ashel adu pandang saat Ailee meminta hal itu. Ashel menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju. Ia cukup kasihan dengan Ailee. Entah seperti apa rasanya kesepian setiap harinya. Tidak ada orang tua yang menyambutnya ketika ia datang sekolah dan tidak ada yang mengantarnya sampai depan rumah untuk berangkat ke sekolah.
"Boleh, kebetulan om zoom meeting di ruang kerja itu," ucap Kavin. Ia menunjuk sebuah space di dekat ruang tv. Disana ada meja khusus untuk kerjanya juga ada laptop disana.
"Makasih banyak om," ucap Ailee. Ia kembali makan makannya sampai habis. Begitu juga dengan si kembar tiga. Mereka hanya diam saja saat Ailee berbicara seperti itu. Namun di dalam hati Briella ada sejuta tanya yang ingin ia tanyakan pada sahabatnya itu. Ling sendiri hanya diam saja, namun ia cukup terkejut juga dengan ucapan wanita di sebelahnya ini. Kenapa orang tuanya pergi selama itu dan tidak menghubungi anaknya?
"Ling, sejak kapan kamu pakai cincin?" Tanya Kavin membuat Ailee tersedak. Ling yang berada di depannya pun menyodorkan minumannya untuk cewek itu. Bukan maksud apa apa. Hanya saja kasihan kan jika cewek itu kesakitan akibat tersedak.
"Cuma pengen aja pi. Nanti Ling lepas lagi kok," ucap Ling.
Briella menyenggol lengan abangnya. Kai hanya mengangguk dan tersenyum saja. Selesai makan, Brilla, Kai, dan Ling pergi ke kamar mereka. Sedangkan Ailee berdiri di samping Kavin. Di depan mereka ada Ashel yang duduk dengan ipad di tangannya.
Tak berselang lama, zoom meeting pun dimulai. Menampilkan beberapa orang penting yang akan membahas soal pekerjaan. Mata Ailee menatap wajah papinya dibalik layar laptop milik Kavin.
"Papi," gumam Ailee. Senyum di wajahnya terbit melihat wajah sang papa yang selama dua bulan ini tidak ia lihat. Meskipun hanya melihat saja, ia sudah sangat bahagia. Rasa rindu terhadap orang tuanya pun terobati.
"Selamat malam semuanya," ucap Kavin.
"Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan secara pribadi dengan tuan Fox. Satu jam lagi kita akan bertemu lagi disini, silahkan untuk log out terlebih dahulu," ucap Kavin membuat Ailee terkejut.
"Ada apa tuan Kavinder?" Tanya Alexander Fox, papi Ailee.
"Ada yang ingin bertemu dengan anda. Sebenarnya tadi dia hanya ingin melihat anda tanpa harus anda melihatnya. Namun saya tidak tega, sepertinya dia merindukan anda," ucap Kavin.
"Siapa?" Tanya Alex.
Kavin bangun dari duduknya dan meminta Ailee untuk duduk di tempatnya tadi. Ailee sempat menggelengkan kepalanya namun Kavin memaksanya. Ia sendiri pergi ke istrinya yang duduk di sofa.
"H-hai pi," sapa Ailee.
"Loh, sayang? Kenapa kamu disana?" Tanya Alex. Terlihat raut terkejut di wajahnya.
"Iya, tadi pulangnya bareng Briella. Terus diajak mampir sama makan sore disini. Seru banget pi ternyata makan sama keluarga lengkap," ucap Ailee.
"Maafin papi sayang, papi usahakan pulang cepat dan kita akan makan bersama. Okay?" Tanya Alex.
"Semoga saja ucapan papi kali ini benar benar papi tepatin. Papi udah tiga kali bicara kayak gitu tapi papi belum juga pulang sama mama. Ailee kangen sama kalian," ucap Ailee.
"Sayang, ingat ucapan papi. Meskipun papi sama mama gak sama kamu, tapi percayalah jika kami selalu memperhatikan kamu dari sini. Maafkan papi sama mama juga yang hanya selalu bisa mengirimkan pesan kepada kamu," ucap Alex.
"Gak papa pi, Ailee ngerti. Kan biasanya juga gitu. Jangan terlalu keras bekerja pi, uang masih bisa dicari tapi kesehatan papi lebih penting. Salam juga buat mama, Ailee selalu nunggu kalian pulang yang entah kapan. Ailee mau pulang dulu, salam buat mama," ucap Ailee.
"Ailee, papi akan telepon kamu nanti malam," ucap Alex.
Ailee tidak menjawabnya. Ia malah beralih dari sana.
"Om, makasih ya. Maaf mengganggu waktu meetingnya, Ailee mau ke kamar Briella dulu. Kasihan dia nunggu kelamaan," ucap Ailee.
"Iya nak. Sama sama, diluar hujan deras, mendingan kamu menginap disini saja," ucap Kavin.
"Iya Ailee, tante seneng loh kalo kamu mau tidur di rumah Ailee," ucap Ashel.
"Enggak tan, Ailee gak mau bikin kenyamanan Ling hilang di rumahnya sendiri. Cukup di sekolah aja Ailee gangguin dia," ucap Ailee.
Ashel tersenyum, begitu juga Kavin.
"Sabar ya, Ling orangnya emang gitu. Jangan diambil hati kalo dia ngomong yang bikin kamu sakit hati," ucap Ashel.
"Tenang aja tan, Ailee kan udah terbiasa. Kalau begitu Ailee ke kamar Briella dulu ya? Permisi," ucap Ailee. Ashel dan Kavin menganggukan kepalanya.
***
Briella dan Ailee sedang rebahan diatas kasur king size milik Briella. Sejak satu jam yang lalu mereka sibuk bergosip. Banyak sekali yang mereka bicarakan. Mulai dari cowok tertampan di sekolah sampai ke tante jabl*y di sekolah mereka.
"Tapi serius sih Lee, gue kok aneh banget sama cewek tadi nih contohnya yang kasih puding sama kakak gue. Dia kok pede banget ya ke sekolah pake baju begitu?" Tanya Briell.
"Ya makanya gue gedek sama dia. Mana Ling bicara lagi sama dia. Udah dada dia gede lagi. Kan Ling pasti suka," erang Ailee.
"Hahaha, mampus lo. Gimana kalo kakak gue kesemsem sama tuh cewek?" Tanya Briell.
"Gak. Gak bisa ya anjir, Ling cuma punya gue. Hidup gue udah kesepian tanpa kedua orang tua gue, apa harus gue kesepian juga karena harus jaga jarak sama Ling karena dia punya cewek? Gak bisa Bri, gue bener bener gak bisa," ucap Ailee.
"Jangan nangis Lee. Lo sahabat gue, gue tahu kesepian lo yang tiap hari singgah di hidup lo. Sabar ya? Semoga aja suatu saat nanti hidup lo gak sepi lagi," ucap Briella.
"Hidup gue kosong banget rasanya Bri, gue paling seneng di sekolah dan rasanya gak mau pulang. Di sekolah rame, apalagi tiap hari gue bisa gangguin Ling. Tapi setelah balik rumah, rasanya gue kayak mayat hidup," ucap Ailee.
"Lee, udah ah. Gue jadi nangis loh ini," ucap Briella.
"Ya elah lemah lo Bri. Gue aja kagak nangis," ucap Ailee.
"Ini nih salahnya hidup lo, selama ini gue gak pernah lihat lo nangis. Cuma waktu kecil aja lo sering nangis gara gara kakak gue," ucap Briella.
"Udah Bri ah, mending turu. Cuaca hujan deras gini mendingan tidur aja," ucap Ailee.
"Bener sih." Briella pun ikut tiduran di kasur tadi. Mereka memejamkan matanya dan akan segera berlabuh ke alam mimpi.
Tanpa mereka sadari, sejak tadi Ling duduk di balkon kamar Briella. Balkon kamar ketiga kembar itu menyatu hanya saja berbeda ruangan kamar.
Tbc.
