Aisyah Nur Az-Zahra biasa dipanggil Aisyah atau Zahra, anak kedua dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ali Syafi'i dan Humairah Putri Az-Zahra. Mempunyai seorang kakak yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i.
"Abi, Umi apakah nanti Zahra akan bahagia? Apakah nanti suami Zahra akan baik sama Zahra? Bagaimana kalau terjadi kekerasan dalam rumah tangga Zahra? Apakah dia akan bertanggung jawab atas segalanya? Apakah dia memang imam yang baik untuk Zahra?". Pertanyaan beruntun Zahra membuat kedua orangtuanya pusing.
Muhammad Adam Dirgantara biasa dipanggil Adam adalah anak pertama dari kedua saudara yang bernama Adinda Putri Dirgantara. Anak dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ramli Dirgantara dan Halwa Putri Sukma.
"Abang tuh jangan terlalu dingin dan cuek jadi orang, nanti ga akan dapet jodoh baru tau rasa". Ujar Adinda pada Adam kakaknya.
"Semua Allah yang mengatur Adinda". Ujar Adam acuh pada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Adam menghampiri Aisyah serta Maryam yang sedang bersama dengan Zafran, ia berjongkok menyeimbangkan tingginya dengan Zafran. Setelah menggendong nya ia akan pergi namun tertunda.
"Tunggu Uncle, Zafran belum tau nama Aunty, turunin Zafran sekarang". Ujar Zafran dituruti oleh Adam.
"Aunty, nama Aunty siapa biar Zafran ingat". Ujar Zafran pada keduanya.
"Loh baru beberapa menit Aunty kasih tau loh, nama Aunty Aisyah dan ini Aunty Maryam". Ujar Aisyah dengan lembut pada Zafran.
"Ahh iyaa ya, maaf ya Aunty Aisyah Aunty Maryam, Zafran pulang dulu lain kali semoga kita bertemu lagi, Assalamualaikum Aunty". Pamitan Zafran pada mereka berdua.
"Iyaa syang, waalaikumussalam". Jawab Mereka berdua.
"Terimakasih sebelumnya telah menjaga ponakan saya, kalau begitu saya permisi assalamualaikum". Ujar Adam pada mereka berdua.
"Iyaa sama sama pak, waalaikumussalam". Ujar mereka berdua.
Setelah Adam dan Zafran pergi meninggalkan taman, Aisyah dan Maryam kembali melihat situasi taman yang mulai sepi, Maryam terlebih dahulu mengajak Aisyah untuk pergi ke toko buku.
"Eh Aisyah kita ketemu lagi". Ujar seseorang padanya.
"Astagfirullah selalu ngagetin tau ngga pak". Kesal Maryam padanya.
"Hustt Maryam, ada apa ya?". Tanya Aisyah dengan menunduk pada dosennya.
"Kalian mau kemana? bareng aja sama saya". Ujar Devan pada mereka berdua.
"Ah tidak perlu pak, lagian saya mau pulang, permisi pak". Jawab Aisyah langsung menarik tangan Maryam.
Percuma mereka mengucapkan salam pada Devan karena jelas beda agama, Aisyah terkadang merasa muak pada dosennya itu selalu saja membuat Aisyah kesal, astagfirullah dia seharusnya tidak boleh begitu pikirnya.
"Syah, kita gajadi ke toko buku deh kayanya". Ujar Maryam pada Aisyah.
"Loh kenapa ngga jadi?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.
"Tuh kita di ikutin sama pak Devan dosen nyebelinn menurut aku". Jawaban Maryam membuat Aisyah kaget.
"Astagfirullah, mau apa sebenarnya dia itu?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.
"Mana aku tau Syah, mungkin suka sama kamu". Jawab Maryam padanya.
"Astagfirullah, kalau begini terus rasanya aku pengen pindah aja tau ngga sih". Keluh Aisyah pada sahabatnya.
"Sama aku juga Syah, walaupun dia dosen termuda di kampus, tapi nyebelin banget sih jadi orang". Gerutu Maryam pada Aisyah.
"Mungkin kita bicarakan ini sama keluarga kali ya, rasanya aku gabisa kalau gini terus Mar". Ujar Aisyah pada sahabat nya.
"Yaudah nanti kita omongin aja dulu sama keluarga, mungkin mereka punya saran". Ujar Maryam diangguki oleh Aisyah.
"Yaudah lah kita pulang aja ya Mar, eh aku mau ke kantor abang dulu karena abang lembur walaupun libur, tadi dia nitip sesuatu ke aku, kamu mau ikut?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.
"Ahh gausah Syah, aku pulang aja lagian aku lagi di masa pingit juga". Jawab Maryam pada Aisyah.
Semenjak pengakuan tentang perasaan nya pada abang sahabatnya, membuatnya canggung jika bertemu dengan Ilham.
"Yahh iyaa deh calon pengantin, yaudah aku pergi duluan yaa, kamu dijemput abang kamu kan?". Tanya Aisyah pada sahabat nya.
"Iya aku dijemput kok tenang aja , kamu hatihati nanti dijalannya ya". Jawab Maryam pada Aisyah.
"Assalamualaikum Maryam". Salam Aisyah pada sahabatnya.
"Waalaikumussalam Aisyah". Jawab Maryam padanya.
Setelah meliat Aisyah pergi menggunakan taksi, Maryam pun menaiki mobil abangnya yang memang parkir didekat taksi yang digunakan Aisyah. Maryam termenung setelah mobil berjalan.
Kembali pada Aisyah yang sudah sampai di perusahaan abangnya, ia menyapa ramah semua karyawan nya. Aisyah menekan lift untuk naik ke lantai paling atas , saat lift terbuka ia pun masuk kedalamnya.
Ilham dan Adam yang sedang membahas pekerjaan mereka, Zafran juga ada disana karena ia kekeuh ingin ikut pada Adam. Saat mereka sedang sibuk berbincang tiba tiba terdengar pintu diketuk.
"Assalamualaikum abang, ini Aisyah". Salam Aisyah dari luar pintu.
"Waalaikumussalam, masuk aja dek". Jawab Ilham dari dalam.
Aisyah pun memasuki ruangan abangnya, namun ia terkaget kan oleh seseorang yang memeluk kakinya, persis seperti yang ia rasakan saat ditaman.
"Aunty kita ketemu lagi". Ujar Zafran membuat Aisyah menoleh ke bawah.
"Iyaa sayang kita bertemu lagi". Ujar Aisyah setelah menyamakan tubuhnya dengan Zafran.
"Aunty temenin Zafran dong, daritadi bosen dengerin Uncle bicara terus". Ujar Zafran padanya.
"Ahh iyaa Aunty sampai lupa, abangg ini titipan abang tadi". Ujar Aisyah pada Ilham.
"Iyaa makasih dek, kamu pulang bareng abang aja ya nanti, jangan naik taksi". Ujar Ilham padanya.
"Iyaa deh bang". Jawab Aisyah pada abangnya.
Aisyah menceritakan kisah tentang nabi pada Zafran yang sedang tiduran di bantal sofa, Zafran mendengarkan dengan seksama hingga akhirnya matanya tertutup karena mengantuk.
"Eh ternyata tidur toh". Ujar Aisyah terdengar oleh Adam dan Ilham.
"Wahh dek, kamu emang udah cocok jadi ibu". Ujar Ilham pada Aisyah.
"Apa sih abang, umur Aisyah aja baru 19tahun belum dewasa abang". Ujar Aisyah pada abangnya.
"Dewasa ngga harus diliat dari umur dek, lagian beneran loh kamu udah cocok jadi seorang ibu". Ujar Ilham padanya.
"Abang udah ih malah bahas itu, udah lanjut aja pekerjaannya, Aisyah mau ke kamar abang ya mau sholat dzuhur, inget jangan lupa sholat bang". Ujar Aisyah pada abangnya.
Ilham dan Adam langsung mengarah pada jarum jam yang menunjukkan pukul 12.30 , ternyata mereka tidak menyadari waktu adzan berkumandang.
"Lebih baik kita sholat berjamaah saja". Ujar Adam pada Aisyah.
"Iya dek , kita sholat berjamaah aja". Ujar Ilham menyetujui apa yang dibilang oleh Adam.
"Yaudah Aisyah mau". Ujar Aisyah diangguki oleh keduanya.
Mereka pun masuk ke musholah yang memang tersedia di ruangan Ilham, sengaja Ilham membuatnya agar jika keluarganya berkunjung bisa sholat berjamaah.
Selama melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, suara Adam mampu menggetarkan hati Aisyah saking lembutnya, membuat Aisyah menangis dalam sholatnya.
Setelah selesai sholat mereka pun berdzikir sebentar, kemudian kedua pria tersebut keluar ruangan meninggalkan Aisyah yang masih khusu, Aisyah tiba tiba merindukan kak Adam di masa kecilnya.
"Masya Allah suara nya merdu sekali tadi, ya Allah hamba menerima sosok yang akan menjadi suami hamba, imam hamba, pembimbing hamba menuju jalan syurgamu". Ujar Aisyah sambil berdoa pada tuhannya.
Setelah selesai berdoa, Aisyah mengambil kitab suci Al Qur'an yang memang tersedia, lalu membacanya beberapa ayat, suara Aisyah yang sedang mengaji terdengar sampai keluar.
"Masya allah suara Aisyah memang merdu". Ujar Ilham saat mendengar adiknya mengaji.
Zafran terbangun dari tidurnya, ia mencari keberadaan Aisyah kesana kemari hingga suara seseorang yang sedang mengaji membuat nya langsung menghampiri ruangan yang bertulis musholah.
Adam yang melihatnya langsung menghampiri keponakan nya itu.
"Kamu mau kemana?". Tanya Adam pasa Zafran.
"Mau kesini lah Uncle, suara Aunty kan ini?". Tanya Zafran pada Uncle Adam.
"Iyaa tapi nanti ya, jangan diganggu soalnya lagi ngaji oke". Ujar Adam diangguki oleh Zafran.
Hingga beberapa menit kemudian Aisyah telah selesai membaca al Qur'an nya, ia pun keluar dari musholah betapa terkejutnya Aisyah melihat Zafran yang menunggu nya dipintu hingga tertidur.
"Astagfirullah Zafran, kenapa tidur disini?". Tanya Aisyah pelan.
"Biar saya aja yang memindahkannya ke sofa". Ujar Adam diangguki oleh Aisyah.