NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Bayaran

Pesona Gadis Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:73.6k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Bagi mata yang memandang hidup Runa begitu sempurna tapi bagi yang menjalani tak seindah yang terlihat.

Runa memilih kerja serabutan dan mempertahankan prinsipnya dari pada harus pulang dan menuruti permintaan orang tua.

"Nggak apa-apa kerja kayak gini, yang penting halal meskipun dikit. Siapa tau nanti tiba-tiba ada CEO yang nganterin ibunya berobat terus nikahin aku." Aruna Elvaretta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

"Gimana katanya kak? Kenapa kakak pake bilang titip adek sama mama?" tanya Mayra yang sekilas mendengar kalimat terakhir kakaknya. Tak harus mendengar secara utuh saja ia bisa menebak apa yang dikatakan pacar sang kakak.

"Pasti kak Sandra bilang kalo masih di rumah sakit yah?" tebaknya kemudian.

"Nggak." elak Qian.

Mayra mencebikkan bibirnya, mengejek. "Jujur aja kali kak, adek tau kok kalo kak Sandra pasti bohong sama kakak."

"Jujur aja deh kak sejak awal adek tuh bukannya nggak suka sama kak Sandra, tapi makin kesini emang makin gimana yeh jelasinnya? Kayak cuma seperlunya gitu. Orang kalo waras tau mama pacarnya sakit pasti bakal super perhatian, empati lah. Terlepas dari tulus apa nggak nya tapi setidaknya ada formalitas lah. Ini mah duh kayak yang muka tempok banget. Adek jadi nggak suka." lanjutnya panjang lebar.

"Adek tuh-" Mayra diam karena tiba-tiba mama Retno membungkam mulutnya.

"Mama nggak pernah ngajarin adek buat lancang yah." mama Retno menatapnya seraya menggelengkan kepala, "minta maaf ke kak Qian, barusan adek nggak sopan sama kakak." lanjutnya.

Mayra memutar bola matanya, kesal. Kenapa sih mamanya selalu menuntut dia jadi gadis lemah lembut bahkan saat sedang emosi sekalipun. Mayra tau itu semua baik tapi untuk anak seusianya lumayan sulit dilakukan.

"Maaf yah kak." ucapnya lirih, "adek emosi barusan. Tapi itu juga karena adek peduli sama kakak."

"Nggak apa-apa, kakak bisa maklum kok." Qian mengelus sayang kepala adiknya, "makasih udah perhatian sama kakak, percaya deh kakak pasti bisa urus masalah kak Sandra. Adek fokus belajar aja udah kelas 12, bentar lagi juga ujian."

"Iya, kak." jawab Mayra.

"Nanti kalo obatnya udah ada kita jalan-jalan dulu sebelum pulang. Reward karena adek Mayra udah bisa diandelin nemenin mama kontrol sendiri." puji Qian.

"Adek nggak sendirian. Tadi ada yang nemenin adek sama mama. Dari mulai pendaftaran sampe masuk ruangan. Ternyata kalo disini harus daftar ulang loh kak, nggak hanya dari aplikasi yang biasanya aja. Ada aplikasi khusus rumah sakit ini. Pusing tau kak rumah sakitnya luas banget kalo nggak ada yang bantuin bisa-bisa adek sama mama kesasar." jelas Mayra.

"Oh iya," Mayra mengeluarkan ponselnya, "tadi adek udah catat semua poin-poin penting dari hasil pemeriksaan mama.

" Kalo ga dikasih tau sama kak Ran," kalimatnya terjeda, mencoba mengingat nama orang yang menolongnya.

"Kak siapa yah tadi namanya ma, adek lupa. Rani, Runi apa siapa? Adek juga lupa nggak minta nomornya tadi." Mayra menepuk keningnya.

"Runa." ucap mama Retno.

"Ah iya kak Runa." ulang Mayra, "kakak nanti kalo udah putus sama kak Sandra cari pacar yang kayak kak Runa." lanjutnya.

"Hust! Ngomongnya jangan sembarangan adek!" sela mama Retno.

"Lah emangnya kak Qian nggak mau mutusin kak Sandra? Kalo kata adek sih putusin aja." ucap Mayra dengan enteng.

"Itu urusan kakak, makasih sarannya." Qian mengacak rambut adiknya, "ambil gih obat mama, nomor nya udah dipanggil tuh." Qian menunjuk monitor di depan resepsionis, sama dengan nomor kartu yang tengah dipegang adiknya.

"Iya." Mayra beranjak menuju resepsionis. Mama Retno dan Qian menatap dari kejauhan. Adiknya terlihat lincah selap selip melewati antrian banyak orang. Aneh kadang dengan warga Indonesia sudah jelas-jelas diberi nomor antrian tetap saja menumpuk di depan resepsionis.

"Kak..."

"Iya, ma. Mama butuh sesuatu?" tanya Qian.

"Bukan. Mama cuma mau bilang kedepannya semisal Sandra nggak bisa nganter mama jangan dipaksa, takutnya seperti sekarang. Bukannya mama nggak mau dianter Sandra tapi kalo seperti ini kasihan Sandra. Dia jadi jelek dimata adek. Nanti adek malah jadi nggak akur sama Sandra." jelas mama Retno.

"Iya, ma. Mama jangan banyak pikiran fokus penyembuhan aja. Jangan mikirin Sandra, itu urusan aku." jawab Qian.

"Mama jaga kesehatan aja, fokus berobat yah ma." ulangnya sekali lagi.

"Hayo lagi ngomongin adek yah?" ucap Mayra yang tiba-tiba berada di dekat mereka dengan satu paper bag kecil berisi obat.

"Iya lagi ngomongin adek, kayaknya baru kemarin nangis-nangis di TK eh sekarang udah gadis aja, udah mau lulus SMA bentar lagi." jawab Qian.

"Inget kalo punya cowok harus ngasih tau kakak." imbuhnya penuh penekanan.

"Ingetnya kalo punya cowok harus ngasih tau kakak." ledek Mayra menirukan kata-kata kakaknya.

"Adek!"

"Ya logika aja kak, gimana adek mau punya cowok orang tiap hari aja jadwal belajar adek padat banget." jawab gadis yanh setiap hari selalu saja ada jadwal bimbel yang diikuti. Hari ini pun harusnya dia bimbel bahasa inggris tapi berhubung harus mengantar sang mama jadi izin tak hadir. Mayra mengikuti bimbel bukan karena ia bodoh, melainkan ambisinya terhadap pelajaran membuatnya giat belajar demi masuk universitas bergengsi impiannya.

"Ya kali aja ketemu pacar di tempat bimbel gitu." ledek Qian.

"Mana ada kayak gitu." Mayra cemberut, merasa dicurigai sang kakak.

"Nggak usah cemberut gitu, kakak cuma bercanda. Kita jalan sekarang yah." ajaknya.

Qian membawa adik dan mama nya ke salah satu tempat makan di dalam mall. Awalnya mereka hendak makan di restoran langganan keluarga tapi berhubung Mayra ingin membeli kado untuk ulang tahun temannya maka mereka merubah tujuan.

"Kakak sama mama tunggu sini aja yah. Adek nggak lama kan? Biar kita pesenin makanan sekalian." tanya Qian.

Mayra memindai QR code di meja mereka dan langsung memesankan makanan untuk mama dan kakaknya. "udah adek pesenin kakak tinggal scan nih, bayar." ia menunjukan QR code di layar ponselnya.

"Udah." jawab Qian.

"Sekarang kakak ikut adek, bayarin belanjaan adek nanti." ajak Mayra.

"Adek bawa aja HP kakak nih. PIN nya udah tau kan?" Qian memberikan ponselnya.

"Nggak mau pengen ditemenin kakak." Akhirnya Qian mengalah, adiknya kadang memang kelewat manja.

"Aku tinggal bentar yah, ma." pamitnya pada mama Retno.

Keduanya berjalan melewati aneka toko, "mau beli apa sih dek?" tanya Qian karena kini mereka malah menuju lantai tujuh, tempat bioskop berada.

"Adek mau ngajak kakak nonton? Lain kali aja, kasihan mama nunggu sendiri." lanjutnya.

"Beli tiket aja kak, teman adek suka nonton. Terus nanti beli case ponsel juga." jawab Mayra.

"Ya udah cepet belinya." Qian melangkah dengan cepat menuju kasir, mau tak mau Mayra yang menggandeng tangannya mempercepat jalannya.

"Kak, kak!" Mayra menarik tangan kakaknya.

"Apa? Ini lagi dibayar."

"Tuh liat, kak!"

"Kak Sandra kan itu?"

"Mana?" Qian mengikuti arah telunjuk adiknya. Sandra berada di pintu masuk bersama seorang lelaki. Mereka tengah antri pemeriksaan tiket sebelum masuk.

Qian berjalan cepat menghampirinya, "Cassandra!" wanita berambut pendek itu menoleh.

"Ini yang kamu maksud rumah sakit?" lanjutnya bertanya penuh penekanan.

Sandra gelagapan, ia segera melepas tautan tangannya dari pria di sampingnya, "aku bisa jelasin semuanya, sayang."

"Nggak perlu, makasih. Semua udah jelas." jawab Qian dengan tenang.

"Kamu harus dengerin penjelasan aku, sayang. Ini nggak kayak yang kamu pikirin." Sandra beralih memegang lengan Qian.

"Nggak usah, makasih. Kamu lanjut nonton aja sama dia, mamaku nunggu dibawah." ketusnya seraya melirik sekilas ke arah laki-laki di belakang Sandra kemudian berlalu pergi.

"Sayang tunggu! Aku bisa jelasin!" Sandra menahan tangan Qian. Tapi pemuda itu menghempaskan tangannya dengan kasar kemudian berlalu pergi dengan Mayra.

"Syukurin!" ejek Mayra kemudian berlari menyusul kakaknya.

Sandra mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali ia menjambak rambut panjang Mayra. Adik kekasihnya itu begitu menyebalkan, terang-terangan terlihat bahagia melihat dirinya ribut dengan sang kakak.

"Udah yuk! Kita lanjut nonton bebs!" lelaki yang dayang bersamanya menghampiri dengan begitu santai, seolah tak terjadi apa-apa.

"Nonton! Nonton! Udah nggak mood gue!" bentaknya kesal.

"Kalo sampe ketahuan bokap nyokap gue bisa habis ini." keluhnya sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal, mencari-cari alasan yang sekiranya mampu membuat hubungannya dengan Qian membaik.

"Aarghhh! Gimana ini! Si al!

1
linanda eneste
gak suka thor ada perawat kaya gini.. itu dah melanggar sumpah
marie_shitie💤💤
Ade Lo sembuh juga g bkln lu bahagia
marie_shitie💤💤
duh mulut lu busuk bgt
marie_shitie💤💤
udah tau tp km mlh ttp lakuin dah gobloknya g ketolong
marie_shitie💤💤
waah petugasnya di byr nih kudu di tindak g bisa dibiarkan
marie_shitie💤💤
aduh ma Retno kita harus bawel KLO g pasti disepelekan segitu km mandiri loh g pake BPJS
aisyah
lanjut
Diah_Kustantie ✨💛
Knp sih qian sama mama Retno ga coba percaya sma runa…kecolongan kan jadinya
Septi
hadeuh.. apa nggak takut ketahuan nanti yang ada operasi adiknya nggak bisa di lakukan trus di pecat pula
Septi
tuh kan,
Septi
aduh... jadi curiga 🤔
Ummah Intan
semoga sebelum rencana Sandra kali berhasil runa dan Qian menyadari kejanggalan yg terjadi
Ummah Intan
ternyata ulah sandra..Jan ampe terjadi hal buruk pd mama Retno thor
Ummah Intan
semoga bkn malpraktik atopun ulah sandra
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bahaya ini. mama retno bisa kritis. semoga tak terjadi apa2. yg jahat harus segera diungkap. tangkap penjarakan
titissusilo
musuh nya sbnere si sandal ini...kok gak ketauan ya....entr klu udah ketauan Bu Retno nya Mlah nahan hadehhhhh rempong
Rita
duh Runa ayo selanjutnya peka
Rita
bodoh tapi g kaget ada yg demi uang nekad kyk gini
Dwisya Aurizra
Sandra gada kapoknya kudu dikasih pelajaran, perawat juga mau maunya kerjasama berbuat jahat, kehilangan kerjaan baru nyaho
Jumi🍉
Sandra gara-gara dimaafin gitu aja makanya makin semena-mena, perawatnya juga mau-maunya mempertaruhkan masa depan buat biaya operasi, judulnya menyelamatkan saudara tapi membunuh orang lain gak berdosa.😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!