kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat tinggal MY ANGEL
Karena Nindi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Jadi, hanya memerlukan 30 menit saja untuk sampai di rumah sakit itu.
Mobil berwarna hitam itu memasuki area rumah sakit tempat ibunya di rawat. Ia langsung bergegas menuju resepsionis tanpa sengaja menabrak seseorang.
Bruk...
" Maaf " ucap Nindi datar dan berlalu begitu saja tanpa melihat siapa yang sudah ia tabrak itu.
" Astagaaa mimpi apa aku semalam sampai harus bertemu lagi sama jalangkung itu " kesal pria itu dan pergi menuju parkiran dengan mulut komat Kamit.
" Dasar gadis jalangkung. Pergi begitu saja. Apa tadi dia bilang maaf hanya itu saja. Tidak membantu orang yang sudah dia tabrak. Dasar bikin kesal saja. Semoga saja aku tidak bertemu lagi dengan wanita itu, bisa-bisa aku darah tinggi di buatnya kan nggak lucu kalau nanti kena strok "
Pria itu lalu memasuki mobilnya dengan perasaan kesal yang teramat sangat dengan sumpah serapah yang di tuju untuk gadis yang menabraknya tadi.
" Sudahlah lebih baik aku menemui mereka saja " dan mengendarai mobilnya ke tempat di mana teman2nya telah menunggunya.
----------------
Sedangkan Nindi berjalan menuju tempat resepsionis rumah sakit itu dengan perasaan kesal.
" Pria tadi apa tidak punya mata? Kaki aja yang di pake buat jalan. Matanya pindah ke dengkul kali ya. Asal menabrak orang saja, apa dia tidak tau aku lagi buru buru. Huft " kesal Nindi
" Sudah marah di tambah bumbu kesal sama pria tadi rasanya pengen aku tenggelamkan dia ke pusat bumi. Eeh mati dong. Biarin aja "
Hingga sampai ke meja resepsionis dia berhenti berbicara dan kembali menampilkan wajah datarnya.
Nindi adalah orang yang ceria, murah senyum tetapi hanya untuk keluarganya saja sedangkan di luar dia menjadi gadis dingin, datar, cuek tak tersentuh.
Resepsionis yang melihat wajah Nindi yang kelewat datar jadi gugup.
" Ada yang bisa saya bantu nona "
" Aluna Rafasya Wiliam " Datar dan dingin.
Resepsionis yang mendengar itu jadi bingung dan berpikir keras.
" dari sini lurus saja nona nanti belok kiri " dengan gemetaran karena tatapan yang dilayangkan oleh Nindi
Tanpa sepatah katapun Nindi pergi. Berjalan sesuai rute yang di arahkan oleh resepsionis hingga ia menemukan ayahnya yang sedang. Duduk di lantai dengan pandangan kosong sesekali tersenyum. Dan dua orang wanita licik itu.
" Dad "
Gabriel yang mendengar suara familiar mengalihkan pandangannya dan melihat putrinya yang berjalan menuju ke arahnya.
Plak..
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Nindi. Anita dan Sandra yang melihat itu tersenyum smirk. " lihatlah kejutan keduaku untukmu Aluna. Menarik bukan hahahaha sedikit demi sedikit suamimu akan berada di bawah kendaliku " tersenyum manis melihat Nindi yang di tampar oleh ayahnya.
" Dari mana saja kau hah!!! Ibumu sedang di rawat kau malah asik berkeliaran di luar!! Anak macam apa kau ini " bentak Gabriel
Nindi yang mendengar bentakan itu terkejut merasa tak percaya ayahnya menamparnya untuk yang pertama kalinya dan membentaknya.
Sandra yang melihat Nindi syok merasa senang " pasti rasanya sakit bukan "
rasanya Sandra ingin sekali tertawa melihat wajah bodoh Nindi.
Setelah beberapa saat terdiam Nindi menatap ayahnya dengan tatapan kecewa dan beralih menatap Anita dan Sandra yang sedang tersenyum dengan tatapan tajamnya. Mereka yang melihat tatapan itu menjadi takut.
Saat ingin membuka suara terdengar suara pintu yang di buka di ikuti oleh dokter yang keluar.
Ceklek..
Mereka langsung menatap dokter itu.
" Bagaimana keadaan istri saya dokter " Ucap Gabriel dengan khawatir
" Bagaimana mama saya dok "
" Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyonya Aditama tetapi takdir berkehendak lain nyonya tidak dapat kami selamatkan "
" Bagaimana mungkin. Dokter bercanda kan "
Dokter merasa prihatin melihat keluarga itu
" Itu kenyataannya pak kalau begitu saya permisi dulu " dan berlalu meninggalkan mereka.
Nindi langsung memasuki ruangan tempat ibunya berada dengan menendang pintu itu
Brakkk..
Melihat apa yang di lakukan Nindi membuat mereka semua terdiam. Terutama Gabriel untuk pertama kalinya melihat Nindi menendang pintu apalagi ini rumah sakit.
Nindi berjalan menuju ranjang rumah sakit. melihat seseorang yang di tutup dengan kain putih. Ia membuka kain itu dan melihat Aluna berbaring dengan menutup kedua matanya. Mata indah itu tak akan lagi ia lihat. Suara lembut sang ibu tak akan lagi ia dengar. ibunya yang membangunkan dia dengan penuh kasih sayang tak akan kembali lagi.
Nindi terduduk lemas di lantai " mamaaaaaa " lantang dengan mengguncang tubuh yang terbujur kaku itu.
" aaaaaaaahk " Amarah Nindi sudah tak terbendung lagi ia memukul tembok ruangan itu hingga terlihat sedikit retakan dan darah yang mengalir di tangannya.
Mereka yang melihat itu semakin terkejut karena melihat retakan di dinding itu di ikuti dengan Nindi yang berbalik ke arah mereka perlahan dengan tatapan tajamnya dan nafas yang memburu menahan Amarah.
Nindi berjalan perlahan menuju mereka yang berada di ambang pintu ruangan. Langkah kaki Nindi bak melodi kematian dengan aura yang di keluarkannya membuat mereka reflek memundurkan langkahnya dengan badan yang bergetar karena takut.
" Kau " tunjuk Nindi pada Anita yang berdiri di sebelah Gabriel. " Kau yang sudah membuat ibuku tiada di depan mataku!! Maka tunggulah pembalasanku bi**h " dengan penuh penekanan.
" Apa yang kau bicarakan Nindi!! Mereka tidak bersalah apa kau punya bukti " dengan penuh Amarah.
" ooh kau membela mereka. Ibu dan anak yang sudah membuat istrimu tiada!! Dasar pria bodoh " lantang Nindi tepat di hadapan ayahnya. Gabriel yang mendengar itu menampar Nindi karena sudah berani berteriak padanya.
plakk
Untuk yang kedua kalinya ayahnya menamparnya dengan penuh Amarah dan nafas yang memburu.
" Beraninya kau berteriak di depan wajahku!! di mana sopan santunmu!! Dasar anak kurang ngajar "
" Jangan menuduh orang sembarangan tanpa bukti Nindi " teriak Gabriel pada putrinya.
" Bukti? Baiklah tunggu bukti yang akan aku berikan pada kalian. Dan kau wanita tua tunggulah pembalasanku. OHH dan untukmu dad jangan pernah menyesal " lalu berjalan keluar meninggalkan mereka.
Gabriel berjalan ke arah ranjang rumah sakit di lihatnya Aluna yang tertidur dengan wajah damainya.
" Sayang bangunlah. Jangan tinggalkan aku, lihatlah sikap putri kita yang berubah dia bukan seperti putri kecilku "
Gabriel terus berbicara pada Aluna dengan air mata yang terus mengalir dari kedua pipinya. Dadanya terasa sesak.
Hingga ia menelpon Luky sang asisten mengurus kepulangan istrinya untuk di makamkan keesokan harinya. Luky yang mendengar kabar kematian istri tuannya merasa prihatin dan turut berduka cita dan bergegas mengurus semuanya.
Kini mereka dalam perjalanan pulang menuju masion keluarga Aditama dengan Gabriel yang berada di dalam ambulans dan Luky yang mengendarai mobil tuannya dengan kedua wanita yang berada di kursi penumpang
" Selamat beristirahat Aluna. Setelah ini aku yang akan berkuasa di istana mu itu hahaha"
Anita tersenyum tipis karena sangat bahagia.
" Selamat jalan nyonya. Terimakasih untuk perhatian dan kasih sayangmu padaku selama ini " dengan berlinang air mata mengingat kembali kenangan di mana Aluna memberikan perhatian dan kasih sayang padanya karena sudah di anggap anak sendiri. Usianya dan Aluna tak jauh berbeda.
" istirahat lah sayang aku tak akan membangunkan mu. Sering2lah datang menemuiku di alam mimpi karena wajah cantik ini dan manik mata indah itu tak akan pernah ku lihat lagi. Semoga secepatnya kita bisa Bersatu sayang. SELAMAT JALAN KEKASIHKU, MY WIFE, NYONYA ADITAMA " dengan tersedu-sedu mengingat kembali kenangannya bersama sang istri.
" Hey mom.. Kau pasti lelah bukan karena itu kau memilih untuk beristirahat. Maaf kan aku yang tak bisa menjagamu mom. Tenang saja aku akan membalas semuanya. Jangan untuk menegokku nanti. Aku menyayangimu mom... SELAMAT TINGGAL MY ANGEL "