perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ki Rendra, ketua Pendekar Aliran Putih
Sementara di perguruan Pisau Terbang Ki lalang. membangun panggung perhelatan yang besar untuk melancarkan acara pemilihan ketua rimba persilatan aliran putih, ( bengcu kalau di mandarin). Semua selebaran dan pengumuman sudah di sebar dan di pasang pada tempat tempat terbuka, dengan tujuan setiap pendekar yang melihat dan datang mengikuti acara itu karena itu untuk kebaikan semua aliran putih, dan nantinya tak akan sengaja mencari masalah dengan ketua rimba persilatan, dengan alasan mencoba kekuatan ketua Aliran Putih.
🖤🖤🖤🖤🖤🖤
kini hari pemilihan ketua persilatan tiba ,pendekar pendekar beraliran putih semua berkumpul di perguruan pisau terbang , ada banyak yang memegang senjata, tapi paling banyak senjatanya pedang, dengan pita beraneka ragam, dari kuning , hijau dan orange ,namun tak ada satupun yang berpita emas dan banyak juga yang pedangnya tak memakai pita, namun auranya sangat kuat. Mereka pendekar pendekar yang biasanya hidup sederhana ,di desa tak mau mencari nama namun menjaga desanya, dan kali ini mereka ikut turun karena pemilihan ketua rimba persilatan adalah hal besar, dan membutuhkan pendapat semua aliran Putih.
"Bagaimana persiapannya Ki lalang " tanya Ki Bayu yang sambil mengamati keadaan
" siang nanti kita mulai memeriksa beberapa pendekar yang ikut mencalonkan diri menjadi ketua rimba persilatan" jawab Ki lalang.
Ya mereka harus bekerja ekstra dengan memeriksa setiap orang yang mendaftar, menjadi orang nomor satu di dunia persilatan, siapa yang tak mau walau itu hanya nama kosong. Puluhan pendaftar sudah berkumpul , mereka rata rata ketua perguruan, selain ingin menjadi ketua pendekar golongan putih mereka juga ingin mengenalkan perguruannya pada khalayak umum, agar bisa di kenal , yang nantinya akan menarik banyak peminat yang ingin berguru di perguruannya.
Di sisi lain, Luwi yang menyamar dengan menjadi murid perguruan kecil berhasil masuk dan ikut dalam keramaian . Luwi yang sudah lama mengasingkan diri bersama ayahnya Tapak merah kini mulai keluar dan mencari nama. Tak ada yang tahu bila Luwi anak Tapak Merah, orang yang melakukan pembantaian di tepi jurang kematian . Saat ia melakukan perjalanan bersama ayahnya Tapak merah ia baru berusia 11 tahun , kini usianya sudah 16 tahun remaja yang sedang panas panas nya mencari pengakuan .
Ki lalang , Ki Bayu dan Ki sapu jagat , kini sedang sibuk memeriksa beberapa calon yang yang mencurigakan. karena mereka melihat beberapa di antara mereka berwajah sangar dan juga mirip dengan tokoh hitam di daerah tertentu. Mereka tak ingin kecolongan hingga nantinya ketua aliran putih malah di pegang gembong aliran hitam karna itu mereka memeriksa dengan teliti agar tak terjadi kesalahan.
Babak pertama. Di lakukan serentak dengan adu kecepatan dan keseimbangan juga ketepatan , mereka di suruh melakukan gerakan cepat di tiang tiang patok yang di pasang berjejer sejauh satu kilo dengan jarak beberapa meter setiap patoknya, sambil berlari di atas mereka di suruh membidik beberapa ekor burung yang akan di lepas secara acak oleh panitia penyelenggara.
Babak pertama berjalan dengan meriah banyak yang gagal saat melakukan ke seimbangan , hingga terjatuh dari atas patok, ada juga yang tak jatuh tetapi tak satupun burung yang di lepas terkena bidikan mereka.
Satu persatu gugur hingga menyisakan 32 orang yang lolos dalam babak pertama.
" baiklah, untuk sementara jumlah yang lolos dalam pencalonan diri ada 32 orang,dari hasil maka kita akan mengundi untuk menentukan siapa pemenangnya" Ki Bayu berkata dengan lantang mengumumkan pertandingan , pertandingan di lakukan dengan sistem gugur untuk menghemat waktu.
Satu persatu para calon sudah mulai bertanding ,kini hanya tersisa 4 orang yang dan semuanya para ketua perguruan.
Ki Alis ketua perguruan Bangau sakti
Nyai Rara Purnama ketua perguruan wanoja
Ki alit ketua perguruan tapak naga , dan
Ki Rendra ketua perguruan Mega Mendung .
" maaf aku menyerahkan kemenanganku pada Ki Rendra" ucap Nyai Rara Purnama, ia memilih mundur saat tahu Ki Rendra ikut berpartisipasi, ia tahu Ki Rendra dari golongan lurus ,walau hanya perguruan kecil tetapi sering membantu menumpas kejahatan dan memberikan bantuan ala kadarnya pada penduduk di sekitar perguruannya .
" aku juga"
" aku pun demikian"
Ki Alis dan Ki Alit juga menyerahkan kepada Ki Rendra
" bagaimana Ki lalang ?" tanya Ki Bayu saat mendengar mereka semua menyerahkan kedudukan ketua pendekar pada Ki Rendra.
" baiklah, kita tentukan sekarang!" Ki Sapu jagad berseru menenangkan penonton yang berisik .
" Ki Rendra sebagai ketua , dan Nyai Rara, Ki Alis dan Ki Alit akan menjadi perwakilannya , kami yang akan mengawasi ,aku Ki Sapu jagad, Ki Bayu dan Ki Lalang.
yeeeeu
Para pendekar yang hadir bersorak, aliran putih sudah memiliki pemimpin ,bukan saja untuk mengatasi perguruan Golok Merah, tetapi juga tempat para pendekar aliran putih menyelesaikan masalah jika mempunyai perselisihan dengan sesama aliran putih, agar aliran putih tak terpecah belah lagi.
Luwi tersenyum senang, melihat gurunya menjadi pemenang, ia dengan cepat mendekat pada sang guru
." guru selamat telah menjadi ketua pendekar. ,semoga di tangan guru dunia persilatan akan selalu damai" ucap Luwi sambil memberikan penghormatan ,ia juga memberikan penghormatan. Pada ketiga ketua yang lain.
" terima kasih muridku Luwi" ucap Ki Rendra senang dengan sikap Luwi.
Luwi duduk kembali ke kursi di mana dia duduk , sedangkan Ki Rendra dan ketua perguruan yang lain mulai berbicara mengenai perguruan Golok Merah, bagaimana cara mengatasinya agar perguruan Golok Merah bisa di hancurkan agar kejahatannya hilang dari muka bumi .
Ki Rendra dan semua muridnya kembali ke perguruan mereka setelah rencana menyerang perguruan Golok Merah , mereka akan menyerang seminggu lagi dan berkumpul di perguruan Bangau sakti karena perguruan Bangau sakti yang paling dekat dengan pelabuhan Teluk Naga.
Luwi mendengarkan dengan seksama apa rencana yang di lakukan oleh aliran putih untuk mengatasi perguruan Golok Merah yang menguasai pelabuhan Teluk Naga, ia menuliskan pada lontar kecil dan mengirimkan pada ayahnya menggunakan merpati .
🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Di dasar jurang kematian. Arya baru saja menyelesaikan jurus tongkat nya gerakannya makin luwes , kekuatannya bertambah wajahnya yang dulu masih kekanak kanakan saat terjatuh di jurang bersama Ki ludira, kini terlihat dewasa dan tampan .
" kalau mandi pastinya segar ini" gumam Arya setelah selesai berlatih, ia melepas bajunya dan masuk ke dalam danau
Byuuur
Seperti ikan berenang kesana kemari, awalnya ia tak bisa berenang, namun ia mengolah tenaga dalamnya ke kaki dan ke tangan hingga akhirnya ia bisa berenang walau gaya berenangnya acak acakan.
" nah sekarang tinggal mencuci baju " Arya mengambil baju kotornya , baju itu entah milik siapa , ia dapatkan dari buntelan yang terbawa saat jatuh . Pakaian Luwi sudah tak muat lagi di badannya, beruntung ada beberapa stel baju dewasa . Dan kini hanya tersisa dua lagi yang lainnya sudah hancur di karena di pakai setiap hari, satu lagi ia khususkan untuk nanti saat ia keluar dari jurang itu.
" breeet"
" wah sudah lapuk ternyata !" seru Arya kaget, melihat baju yang di kucek nya malah robek.
Sepertinya sudah waktunya aku keluar dari jurang ini" gumam Arya, ia melihat sekeliling andai kehidupan di sini tenang hanya saja ia harus membalaskan dendam sang paman , ia berniat akan mendatangi Gunung Elang dan menghancurkan kelompok perampok itu agar tak menyakiti orang lagi.