Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkah ceroboh
Dikediamannya, Helen mulai sibuk menyiapkan menu makanan untuk dimasak, bahkan dia terjun langsung memasak menu kesukaan ke-dua anak-anaknya Devan dan Dirga. Meskipun mereka bukanlah saudara kandung, tapi Helen tidak pernah membeda-bedakan ke-dua anaknya.
Sedangkan ditempat lain, tepat jam tujuh malam, Jasmine sudah dijemput oleh Dirga. Malam ini, Jasmine terlihat begitu cantik dan mempesona, penampilannya menghipnotis semua mata, gaun yang dikenakan Jasmine sangat pas dengan bentuk tubuh indahnya, meskipun sederhana namun terlihat begitu anggun.
Mobil mulai meluncur kekediaman Helen yang mewah, yang memakan waktu hampir setengah jam lamanya, selama perjalanan Dirga terlihat bersemangat dan tidak sabaran untuk segera bertemu dengan kedua orang tua angkatnya.
"Sepertinya mas Devan belum datang." ucap Dirga, karena tidak melihat keberadaan mobil sang kakak didepan halaman utama.
"Mungkin pak Devan masih sibuk dikantor atau Dia pulang ke apartemennya dulu."
"Dasar pria gila kerja." ucap Dirga tersenyum sinis.
"Tapi aku lebih suka tipe pekerja keras seperti pak Devan. Dari pada pria yang suka menghamburkan uang orang tuanya saja." ucapan Jasmine membuat Dirga mengepalkan tangannya geram.
"Jasmine, aku tidak suka kamu memuji pria lain dihadapan ku, meskipun itu saudaraku sendiri."
"Oke aku ngerti, tapi aku juga minta supaya kamu juga tidak memuji Bella dihadapan ku, meskipun dia juga saudara sepupuku." ucap Jasmine langsung turun dari mobil Dirga, namun pelayan sudah terlebih dahulu membukakannya pintu mobil.
"Silahkan turun tuan dan nona muda, nyonya besar dan tuan sudah menunggu kedatangan kalian di dalam." ucap pelayan menundukkan kepalanya hormat.
"Terimakasih."
"Jasmine, aku ingin kita berdua terlihat mesra di hadapan kedua orang tuaku. Sesuatu yang tidak pernah kamu tunjukkan selama ini." ucap Dirga meminta Jasmine untuk menggandeng tangannya saat melangkah masuk.
"Baiklah Dirga, sudah seharusnya
aku ikut membahagiakan calon mertuaku." Jasmine menerima uluran tangan Dirga.
Kedatangan mereka langsung disambut hangat oleh Helen dan suaminya, berjalan menghampiri mereka dengan senyuman sumringah.
"Selamat datang di rumah mama dan papa." memeluk Jasmine dan Dirga secara bergantian.
"Jasmine, calon menantuku kamu cantik sekali, sayang." puji Helen.
"Terimakasih Tante."
"Jangan panggil Tante dong, sebentar lagi kalian akan menikah, yang artinya kamu sudah menjadi menantu ku, panggil mama ya sama seperti Devan dan Dirga." ucap Helen.
"I...iiya ma."
"Mana mas Devan, ma. Kenapa belum datang?"
"Mungkin sebentar lagi, kita ngobrol-ngobrol saja dulu. Sambil menunggu kedatangan Devan."
Selang beberapa menit yang mereka nanti-nantikan akhirnya muncul, Devan melangkah lebar berjalan menghampiri orang tuanya.
"Anakku sayang, mama sangat merindukanmu." Helen merentangkan kedua tangannya, lalu memeluk erat sang putra kesayangannya.
"Maaf, aku datang sendirian dan tidak bisa memenuhi keinginan mama." bisik Devan.
"Dasar anak nakal, tapi mama sangat bahagia dapat berkumpul bersama kalian." kembali memeluk Devan.
"Ayo kita langsung saja keruang makan. keburu makanannya dingin." ajak papa.
Jasmine terharu dengan suasana hangat sebuah keluarga yang utuh, sesuatu yang sudah lama tidak dirasakannya setelah ke-dua orang tuanya meninggal dunia.
"Jasmine, kamu sudah hampir tiga tahun menjadi asisten Devan dikantor. apa selama ini kamu tidak pernah melihat Devan dekat dengan perempuan?" tanya mama.
"Ada sih ma, tapi kelihatannya hanya sebatas fatner kerja dan kesenangan semata, ma." jawab Jasmine, sedangkan Devan tidak melirik sedikitpun padanya, sengaja menghindari agar tidak bersitatap dengan Jasmin. Namun hal itu membuat Jasmine kesal, sehingga Jasmine semakin berani menggoda kaki Devan dari balik meja. mengingat posisi duduk mereka yang saling berhadapan.
Devan yang ikutan kesal dengan ulah Jasmine, menjepit dengan kuat kaki wanita itu, reflek Jasmine berteriak kaget.
"Aaa.... sakit'!"
"Jasmine, kamu kenapa?"
Semua mata tertuju pada Jasmine dengan tatapan heran, kecuali Devan yang lansung mengulum senyum kekuasaan berhasil membalas kejahilan Jasmine.
"Tid...tidak apa-apa kok ma, cuma tersandung kaki meja doang." Jasmine tersenyum kikuk malu dengan tidak tingkah cerobohnya barusan.
"Devan lihatlah adikmu sebentar lagi mereka akan menikah, dan membentuk keluarga yang bahagia. melahirkan cucu-cucu yang lucu untuk kami. Apa kamu juga tidak ingin seperti Jasmine dan Dirga." sela papa namun Devan tidak menjawab sama sekali.
"Ma, pa. Jasmine boleh usul ngak?"
"Tentu saja boleh sayang, kamu mau usul apa? Katakan saja."
"Bagaimana jika mas Devan saja yang menikah terlebih dahulu, baru setelah itu kami." ucapan Jasmine membuat Devan kaget dan balas menatap tajam kearahnya.
"Tidak bisa Jasmine, mau sampai kapan kalian akan menunggu Devan menikah. Toh dia sendiri belum berkeinginan untuk berumah tangga." sanggah mama cepat.
