Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa duduk di bangku taman sendirian, trio wekwek sedang di lapangan olahraga, dia memilih tak ikut pelajaran olahraga karena malas melihat suaminya bermain basket.

Dia melihat es krim dalam cup yang mulai mencair, hatinya berubah sendu saat ini. Andai saja dirinya masih bisa memilih, dia lebih baik pindah sekolah dari pada menikah dengan pria dingin seperti Jimmy. 

Berbagai macam pertanyaan muncul di benaknya, apakah perlahan Jimmy akan bisa menerima nya sebagai istri? Atau selamanya hubungan mereka akan seperti ini, di warnai dengan perdebatan setiap harinya.

"Huh, kenapa sih Papa harus temenan sama papa nya Jimmy, kalau mereka gak temenan semua ini gak bakalan terjadi dan pasti gue masih bebas sekarang." Gumam Alisa, dia menghela nafas nya berat.

Dia menatap sinis beberapa gadis yang berjalan ke arahnya, siapa lagi kalau bukan Ayuna dan beberapa teman nya.

"Hai cupu.." sapa nya dengan ejekan, namun sayang hal itu tak berarti apa-apa bagi Alisa.

"Hai juga lontee." Jawab Alisa, membuat Ayuna mengepalkan kedua tangan nya geram pada gadis di depan nya. 

"Ngapain Lo sendirian disini hmm?"

"Bukan urusan Lo, sejak kapan Lo peduli?" Tanya Alisa ketus.

"Cihh, gue nanya bukan berarti gue peduli ya!" Ayuna berdecih, membuat Alisa terkekeh.

"Ya terus? Dengan Lo datang kesini, nanyain gue, jelas itu sebuah bentuk perhatian." 

"Kepedean, gue kesini cuma mau bilang. Gue di cium Jimmy lho." 

"Ya terus? Gue heran sama si Jimmy, itu bibirnya gak gatel gitu udah cium Lo? Lo kan ulat bulu." Cibir Alisa. Kira-kira, seperti apa kalau Ayuna tahu dia adalah istri Jimmy? Pasti biji mata nya akan keluar dari tempatnya. 

"Makin lama, Lo makin ngelunjak ya, sialan!" Pekik Ayuna, dia berjalan mendekat dan menampar pipi Alisa hingga membuat wajah nya terhuyung ke samping.

Tak tinggal diam, Alisa membalas tamparan Ayuna dan ya pertengkaran pun tak bisa di hindari. Membuat teman-teman Ayuna kewalahan memisahkan pertengkaran mereka. 

Sedangkan di lapangan, Jimmy tengah bermain basket yang membuat penonton nya berteriak histeris saat dia mencetak angka. Tentunya karena dia adalah murid populer, karena ketampanan dan kemahiran nya memainkan bila bundar berwarna orange itu.

Tiba-tiba saja, Farhan masuk ke lapangan dengan wajah paniknya. 

"Bos, Bini Lo jambak-jambakan sama si ulet keket di taman." Bisik Farhan, membuat Jimmy langsung berlari karena menghawatirkan Alisa, belum lagi tadi pagi dia mengeluh sakit perut karena ini hari pertama nya datang bulan. 

Farhan kewalahan menyamakan langkah nya dengan Jimmy, tubuh mereka hampir sama namun Jimmy lebih tinggi menjulang. Otomatis langkah nya jauh lebih lebar di bandingkan dirinya.

Jimmy bergerak dan memisahkan kedua wanita yang tengah bergelut hingga berguling-guling di rumput itu. Ayuna sudah bangkit dan hendak memeluk Jimmy, namun ternyata pria itu malah menarik Alisa dan menyembunyikan gadis nya itu dalam pelukan nya. 

"Lo gapapa kan?" Tanya nya, membuat Alisa mematung. Apa-apaan si Jimmy ini, bikin si ulet tambah panas aja. 

"G-gue gapapa, udah lepasin." 

"Bagus, kalau ada yang ngatain Lo lawan ya." Bisik Jimmy di telinga Alisa, membuat sekujur tubuh gadis itu merinding disko. 

Jimmy melerai pelukan nya, dia bisa melihat dengan jelas kalau wajah Alisa merona karena malu. Tapi kenapa di mata nya gadis itu malah terlihat menggemaskan, sejenak dia melupakan bahwa Alisa adalah musuhnya. 

Namun sedetik kemudian, Jimmy menarik tangan Ayuna dan membawa nya pergi dari tempat itu, sedangkan Alisa menatap kepergian mereka dengan nanar. Baru saja dia merasa kalau Jimmy mungkin membela nya, tapi sekarang? 

"Ahh sudahlah, jangan terlalu berharap bahwa Jimmy akan menganggap mu, Alisa." Gumam Alisa, dia menepuk-nepuk baju nya yang kotor karena berguling di rumput tadi. Lalu pergi ke kelas dengan berjalan pelan, andai saja bisa dia ingin sekali memaki Jimmy, tapi itu akan membuat orang-orang curiga.

"Alisaaa.." suara cempreng yang sangat menusuk ke telinga, siapa lagi kalau bukan suara Eva, sahabat nya.

"Apaan sih? teriak-teriak segala." Jawab Alisa ketus, sambil mengorek telinga nya.

"Katanya Lo berantem lagi sama Ayuna ya?"

"Iya, kenapa? Dia yang mulai kok, dia nampar gue, tuh lihat cap lima jari di pipi gue. Ya gue balas lah, ya kali gue diem aja." Jawab Alisa.

Tak lama kemudian, Jimmy and the geng masuk ke kelas, tentunya dengan Ayuna yang menggandeng mesra lengan nya, namun wajahnya tetap datar seperti biasa.

Dia melewati bangku yang di duduki Alisa, seketika matanya membulat saat melihat pipi sang istri yang memerah dengan cap lima jari yang terlihat sangat jelas.

Dia melirik Ayuna, tak ada bekas apapun di pipinya. Seketika itu dia merasa kesal dan melepaskan tangan Ayuna dari lengan nya dan meninggalkan gadis itu. 

"Jimmy, ihh tungguin." Rengek nya dengan nada manja. Lalu berlari menyusul Jimmy dengan kaki yang di hentak-hentakan.

Alisa memutar matanya jengah, dia muak melihat tingkah seorang Ayuna. Tapi kenapa suaminya malah terlihat biasa saja kalau gadis gatel itu nempel terus padanya, apa dia tidak merasa alergi atau gatal gitu? Seperti nya dia harus di periksa ke dokter kulit. 

Jimmy merogoh ponselnya, mengirim pesan pada Alisa. Sedikit, dia merasa khawatir pada gadis yang kini menyandang status sebagai istrinya.

'Lo gapapa? Ada yang sakit?' tulisnya, terkirim dan langsung centang dua, tapi berwarna abu-abu. Artinya, gadis itu belum membaca nya. 

Setelah beberapa menit menunggu, namun tak kunjung ada balasan juga. Akhirnya Jimmy menyerah, dia menyobek kertas dan menulis pesan singkat, meremass nya hingga berbentuk bola dan melemparnya ke depan, tepat sasaran bola kertas itu mengenai punggung Alisa.

Gadis itu mengambil kertas dan celingukan mencari orang yang sudah melempar nya dengan bola kertas. Namun dia tak menemukan nya, alhasil Alisa penasaran dan membuka bola kertas itu.

'Buka pesan gue.' isinya, melihat tulisan nya dia tau, itu dari Jimmy dia hafal betul tulisan tangan pria itu. 

Alisa penasaran, memangnya apa isi pesan pria itu. Jadi dia merogoh ponsel dan menyalakannya. Di layar, dia bisa melihat pesan yang di kirimkan Jimmy padanya. 

Dia mendengus lalu membalas pesan itu dengan cepat sebelum Jimmy mengamuk. 

"Seperti yang Lo liat, gue baik-baik aja." Tulisnya, dan Alisa langsung menekan tombol send. Langsung centang dua berwarna biru, pria itu langsung membaca nya, tapi tak berniat membalasnya. 

'Tuh orang aneh banget dah, tiba-tiba meluk gue, terus narik si ulet pergi, terus sekarang sok perhatian, dia mau nya apa sih? Ngeselin aja, plis jangan baper Alisa.' Batin Alisa. Bahaya kalau sampai dia baper pada pria itu, bisa-bisa dia makan ati setiap harinya melihat tingkah berubah-ubah nya.

"Woylah, gue lagi ngomong ini dengerin napa, malah bengong." Ucap Eva membuat lamunan Alisa buyar seketika. 

"Ngomong apaan? Gue gak denger." Ucap Alisa sambil nyengir kuda.

"Au aahh, kesel gue." 

"Haha, ya sorry sorry bestie." Ucap Alisa sambil terkekeh, melihat ekspresi cemberut sahabatnya. 

"Iya iya, gue maafin Lo kok. Lo lagi Dateng bulan ya?"

"Iya, hari pertama. Kenapa beb?" Tanya Alisa.

"Nembus di rok tuh." Bisik Eva. Alisa panik, dia malah berdiri dan melihat rok bagian belakang nya, benar saja tembus.

"Astaga tengsin bener gue, mana sakit nya mulai merasa lagi. Gimana dong?"

"Lo gak bawa pembalut cadangan?" Tanya Eva, Alisa menggelengkan kepala nya. Dia mana tahu akan sederas ini. 

Grasak grusuk itu membuat Jimmy terusik, dia meminta Farhan menguping dan setelah tau jawaban nya Farhan langsung melapor.

"Bos, bini lu tembus anjir. Rok nya merah," bisik Farhan, membuat pria itu mendelik. Dia bangkit dari kursi nya dan pergi entah kemana, bahkan Ayuna saja berteriak memanggil namanya, pria itu tak peduli dan terus melanjutkan langkahnya.

Alisa hanya melirik sekilas lalu kembali mengobrol bersama Eva. Tak lama kemudian, pria itu kembali tanpa membawa apapun. Tapi saat dia melewati bangku yang di duduki Alisa, Jimmy melempar plastik membuat Alisa terkejut.

Dia juga memberikan jaket nya dan pergi berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun. 

"Cieee, kayaknya Jimmy naruh hati sama kamu."

"Diem, gak lucu ya ini." Ketus Alisa, tapi benar ucapan Eva, apa pria itu mulai menerima dirinya, atau ini hanya karena kebetulan?

Alisa pergi ke toilet bersama Eva untuk berganti sesuatu, dan setelah selesai dia kembali ke kelas dengan perasaan lega, meski rok nya masih kotor terkena darah, tapi ada jaket Jimmy yang menutupi nya.

......

🌻🌻🌻🌻