Saqueena Khanza Humaira, dokter obgyn berusia 27 tahun ... berparas cantik dan memiliki kepribadian unik, terpaksa menikah dengan seorang driver ojek online karena nazar atau janji yang terlanjur diucapkan oleh ayahnya.
Pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta, akankah memberi kebahagiaan? Ikuti kisahnya .... 🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss
Happy reading 😘😘😘
Adithya dan Khanza mulai memejamkan mata dengan posisi saling membelakangi.
Meski netranya terpejam, Khanza tetap saja banyak tingkah. Ia tidak bisa tidur dengan tenang. Dua guling dan boneka minion yang seharusnya sebagai penyekat, ditendangnya ke sembarang arah.
Tanpa sadar Khanza melingkarkan tangannya di pinggang Adithya. Ia memeluk tubuh pria gondrong itu dengan sangat erat, seperti memeluk boneka minion kesayangannya.
Adithya terbangun ketika Khanza menarik-narik kumisnya sambil mengigau. Rupanya, Khanza sedang bermimpi tentang masa kecilnya saat mencabut uban Oma Arini.
"Rambut Oma Arini sudah banyak ubannya. Khanza cabut ya? Tapi, satu uban seribu ya Oma?" igaunya dengan mata yang masih terpejam.
"Awwww ...." Adithya memekik ketika Khanza berhasil mencabut dua helai kumisnya.
"Oma, uban Oma masih banyak. Khanza cabut semua ya?" Lagi-lagi Khanza mengigau. Tangannya kembali bersiap untuk mencabut kumis Adithya yang ia kira uban Omanya.
Gegas, Adithya menghindar dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Khanza meraba-raba bantal yang menutupi wajah Adithya. Dahinya sedikit berkerut saat tidak menemukan kumis Adithya yang ia anggap ... uban Omanya.
"Loh, kepala Oma kog jadi botak?"
Adithya tergelak lirih mendengar igauan istrinya yang teramat lucu bin nyleneh.
Perlahan, Adithya menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya. Kemudian ia berbalik menghadap Khanza.
"Aku gemas banget sama kamu Za. Meski sudah dewasa dan menjadi seorang istri, kelakuanmu masih tetap sama. Itu yang membuatku semakin cinta," tutur Adithya sambil menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik bidadari hatinya.
CUP
Adithya mendaratkan kecupan di kening Khanza seraya mencurahkan rasa cintanya yang teramat tulus.
"Za, seandainya kamu tau yang sebenarnya tentangku, bagaimana perasaanmu? Asal kamu tau ... aku tidak pernah pergi jauh darimu, Za. Meski, kamu berkali-kali menolak dan memintaku untuk pergi dari hidupmu. Karena ... aku ingin selalu berada di sisimu, Saqueena Khanza Humaira." Adithya bermonolog lirih. Ia usap pipi wanita yang selalu tersemat di setiap untain doanya dengan penuh kelembutan.
CUP
Adithya kembali mendaratkan kecupan di kening.
"Mimpi yang indah Khanza istriku," ucapnya sebelum memejamkan mata, melanjutkan tidur yang sempat terganggu karena kelakuan bar-bar istri comelnya.
....
Khanza membuka netranya dengan perlahan ketika terdengar suara dengkuran halus yang mengusik indra pendengarannya. Ia sangat terkejut kala menyadari tangannya melingkar di pinggang pria yang kini berstatus sebagai suaminya. Keterkejutan Khanza semakin bertambah saat netranya menatap objek yang berdenyut-denyut karena tertimpa kakinya.
"Astaghfirullah. Apa yang kamu lakukan, Za? Memalukan sekali ...," pekiknya di dalam hati. Khanza menyalahkan kelakuannya sendiri yang teramat memalukan.
Dengan sangat hati-hati Khanza menjauhkan tangan dan kakinya dari tubuh Adithya.
GREP
Khanza terkesiap ketika tiba-tiba tangan kekar Adithya melingkar di pinggangnya. Dengan mata yang masih terpejam, Adithya semakin mengeratkan tangannya lalu mendaratkan kecupan di bibir ranum Khanza.
DEG DEG DEG
Jantung Khanza serasa mau copot ketika mendapat serangan tiba-tiba dari bibir Adithya.
CUP
Adithya kembali mendaratkan bibirnya. Kali ini bukan hanya kecupan singkat, tetapi sentuhan bibir berdurasi lebih lama. Ajaibnya, Khanza tidak kuasa menolak sentuhan bibir Adithya. Bahkan, Khanza menikmati sentuhan bibir kekasih halalnya yang baru pertama kali ia rasa. First kiss yang sungguh melenakan bagi keduanya.
Di dalam hati, Adithya bersorak girang sebab telah mendapatkan cium-an pertamanya. Perlahan, ia pun mengakhiri sentuhan bibirnya setelah puas menyesap madu yang menjadi candu.
Khanza bergeming. Ia berusaha menahan gejolak rasa yang tetiba hadir karena sentuhan bibir Adithya.
Setelah sejenak terdiam, Khanza menepuk-nepuk pipi Adithya dengan perlahan. Ia ingin memastikan ... suaminya sudah terbangun atau masih tenggelam di alam mimpi.
"Di-Dith, sebenarnya ka-kamu sudah bangun atau belum?" tanyanya dengan bibir gemetar. Terselip rasa malu sebab ia tidak menolak sentuhan bibir Adithya.
Adithya berpura-pura memejamkan mata. Seolah ia tidak sadar melakukan adegan yang sukses membuat perasaannya sendiri semakin tidak karuan. Ingin meminta lebih dari sekedar itu, tapi ia sadar ... belum waktunya.
Khanza beranjak dari ranjang. Kemudian ia berjalan menuju kamar mandi.
"Khanzaaaaa, kenapa kamu murahan sekali sihhhh? Kenapa nggak nolak saat Adithya menodai bibirmu? Untung dia masih merem dan tidak sadar ketika menyentuhkan bibirnya --"
"Ehhh, ta-tapi bisa jadi ... dia hanya berpura-pura merem dan dengan sengaja menodai bibirku. Aaaa ... pasti Adithya bersorak kegirangan. Khanza yang sok jutek ternyata mudah dilumpuhkan dengan sentuhan bibir --" Khanza bermonolog di depan cermin. Ia teramat kesal pada dirinya sendiri.
Sudah hampir satu jam Khanza berada di dalam kamar mandi. Ia membasahi seluruh bagian tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower. Sesekali Khanza mengusap bibirnya ketika teringat sentuhan bibir Adithya yang begitu lembut dan terasa manis.
"Za, gantian! Aku mau buang air kecil." Adithya berteriak sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Khanza, aku sudah nggak tahan Za. Kamu ngapain sich? Sudah hampir satu jam lho kamu berada di dalam kamar mandi."
Karena tidak mendapat sahutan dari istrinya, Adithya segera membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci.
Netra Adithya berotasi sempurna ketika tersuguh pemandangan yang teramat indah di hadapannya. Tubuh polos Khanza yang tersiram air shower.
Khanza tidak menyadari kehadiran Adithya. Bahkan ia masih asik melanjutkan ritual mandinya.
Dengan susah payah Adithya menahan hasrat yang kian menyiksa. Ditambah lagi tubuh bagian bawahnya yang menegang serasa cenat-cenut karena menginginkan pelampiasan.
Khanza mengakhiri ritual mandinya kemudian ia memutar tubuh untuk mengambil handuk yang berada di gantungan.
Betapa terkejutnya Khanza ketika menyadari kehadiran Adithya. Seketika ia pun berteriak ....
"Adithyaaaaaaaaaa ...."
🌹🌹🌹🌹
Bersambung .....
Niat hati ingin seperti othor yang lain bisa double UP, tapi apa daya otak othor yang satu ini teramat lemot. Seharian ngetik baru dapet 1 bab, hiks 🙈
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like 👍
Beri komentar
Rate 5
Gift atau vote jika berkenan mendukung author agar tetap berkarya
Trimakasih dan banyak cinta ❤😘