Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab4
Semerbak wangi kue menyeruak di ruangan 6x6 meter itu...
Seorang gadis dengan rambut bergelombang sedang mengemas dan memanggang cookies cookies istimewa sebelum matahari terbit.
"Ahhhh... akhirnya selesai sebelum subuh, kini tinggal di dikemas sebelum dikirim." gumam gadis cantik berkacamata itu..
dia adalah Bening Larasati, wanita berusia 20th itu sudah sibuk sebelum karyawan nya datang.
Hari-hari Bening adalah menjual kue, roti dan cake, yang terkenal dari tokonya adalah aneka kue keringnya, meski bentuknya hampir sama dengan bentuk kue pada umumnya, namun kue buatan Bening memiliki citra rasa yang berbeda dari kue diluar sana, itu yang membuat kue kering Bening laris dipasaran dan setiap harinya mendapat pesanan dengan jumlah yang besar.
Ini terakhir kali Bening membuat kue kering, setelah ini, dia akan libur hingga batas waktu yang belum ditentukan satu minggu lagi dia akan menikah dengan pacarnya, yang sudah menjalin hubungan dengan nya sejak di sekolah menengah atas.
Jam menunjukkan pukul 7:00 karyawan bening mulai berdatangan.
"Pagi mba!!" sapa mereka.
Bening terseyum lembut dan hangat mendapat sapaan para karyawan nya.
Bagian pengiriman, kasir, dan dapur berbeda, Bening adalah bagian khusus dapur karena Bening adalah owner sekaligus kokinya.
" Saya berangkat mengantar ya mba!!" teriak salah satu anak buah Bening.
Bening mengacungkan jempol nya keatas, senyum dibibir gadis itu tak pernah surut, membuat semua pekerja betah bekerja dengan bos sebaik dan sesabar Bening.
Hari semakin siang, banyak pelanggan yang mulai berdatangan, Bening juga mulai sibuk dengan kegiatan nya untuk membuat mocca cheese button cookies, kue yang berbentuk kubah masjid itu membutuhkan kesabaran dan ketelitian, tidak bisa sembarang bikinnya.
Waktu pemanggangan yang lama dan kestabilan suhu oven itu kunci kesuksesan kue kering itu..
Saat semua telah selesai Bening hendak membuka oven miliknya, namun tiba-tiba Bening terpeleset, saat wanita itu hendak berdiri Bening seperti melihat tubuh sang pacar jatuh menimpanya.
Refleks Bening membentengi dirinya dengan tameng kedua tangannya, namun beberapa menit berlalu Bening tidak merasakan sesuatu menimpanya.
Bening membuka kelopak matanya yang tadi sempat tertutup, bingung, itu yang dirasakan oleh gadis itu.
Jelas nyata tadi Bening melihat tubuh sang kekasih terhempas dan terpelanting akan menimpanya.
Tiba-tiba perasaan Bening jadi gelisah, pikirannya melayang kepada sang kekasih.
Dengan tergesa-gesa Bening meraih ponselnya, saat hendak menghubungi seseorang, justru ponselnya berdering duluan dan perasaan gadis itu terlihat lega saat orang yang akan dihubungi nya ternyata menghubungi nya duluan.
Wajah ceria itu berubah menjadi shock saat gadis itu mengangkat panggilan dari ponselnya.
Gadis cantik itu beberapa kali menggeleng gelengkan kepalanya, cairan bening menetes di pipinya.
Tangan kirinya membungkam bibirnya rapat, seolah menutupi isakan yang akan keluar dari bibir lolos begitu saja.
Beberapa saat gadis itu ambruk tak bertenaga, karyawan yang melihat begitu panik dan segera membawa gadis yang tak lain adalah atasan mereka itu kesebuah rumah sakit terdekat.
1 jam tak sadarkan diri, Bening akhirnya membuka matanya, semua keluarga nya telah berkumpul di ruangan itu.
Semua memandang Bening dengan tatapan kasihan dan iba.
Gadis itu memberanikan diri untuk menatap wajah kedua Kaka kandungnya.
Kedua Kakanya pun memiliki binar mata yang sama dengan mereka semua.
"Tidaaak!!!" gadis itu berteriak lantang, "ini bohong!! kabar itu bohong, kak Damian tidak kenapa-kenapa kan kak??"