NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah Ke Ibukota

Tepat setelah bi Eni menyelesaikan ucapannya, terdengar suara mobil yang datang memasuki halaman rumah. Rara segera melepas pelukan bi Eni, ia segera berlari menuju pintu, dengan harapan yang datang itu adalah papanya.

Rara membuka pintu, matanya menatap 2-mobil yang berhenti tepat di depan halaman rumahnya. Rara kecewa karena itu bukan mobil papanya.

Sepasang suami istri keluar dari mobil pertama. mereka melangkah mendekati Rara.

"Maaf mau cari siapa ya?" Rara menatap 2-orang itu bergantian.

"Kami pemilik baru rumah ini, dan mulai malam ini, kami akan pindah ke sini," jawab wanita yang berumur sekitar 30-tahunan.

Rara terkejut bukan kepalang. "A-apa? Ini rumahku, mungkin kalian salah alamat!"

Pria yang mengaku sebagai pemilik rumah tersebut memanggil asistennya, lalu memperlihatkan surat jual beli yang ia lakukan dengan tuan Dion.

Rara menggeleng, airmata kembali membasahi pipinya. Terbuat dari apa sebenarnya hati papanya itu, Rara belum selesai berkabung, kini ia menerima kenyataan pahit lainnya.

"Bi ... mengapa papa setega ini sama Rara, kita mau tinggal di mana lagi, Bi!" isak Rara.

Di berkas itu tertera dengan jelas, rumahnya yang ia tempati saat ini sudah berganti nama. Bi Eni hanya terdiam, yang bisa ia lakukan hanya memeluk putri majikannya itu, cobaan ini memang terlalu berat bagi Rara.

Melihat Rara menagis terisak dalam pelukan bi Eni, pemilik baru rumah itu merasa iba, ia mengajak Rara masuk ke dalam. Ya, Rara kini dipersilahkan masuk oleh orang asing, ke dalam rumahnya sendiri.

Mereka pun menceritakan bagaimana tuan Dion menjual rumah ini. Bi Eni juga menceritakan apa yang terjadi dengan keluarga Rara. Karena hari sudah larut malam, pemilik rumah baru ini berbaik hati, mereka mengizinkan Rara dan bi Eni menginap.

Rara kembali ke kamarnya, ia merebahkan diri di tempat tidur, yang sudah ia tempati sejak kecil. Malam ini akan menjadi malam terkahir Rara tidur di kamar ini, Rara memandangi seisi kamarnya dengan perasaan teriris.

Tapi Rara tak lagi menangis, ia sudah terlampau kecewa dengan perlakuan papanya, hatinya terasa membeku karena perbuatan tuan Dion.

Rara berjanji pada dirinya sendiri, untuk membalas perbuatan papanya, tuan Dion sudah tidak menganggap dirinya sebagai anak, begitu juga dengan Rara, ia menguatkan dirinya, Rara tidak akan lagi mengharapkan papanya, dan berjanji pada diri sendiri, apapun yang terjadi ia tak akan lagi mengadu pada tuan Dion.

Setelah memikirkan matang-matang pada malam harinya, Rara memutuskan untuk merantau ke ibukota. Tak ada gunanya lagi ia berlama-lama di sini, Dia sudah tidak punya siapa-siapa di sini.

Pagi harinya Rara dan bi Eni sarapan bersama pemilik rumah baru. Mereka bisa melihat kesedihan dalam diri Rara.

Istri pemilik rumah menatap Rara, ia sadar gadis malang itu sudah tak lagi memiliki siapa-siapa.

"Kamu bisa tetap tinggal di sini, kami tidak akan keberatan, kamu bisa anggap kami seperti keluargamu, anggap kami seperti  saudaramu," ujar istri pemilik rumah, yang langsung mendapat anggukan dari suaminya.

"Terima kasih kakak berbaik hati, tapi aku sudah mutusin untuk pindah dari sini, itu akan lebih baik," sahut Rara pelan.

"Kamu mau tinggal di mana?"

"Aku akan pindah ke jakarta, di sana ada temanku, kebetulan dia memiliki usaha kecil-kecilan. Dia menawariku untuk bekerja di perusahaannya," sahut Rara.

Rara berbohong, ia sebenarnya tidak memiliki teman di ibukota, ia berniat mengadu nasib, menjauh dari papanya. Tinggal di kota ini hanya akan membuat dirinya terus-terus teringat perlakuan kejam tuan Dion.

"Ya sudah, keputusan ada di tanganmu! Tapi jika kamu kesusahan di sana, kamu boleh kembali ke sini. Kamu bisa tinggal di sini dan bekerja di perusahaan saya," ujar sang suami.

Rara menganggukkan kepala, ia merasa terharu dengan kebaikan sepasang suami istri itu, padahal mereka baru saling mengenal.

Istri pemilik rumah mengalihkan pandangan pada bi Eni. "Kalau bibi gimana?" tanyanya.

Bi Eni terdiam, ia hanyalah wanita sebatangkara, ia sudah bekerja sebagai asisten rumah tangga keluarga Rara selama bertahun-tahun, bi Eni melirik Rara, ia berharap Rara akan membawanya serta.

"Bisakah bibi ikut sama Non?" tanyanya pada Rara.

Rara terdiam ia tidak tahu harus menjawab apa, bi Eni adalah satu-satunya keluarga bagi Rara sekarang, ia merasa tidak tega meninggalkan bi Eni. Tapi ia juga tidak mungkin membawa bi Eni, karena kehidupannya di jakarta pun belum jelas akan seperti apa.

"Bibi boleh tinggal di sini, dan bekerja pada kami," ujar pemilik rumah memecah keheningan antara bi Eni dan Rara.

Rara menghela napas berat, mungkin meninggalkan bi Eni di sini akan lebih baik, dari pada harus membawanya dalam keadaan yang belum pasti.

"Bibi di sini saja untuk sementara. Rara janji, jika kehidupan Rara sudah membaik nanti, Rara akan menjemput Bibi," ujar Rara dengan berat hati.

Mau tidak mau bi Eni harus menyetujui perkataan Rara, memang tidak ada pilihan lain, ia akan bekerja di sini dengan majikan baru, mungkin untuk sementara.

Pagi itu Rara berangkat ke bandara dengan di antar supir pemilik rumah.

"Hati- hati di sana, Non! Jaga diri baik-baik!" Bi Eni memeluk Rara dengan ber-urai air mata, Entah akan bertemu lagi atau tidak di kemudian hari, tidak ada yang tahu.

Tak lama kemudian, petugas bandara mengumumkan bahwa pesawat akan segera boarding keberangkatan, inilah detik-detik Rara berpisah dengan asisten tangga, yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri itu.

***

Rara tiba di jakarta, ia menginap di hotel untuk sementara. Rara segera mencari kontrakan melalui media online, ia pun mendapat sebuah rumah kontrakan di pinggiran ibukota.

Keesokan hari Rara keluar dari hotel dengan membawa semua barang-barangnya, taksi yang ia pesan sudah menunggu di depan hotel.

Rara tiba di depan kontrakan yang akan di sewanya, pemilik kontrakan tersebut sudah menunggu kedatangan Rara.

"Mbak Rara, ya?" tanya pemilik kontrakan.

"Benar, bu!"

"Mari saya antar ke dalam, rumahnya sudah dibersihkan, dan sudah bisa ditempati," ucap pemilik kontrakan.

Rara mengikuti pemilik kontrakan itu, di sinilah sekarang ia akan menetap untuk sementara.

"Beginilah keadaan rumahnya, jadi atau tidaknya, itu tergantung Mbak Rara sendiri," ujar sang pemilik kontrakan, setelah mereka mengelilingi rumah tersebut.

Rumah kontrakan ini memang sederhana, tapi suasananya cukup nyaman, Rara merasa cukup dan sutuju untuk mengontrak di sini, lagipula Rara tidak ingin terlalu pilih-pilih kontrakan, ia harus menyesuaikan dengan keuangannya saat ini.

"Jadi, Bu. Saya mau!" Rara mengeluarkan uang dari tasnya, untuk membayar uang sewa kontarakan yang akan ia tempati.

Setelah menjelaskan beberapa hal mengenai rumah itu, pemilik kontrakan pun pamit.

Rara merebahkan diri di kamar barunya, ia beristrihat sejenak. Setelah itu Rara pun menyalakan laptopnya, ia mencari lowongan pekerjaan, yang ada di iklan media online.

Rara memang harus secepatnya mendapat pekerjaan, uang tabungannya tak lagi banyak, bahkan ia benar-benar harus berhemat saat ini.

Rara menemukan beberapa perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan. Rara menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan, Dia akan memasukkan lamaran ke semua perusahaan itu.

"Semoga saja aku diterima di salah satu perusahaan itu," gumam Rara, ia menyusun beberapa map berisi surat lamaran di atas meja, sebelum kembali beristirahat.

Bersambung.

Jangan lupa likr, vote dan komen ya!

Terima kasih!

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!