Wati seorang istri yang diperlakukan seperti babu dirumah mertuanya hanya karena dia miskin dan tidak bekerja.
Gaji suaminya semua dipegang mertuanya dan untuk uang jajannya Wati hanya diberi uang 200ribu saja oleh mertuanya.
Diam-diam Wati menulis novel di beberapa platform dan dia hanya menyimpan gajinya untuk dirinya sendiri.
Saat melahirkan tiba kandungan Wati bermasalah sehingga harus melahirkan secara Caesar. ibu mertua Wati marah besar karena anaknya harus berhutang sama sini untuk melunasi biaya operasi Caesar nya.
Suaminya tidak menjemputnya dari rumah sakit. saat Wati tiba dirumah mertuanya dia malah diusir dan suaminya hanya terdiam melihat istrinya pergi dengan membawa bayinya.
Bagaimana nasib Wati dan bayinya? Akankah mereka terlantar dijalanan ataukah ada seseorang yang menolong mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Dony menepati janjinya. Dia meninggalkan rumah ibunya dan menyusul istrinya di hotel.
Dia bahagia ketika melihat istri dan anaknya yang di baringkan di kereta bayi menyambutnya. Wati mengambil bungkusan makanan di meja lobby dan menyerahkannya pada suaminya.
“Ini untuk makan malam kita. Tolong kau bawakan.” Pintanya.
Dony menerima bungkusan itu lalu mengikuti langkah istrinya sambil menyeret kopernya.
Mereka masuk kedalam kamar hotel mereka dan Dony meletakkan kopernya di sudut kamar.
“Kopermu tidak usah dibongkar toh besok kita sudah pindah ke apartemen kita. Kita akan check out pagi dan sekalian pindah dari sini sehabis breakfast. Lokasi apartemen kita malah tidak terlalu jauh dari kantormu.” Kata Wati.
“Ini untukmu ayo kita makan.” Ajak Wati.
“Aku sudah makan dirumah ibu. Kau saja yang makan dek. Kalau masih lapar makanlah bagianku. Ibu yang menyusui harus makan yang banyak.” Kata Dony.
“Ya sudah kalau begitu. Aku makan dulu. Mandilah dan ganti piyama tidur. Jangan sentuh anakmu kalau kau belum bersih.” Kata Wati.
“Iya dek aku akan mandi sekarang.” Sahut Dony sambil membuka kopernya dan mengambil piyama tidurnya.
Wati sudah selesai makan saat suaminya selesai mandi.
Dony melihat anaknya dan pelan-pelan mengusap pipinya dengan lembut. Ini kali pertama Dony melihat anaknya setelah keluar dari rumah sakit.
Wati menyalakan TV dan memilih film action. Dia mengambil bayinya dan mulai menyusuinya sambil nonton TV. Suaminya merasa tersisih tapi dia diam saja dan ikut menikmati tayangan film di tv.
Suasana terasa canggung antara pasangan suami istri itu.
Wati kembali meletakkan bayinya kembali kedalam kereta bayinya lalu membaringkan tubuhnya di sisi suaminya.
Dony ingin menyentuh istrinya tapi dia menepiskan tangan suaminya.
“Kau jangan aneh-aneh. Aku masih masa nifas” kata Wati.
“Maaf aku lupa.” Ujar Dony.
“Ngomong-ngomong besok kita akan pindah kemana dek?”
“Besok kau akan tahu sendiri. Aku sengaja memilih yang cukup dekat dengan kantormu. Hanya kau dan aku yang memiliki akses masuk. Awas kalau kau berani mengajak ibumu masuk ke apartemen ku. Kalau kau merindukan ibumu kau boleh mengunjunginya bahkan menginap di rumahnya bukan dia yang kemari menemuimu.”
“Tolong maafkan ibuku dek bagaimana pun juga dia adalah mertua mu. Kau harus berbakti juga sebagai menantu.” Ucap Dony.
“Siapa bilang menantu punya kewajiban berbakti kepada mertua? Hanya anak yang wajib berbakti kepada orang tuanya tapi menantu tidak ada kewajiban apa-apa. Bukankah ibumu sendiri yang mengatakan kalau menantu itu orang lain yang kebetulan dinikahi anaknya?” tegas Wati.
“Jangan coba-coba nglunjak ya. Sekali saja ibumu berhasil masuk ke apartemen ku bukan cuma ibumu yang aku usir tapi kamu juga aku tendang keluar selamanya.” Ancam Wati.
“Kenapa kau sangat berubah dek, selama ini kau adalah istri yang penurut dan tidak pernah mengeluh apalagi pembangkang.” Keluh Dony.
“Ibu mu sendiri yang membuatku berubah, sudah tahu punya menantu penurut, selalu menerima apapun yang diperintahkan, ga pernah protes walaupun hanya diberi uang 200 ribu setiap bulan. Masih mau serakah, suruh ganti uang operasi Caesar dan ngatain anakku anak sial? Jangan harap bisa menginjakku lagi” Ketusnya.
“Ibumu itu harus mulai belajar ikhlas kalau anak laki-lakinya berani memperistri anak orang ya harus bertanggung jawab menafkahinya. Prioritas utamanya adalah kecukupan istri dan anaknya baru ibunya.” tegas Wati.
“Sudahlah jangan berdebat lagi bikin pusing saja.” Wati menyudahi debat kusir nya dan membelakangi suaminya.
Pagi itu mereka bersiap-siap untuk check out. Mereka breakfast bersama lalu balik ke kamar untuk mengambil barang-barang dan segera check out.
Wati memesan taxi online, setelah taxi online tiba mereka segera meluncur ke apartemen mereka.
Dony terperangah setelah tahu dimana apartemen itu. Itu adalah hunian eksklusif yang keamanannya terjamin dan fasilitasnya lengkap.
Wati turun dan diikuti oleh suaminya yang membawa banyak barang.
Sesampainya di apartemen Dony melihat sekeliling apartemen yang disewa oleh istrinya dia terkagum-kagum dan sejenak merasa sangat beruntung bisa tinggal di apartemen mewah itu. Selama ini dia tinggal dirumah sederhana milik orang tuanya.
Dony orangnya cukup pintar bekerja di sebuah kantor pemasaran property berawal dari nol sehingga menjadi pegawai tetap. Prestasinya cukup bagus namun karena yang mengatur keuangan nya adalah ibunya Dony tidak memiliki tabungan sedikitpun sehingga terpaksa berhutang sana sini untuk biaya operasi Caesar istrinya.
Akhirnya bisa damai