Di daratan yang sangat luas, terbentang lima benua besar yang memiliki ratusan penguasa. Masa dimana peperangan antar kerajaan di mulai, masa dimana penguasa berambisi menguasai daratan. Perang, politik, birokrasi, kekuatan, kekuasaan, romance, dan sejarah peradapan menyatu dalam kisah ini.
ini hanya cerita fiksi belaka, imajinasi yang beradu dengan sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps - 35
[Perbatasan Wilayah Andorra - Florensia]
Barisan pasukan ratusan ribu prajurit sedang bersiap-siap menyerbu camp pertahanan Andorra. Setiap baris pasukan itu berdiri bendera merah logo kerajaan Florensia.
Jenderal Arga memimpin langsung penyerangan itu. Ia membawa kurang lebih 140rb prajurit untuk melumpuhkan camp pertahan Andorra.
Disisi bukit sebelah utara, prajurit pengintai Andorra, terkejut melihat ratusan ribu pasukan siap tempur disana.
"Cepat, sampaikan ini kepada Panglima."
"Baiklah."
prajurit itu langsung bergerak menuju titik pengintaian dan langsung menyuruh mereka bergerak dengan cepat.
Informasi terus di berikan oleh prajurit pengintai untuk memberitahu pergerakan musuh. Dan informasi itu pun sampai di meja Herry.
"Siapkan pasukan sekarang."
"Laksanakan perintah"
30rb pasukan disiapkan untuk menghalau serangan 140rb prajurit musuh. Itu jauh dari kata sebanding, sedangkan prajurit bantuan berjumlah 40rb masih dalam perjalanan.
Karena di dalam camp tidak ada tembok khusus seperti benteng, dan hanya di buat dengan pagar kayu yang mengelilingi camp, Herry sudah menyiapkan Abatis.
Abatis adalah Batang kayu besar ditebang dan disusun dengan ujung runcing menghadap keluar, untuk menghambat kavaleri atau kendaraan kereta.
Herry juga sudah menyiapkan balok kayu panjang, yang sudah dipasang jeruji besi di setiap sisi balok kayu. Mungkin jumlah nya tidak seberapa, tapi cukup menghalau serangan sementara.
....
Beberapa jam kemudian, Suara keras dari kaki pasukan Florensia sudah mulai terdengar. Prajurit Andorra mulai gemetar ketakutan, mereka merasa tidak bisa menahan serangan itu dengan jumlah yang tidak seimbang.
Herry pun mengangkat senjatanya lalu berteriak.
"Mereka datang untuk merampas hak kita semua. Mungkin jumlah kita tidak sebanding, tapi percayalah, mereka tidak punya strategi pasti. Kita sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan mereka. Dan saat itulah kemenangan ada di tangan kita." teriak Herry
"HOOOOOOO" teriakan para prajuritnya.
Herry mengatur posisi prajuritnya sudah sangat matang. 20rb prajurit berada di garis depan, tepatnya berada di belakang Abatis. Semua prajurit disana, di lengkapi dua senjata, pedang dan tombak.
Lalu, 10rb prajurit lainnya, disiapkan digaris belakang sebagai pemanah. Xerone sebagai komando garis belakang, membuat dua bagian untuk prajurit pemanah.
Separuh untuk mengisi panah, separuh lagi untuk melepaskan anak panah. Dan saat ini, persiapan mereka sudah benar-benar matang dan siap tempur.
Ratusan Prajurit Florensia sudah berbaris tepat di depan Abatis. Mungkin jaraknya sekitar 400 meter. Lalu seseorang bergerak kedepan dengan menunggangi kuda melewati puluhan ribu prajurit.
"Hm, mereka seperti meremehkan kami. Mungkin sekitar 30rb prajurit saja. haha, ini benar-benar sangat mudah. Tidak kusangka mereka selemah ini." kata Arga dalam hati.
Herry pun bergerak maju dan berhadapan dengan Arga. Disana mereka membicarakan negosiasi agar serangan itu tidak terjadi.
"Tidak kusangka, kau membawa kekuatan tempur yang sangat besar hanya untuk melumpuhkan Camp pertahanan paling lemah." kata Herry
"Hahaha, aku juga tidak menyangka, kalian akan bertahan hanya dengan 30rb prajurit saja. Apa kau yakin ingin melawan kami dengan kekuatan seperti ini.?"
"Kalau menghitung jumlah, memang ini tidak sebanding dengan kekuatan kalian. Tapi kami tetap akan mempertahankan camp ini walau serangan terjadi." sahut Herry.
"Hahaha, apa kau mau bernegosiasi.? cukup serahkan semua logistic kalian. Dan kami akan mundur dari sini."
"Hahaha, itu lucu sekali."
Raut wajah Arga pun langsung berubah seketika.
"Apa yang lucu, aku memberikan tawaran untuk mencegah serangan. Jadi lebih baik kau menyetujuinya dari pada Andorra mengalamai kekalahan telak."
"Hm, apa kau akan mundur ke ibu kota kalau semua logistic aku serahkan.?" sahut Herry
Arga hanya terdiam seribu bahasa disana.
"Melihat ekspresi mu itu, sepertinya tidak mungkin kan. Dan kalian bisa saja menyerang sewaktu-waktu saat kami sudah kehilangan pasokan." kata Herry
"Mungkin negosiasi ini tidak perlu ada sejak awal. kalau begitu, semoga kalian mampu menahan rasa sakit saat Andorra runtuh."
Arga pun langsung bergerak kembali kedalam pasukannya.
"Ya, mungkin juga itu sebaliknya."
Herry pun kembali ke Barisan belakang pasukannya. Lalu, ia menghampiri Xerone.
"Sepertinya mereka ingin merasakan serangan kejutan."
....
TOOOTT. suara terompet terdengar cukup keras, tanda penyerangan akan di mulai. Kedua belah pihak bertaruh dengan waktu, siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah.
Arga mengangkat senjatanya. Lalu ia menghirup nafas panjang. dan...
"SERAAANG"
"HOOOOOO" semua prajurit Florensia pun menyerang secara bersamaan. Tidak ada strategi pasti, tidak ada pembagian tugas yang jelas.
Dalam pikiran Arga, ia hanya perlu menyerang dan menyapu bersih Barisan musuh yang ada didepannya.
Xerone langsung memerintahkan pasukan pemanah. Dalam sekejap saja, ribuan panah pun di lepaskan menghujani medan perang.
SIUUU. prajurit Florensia langsung tertegun melihat panah-panah yang ada di atas mereka. Sebagian ada yang membuat perisai, ada juga yang berhenti untuk menghindari jangkauan anak panah.
PIU PIU, SRAK SRAK SRAK.
"Uharg", " Aarg". Ribuan prajurit langsung tumbang seketika. Dan panah-panah itu terus berdatangan tanpa henti. Meskipun begitu, masih banyak prajurit yang berlari sambil menghindari serangan itu.
"Dari mana mereka mendapatkan anak panah sebanyak itu.?" kata Arga serius.
Bukan hanya itu saja, Klain yang sejak awal berada di Barisan paling depan. Menghempaskan sebuah petir dan menyebar kesegala arah.
"HOAA, Rasakan ini."
TRETT ZZZZ.
"AAAAAHH" serangan itu membuat pasukan garis tengah Florensia benar-benar lumpuh total, bahkan tidak ada prajurit yang berani melewati jangkauan itu.
Arga pun tidak bisa tinggal diam. Ia mengeluarkan bola api yang cukup besar.
BLARSS "HOAAAAAA" lalu ia melempaskan bola api itu.
"Sial, mereka punya Jenderal yang berbakat juga." kata Klain.
Panah-panah yang menghujani medan perang, hampir tersapu bersih dengan bola api itu. Klain pun tiba-tiba berada di atas untuk menghalau Bola itu.
"Cukup sampai disini."
TREET, BRDMM. ledakan besar pun terjadi disana. Xerone langsung melancarkan serangan panah lagi untuk menghambat pergerakan musuh.
Yang terjadi di medan perang itu adalah, Pasukan Florensia hanya berlari kedepan tanpa ada bantuan serangan jarak jauh. Dan pasukan Andorra melancarkan serangan jarak jauh terus menerus.
Dari kondisi keduanya, tentu pasukan Andorra sangat di untungkan. Bahkan sudah lebih dari 20rb prajurit Florensia tumbang disana hanya dalam waktu beberapa menit saja. Sedangkan disisi Andorra, tidak ada korban sama sekali.
Itu membuat Arga terkejut, prajuritnya belum menyentuh Abatis, tapi langsung tewas. Bahkan beberapa prajuritnya juga menahan diri untuk melangkah maju.
"Sialan, kita harus bergerak cepat. jika seperti ini terus, kita bisa habis dalam waktu dekat." kata Arga dalam hati.
"Aku Perintahkan para komandan, halau serangan panah-panah itu dengan Aura kalian."
"Laksanakan perintah."
Mereka langsung bergerak dan membuka jalan bagi para prajuritnya.
SIU SIU SIU Beberapa bola api kecil di kerahkan untuk serangan balasan. Itu membuat prajurit pertahan Andorra sedikit khawatir.
"Xerone bantu Klain menghalau serangan itu." perintah Herry.
Tanpa pikir panjang, Xerone pun langsung berlari dan maju kedepan. Lalu, tiba-tiba lingkaran api keluar dari belakang Xerone. Dan dari lingkaran itu, keluarlah batu api yang sangat banyak.
"HOAAA." PIU PIU PIU.
Batu api itu pun, menghujani Bola-bola api yang ada di atas udara, ledakan pun terjadi di mana-mana. BRDM BDRM.
Bahkan, sisa-sisa batu api juga menghujani para prajurit Florensia. Serangan yang di luncurkan Xerone itu benar-benar sangat efektif untuk menahan prajurit musuh.
Panah-panah pun mulai di luncurkan lagi, itu membuat kolaborasi serangan, batu api, ribuan panah, dan petir. Membuat prajurit Florensia ketar-ketir.
....