Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 6
DI TENGAH ARENA, BERDIRI KAEL DAN DARREN BERHADAPAN.
Suasa arena seketika senyap ,mata mereka hanya fokus ke arah Kael dan Darren yang saling berhadapan menunggu Instruktur memulai Ujian.
"MULAI!!" Ucap instruktur itu dengan keras.
Dalam gerakan cepat Darren menerjang Kael dan menebaskan pedangnya lurus, Kael secara cepat bergerak ke belakang dan memutar tubuhnya secara penuh, Kakinya melayang sehingga tumitnya mengenai pelipis kiri Darren
DUGHH!!
Darren terlempar ke samping sedikit sempoyongan dengan tendangan itu,Mata para siswa lainnya membelalak melihat apa yang di lakukan Kael.
Darren menggeram kesal dia menerjang ke arah Kael bersiap menebas Kael dengan pedang di tangan kanannya sementara itu tangan kirinya membuat lingkaran sihir dan mengeluarkan sihir api.
"FIREBALL." Ucap Darren dengan keras.
Beberapa bola api segera meluncur ke arah kael dengan cepat, Kael yang melihat itu sedikit terkejut.
"Sial..." Kael mundur dan membuat perisai Es dengan cepat menghalangi Bola api itu.
BOOMMM!!
Suara hantaman bola api yang menghantam perisai es milik kael dengan keras, lalu dari sisi kanan, muncul Darren yang menebaskan pedangnya dengan cepat , Kael segera menghindar dari tebasan yang nyaris mengenai lehernya lalu menendang ke atas menghantam dagu Darren dengan keras membuat darah menyembur sedikit dari mulut Darren.
DUGHH!!!
Darren terlempar melayang ke belakang dan terjatuh pandangan sempat menghitam tapi dia segera bangkit dan menatap Kael dengan benci dan marah "KAU!!!....AKU TIDAK AKAN MENAHAN LAGI."
Kael menatap Darren deangan tenang dan berbicara dalam hati "Aku harus menggunakan Bela diri lain ,ini akan mulai menjadi sulit."
lingkaran sihir besar berwarna merah muncul dari tangan Dareen membuat seluruh orang terkejut, Kael tersadar dari lamunannya.
"FIRE SPEAR." Mantra sihir terucap dari mulut Darren.
SWUSSHH!!!
Suara sihir yang melesat cepat, Kael tidak berlindung tapi dia justru mengeluarkan sihir api yang kurang lebih sama seperti Darren karna menirunya tapi sihir miliknya itu kurang sempurna.
BOOOSHHHH!!!
Sihir mereka beradu satu sama lain membuat pusaran api panas di tengah Arena,Para murid melihat dengan kagum dan para instruktur mulai sedikit waspada karna kekuatan ledakan dari sihir mereka berdua bisa di bilang kuat.
Semua orang entah menyadari atau tidak tetapi Claris yang sedari tadi memperhatikan Kael dia menyadari bahwa Kael bisa mengeluarkan sihir tanpa merapal mantra, mata Claris menyipit tapi dia hanya diam dan bergumam "Semua orang di sini buta atau pura-pura bodoh? mereka tidak melihat Kael bisa mengeluarkan sihir tanpa merapal."
Pusaran api itu perlahan mereda lalu Darren menerjang Kael sekali lagi , Kael menghindari setiap tebasan dan tusukan dari Darren.
Kael segera menahan pergelangan tangan Darren dengan kuat lalu dengan cepat memutar tubuhnya ke samping dan menarik lengan Darren
BRAAKHH!!
Darren kaget saat tubuhnya terangkat dan menghantam lantai dengan keras "Ughhhh!!" pedang darren jatuh.
Seluruh orang melihat dengan kagum dan ada juga ada yang melihat dengan ngeri , para instruktur sihir justru malah tertarik.Darren segera bangkit ingin mengambil pedangnya tapi Kael menendang pedang itu menjauh
BUGHH!! BUGHH!!
Dua pukulan Kael mendarat di wajah Darren dengan telak ,Darren membalas melayangkan tinjunya tapi di hindari oleh Kael.
Tinju Kael menghujani Darren tanpa henti dengan pukulannya menghantam Wajah,tulang rusuk , perut dan bahkan uluh hati. Setiap orang melihat itu dengan kengerian bahkan Claris saja sampai menganga.
Darren mundur terbatuk-batuk ketika pukulan Kael mengenai uluh hatinya lagi, Darren ingin merapal mantra tapi Kael menghantam mulutnya membuat dia tidak bisa berkata apa-apa. Darren yang mulai melemah Mulai sempoyongan dan hampir nyaris terjatuh
Kael memfokuskan mananya ke seluruh tangan kanannya dan melayangkan tinjunya itu tepat ke arah Darren
BOOMMM!!
Pukulan Kael tertahan oleh sihir penghalang milik instruktur yang membuat suara ledakan keras.
KRAKKK!!!
semua orang membelalak bahkan para pengajar sihir saja sampai berdiri dari kursi mereka melihat sihir penghalang milik instruktur retak dan hancur.
"CUKUP!!" Kata instruktur itu dengan keras dan setengah terkejut melihat sihir pelindung nya hancur.
Darren jatuh terlentang tak sadarkan diri , seluruh mata melihat ke arah Kael dengan kagum mereka bersorak untuk Kael dia bisa mengalahkan salah satu putra bangsawan terkuat 'Darren Thorn' ia tergeletak.
"Pemenangnya,Kael!!" Instruktur itu masih sedikit terkejut.
Kael tidak tau bereaksi bagaimana dia hanya tersenyum matanya secara spontan melihat ke arah Claris yang melihatnya dengan sedikit keterkejutan, Kael memberikan senyumnya ke Claris sehingga seketika membuat pipinya memerah, Claris segera memalingkan pandangannya.
Tanpa adanya peringatan, sengatan pusing menghantam kepala Kael dengan hebat bahkan lebih parah dari biasanya karna Kael mengeluarkan mana secara berlebihan di pukulan terakhirnya yang dimana itu membebani tubuhnya ,Kael langsung jatuh tak sadarkan diri, seluruh orang terkejut bahkan Claris tanpa sadar meneriakkan nama Kael, instruktur langsung memanggil medis danembawa Kael serta Darren ke ruang perawatan akademi.
BEBERAPA JAM BERLALU.
Kael mulai membuka matanya,pusing di kepalanya masih berdenyut hebat.
"Agh... penyakit sialan!!" ucap kael dengan kesal.
"Bagaimana keadaanmu?" suara itu terdengar dan munculah Claris di depan Kael.
Kael mendongak dan melihat Claris "Sudah agak mendingan, terimakasih telah bertanya."
"Bagaimana dengan ujiannya?" Tanya Kael
Claris menghela nafas "Yah...ujiannya sudah selesai satu jam lalu, bahkan aku mendapatkan lawan yang mudah...aku saja sampai tidak perlu menggunakan sihir terkuat ku dan itu sangat menjengkelkan!!!." Ucap Claris dengan kesal salah satu pipinya sedikit menggembung.
Kael menahan tawa melihat sisi Claris yang ini.Claris melotot ke arah Kael dengan tatapan membunuh tapi dia segera menghela nafas mencoba menenangkan diri.
"Kael...jika kamu gak keberatan aku ingin bertanya."
"Tanyakan saja." Ucap kael sambil melihat ke Claris
"Kau...entah para siswa atau para pengajar menyadari hal ini atau tidak , tapi kau menggunakan sihir mu tanpa rapalan kan?." Tanya Claris sedikit gelisah
Kael seketika membeku dia lupa untuk pura pura mengucap rapalan saat menggunakan sihirnya karna dia tadi terlalu tersulut emosi ke Darren.
"Ah...soal itu... seperti yang kau lihat sendiri tadi." Kael berkata dengan pelan.
"Bagiamana kau bisa melakukan itu?asal kamu tau saja tidak ada penyihir yang bisa menggunakan sihir tanpa rapalan bahkan penyihir kelas atas saja tidak bisa melakukan itu." kata Claris dengan terkejut.
"Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa melakukannya tapi...aku mohon Claris aku akan melakukan apa saja tapi jangan bocorkan hal ini ke orang lain." Kael menatap Claris dengan tajam.
Pipi Claris memerah saat Kael bilang 'akan melakukan apa saja' kepada dirinya "Tanpa kau minta pun aku tidak akan memberitahu orang lain...dan juga teknik bertarung apa itu?aku tidak pernah melihatnya."
Kael mengangkat alisnya "Uh....soal itu mungkin kau bisa beranggapan itu teknik yang hanya sedikit orang tau ,anggap saja begitu."
Claris menatap Kael dengan tidak percaya "Kau pikir aku akan percaya?"
"Sejujurnya tidak." Kael menjawab "Anggap saja Teknik itu adalah teknik yang ku kuasai sendiri,puas?"
Claris menggelengkan kepala "Tidak aku masih tidak akan percaya padamu tapi... sudahlah aku anggap saja kau benar, aku malah penasaran kenapa kau bisa jatuh pingsan ? kau bahkan tidak terluka sama sekali saat melawan Darren sialan itu."
Kael menghela nafas "Aku punya penyakit bawaan dari kecil...tidak ada yang tau penyebabnya apa tapi yang pasti kepala ku terkadang tanpa sebab suka pusing, biasanya aku masih bisa menahannya tapi tadi karna aku menggunakan mana ku saat pukulan terakhir itu...itu sangat membebani tubuh ku jadi seperti yang kau liat ,aku pingsan karna tidak bisa menahan rasa sakitnya."
Claris mengangguk sedikit prihatin "Tapi tadi pukulan mu bahkan bisa menghancurkan sihir pelindung instruktur lho ,itu jelas jenis sihir penguatan tubuh,dan itu biasanya hanya bisa di lakukan oleh ksatria dan beberapa orang saja."
"Yahh...kau bisa anggap seperti itu." ucap kael.
Ruangan itu seketika hening ,Claris masih melirik ke Kael jelas mulai tertarik dengannya sementara Kael sibuk mengutak-atik kemejanya tanpa menyadari pandangan itu.
"Oh ya..kapan pembagian kelas?" tanya Kael.
Claris mencoba mengingat-ingat apa yang di katakan instruktur tadi di tengah arena saat ujiannya selesai "Mungkin dua hari lagi jadi besok kita bisa istirahat, kata instruktur begitu."
Kael mengangguk dan frustasi "Aghh...kenapa gak hari ini saja pembagian kelasnya biar langsung di bagi asrama para murid...aku tidak tau harus tidur dimana malam ini."
Claris mengangkat alisnya "Kamu tidak punya rumah?"
Kael menghela nafas "Tidak..aku baru pindah ke kerajaan Eryndral ini ,aku biasanya menyewa penginapan tapi tadi pagi batas akhir ku menyewa kamar ,aku pikir pembagian kelasnya di lakukan di hari yang sama setelah ujian diselesaikan."
Claris memainkan jarinya dengan malu-malu, pipinya mulai memerah "Kalau...kau gak keberatan kamu bisa tidur di... mansion yang dibelikan ayah ku tidak jauh dari sini...aku hanya tinggal sendiri dengan para beberapa pelayan yang di pekerjaan ayah ku."
Kael menatap Claris jelas tidak percaya hal ini terucap dari mulut Claris mengingat sifat Claris yang ia tau di novel aslinya adalah wanita yang sangat sangat galak"Kau yakin?kenapa kau membiarkan aku menginap di mansion mu ?"
"Ummm..karna aku hanya menginginkan itu lagi pula supaya aku ada teman bicara sampai pembagian kelas dan pembagian asramanya!!!! Jadi?kau mau atau tidak" Kata Claris dengan memaksa.
Kael jelas gak punya pilihan lain ,tidur di jalanan atau memilih menerima tawaran Claris "Baiklah aku menerimanya dan terima kasih"
Claris tersenyum cerah "Ayo kita segera ke mansion ku."
Kael bangkit dari kasur dan berjalan bersama Claris yang tersenyum lebar,Kael jelas masih heran kenapa sifat Calaris sangat amat berbeda dari yang ia tau , di luar akademi kereta kuda Claris dan atau pengawalnya membuka pintu untuk mereka berdua masuk.