Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #06
"Ayo kita masuk!" ajak Zafer seraya meraih tangan Eleanora, dan menuntunnya tiba-tiba membuat gadis itu tersentak.
Eleanora pun terdiam, dan membiarkan tangannya berada di genggaman hangat pria itu.
Seperti sepasang kekasih, mereka berjalan bersama memasuki gedung bertingkat itu. Eleanora menatap lurus ke depan, tidak menyadari jika pria di sampingnya kerap mencuri pandang ke arahnya.
Kini sampailah mereka di sebuah restoran yang terletak di lantai dua.
"Selamat malam tuan, nona!" sapa salah satu staff yang berdiri di belakang meja ketika melihat Zafer, dan Eleanora masuk ke dalam restoran.
Genggaman Zafer akhirnya terlepas, bertepatan itu Eleanora bergerak untuk mundur.
"Malam juga nona. Saya sudah melakukan reservasi meja disini." Balas Zafer dengan senyuman ramah membuat dua staf tersipu malu, salah tingkah.
"Atas nama siapa, tuan?" tanya staff yang berambut pendek dengan senyuman merekah.
"Atas nama Zafer Savas," jawab Zafer.
"Mohon untuk menunggu sebentar." Zafer mengangguk. Pria itu berbalik, mendapati posisi Eleanora berjauhan darinya, seperti sedang bermusuhan. "Kemarilah, Elea."
Eleanora mengerutkan dahinya. "Ada apa? " dengan patuh, Eleanora mendekati Zafer, lalu berdiri disamping pria itu.
"Tidak apa, aku hanya khawatir jika kau akan menghilang dari penglihatan ku." Selorohnya sambil meraih tangan Eleanora. Ia terlihat santai, rasa gugup yang dirasakan tadi, sudah menghilang. Kembali, ia bersikap seperti biasanya.
"Aku bukan anak kecil, Zafer!" Eleanora memprotes, ucapan Zafer seperti mengumpamakan dirinya seperti anak kecil yang harus diperhatikan. Lagipula, ia juga tidak akan pergi kemana-mana karena sudah merasa lapar.
Zafer melipat bibirnya ke dalam mulutnya sebelum ia melaungkan tawanya yang pasti akan membuat Eleanora bertambah kesal dengannya. Ia memerhatikan wajah Eleanora sekarang. Tidak ada ekspresi sama sekali yang ditunjukkan gadis itu, terlihat flat tapi mengagumkan.
Zafer kembali berbalik, menghadap dua staff tadi. "Tuan Zafer Savas, " sebut wanita itu masih menatap pada layar komputernya. "Meja nomer 125, tuan."
"Mari... Ikuti saya, tuan- nona." ucap staff itu melangkah terlebih dahulu memberikan arahan. Zafer, dan Eleanora mengikuti dari belakang.
Ternyata tempat yang di reservasi Zafer, berada di balkon hotel. Eleanora mengedarkan pandangannya, memperhatikan interior restoran dengan konsep kayu, memberikan kesan nyaman.
"Ini meja anda, tuan." Ucap wanita itu sambil menggerakkan tangan ke arah meja berbentuk lingkaran yang berada di samping pembatas, dan dekat dengan panggung.
"Terimakasih, nona!" balas Zafer. Staff yang mengantar mereka pun pergi dari sana.
Zafer melepaskan genggamannya, lalu menarik kursi dari bawah meja untuk Eleanora. "Duduklah Elea."
Eleanora tersenyum kecut. "Perlakuan yang sangat manis tuan Zafer," celetuk Eleanora seraya mendaratkan bokongnya di kursi tersebut. "Terimakasih."
Zafer tersenyum. Kemudian berpindah, menempati kursi di sisi kiri Eleanora dan menghadap ke arah panggung. "Bagaimana? kau menyukai tempatnya?"
Eleanora bergumam "Iya, aku sangat menyukainya. Tapi Zafer... "
Zafer reflek menggapai tangan Eleanora berhasil membuat Eleanora terdiam. "Jangan dilanjutkan, " gumamnya, ia sangat mengetahui jika Eleanora masih merasa sungkan "seperti yang aku katakan tadi saat di rumah sakit, jangan merasa sungkan. Oke!" ucapnya lagi dengan tatapan teduh, berusaha meyakini Eleanora.
Eleanora menghembuskan napasnya. "Zafer aku belum selesai berbicara, dan kau..."
"Sstt," Zafer menekan jari telunjuk di bibirnya, meminta Eleanora diam " jangan banyak protes Elea. Aku yang mengajak mu, so aku yang berhak menentukan tempatnya. Kau tinggal hanya menikmati saja." ucapnya, mengedipkan mata kirinya.
Eleanora mendelik kesal. "Kenapa anda sekarang menjadi pria yang menyebalkan dokter Zafer Savas. Lepaskan tangan anda!"
Dengan berat hati, Zafer memenuhi permintaan Eleanora. Ia pun melepas genggamannya seraya tertawa.
"Selamat malam semua!" sapa Micaela "maaf telah membuat kalian menunggu lama," ucap gadis itu merasa tidak enak hati. Micaela datang menggunakan dress berwana abu-abu. Ia pun langsung menempati kursi di sisi kanan Eleanora.
"Sore tadi, Edward pulang terlambat karena ada pekerjaan tambahan dari atasannya."
"Tidak apa, Micaela, " jawab Zafer tersenyum "lagi pula, kami juga baru sampai."
"Syukurlah."
"Lalu, dimana kekasihmu?" Zafer mengedarkan pandangannya, tidak melihat kekasih Micaela.
"Dia sedang menerima panggilan telepon dari ibunya. Nah, itu dia!" ujar Micaela seraya menunjuk ke arah Edward yang sedang berjalan ke arah mereka. Zafer menoleh.
"Malam semua," Edward menyapa dengan sangat ramah.
"Malam juga, Edward." Balas Zafer, dan Eleanora bersamaan.
Elea?? gumam Edward menatap Eleanora tidak percaya.
"Bagaimana kabarmu? " tanya Zafer seraya mengulurkan tangannya, yang langsung dibalas pria itu. Kedua pria itu berjabat tangan.
"Kabarku baik, dan kau?"
"Aku juga baik, Edward. Duduklah." Perintah Zafer. Pria berasal dari German pun duduk di antara Zafer dan kekasihnya, dan di depannya ada Eleanora yang menjadi pusat perhatiannya. Manik birunya fokus memerhatikan penampilan Eleanora yang terlihat berbeda. Sial, kenapa Elea begitu cantik.
"Bistecca alla fiorentina (steak daging sapi) disini sangat lezat." Ucap Zafer seraya melihat daftar menu makanan. "Kalian ingin memesan apa?" tanya pria itu kemudian.
Eleanora membaca satu persatu menu yang tertera di buku menu makanan, bukan hanya menunya saja tapi ia juga melihat daftar harganya juga. Rupanya, ia sedang mencari harga yang paling termurah. Astaga, untuk sebotol air putih saja harus mengeluarkan uang 1 euro. Yang benar saja? pekik Eleanora dalam hatinya.
"Elea, kau ingin makan apa?" Zafer membuka suaranya lagi.
"Umm," Eleanora bergumam. Entah makanan apa yang ingin ia pesan sedangkan atensinya pada gambar Bistecca alla fiorentina . Makanan khas Italy , yang bahan utamanya dari daging sapi. Ia meneguk salivanya, dari gambarnya saja sudah terlihat lezat sesuai dengan apa yang dibilang Zafer barusan.
Eleanora masih mencari makanan yang termurah. Ck, tidak ada yang murah bestie.
"Samakan saja dengan pesanan anda, dokter." Jawab Eleanora pada akhirnya, ia menutup buku menu dan diletakkannya kembali diatas meja. Dia sudah menyerah, bahkan ia tidak sanggup melihat daftar harga yang tertera di buku itu. Terlebih gambar yang di tampilkan membuat para cacing di dalam perutnya semakin bersenandung ria. Dasar cacing tidak tau malu.
Zafer mengangguk, kini tatapannya beralih ke arah Micaela. "Kau, Micaela mau pesan apa?"
"Aku, dan Edward juga demikian, samakan saja dengan pesanan anda, dokter." Micaela menatap kekasihnya dari samping. "Ya kan sayang?"
Edward yang sedang melirik ke arah Eleanora tersentak. Lalu, ia menoleh, tersenyum memandang Micaela. "Iya sayang." Jawabnya.
"Baiklah, aku akan memesannya." Zafer melambaikan tangannya saat ia melihat pelayan yang baru saja menyelesaikan mengantar makan ke pelanggan. Pria itu berperawakan tinggi besar itu mendekati mereka.
"Selamat malam tuan, nona!"
.
.
.
.
Siap-siap ya... Cogan yang masih tersimpan akan aku keluarkan di next partnya..🤣 Apakah dokter Zafer akan tersingkirkan? 😳
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah